Anda di halaman 1dari 26

STUDI KASUS PASIEN

ANKLE SPRAIN DENGAN KEBIASAAN MEMAKAI SPATU HAK t MELALUI


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
SENEN PERIODE DESEMBER 2017 - JANUARI 2018

Disusun Oleh:
Kelompok II

RAHMAT HANDY SAPUTRA


1102012223

Pembimbing:
Dr. CITRA DEWI, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus “Infeksi Saluran Pernapasan Atas dengan Kebiasaan


Merokok melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan
Senen Periode Desember 2017 – Januari 2018” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2018

Pembimbing

Dr. Citra Dewi, M.Kes


KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr.wb.

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN ATAS DENGAN KEBIASAAN MEROKOK MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
SENEN PERIODE DESEMBER 2017 – JANUARI 2018” ini dapat diselesaikan dengan
baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode Desember 2017 – Januari 2018. Penulis
juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi
pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan
penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah
salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Senen ketika penulis ditugaskan di puskesmas
tersebut pada periode Desember 2017 – Januari 2018

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yag telah membimbing dan memberi masukan
yang bermanfaat.
2. Dr. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku kepala bagian dan dosen pembimbing
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
3. Dr. Yusnita, M.Kes, Dipl DK, selaku sekretaris dan staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. Dr. Erlina Wijayanti, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran Keluarga dan staf
pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. Prof Qomariyah MS PKK AIFM selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. DR. Kholis Ernawati,Ssi, M.Kes selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. Hj Sophianita G.T Aning, MKK, PKK, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

9. DR. Rifqatussa’adah SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

11. Drg. Kristy Wathini, MKM selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Senen.

12. Dr. Yuli Hartati selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan
Senen.

13. Seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen


14. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi
kasus pasien ini dirasakan oleh penulis.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalammu'alaikum wr. wb

Jakarta, Januari 2018


BAB I
IDENTITAS PASIEN

I. Berkas Pasien

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tempat, Tanggal Lahir : 26 September 1981

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kramat 3 No. 33, RT 002 RW 009, Jakarta Pusat

Suku Bangsa : Betawi

Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Senen

Tanggal berobat : Kamis, 28 Desember 2017

B. Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis pada hari Kamis tanggal 28 Desember 2017 pukul
09.30 WIB di Poli UMUM Puskesmas Kecamatan Senen.

1. Keluhan Utama
Batuk

2. Keluhan Tambahan
Pilek dan nyeri tenggorokan

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli UMUM Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan
batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk dirasakan berdahak namun susah keluar. Batuk
muncul disertai pilek dan nyeri tenggorokan terasa gatal serta kering. Keluhan lain
seperti demam 5 hari yang lalu, pasien pernah konsumsi obat warung namun keluhan
yang dirasakan tidak berkurang.
Keluhan batuk berdarah, gatal gatal, alergi dingin dan sesak nafas disangkal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sering mengeluhkan keluhan yang sama seperti sekarang.
5. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien ( anak pasien ) ada yang mengeluhkan keluhan batuk dan pilek.

6. Riwayat Pengobatan
Pasien telah berobat sejak seminggu yang lalu di Puskesmas Kecamatan Senen.

7. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Pasien
sekarang tinggal di satu rumah bersama ibu, kakak kandung, serta anak dan isteri
pasien. Pasien dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan menjadi
tukang ojek dan bekerja di kelurahan. Penghasilan yang didapatkan berkisar Rp.
2.500.000,- perbulan dari hasil nya bekerja.
8. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok yang sangat aktif sejak usia 17 tahun,
hingga saat ini pasien mengaku merokok tiap hari dengan menghabiskan rokok 1
bungkus/hari. Pasien mengaku sering merokok di dalam rumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : HR : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,7 ºC
Berat badan : 81 Kg
Panjang badan : 165 Cm

Status Gizi (IMT)


BB : 81 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Range berat badan ideal pasien :
IMT 29,7 maka berat badan termasuk golongan Obesitas Tipe 1
Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
= (165-100) – 10% (165-100)
= 65 – 6,5 = 58,5 Kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (81 : 58,5) x 100%
= 138 % (Kelebihan Berat Badan)
Tabel 1.
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat
badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi
obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) sekret (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), Sekret (+)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : Simetris saat statis dan dinamis; retraksi (-)
Cor : S1 S2 reguler murmur (-) gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler; rhonchi (-/-); wheezing (-/-)
Abdomen : Bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, Udem (-)
II. Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

I. Karakteristik Keluarga

a. Identitas
Kepala Keluarga Nama:
Tn.A
Usia : 36 Tahun
b. Identitas
Pasangan Nama:
Ny. S
Usia : 35 Tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah keluarga extended family. Keluarga inti


terdiri dari Tn. A (36 th) menikah dengan Ny. S (35 th) memiliki 2
orang anak, yaitu: An. R (9 th) dan An. R (6 th).

Tabel 1. Komposisi Keluarga

No. Nama Kedudukan dalam Jenis Umur Pendidikan Pekerja


keluarga kelamin
1. Tn. A Ayah Laki-laki 36 th SMP Buruh
2. Ny. S Ibu Perempuan 35 th SMP IRT
3. An. R Anak Laki-laki 9 th SD Pelajar
4. An. R Anak Laki-laki 6 th SD Pelajar

Genogram
Bentuk Keluarga
Saat ini pasien tinggal bersama ibu, kakak kandung, isteri dan kedua anaknya.
Keluarga terdiri dari 3 generasi. Tn. A (36 th) menikah dengan Ny. S (35 th) dan
memiliki 2 orang anak, yaitu: An. R (9 th) dan An. R (6 th).

= Perempuan

= Laki-laki

= Menikah

= Keturunan
= Meninggal

= Pasien

= Tinggal serumah

Tahapan Siklus Keluarga


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall dan Miller
(1998), keluarga Tn. A berada pada tahapan siklus keluarga yang ke II, yaitu
keluarga dalam masa kelahiran anak pertama.

II. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: Milik orang tua
Daerah pemukiman: Padat
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 10 m2 Saat ini Tn. A tinggal di rumah milik orang tuanya
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 8 orang bersama ibu, kakak kandung, isteri dan kedua anaknya.
Lantai rumah dari: Semen Rumah terdiri dari 1 ruangan berbentuk persegi panjang
Dinding rumah dari: Tembok dengan panjang 10 x 6 m yang berfungsi sebagai ruang
Jamban keluarga: Ada TV, tempat makan, dan tempat tidur. Rumah berukuran
Tempat bermain: Ada 10 m2 dengan pencahayaan dan ventilasi yang cukup
Penerangan listrik : 1.200 watt memadai. Tersedianya jamban keluarga dan air bersih,
Ketersediaan air bersih: Ada namun tidak cukup layak karena diisi anggota keluarga
Tempat Pembuangan sampah: Ada yang banyak.

b. Kepemilikan Barang Berharga


- Satu unit televisi
- Dua unit kipas angin
- Satu unit kompor gas
- Satu unit lemari es satu pintu
- Satu unit rice cooker
- Dua unit sepeda motor
- Empat unit handphone

c. Denah Rumah
Gambar 2. Denah Rumah Tn. A

III. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit

Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga Tn. A
membeli obat di warung serta menunggu 2-3 hari terlebih dahulu, bila tidak terjadi
perubahan maka keluarga Tn. A akan berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen.

b. Perilaku terhadapan Pelayanan Kesehatan

Keluarga Tn. A mengikuti program BPJS untuk mendapatkan jaminan


kesehatan di puskesmas ataupun rumah sakit. Biaya pengobatan di puskesmas
gratis, Walaupun mempunyai BPJS, keluarga Tn. A tidak langsung berobat ke
dokter, biasanya keluarga Tn. A akan membeli obat warung terlebih dahulu, bila
dirasa tidak membaik, mereka baru berobat ke puskesmas. Pasien berobat ke
puskesmas tidak terlalu jauh dari tempat tinggal dan biasanya dengan
menggunakan sepeda motor.

c. Perilaku Terhadap Makanan


Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
berlemak ataupun juga tinggi garam. Keluarga Tn. A mempunyai kebiasaan
makan sebanyak tiga kali sehari. Isteri Tn. A sering memasak untuk keluarga
dirumah.

d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan

Tn. A saat ini tinggal di rumah orang tuanya yang berada pada
lingkungan yang padat. Di depan rumah pasien berbatas dengan tembok ruko.
Dan disamping rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berbatas tembok.
Lingkungan sangat sempit dan lembab.

IV. Pola Konsumsi Makan Keluarga


a. Kebiasaan Makan
Pola makan keluarga Tn. A mempunyai kebiasaan makan sebanyak 3
kali sehari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Untuk makan,
keluarga Tn. A memasak dirumah. Menu makanan yang biasa dimasak untuk
keluarga Tn. A terdiri dari nasi, sayur, dan lauk pauk. Lauk yang dimakan
bervariasi seperti ayam, telur, tempe, tahu dan sayur hijau seperti bayam.
Sedangkan buah-buahan jarang dikonsumsi.

b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang

Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi,
lauk dan pauk, sayur mayur, buah, dan susu. Namun menu makan sehari-
hari Tn. A yang biasa disajikan terdiri dari nasi dan lauk pauk.

Tabel 2.3 Food Recall Pasien dalam Tiga Hari

Senin, 25 Desember 2017

Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak


(kKal)
(gr) (gr) (gr) (gr)

Nasi putih 100 gr 175 40 4 -


Makan
Tempe 1 potong 40 4 3 1,5
Pagi
Sayur 100 50 10 3 -

Nasi putih 100 175 40 4 -


Makan
Malam Ikan Gembung 1/3 ekor 50 - 7 2
sedang

Total 490 94 21 3,5

Selasa, 26 Desember 2017

Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak


(kKal)
(gr) (gr) (gr) (gr)

Makan Nasi Uduk 100 389 58,2 9,7 13,1


Pagi

Makan Nasi putih 100 175 40 4 -


Siang Sambal goreng 100 136 6 19,7 3,2
kentang
P
Nasi putih 100 175 40 4 -
e
Makan Sayur 100 25 5 1 - r
Malam h
Ayam goreng 1 potong 150 - 7 13
sedang i
t
Total 1050 149,2 45,4 29,3
u
n

Rabu, 27 Desember 2017 g


a
Jadwal Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak
n
(kKal)
(gr) (gr) (gr) (gr)

Bubur ayam 1 porsi 372 36 27 12 r


Makan
a
Pagi
Gorengan 65 129 24,5 1,3 2,9
t
Nasi putih 100 175 40 4 - a

Makan Sayur Tauge 100 25 5 1 -


-
Siang r
Ikan Mas ½ ekor 50 - 7 2
a
sedang
t
Nasi Goreng 1 porsi 250 32 9 9
Makan a
Malam
Air mineral - - - - -
t
Total 1.001 137,5 49,3 25,9
o
tal konsumsi kalori Tn. A sehari (490 Kkal + 1050 Kkal +
1001 Kkal) : 3 = 847 Kkal

Penentuan Status Gizi

Berat badan : 81 kg

Tinggi badan : 165 cm


BB Ideal:
(BBL) + (usia x 600 gr) = 3000 gr + (6 x 600)= 6600 gr

Kebutuhan kalori = 100 x BBI= 660

Kebutuhan zat gizi

a. Karbohidrat = 660 x 50% = 330


b. Protein = 660 x 15% = 99
c.Lemak = 660 x 35%= 231

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Tn. A mendapat rata-rata kalori
per hari masih belum memenuhi energi/kalori total yang dibutuhkan.

Kesan: dari perbandingan rata-rata kalori food recall dan perhitungan


kebutuhan kalori pasien, dapat disimpulkan bahwa asupan makanan masih
belum memenuhi kebutuhan yang seharusnya.

V. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Fasilitas BPJS yang telah tersedia cukup memudahkan keluarga Tn. A dan begitu
juga dengan keluarga yang turut membantu menyelesaikan masalah kesehatan Tn.
A. Jarak rumah dengan puskesmas tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan
kendaraan umum ataupun dengan motor untuk berobat ke puskesmas. Menurut Tn.
A, pelayanan di puskesmas cukup memuaskan dan biaya pengobatan gratis karena
pasien memiliki BPJS. Keluarga Tn. A selalu menyarankan setiap keluarga yang
sakit untuk berobat ke puskesmas atau klinik BPJS.

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga


Saat ini Kedua anaknya sudah mulai sekolah, sehingga membutuhkan biaya lebih
untuk membiayai perlengkapan sekolah dan kebutuhan sekolah anak.
VI Dinamika Keluarga

VII Fungsi Keluarga


a. Fungsi Biologis
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki kecacatan dan tidak ada yang memiliki
penyakit menular. Tn. A dan Ny. S telah menikah dan mempunyai 2 orang anak,
keduanya laki-laki. Anak pertama berumur 9 tahun dan anak kedua berumur 6
tahun.

b. Fungsi Psikologis
Saat ini, Tn. A tinggal bersama keluarga kandungnya dan ibunya sehingga tidak
kondusif untuk menempati rumah dalam 3 kepala keluarga.
c. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat tinggal keluarga pasien tergolong padat penduduk. Hubungan
keluarga pasien dekat dengan tetangga-tetangganya.
d. Fungsi Ekonomi
Pasien berada ditingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Pasien membiayai
kebutuhan sehari-hari dari ojek dan bekerja di kelurahan. Penghasilan yang
didapatkan berkisar Rp. 2.500.000,- perbulan.

Identifikasi Masalah yang Terdapat Dalam Keluarga

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini, yaitu:

1. Riwayat kebiasaan merokok di dalam rumah.


2. Anggota keluarga yang banyak didalam 1 rumah.
3. Anggota keluarga juga sedang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
4. Saat menderita batuk, Tn.A tidak mencegah penularan dengan memakai
masker atau menutup mulut saat batuk dan tidak berhenti merokok.
5. Saat ini dilingkungan rumah memilki banyak anak kecil sehingga rentan
terhadap penyakit, seperti ISPA
6. Kebiasaan keluarga Tn. A dalam pencarian pengobatan, seperti tidak langsung
berobat ke dokter, namun membeli obat di warung terlebih dahulu.
7. Keluarga Tn.A kurang mengerti tentang gizi seimbang dan pengaturan pola
makan atau menu makanan yang tepat
BAB II

DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal
- Alasan Datang :
- Pasien datang dengan keluhan batuk sejak sekitar 2 hari sebelum datang ke
puskesmas. Batuk disertai pilek. Batuk seperti batuk berdahak namun
susah keluar. Keluhan disertai nyeri tenggorokan. Keluhan disertai panas
sejak 5 hari yang lalu namun sudah berkurang.
- Harapan :
Pasien berharap jika berobat dan kontrol teratur dapat mengurangi
keluhan, sehingga keluhan yang dirasakan dapat hilang dan tidak
berdampak ke keluarga yang lain.

- Kekhawatiran :
Pasien khawatir jika keluhannya akan berulang lagi dan bertambah berat.

- Persepsi Penyakit :
Pasien merasa sakit yang diderita adalah biasa terjadi karena merokok dan
jika tidak segera sembuh dengan obat warung, maka pasien akan datang
berobat ke puskesmas.

- Pandangan Agama :
Menurut pasien penyakit yang diderita pasien adalah merupakan
peringatan dari Allah SWT agar tidak lagi mengkonumsi sesuatu yang
dilarang Allah SWT.

2. Aspek Klinis

- Anamnesis:
Pasien datang dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari yang lalu
sebelum datang ke puskesmas. Batuk pilek dirasakan muncul ketika sore hari.
Batuk dirasakan seperti batuk berdahak dan pilek yang selalu keluar berwarna
bening.

Keluhan lain seperti demam, mual, muntah, BAB cair, gatal-gatal


disangkal.
- Pemeriksaan Fisik:
Hidung : Sekret (+)
Mulut : Dinding faring hiperemis.

- Diagnosis kerja:
Faringitis Akut

- Terapi:
- Ambroxol Tablet 30 mg 3x1
- Pritavit 1x1
- Paracetamol 500 mg 2x1

3. Aspek Risiko Internal

Sejak usia 17 tahun pasien sudah merokok, dan sampai sekarang masih merokok 1
bungkus/hari. Pasien juga mengaku bekerja sampai larut malam, karena pekerjaan
sebagai tukang ojek membuat daya tahan tubuh pasien berkurang dan rentan
terkena penyakit seperti infeksi saluran pernapasan atas.

4. Aspek Psikososial Keluarga


Saat ini keluarga pasien tinggal dirumah yang padat. pasien tinggal bersama
dengan kakak, dan ibu pasien. Rumah tempat tinggal pasien merupakan rumah
yang tidak sehat, karena tidak terdapat ventilasi yang cukup dan jendela yang
mengakibatkan suhu dalam ruangan menjadi lembab atau sinar matahari tidak
dapat masuk yang dapat menjadi salah satu faktor risiko dari terjadinya Infeksi
Saluran Pernapasan Atas. Dalam hal kebersihan rumah juga tidak bersih, karena
banyak anak-anak bermain didalam rumah. Dan banyaknya keluarga pasien yang
merokok di dalam rumah.

5. Aspek Fungsional

Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien mempunyai


aspek fungsional pasien belum mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
dimasukkan ke nilai dalam klasifikasi derajat fungsional derajat 1. Dikarenakan
masih dapat melakukan pekerjaan.
Identifikasi derajat fungsional pasien berdasarkan ICPC dan alasannya:

 Level 1: tidak ada keterbatasan fungsi apapun


 Level 2: mulai ada keterbatasan fungsi
 Level 3: banyak keterbatasan fungsi
 Level 4: sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan harian di rumah)
 Level 5: tidak bisa beraktivitas sama sekali (full bed, 100% pelaku rawat
Secara aspek fungsional, pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan
ICPC, yaitu tidak ada keterbatasan fungsi apapun.
B. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow-up

Aspek personal Melakukann Pasien Pada saat di Mengetahui hasil dari anamnesis Keluhan pasien berkurang
anamnesis, Puskesmas dan pemeriksaan fisik terhadap
pemeriksaan fisik dan pasien
menegakkan diagnosis
Menjelaskan kepada Pasien Pada saat di pasien dapat memahami lebih jauh Pasien sudah memahami penyakit
pasien mengenai Puskesmas dan mengenai penyakit yang ia derita. yang ia derita.
bagaimana Infeksi kunjungan rumah
Saluran Pernapasan
Atas dapat terjadi

Menjelaskan kepada Pasien Pada saat kunjungan Pasien menjadi lebih tenang bila Pasien sudah tidak khawatir lagi bila
pasien agar tidak rumah terkena ISPA kembali dan tau cara pasien terkena ISPA kembali
khawatir mengenai mencegah
penyakit yang dialami
pasien karena dapat
disembuhkan dengan
memberikan obat,
mengatur pola tidur dan
pola makan dengan gizi
yang cukup,
meningkatkan daya
tahan tubuh dan
menjaga kebersihan
rumah.

Menjelaskan kepada Pasien dan Ibu Pada saat kunjungan Pasien dan keluarga segera Saat follow-up, pasien sudah tidak
pasien apabila sakit, pasien rumah membawa Keluarga yang sakit ke ada keluhan.
maka langsung ke Puskesmas bila sakit
Puskesmas dan tidak
membeli obat warung
terlebih dahulu

Aspek klinik Farmakologis: Pasien Pada saat di Keluhan pasien berkurang Pasien sudah sembuh
Puskesmas
Ambroxol tab 3x1

Paracetamol 2x1

Vitamin 1x1

Risiko internal Mengedukasikan pasien Pasien Pada saat kunjungan Daya tahan tubuh meningkat dan Pasien sudah dapat menjaga stamina
untuk tidak merokok rumah pola makan jadi teratur
lagi, menghindari asap
rokok dan
mngkonsumsi makanan
dengan gizi yang baik.

Psikososial Mengedukasikan Pasien dan ibu Pada saat kunjungan Mengingatkan kepada pasien dan pasien masih belum dapat berhenti
keluarga kepada pasien agar rumah keluarga agar tidak merokok baik merokok namun sudah mulai
keluarga tidak merokok didalam maupun diluar rumah agar membatasi rokok.
di dalam rumah. tidak menyebabkan penyakit.

Mengedukasikan Pasien Pada saat kunjungan Terciptanya kebersihan dalam Rumah tempat tinggal pasien terjaga
pentingnya menjaga rumah rumah kebersihannya.
kebersihan dalam
rumah



C. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

Anda mungkin juga menyukai