Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hendri Wahyu Lestari

Nim : 17104163081
Kelas : HTN IV C

ANALISIS REGRESI MAJEMUK

A. Pengertian Analisis Regresi Majemuk


Analisis regresi majemuk didefinisikan adalah analisis regresi yang variabel
tak bebas Y ditentukan oleh sekurang-kurangnya dua variabel bebas X dan setiap
variabel X maupun variabel Y hanya berpangkat satu (linier).

B. Persamaan Analisis Regresi Majemuk


Persamaan regresi majemuk adalah persamaan regresi dengan satu peubah tak
bebas (Y) dengan lebih dari satu peubah bebas (𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑝 ). Hubungan antara peubah–
peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan :
𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖 + 𝛽2 𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑝 𝑋𝑝𝑖 + 𝜀𝑖
Bila dituliskan dalam bentuk matriks :

𝑌 = 𝑋𝛽 + 𝜀

Beberapa asumsi yang mendasari model tersebut adalah : (i). 𝜀𝑖 menyebar saling
bebas mengikuti sebaran normal (0, 𝜎 2 ); (ii). 𝜀𝑖 memiliki ragam homogen atau disebut juga
tidak adanya masalah heteroskedastis; (iii). Tidak adanya hubungan antara peubah X atau
sering juga disebut tidak ada masalah kolinier; dan (iv). 𝜀𝑖 bebas terhadap peubah X.
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu dengan meminimumkan
galat/error, maka diperoleh nilai dugaan bagi 𝛽 , yaitu :

𝑛 ∑ 𝑥1 ∑ 𝑥2 … ∑ 𝑥𝑝 ∑𝑌
2
∑ 𝑥1 ∑ 𝑥1 ∑ 𝑥1 𝑥2 … ∑ 𝑥1 𝑥𝑝 ∑ 𝑋1 𝑌
′ ′
𝑋 𝑋 = ∑ 𝑥2 ∑ 𝑥1 𝑥2 ∑ 𝑥2 2 … ∑ 𝑥2 𝑥𝑝 𝑋 𝑌 = ∑ 𝑋2 𝑌
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋮

[ 𝑝𝑥 ∑ 𝑥 𝑥
1 𝑝 ∑ 𝑥2 𝑥𝑝 … ∑ 𝑥𝑝 2 ] ∑
[ 𝑋𝑝 𝑌]

1
𝑆 2𝛽0 𝑆 2𝛽0 𝛽1 𝑆 2𝛽0𝛽2 … 𝑆 2𝛽0𝛽𝑝
𝑆 2𝛽1 𝑆 2𝛽1 𝛽2 … 𝑆 2𝛽1𝛽𝑝
𝑉 (𝛽̂ ) = 𝜎 2 (𝑋 ′ 𝑋)−1 = 𝑆 2𝛽2 … 𝑆 2𝛽2 𝛽𝑝
⋯ ⋯ ⋯
[ 𝑆 2𝛽𝑝 ]

(𝑌 ′ 𝑌 − 𝛽(𝑋′𝑌))
2
𝜎 = 𝐾𝑇𝐺 = ⁄
(𝑛 − 𝑝 − 1)

Model regresi majemuk untuk populasi diatas dapat ditaksir berdasarkan sebuah sampel acak
yang berukuran n dengan model regresis majemuk untuk sampel, yaitu:

C. Koefisien Korelasi Regresi Majemuk


Korelasi adalah derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih dari data hasil
pengamatan. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan dalam satu variabel
diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara
variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis :
1) Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel
yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2) Korelasi Negatif terjadinya korelasi negative apabila perubahan antara variael yang
astu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).
Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel
lainnya.

2
3) Korelasi Nihil Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara variabel yang satu
diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila
variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain
dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel lain.

Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan
dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan ”r”. Besarnya korelasi berkisar antara
-1≤r≤1

D. Uji Regresi Majemuk


Uji regresi majemuk perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sekelompok
variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas.
Pada dasarnya pengujian hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara
keseluruhan atau pengujian persamaan regresi dengana menggunakan statistik F yang
dirumuskan sebagai berikut:

Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesi

𝐻0 : 𝛽0 = 𝛽1 = 𝛽2 … = 𝛽𝑘 = 0 (𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ𝑖 𝑌)


𝐻1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol
atau mempengaruhi Y
b. Menentukan taraf nyata α dengan Ftabel dengan derajat kebebasan V1=k dan V2= n-k-1
c. Memenuhi kriteria pengujian
𝐻0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel

𝐻0 ditolak bila Fhitung ≥ Ftabel


d. Menetukan nilai statistic F
e. Membuat kesimpulan

3
E. Asumsi Regresi Majemuk
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi majemuk yaitu :
1. Mengikuti sebaran normal

2. Tidak boleh ada multikolinieritas


Cara yang paling mudah untuk menguji ada atau tidaknya gejala multikolinieritas adalah
melihat korelasi (hubungan) antar variabel bebas. Jika nilai korelasi dibawah angka 6,5,
maka tidak terjadi multikolinieritas.

3. Tidak boleh ada heterokeditas.


Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SRESID) dengan residual
(ZPRED). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokeditas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokeditas.

Anda mungkin juga menyukai