Anda di halaman 1dari 8

Granulomatosis wegener adalah kondisi dimana terjadi peradangan pada pembuluh darah di

seluruh tubuh (vaskulitis generalisata) yang disebabkan oleh reaksi autoimun pada tubuh Anda.
Akibatnya, aliran darah menuju organ-organ vital dalam tubuh menjadi terhambat dan
menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Granulomatosis wegener adalah kondisi dimana terjadi peradangan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh (vaskulitis generalisata) yang disebabkan oleh reaksi autoimun pada tubuh.
Akibatnya, aliran darah menuju organ-organ vital dalam tubuh menjadi terhambat dan
menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Pada tahap awal, penyakit ini lebih sering memengaruhi saluran pernafasan Anda, terutama pada
bagian sinus, tenggorokan, dan paru-paru.

Jika pengobatan tidak segera dilakukan, organ-organ vital lain seperti jantung dan ginjal, dapat
terkena dampaknya. Tanda dan gejala ketika kondisi semakin memburuk, antara lain meliputi:

 Pilek terus-menerus.
 Mimisan.
 Sinusitis.
 Batuk darah (hemoptisis).
 Infeksi telinga.
 Nyeri dada.
 Sesak nafas.
 Penurunan berat badan.
 Nyeri sendi.
 Darah dalam urin (hematuria).
 Demam.
 Luka pada kulit.

Selain menanyakan tanda-tanda dan gejala yang Anda alami, melakukan pemeriksaan fisik, dan
menanyakan riwayat medis Anda, beberapa tes berikut, bisa jadi dilakukan untuk menegakkan
diagnosis.

 Tes ANCA (Anti Neutrophyl Cytoplasmic Antibodi)


Pada sejumlah penyakit akibat autoimun, termasuk granulomatosis wegener, autoantibodi
ini dapat ditemukan dalam tes darah yang dilakukan.
 Tes sedimentasi eritrosit
Tes sedimentasi eritrosit adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat kecepatan
laju pengendapan sel darah merah dalam tabung darah selama 1 jam. Umumnya, sel
darah merah lebih cepat mengendap dalam tabung darah ketika terjadi peradangan dalam
tubuh.
 Biopsi
Biopsi dapat dilakukan pada jaringan organ yang diduga kuat terkena dampak
granulomatosis wegener. Umumnya, dokter dapat menemukan granuloma pada jaringan
penderita granulomatosis wegener dengan pemeriksaan sampel jaringan di bawah
mikroskop.
 Tes penunjang untuk melihat komplikasi.
Rontgen dada dan tes urin dapat dilakukan untuk melihat sejauh mana granulomatosis
memengaruhi paru-paru dan ginjal.

Semakin dini diagnosa ditegakkan dan semakin cepat pengobatan dilakukan, potensi
kesembuhan akan semakin besar. Sebaliknya, penundaan pengobatan bisa berakibat fatal,
diantara komplikasi fatal yang umumnya terjadi, antara lain berupa gagal ginjal dan serangan
jantung.

Untuk mengatasi granulomatosis wegener, dokter biasanya meresepkan obat-obatan untuk


menekan reaksi imun tubuh yang mengalami kelainan, diantaranya obat-obatan golongan
kortikosteroid, siklofosfamid (Cytoxan), azathioprine (Azasan, Imuran) atau metotreksat
(Rheumatrex, Trexall).

Selain itu, Rituximab juga dapat digunakan untuk mengurangi jumlah sel B dalam tubuh Anda
yang terlibat dalam proses peradangan yang terjadi. Biasanya, Rituximab digunakan untuk
mengobati granulomatosis wegener yang parah dan terjadi berulang.

Namun, potensi efek samping yang besar bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan
imunosupresan tersebut, dimana kekuatan imun tubuh Anda akan berkurang dalam menangkal
resiko infeksi.

Karena itu, dokter boleh jadi akan menambahkan obat-obatan pelengkap untuk menekan efek
samping obat-obatan imunosupresan, diantaranya meliputi Sulfametoksazol-Trimethoprim
(Bactrim, Septra) untuk mencegah infeksi paru-paru, bifosfonat (Fosamax) untuk mencegah
keropos tulang (osteoporosis) akibat penggunaan prednisone (kortikosteroid), dan asam folat
guna mencegah luka dan gejala lainnya yang berhubungan dengan menipisnya folat dalam tubuh
Anda akibat penggunaan metotreksat.

Pada kasus dimana pengobatan dengan obat-obatan tersebut dinilai tidak efektif, dokter bisa jadi
memberikan obat-obatan eksperimental (masih dalam tahap penyelidikan) seperti mycophenolate
mofetil (Cellcept), infliximab (Remicade), imunoglobulin intravena, deoxyspergualin, dan
globulin antithymocyte.

Tindakan pembedahan, bahkan transplantasi organ mungkin dibutuhkan ketika sudah terjadi
komplikasi serius pada organ-organ vital Anda.

Meski granulomatosis dapat kambuh, pengobatan yang dilakukan dengan cepat dan tepat,
setidaknya mengurangi resiko komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

Patut diketahui, bahwa prognosis penderita granulomatosis wegener yang tidak melakukan
pengobatan sangat buruk dan rata-rata penderitanya akan meninggal dalam kurun waktu 5 bulan
sejak diagnosa dilakukan.
https://www.deherba.com/granulomatosis-wegener-peradangan-akibat-gangguan-autoimun.html

granulomatosis Wegener merupakan suatu gangguan yang jarang ditemukan, dimana terjadi
peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis) yang menyebabkan hambatan aliran darah ke
berbagai organ.

Penyebabnya belum diketahui, granulomatosisi Wegener menyerupai suatu infeksi, tetapi tidak
ada organisme infeksius yang ditemukan.

Gejala:

- Hidung tersumbat, dengan adanya krusta di dalam atau di sekitar hidunbg,


terkadang disertai dengan secret yang berdarah
- Hancurnya tulang hidung
- Terbentuk lubanag di hidung yang memisahkan rongga hidung kanan dan kiri
(septum hidung)
- Sinusitis dan nyeri pada sinus
- Suara serak
- Peradangan pada telinga pada telinga bagian tengah
- Sesak nafas
- Batuk, terkadang batuk darah
- Nyeri di daerah tenggorokan

Gejala lain yang bisa ditemukan, antara lain demam, tidak enak badan, nyeri dada,
penurunan berat badan, infeksi telinga, peradangan mata, dan anemia.
Granulomatosis Wegener juga bisa berkembang ke bagian tubuh lainnya atau telanh
mengenai berbagai organ sejak awal, seprti paru-paru, sendi, otot, saraf, kulit, ginjal,
dan pembuluh darah.

Diagnose didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik.
Berbagai pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:

- Pemeriksaan darah dan air kemih


- Pemeriksaan foro sinar x. untuk melihat apakah terdapat kelainan pada paru-paru
- Biopsy jaringan yang terkena. Pemeriksaan ini merupakan satu-satunya cara
untuk memastikan diagnose granulomatosis Wegener, yaitu dengan mengambil
contoh jaringan yang terkena dan memeriksanya di bawah mikroskop

Pengobatan. Granulomatosis merupakan penyakit serius yang dalam waktu beberapa


bulan bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Penanganan dtujukan untuk menghentikan
proses peadangan dengan menekan system kjekebalan tubuh. Selain itu, bis dilakukan
plasmaferesis. Terapi ini dilakukan dengan cara mengambil bagian cair dari darah
(plasma) dan memisahkannya dengan sel-sel darah merah. Sel-sel darah kemudian
dikembalikan ke darah (plasma) dan memisahkannya dengan sel-sel darah. Sel-sel darah
kemudian dikembalikan ke dalam tubuh, dan tubuh akan membentuk plasma yang baru.

Referensi

G, Carmen E. Wegener’s Granulomatosis. Merc Manual Home Health Handbook. 2008.

Mayo Clinic. Wegener’s Granulomatosis. 2012.

S, Wiliam C. Wegener;s Granulomatosis. Medicine Net. 2008

http://medicastore.com/penyakit/549/Granulomatosis_Wegener.html

Granulomatosis Pulmoner Wegener

DEFINISI
Granulomatosis adalah suatu penyakit langka yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah
(vaskulitis) di saluran pernafasan bagian atas (hidung, sinus dan telinga), paru-paru dan ginjal; ditandai
dengan terbentuknya gumpalan yang disebut granuloma. Bagian tubuh lainnya juga bisa terkena, dan
pada hampir separuh kasus ditemukan artritis (peradangan sendi). Penyakit ini juga bisa mengenai mata
dan kulit.

Granulomatosis Pulmoner Wegener adalah granulomatosis yang hanya mengenai saluran hidung,
saluran pernafasan dan paru-paru. Pada keadaan ini, pembuluh darah paru-paru meradang dan
ditemukan kerusakan pada beberapa jaringan paru-paru.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga merupakan suatu penyakit autoimun dan seringkali
dikelompokkan menjadi salah satu penyakit rematik.

GEJALA
Granulomatosis Pulmoner Wegener mungkin tidak menimbulkan gejala atau atau mungkin
menunjukkan gejala berupa:
- demam,
- penurunan berat badan,
- letih,
- batuk,
- sesak nafas, dan
- nyeri dada.
Gejala saluran pernafasan atas lainnya adalah perdarahan hidung, nyeri, dan luka terbuka (borok) di
sekitar lubang hidung.

DIAGNOSA
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menunjang diagnosis granulomatosis pulmoner Wegener:

 Biopsi jaringan paru


 Rontgen dada (mungkin menunjukkan rongga atau area padat pada paru-paru yang terlihat
seperti kanker)
 Pemeriksaan darah untuk mencari adanya autoantibodi (antibodi yang dibuat oleh tubuh untuk
menyerang jaringannya sendiri).

PENGOBATAN
Granulomatosis Pulmoner Wagener bisa memberikan respon yang baik terhadap corticosteroid saja,
tetapi banyak penderita yang juga memerlukan obat imunosupresan lainnya seperti cyclophosphamide,
methotrexat atau azathioprine.

http://sehat-enak.blogspot.co.id/2010/03/granulomatosis-pulmoner-wegener.html

Granulomatosis Wegener
— Kelainan Sendi dan Jaringan Ikat, Penyakit Tulang Sendi dan Otot

Granulomatosis Wegener adalah penyakit yang jarang terjadi, yang sering dimulai dengan peradangan
pada lapisan hidung, sinus, tenggorokan dan paru-paru, dan bisa berkembang menjadi peradangan
pembuluh darah di seluruh tubuh (vaskulitis generalisata) atau penyakit ginjal yang fatal.
Penyakit ini bisa terjadi pada usia berapa saja dan laki-laki 2 kali lebih sering terkena.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

Penyakit ini mirip dengan infeksi, tetapi tidak ditemukan organisme yang menginfeksi.

Granulomatosis Wegener diduga disebabkan oleh respon alergik terhadap suatu pemicu yang belum
dapat diidentifikasi. Sebagai akibatnya adalah respon kekebalan yang tidak tepat, yang merusak banyak
jaringan tubuh.

Penyakit ini menyebabkan vaskulitis dan sejenis peradangan yang tidak biasa, yang disebut granuloma,
yang pada akhirnya akan merusak jaringan yang normal.

GEJALA
Penyakit ini bisa dimulai secara tiba-tiba atau secara bertahap.

Gejala awal biasanya mengenai saluran pernafasan bagian atas (hidung, sinus, telinga dan trakea), yaitu
berupa:
- perdarahan hidung
- sinusitis
- infeksi telinga tengah (otitis media)
- batuk
- batuk darah.
Lapisan hidung tampak merah dan kasar, dan mudah berdarah.

Bisa terjadi demam, tidak enak badan (malaise), hilang nafsu makan, nyeri dan pembengkakan sendi dan
peradangan mata atau telinga.

Penyakit bisa mengenai arteri dari jantung, menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung (infark
miokardium), atau bisa menyerang otak atau urat saraf tulang belakang, menyebabkan gejala yang mirip
dengan beberapa penyakit neurologis.

Penyakit ini bisa berkembang menjadi fase generalisata, yaitu adanya peradangan pembuluh darah di
seluruh tubuh. Sebagai akibatnya, luka akan timbul di kulit dan menyebar secara luas, menyebabkan
terbentuknya jaringan parut yang hebat di kulit.
Pada stadium ini, sering terjadi kerusakan ginjal, bisa ringan atau berupa kegagalan ginjal yang bisa
berakibat fatal. Penyakit ginjal yang berat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala-gejala yang
timbul akibat penimbunan limbah metabolik di dalam darah (uremia).

Kadang-kadang, paru-paru merupakan satu-satunya organ utama yang terkena. Adanya granuloma di
paru-paru menyebabkan gangguan pernafasan.
Sering terjadi anemia dan bisa sangat berat.

Perbaikan bisa terjadi secara spontan, tetapi tanpa pengobatan, granulomatosis Wegener lebih cepat
memburuk dan bisa berakibat fatal.

Granulomatosis Wegener

DIAGNOSA
Untuk mencegah terjadinya komplikasi (penyakit ginjal, serangan jantung, kerusakan otak), penyakit ini
harus didiagnosis dan diobati secara dini.
Pola gejalanya yang khas biasanya mudah dikenali dan hal ini diperkuat oleh biopsi dari jaringan yang
terkena.

Meskipun pemeriksaan darah tidak dapat secara spesifik menunjukkan penyakit ini, tetapi bisa
mendukung diagnosisnya.
Suatu pemeriksaan bisa menemukan adanya antibodi sitoplasmik antineutrofil, yang merupakan dugaan
kuat untuk penyakit ini.

Jika tidak menyerang hidung, tenggorokan atau kulit, diagnosisnya akan sulit ditegakkan, karena gejala-
gejala dan hasil pemeriksaan rontgennya bisa menyerupai beberapa penyakit paru-paru.

PENGOBATAN
Untuk mengendalikan penyakit ini melalui pengurangan reaksi kekebalan yang tidak tepat, diberikan
obat imunosupresan seperti siklofosfamid dan azatioprin.
Pengobatan ini biasanya dilanjutkan minimal 1 tahun setelah gejalanya menghilang.

Kortikosteroid diberikan pada waktu yang sama, untuk menekan peradangan.


Dosisnya diturunkan secara bertahap dan akhirnya dihentikan.

Karena obat ini mengurangi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi, mungkin diperlukan antibiotik
untuk mengobati pneumonia, yang bisa terjadi jika paru-paru mengalami kerusakan.

Kadang-kadang diperlukan transfusi darah jika anemia menjadi berat

http://www.terapisehat.com/2010/08/granulomatosis-wegener.html

Granulomatosis Wegener adalah gangguan umum yang menyebabkan peradangan pembuluh darah.
Peradangan ini membatasi aliran darah ke berbagai organ.

Granulomatosis Wegener, yang juga disebut dengan granulomatosis polyangiitis, sering mempengaruhi
ginjal, paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas. Aliran darah yang terbatas pada organ-organ ini
dapat merusak dan dapat mempengaruhi organ-organ lain, tapi umumnya tidak begitu serius.

Granulomatosis Wegener juga memproduksi jenis jaringan inflamasi yang dikenal sebagai granuloma
yang ditemukan di sekitar pembuluh darah. Granuloma dapat merusak jaringan normal.

http://health.detik.com/readpenyakit/1182/granulomatosis-wegener

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0ahUKEwj7ieL
hiLjMAhVRA44KHQgNASQQFggwMAM&url=http%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Fbik%2
Farticle%2Fdownload%2F4349%2F3599&usg=AFQjCNE_hzSkEa7KuqAjb6AQ6-
sQyBimeg&bvm=bv.121070826,d.c2E

penyebanya tidak diketahui. Penyakit ini mirip dengan infeksi, tetapi tidak ditemukan organisme
yang menginfeksi. Diduga disebabkan oleh respon alergik terhadap suatui pemicu yang belum
dapat diidentifikasi. Sebagai akibatnya adalah respon kekebalan yang tidak tepat, yang merusak
banyak jaringan tubuh. Oenyakit ini menyebabkan vaskulitis dan sejenis peradangan yang tidak
biasa, yang disebut granuloma, yang pada akhirnya akan merusak jaringan yang normal.

Penyakit ini bisa mengenai arteri dan jantung, menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung,
atau bisa menyerang otak atau urat saraf tulang belakang, menyebabkan gejala yang mirip
dengan beberapa penyakit neurologic. Penyakit ini bisa berkembang menjadi fase generalisata,
yaitu adanya peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh. Sebagai akibat, luka akan timbul di
kulit dan menyebar secara luas, menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang hebat di kulit.
Pada stadium ini, sering terjadi kerusakan ginjal, bisa ringan atau berupa kegagalan ginjal yang
bisa berakibat fatal. Penyakit ginjal yang berat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala-
gejala yang timbul akibat oenimbunan limbah metabolic di dalam darah (uremia).

Pengobatan. Untuk mengendalikan penyakit ini melalui pengurangan reaksi kekebalan yang
tidak tepat, diberiksan obat imunodepresan seperti siklofosfamid dan azatioprin. Pengobatan ini
biasanya dilanjutkan minimal 1 tahun setelah gejala menghilang. Kortikosteroid diberikan pada
waktu yang sam, untuk menekan peradangan. Dosisnya diturunkan secara bertahap dan akhirnya
dihentikan. Karena obat ini mengurangi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi, mungkin
diperlukan antibiotic untuk mengobati pneumonia, yang bisa terjadi jika paru-paru mengalami
kerusakan.

http://bagirahasia.blogspot.co.id/2013/04/granulomatosis-wegener_17.html

Anda mungkin juga menyukai