Anda di halaman 1dari 9

Untung Gak Sih Jadi Supir Uber (Taksi)?

Jan 2, 2016 | Admin | Say Somethi ng

Uber sudah menjadi tren baru di bidang transportasi dalam kota. Jasanya yang mirip
taksi, namun dengan suasana berbeda (seringkali bau harum tercium di dalam kabin
mobil), menjadikan Uber menjadi penantang serius jasa -jasa taksi konvensional yang
selama ini dikuasai secara mutlak oleh Taksi Blue Bird.

Memang ada penyedia jasa lain yang mirip Uber, yaitu Grab Car. Namun sejatinya
keduanya sama, hanya beda dalam menentukan tarif. Sehingga tidak terlalu penting
untuk mengulas keduanya, cukup satu saja, yaitu Uber.

Dulu saya pernah membuat artikel “Perbandingan Biaya Memiliki Mobil dengan
Menggunakan Taksi” di tahun 2011. Kesimpulan dari artikel itu adalah memiliki mobil
lebih ekonomis daripada menggunakan taksi apabila jarak tempuh mobil yang kita punya
lebih dari 24 ribu kilom eter per tahun.

Sekarang saya ingin melakukan perbandingan yang hampir mirip, namun dari sisi
sebagai super Uber (taksi). Di perbandingan yang saya lakukan ada beberapa asumsi
yang perlu disepakati terlebih dahulu

1. Pemilik mobil bertindak sebagai supir U ber (taksi)

Asumsi ini untuk memastikan bahwa yang menjadi supir Uber adalah pemilik mobil
sendiri dan bukan orang lain.

2. Hanya biaya yang berkaitan dengan mobil yang dibahas

Asumsi ini untuk memastikan bahwa biaya lain seperti biaya ijin atau pelatihan
pengemudi bahkan biaya kenyamanan dan kemudahan tidak dimasukkan ke dalam
perbandingan.

3. Mobil dapat digunakan full time sebagai Uber atau tidak


Asumsi ini untuk memberikan pendekatan yang lebih sesuai ke keadaan sebenarnya.
Karena bisa saja Uber ini dig unakan secara full time oleh pemilik atau hanya part time
di saat waktu senggang.

Data yang akan digunakan dalam perbandingan adalah data terkini sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015.

Baik mari kita mulai!

Untuk memulai perbandingan, maka kita perlu tahu biaya apa saja yang akan keluar dari
kita sebagai supir Uber.

Beberapa minggu lalu, saya mencoba mendaftar untuk menjadi Mitra Uber (sebutan
untuk supir Uber dari pihak Uber). Tak lama setelah mendaftar saya pun mendapatkan
email pemberitahuan mengenai syarat-syarat pendaftaran. Untuk memudahkan
perbandingan, maka saya akan berikan syarat yang berhubungan dengan kendaraan.
Syarat-syarat itu adalah

1. Asuransi All Risk


2. STNK
3. Kendaraan minimal Toyota Avanza untuk UberX dan Toyota Innova untuk UberBlack
4. Umur kendaraan maksimal 5 tahun

Di dalam perbandingan ini, saya akan menggunakan asumsi Toyota Avanza untuk UberX
dan Toyota Innova untuk UBerBlack. Sebagai informasi di situs Toyota Astra
Indonesiapada tanggal 31 Desember 2015, harga mobil Toyota Avanza termurah adalah
Rp 180.600.000 atau untuk memudahkan digenapkan saja menjadi Rp 180 juta. Harga
mobil Toyota Innova termurah adalah Rp 282.000.000 atau Rp 282 juta.

Saya akan beberkan beberapa bi aya yang menjadi biaya tetap dan biaya variabel yang
berhubungan dengan mobil. Biaya tetap yang dapat saya identifikasi adalah

1. Biaya STNK per tahun


Rate biaya STNK per tahun sejak tahun 2015 adalah 2%. Untuk mobil Toyota Avanza
biaya STNK (termasuk biaya lain-lain di STNK) adalah sekitar Rp 3,6 juta, sedangkan
untuk mobil Toyota Innova biaya STNK adalah sekitar Rp 5,6 juta. Untuk informasi, biaya
STNK biasanya baru berubah setelah mobil berusia 5 tahun, jadi dalam 5 tahun pertama
mobil biaya STNK-nya relatif tidak berubah.

2. Biaya Depresiasi per tahun

Biaya depresiasi adalah biaya penurunan harga mobil setiap tahunnya. Memang biaya
ini tidak tetap tiap tahun, semakin menurun sesuai dengan harga pasaran mobil setiap
tahunnya. Untuk asumsi, biaya depresias i untuk Toyota Innova adalah 10% dari harga
jualnya, dan biaya depresiasi Toyota Avanza adalah 5% dari harga jualnya. Sehingga di
tahun 2020 nanti, harga pasaran Toyota Innova diasumsikan adalah Rp 206 juta,
sedangkan Toyota Avanza diasumsikan adalah Rp 14 0 juta. Harga yang masih wajar
melihat harga Toyota Innova dan Toyota Avanza saat ini untuk tahun 2011 ke atas.

Dengan demikian untuk menghitung biaya depreasiasi per tahun, perlu dihitung dengan
biaya rata-rata depreasiasi per tahunnya. Untuk Toyota Innova biaya rata-ratanya
adalah Rp 22 juta per tahun dan Toyota Avanza adalah Rp 8 juta per tahun.

3. Biaya Asuransi per tahun

Biaya asuransi all risk merupakan persyaratan dari Uber yang harus dipenuhi. Rate
asuransi all risk rata-rata adalah 3% dari harga jual mobil. Nilai asuransi pun akan selalu
turun per tahunnya mengikuti harga jual mobil. Dengan mempertimbangkan harga
pasaran per tahunnya untuk kedua mobil di atas, didapatkan bahwa rata -rata biaya
asuransi per tahun untuk 5 tahun pertama adalah Rp 4 ,8 juta untuk Toyota Avanza dan
Rp 6,6 juta untuk Toyota Innova.

Total biaya tetap yang harus dibayar oleh pemilik mobil Uber adalah Rp 16,4 juta untuk
Toyota Avanza dan Rp 34,2 juta untuk Toyota Innova per tahunnya.

Selanjutnya kita akan membahas biaya va riabel yang berhubungan dengan mobil. Biaya
variabel yang dapat saya identifikasi adalah
1. Biaya Perawatan Berkala

Tentunya setiap mobil harus ke bengkel untuk servis berkala. Biaya berkala Toyota
Avanza dan Toyota Innova per kilometernya kita asumsikan m enurut
web ini dan ini adalah Rp 8 juta dan Rp 13 juta untuk servis hingga 100 ribu kilometer
atau Rp 80 dan Rp 130 per kilometernya.

2. Biaya Pergantian Ban

Selain biaya perawatan berkala, biaya pe rgantian ban juga merupakan bagian dari biaya
perawatan namun belum termasuk biaya perawatan berkala di atas. Untuk Toyota
Avanza, biaya pergantian ban mulai dari Rp 600 ribu per ban (ring 15 ke bawah), atau
Rp 2,4 juta untuk 4 ban. Sedangkan Toyota Innova mulai dari Rp 3,4 juta (ring 16 ke
atas) untuk 4 ban. Biasanya pergantian ban ini berlaku setiap 50.000 kilometer. Dengan
demikian biaya pergantian ban Toyota Avanza dan Toyota Innova adalah Rp 50 dan Rp
70 per kilometernya.

3. Biaya Bahan Bakar Minyak (B BM)

Biaya variabel yang paling kelihatan adalah biaya bahan bakar minyak atau BBM. Tentu
karena Toyota Avanza dan Toyota Innova digunakan oleh pribadi, maka setidaknya dia
harus menggunakan Pertamax. Harga Pertamax saat tulisan ini dibuat adalah Rp 8.650
per liter. Untuk Toyota Avanza satu liternya rata -rata bisa dibawa untuk berjalan 12 km
(sudah termasuk macet dan tol). Sedangkan untuk Toyota Innova, satu liternya hanya
mampu 8 km.

Dengan demikian biaya BBM untuk Toyota Avanza dan Toyota Innova adalah Rp 725
dan Rp 1.100 per kilometernya.

4. Biaya Perjalanan tak Dibayar per Narik

Dalam menjadi supir Uber, tentu tidak setiap kilometer perjalanan ada penumpangnya.
Pastinya ada saja perjalanan-perjalanan yang tidak dibayar, misalnya saat menjemput
penumpang ke tempat penjemputan atau saat pulang ke rumah setelah seharian lelah
menjadi supir Uber. Tentunya perjalanan -perjalanan yang tak dibayar ini juga
menimbulkan biaya. Tidak ada data pasti untuk perjalanan tak dibayar ini, namun jika
mengambil asumsi bahwa rata-rata tiap perjalanan Uber sejauh 100 km ada 25 km yang
tidak dibayar, maka perbandingan perjalanan tak dibayar adalah 25%. Asumsi angka
25% memang besar namun cukup untuk mewakili profil pengguna pribadi yang saya rasa
tidak terlalu efisien dalam menja lankan Ubernya. Saat dia ingin dia jalankan, saat dia
tidak ingin dia matikan.

Dengan perbandingan 25% perjalanan tak dibayar per narik, maka hal ini menambah
total biaya per kilometer untuk supir Uber. Bagi pengguna Toyota Avanza, tiga biaya
pertama menghasilkan total Rp 855 per km. Jika ditambah dengan 25% maka akan
menghasilkan biaya Rp 1.070 per kilometernya. Bagi pengguna Toyota Innova, tiga
biaya pertama menghasilkan total Rp 1.300 per km. Jika ditambah dengan 25% maka
akan menghasilkan biaya Rp 1.625 per kilometernya.

Artinya sekarang kita sudah tahu biaya untuk Toyota Avanza dan Toyota Innova jika
mau jadi super Uber. Total biaya tetap Toyota Avanza adalah Rp 16,4 juta per tahun
dan biaya variabelnya adalah Rp 1.070 per kilometer. Sedangkan Total bia ya tetap
Toyota Innova adalah Rp 34,2 juta per tahun dan biaya variabelnya adalah Rp 1.625 per
kilometer.

Sekarang kita membahas tentang tarif Uber. Tarif untuk UberX (dengan mobil Toyota
Avanza) adalah Rp 2.001 per kilometer dan Rp 300 tiap menitnya. Sedangkan tarif untuk
UberBlack (dengan mobil Toyota Innova) adalah Rp 2.850 per kilometer dan Rp 500 tiap
menitnya. Tarif per kilometer dan tiap menit adalah tarif akumulasi, bukan tarif gantian
seperti taksi biasa. Jika di taksi biasa, ketika mobil berjalan walaupun pelan, maka tarif
yang berlaku adalah tarif per kilometer. Namun ketika mobil berhenti tarif yang berlaku
adalah tarif per menit. Di Uber, baik jalan maupun berhenti, tarif per menit tetap jalan.
Oleh karena itu untuk menentukan rata -rata tarif per kilometer, kita perlu menentukan
kecepatan rata-rata mobil di jalanan Jakarta.

Beberapa web seperti yang ini menyebutkan kecepatan rata-rata mobil di Jakarta adalah
5 km/jam hingga 10 km/jam. Ok mungkin itu berlaku untuk daerah segitiga emas yang
padatnya bukan main. Namun ada saja daerah Jakarta yang kep adatannya tidak seperti
daerah segitiga emas. Dengan demikian bijaklah jika disebutkan rata -rata kecepatan
mobil di Jakarta adalah 15 km/jam. Dengan kecepatan tersebut, maka 1 km ditempuh
dalam waktu 4 menit. Dengan demikian tarif rata -rata sesungguhnya dari UberX adalah
Rp 2.001 ditambah 4 x Rp 300 sama dengan Rp 3.201 per kilometer. Sedangkan untuk
UberBlack tarif rata-ratanya adalah Rp 2.850 ditambah 4 x Rp 500 sama dengan Rp
4.850 per kilometer.

Dari sini kita dapat menarik besarnya margin per kilometer untuk masing-masing UberX
dan UberBlack. Margin per kilometer untuk UberX dan UberBlack masing -masing adalah
Rp 2.131 dan Rp 3.225. Dengan margin tersebut, maka biaya tetap untuk masing -masing
UberX dan UberBlack akan tertutup setelah menempuh perjalanan sejauh 7.696 km dan
10.605 km per tahunnya. Perjalanan setelah kilometer tersebut akan merupakan
keuntungan dari pemilik mobil UberX dan UberBlack.

Perjalanan 7.696 km dan 10.605 km jika di rata -rata tiap bulannya 20 hari kerja, maka
perjalanan minimal per hari untuk UberX dan UberBlack masing -masing adalah 32 km
dan 44 km supaya dapat menutupi biaya tetap yang ditanggungnya.

Tentu untuk tarif Uber kadang-kadang ada tarif premium dengan tanda petir muncul saat
kita mengorder Uber. Tarif premium ini bisa 1,5 kali hingga 3 kali daripada tarif biasa.
Bahkan di saat-sat tertentu, seperti tahun baru, tarif Uber bisa naik hingga 8 kali
lipattarif biasa. Bisa saja bagi supir Uber yang pintar dan hanya melayani tarif premium,
maka dia akan mendapatkan perjalanan yang lebih sedikit untuk menutupi biaya tetap
yang ditanggungnya.

Saat ini pun bagi supir Uber masih ada bonus -bonus dari Uber karena masih dalam
masa promosi. Malah dari iklan menjadi mitra Uber, dikatakan bahwa pendapatan supir
Uber dapat mencapai Rp 15 juta sebulan. Jika Rp 15 juta itu murni dari tarif normal yang
didapatnya, maka dalam sebulan supir Uber telah menempuh hampir 4.700 km atau
hampir 235 km per harinya dengan hari kerja 20 hari. Biaya yang dia keluarkan untuk
mobilnya pada saat mendapatkan 4.700 km adalah Rp 5 juta lebih sedikit. Artinya secara
bersih dia mendapatkan margin sebesar Rp 10 juta sebulan untuk perjala nan 4.700 km.

Namun untuk mencapai sewa Uber sejauh 235 km atau aktualnya sekitar 300 km
perjalanan per hari tentunya tidak mudah. Dengan kecepatan rata -rata mobil yang hanya
15 km/jam, maka butuh 20 jam untuk menempuh jarak sejauh itu. Cukup melelahkan
untuk kerja 20 jam sehari dan dapat upah bersih Rp 10 juta per bulan.

Untungnya Uber masih promosi sehingga ada bonus -bonus tambahan dari Uber yang
jadi pemasukan bagi supir Uber. Tapi itu hanya berlaku selama masa promosi. Kabarnya
jika nanti masa promosi sudah tidak ada, maka Uber akan mulai mengenakan bagi hasil
kepada para supir Uber hingga 25% dari tarif yang berlaku. Jika hal itu terjadi, dengan
tarif yang tetap sama seperti sekarang, maka pendapatan supir Uber semakin berkurang
dan juga jumlah perjalanan untuk menutupi biaya tetap semakin membengkak.

Jika diperhatikan juga, bahwa untuk menutupi biaya tetap UberBlack, perjalanan yang
dilakukan lebih banyak daripada UberX. Dengan biaya yang lebih mahal, dimana
penumpang tidak terlalu tertarik untuk memili h, UberBlack harus mendapatkan sewa
yang jauh lebih banyak, sekitar 30% lebih banyak daripada UberX.

Dengan asumsi di atas, terlihat bahwa UberBlack kurang menarik untuk dijalankan
karena harus menempuh perjalanan yang lebih banyak daripada UberX.

Jadi, bagi yang baru mau daftar untuk menjadi supir Uber, mohon diperhatikan hitungan
di atas. Saat ini memang masih promo, ada tambahan bonus dari Uber yang cukup
membantu para pemilik mobil. Namun untuk menghitung keekonomisan mendaftarkan
sebuah mobil untuk Uber, bonus-bonus tambahan tersebut harus dikeluarkan dari
perhitungan karena sifatnya kasus per kasus dan tidak selalu tersedia. Malah bagi
pemilik mobil yang sengaja mendaftarkan ke Uber mobil baru dengan cicilan yang masih
terutang, perlu dipertimbangkan l agi matang-matang agar upah bersihnya benar -benar
bermanfaat bagi keluarganya.

Misalkan Toyota Avanza diambil dengan cicilan Rp 4 juta per bulan, artinya biaya
tetapnya naik dari Rp 16,4 juta menjadi Rp 64,4 juta (tambahan Rp 48 juta dari cicilan
per bulan). Dengan nilai sebesar itu, perjalanan yang harus diambil untuk menutupi
biaya tetap dan cicilan berubah dari 7.696 km menjadi 30.221 km atau 126 km per hari
kerjanya dengan asumsi hari kerja 20 hari sebulan.
Jika minimal saja, perjalanan sewa Uber a dalah 126 km per hari dengan 20 hari kerja
sebulan, maka upah yang didapat di luar bonus adalah Rp 8 juta lebih sedikit. Biaya
yang dikeluarkan adalah Rp 2,7 juta. Dengan demikian upah bersih adalah Rp 5,3 juta.
Dikurangi lagi cicilan Rp 4 juta, maka upah bersih hanya menjadi Rp 1.3 juta. Tentu
akan menjadi sangat sulit bagi orang yang hidup di Jakarta bila mendapatkan upah
bersih hanya Rp 1,3 juta per bulan.

Artinya, jika memang mobil diambil dengan cara cicilan dari dealer, maka mau tak mau
pemilik mobil yang juga menjadi supir Uber harus kerja full time agar biaya tetap mobil
terbayar oleh sewa Uber. Kerja 12 jam adalah minimal bagi supir Uber yang memang
ingin mendapatkan upah sekaligus membayar cicilan mobilnya per bulan. Beda halnya
jika Uber hanya menjadi kerja part time, dimana memang supir Uber atau pemilik mobil
harus ada pendapatan dari tempat lain, maka biaya tetap menjadi sangat berkurang,
karena harus dibagi rata antara kepentingan pribadi dan kepentingan Uber sehingga
perjalanan per harinya pun menjadi lebih singkat daripada hitungan di atas.

Kesimpulannya, menjadi supir Uber memang menjanjikan keuntungan. Namun


keuntungan tersebut harus dicapai dengan kerja keras dari supir Uber yang
bersangkutan apalagi jika pendapatan Uber menjadi pendapatan utama keluarga supir
Uber tersebut. Antara UberX dan UberBlack lebih menguntungkan UberX dari sisi supir
Uber karena jumlah perjalanan yang ditempuh lebih sedikit 30% daripada UberBlack.
Jika memilih untuk menyetir mobil yang masih dalam cicilan, maka supi r Uber harus
bekerja ekstra keras lagi untuk menutupi cicilan dan juga kebutuhan bulanan keluarga.

Tapi memang untuk menjadi supir Uber tidak harus menjadi pekerjaan full time,
pekerjaan part time juga bisa, terutama untuk keluarga yang memiliki sumber
pendapatan lain dari hanya menjadi supir Uber. Kerja part time Uber juga sangat santai,
karena kita sendiri yang menentukan dan tentunya tidak perlu ada hitungan biaya tetap
yang perlu diperhatikan, karena bagi yang part time, biaya tetap harus tetap dikeluar kan,
baik bergabung menjadi supir Uber ataupun tidak. Dan itu harusnya sudah ada
alokasinya dari pendapatan utamanya.

Tertarik jadi supir Uber?

Anda mungkin juga menyukai