Anda di halaman 1dari 11

Programmable Logic Controller (PLC)

Nama : Ratu Suraduhita Firna

Npm / Group : 16020097/ 2k3

Email : firnafirna20@gmail.com

Abstrak
Programmable Logic Controller (PLC) adalah rangkaian-rangkaian Elektronik yang bisa
diprogram untuk membuat rangkaian-rangkaian kontrol dengan level-level yang kompleks. Pada
Programmable Logic Controller (PLC) memiliki perangkat masukan (input) dan keluaran
(output) yang digunakan untuk menghubungkan perangkat luar seperti sensor, relai, kontaktor,
dan lain-lain.
Kata kunci: sensor,relay,kontaktor
Tujuan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui atau mengaplikasikan komponen yang terdapat pada
Programmable Logic Controller (PLC) dan merangkai aplikasi kontraktor dan timer dengan
menggunakan rangkaian control dengan level-level yang kompleks.

I. Dasar teori

Programmable Logic Control merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis


microprocessor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi
– instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi – fungsi semisal logika, sequencing,
pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses

Sebagian besar industri telah menerapkan sistem otomatis dalam proses produksi. Pada
umumnya sistem otomatis yang diterapkan terdiri atas dua metode yaitu otomatisasi berbasis
kontrol relay dan otomatisasi berbasis Programmable Logic Control (PLC). Otomatisasi
berbasis relay banyak digunakan pada mesinmesin yang memiliki urutan-urutan (sekuens) yang
sederhana, sedangkan otomatisasi PLC dapat memiliki sekuens yang lebih kompleks dari relay.
Otomatisasi berbasis PLC dapat diintegrasikan dengan sistem monitoring. Sistem monitoring
berbasis PLC adalah suatu sistem yang berguna untuk mengontrol proses suatu kerja tertentu.,
dimana parameter atau inputan data diambil dan diolah oleh Personal Computer (PC) dan
melalui sebuah program tertentu
(Bolton, 2006 : 3)
Sesuai namanya, PLC dapat dengan mudah diprogram ulang. Keunggulan
PLC dibandingkan dengan sistem konvensional antara lain :
a. Relatif mudah untuk melakukan perubahan pada strategi kendali yang akan diterapkan,
karena logika kendali yang digunakan diwujudkan dalam bentuk perangkat lunak.
b. Jumlah relay yang diperlukan dapat dikurangi sesuai dengan jumlah input maupun output
yang diperlukan. Lebih mudah untuk proses instalasinya karena pengkabelan lebih sederhana.
c. Lebih mudah dalam menemukan kesalahan dan kerusakan, karena memiliki fasilitas self –
diagnosis.
d. Tahan terhadap temperature tinggi, tekanan tinggi dan kelembaban yang tinggi apabila
dipakai secara terus - menerus, dan ini banyak di jumpai pada
lingkungan industri.

PLC tersusun atas beberapa komponen dasar yang dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berupa diagram blok PLC.
Gambar 2.1 Diagram Blok PLC.

Dimana pada Gambar 2.1 dijelaskan beberapa komponen-komponen PLC yaitu :


a. CPU (Central Processing unit), yaitu otak dari PLC yang mengerjakan berbagai operasi,
antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca
kondisi/nilai input serta mengatur nilai output, memeriksa adanya kerusakan (self - diagnosis),
serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain.

b. Input, merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan
masukan kepada CPU. Perangkat luar input dapat berupa tombol, switch, sensor atau piranti
lain.

c. Output, merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan
keluaran dari CPU. Perangkat luar output dapat berupa lampu, katub (valve), motor dan
perangkat – perangkat lain.

d. Memori, yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan dijalankan dan diolah
oleh CPU. Dalam pembahasan PLC, memori sering disebut sebagai file. Dalam PLC memori
terdiri atas memori program untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memori data
untuk menyimpan nilai-nilai hasil operasi CPU, nilai timer dan counter, serta memori yang
menyimpan nilai kondisi input dan output. Kebanyakan PLC sekarang memiliki satuan memori
dalam word (16 bit).

e. Fasilitas komunikasi, yang membantu CPU dalam melakukan pertukaran data dengan
perangkat lain, termasuk juga berkomunikasi dengan komputer untuk melakukan pemrograman
dan pemantauan.
f. Fasilitas ekstensi, untuk menghubungkan modul PLC dengan modul pengembangan
input/output sehingga jumlah terminal I/O dapat ditingkatkan.

g. Catu daya, untuk memberikan sumber tegangan kepada semua komponen dalam PLC.
Biasanya sumber tegangan PLC adalah 220 V AC atau 24 V DC.

Pada dasarnya sinyal yang diterima/dibangkitkan oleh unit input/output PLC berupa sinyal
digital, yang bernilai biner 0 atau 1. Perangkat input/output yang memiliki sinyal analog
memerlukan piranti ADC (Analog to Digital Converter) atau DAC (Digital to Analog Converter)
agar dapat dihubungkan ke PLC. Biasanya piranti ini terdapat dalam modul analog yang
diproduksi pabrik pembuat PLC. Sinyal analog yang biasanya digunakan dalam PLC mengikuti
standar industri, yaitu arus 4 – 20 mA untuk tegangan input digital bermacam-macam13
mulai dari 5 V DC, 12 V DC atau 24 V DC, sedangkan terminal output dapat berupa relay atau
transistor (Achmad, 2007 : 5-6).
2.1.2 Bahasa Pemrograman
Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa
mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri tergantung dari sudut pandang kita
sebagai user.
Komponen-komponen kendali pada PLC, terdiri dari :

1. Saklar

Alat yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik

Tabel 1.1 jenis saklar

Gambar 1.1 Contoh jenis saklar


2. Relay

Sebuah saklar yang pengoperasiannya (on/off) kontak-kontaknya secara elektrik.

Gambar 1.2 Gambar dan simbol relay

Gambar 1.3 struktur sederhana relay

3. Timer

Timer merupakan relay yang pengaktifan kontak-kontaknya dapat diatur dalam waktu tertentu.

Gambar 1.4 Relay


4. Magnetik Kontaktor

Gambar 1.5 Magnetik kontaktor

Gambar 1.6 Rangkaian daya megnetik kontaktor


II. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat :
- Voltmeter.
- Kabel penghubung.
- MCB.

2. Bahan :
- Timer.
- PLC Trainer Siemens L200.
- PC.
- USB/PPI Multi-Master Cable.
- LED.
- Kabel penghubung.

III. Metode praktikum


1. Metode dengan menggunakan cara simulator :

- Cara Simulator adalah cara yang manual dengan menggunakan saklar SPST atau
saklar tunggal, dimana hal yang dilakukan pertama kali pada cara ini yaitu
menghubungkan kabel-kabel pada rangkaian yang telah tertera. Dan mengujikan 1
(satu) buah lampu supaya lampu tersebut menyala secara manual (bergantian)
dengan timer tertentu.

- Setelah kabel penghubung terpasang semuanya, praktikan dapat mengujikan lampu


tersebut menyala atau tidak sesuai dengan hal-hal yang telah diperintahkan.

- Lampu akan menyala secara otomotis dan lampu akan mati setelah 5 detik.

2. Metode dengan menggunakan cara Siemens L 200 :

- Cara Siemens L 200 sama halnya dengan cara Simulator melakukan pengujian
untuk menyalakan 1 (satu) buah lampu supaya lampu tersebut menyala. Tetapi pada
metode Siemens L 200 cara pengoprasiannya menggunakan program Siemens L
200 yang dihubungkan pada sebuah PC

.
IV. Data pengamatan dan pembahasan

Pada network 1 digunakannya rangkaian seri dan menggunakan gerbang logika AND
menggunakan saklar NO(normaly open) dengan kode input awal I0.0 dan input kedua I0.1
dan output Q0.0.

Pada network 2 digunakan rangkaian paralel dan menggunakan gerbang logika OR


menggunakan saklar NO (normaly open) dengan kode input I0.0 dan input kedua I0.1 dan
outputnya Q0.0

Pada network 3 digunakan rangkaian tunggal dan menggunakan gerbang logika NOT
menggunakan saklra NC(normaly close) dengan kode input I0.0 dengan output Q0.0

Pada network 4 menggunakan rangkaian seri dan menggunakan gerbang logika NOR dan
menggunakan saklar NC(normaly close) dengan input pertama I0.0, input kedua I0.1
dengan output Q0.0
Pada network 5 menggunakan rangkaian parallel dan menggunakan gerbang logika NAND
menggunakan saklar NC(normaly close) dengan input I0.0,input kedua I0.1 dengan output
Q0.0

- Rangkaian menggunakan timer

Pada network 1 rangkaian menggunakan saklar NO dan NC dengan inputan pertama


NO dengan kode I0.0 dan inputan kedua NC dengan kode I0.1 dan output M0.0 lalu
dilanjutkan output M0.0 dengan timer 10 detik maka buzzer akan menyala dilanjutkan
lampu yang akan menyala
- Tugas akhir

Pada rangkaian seri digunakan gerbang logika OR dengan input NO dan input pertama I0.0 dan
input kedua I0.2 dengan output M0.0 dengan waktu 20 detik. Ketika saklar ditekan pada waktu
20 detik buzzer dan lampu akan menyala.

V. Kesimpulan
- pada percobaan PLC dapat disimpulkan bahwa hal yang di uji coba bertujuan untuk
membuat lampu menyala (metode simulation dan siemens L200) dengan melakukan
pengujian pada menyala lampu setelah 10 detik.
- Didapatkan rangkaian menggunakan gerbang logika AND,OR,NAND,NOT.
VI. Daftar pustaka
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196302071991031-
WASLALUDDIN/Dasar1.pdf

http://sir.stikom.edu/996/4/BAB_II.pdf

( Ngadiono. 2017. Slide Pengantar Praktikum Mekatronika. Politeknik STTT. Bandung )

Anda mungkin juga menyukai