Menurut Gishan diare kronis adalah suatu episode diare lebih dari 2 minggu. Apabila
disertai dengan penurunan berat badan dan menurut The American Gastroenterological
Association diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu oleh etiologi non infeksi dserta
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sumber : Juffrie, Mohammad. Soenarto Yati, Supar Sri. Oswari, Hanifah. Arief,
Syamsul. Rosalina, Ina. Sri Mulyani, Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid 1. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Diare akut adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba – tiba akibat kandungan
air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), menyebabkan frekuensi defekasi
lebih dari 3 kali sehari. Peningkatan kandungan air di dalam tinja terjadi akibat
ketidakseimbangan Sfungsi usus halus dan usus besar dalam memproses absorpsi
substrat organik dan air. Diare akut umumnya berlangsung 7 hari, dan biasanya sembuh
sendiri (self limitting disease), hanya 10% yang melanjut sampai 14 hari.
Diare persisten adalah diara akut karena infeksi usus yang karena sesuatu sebab
melanjut sampai 14 hari atau lebih.sebagian besar (90%) anak dengan diare akut yang
ditatalaksana secara memadai yaitu dengan rehidrasi oral/parenteral, dukungan nutrisi,
obat seminimal mungkin, dan atas indikasi yang jelas, edukasi pada orang tua, akan
sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, walaupun demikian sekitar 5% kasus akan
berkembang menjadi diare persisten.
Faktor risiko terjadinya diare persisten adalah umur kurang dari 6 bulan, dilahirkan
prematur, ditemukan malnutrisi, tidak mendapat ASI, adanya penyakit penyerta,
penggunaan antibiotik, dan anemia. Faktor penyebab tersering berturut – turut adalah
intoleransi laktosa sekunder, enteropati karena alergi terhadap susu sapi, sindrom
malabsorpsi, bakteri tumbuh, diare karena antibiotik, dan infeksi persisten.
Sumber : Sastroasmoro, Sudigdo. Panduan Pelayanan Medis Departemenin Ilmu
Kesehatan Anak. 2007: Jakarta. RSCM
Diare berkepanjangan kelanjutan dari diara akut yang disebabkan oleh faktor – faktor
seperti malnutrisi, defisiensi imun, malnutrisi mikronutreien seperti Zinc dan Vitamin
A, Infeksi dan diare yang berulang, dan pengobatan diare yang tidak optimal dan
terlambat. Pada akhirnya diare berkepanjangan akan menjadi diare persisten yang
memilik3i konsukuensi enteropati dan malabsorpsi nutrisi lebih lanjut.
Sumber : Juffrie, Mohammad. Soenarto Yati, Supar Sri. Oswari, Hanifah. Arief,
Syamsul. Rosalina, Ina. Sri Mulyani, Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid 1. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai
normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe
demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik
untuk penyakit tertentu. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam
Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi
hari, dan puncaknya pada siang hari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten
menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat
besar.
Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus
12 jam)
Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap
tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.
Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular
pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus
merupakan contoh klasik dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas
regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat
dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap
hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan
brucellosis.
ii. Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang
disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-
tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan
durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-
borne fever dan 39,5oC pada louse-borne. Contoh lain adalah rat-bite fever yang
diagnosis.
iii. Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887,
pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit
pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif
untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 3 –
10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis
(Poorwo Soedarmo, SS., dkk. Demam Tanpa Kausa Jelas (Fever of Unknown Origin).
Dalam Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak
Sumber : Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan Gatot.
Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
10. Sebutkan tiga hal yang harus diperiksa 30 detik setelah kelahiran?
- Menilai ganggan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin yang
memerlukan tindakan resusitasi. Dinilai pernapasan, tonus otot, atau adanya
mekonium dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan.
- Mencari kqelainan kongenital.
a. Mulut. Perlu diperhatikan apakah adanya labiognatopalatosksisis. Harus
diperhatikan juga apakah ada hipersalivasi yang bisa disebabkan oleh atresia
esofagus.
b. Anus. Perhatikan adanya anus imperforatus dengan memasukkan termometer
ke dalam anus.
c. Kelainan pada garis tengah
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomiolokel,
sinus pilonidalis,, ambigus genitalia, dan eksomfalos
- Pemeriksaan di ruang gawat
a. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan.
Pada bayi yang cukup bulan yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan
fleksi dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris. Bila asimetri
pikirkan adanya kelumpuhan atau patah tulang
b. Tangisan bayi
Tangisan bayi melengking dapat ditemukan pada bayi dengan kelainan
nerologis, sedangkan pada bayi dengan merintih ditemukan pada bayi dengan
kesulitan pernafasan.
c. Wajah BBL
Wajah dapat menetukan kelainan yang khas, misalnya sindrom Down, sindrom
Pierre Robin, sindrom deLange dan sebagainya
Sumber : Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan Gatot.
Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pertusis disebabkan oleh B. pertusis mempunyai sifat kokobasil, gram negatif, kecil,
ovoid, ukuran panjang, 0.5-1 mikrometer, dan diameter 0.2 – 0.3 mikrometer, tidak
bergerak, dan tidak berspora. Dengan perwarnaan tolodin biru, dapat terlihat granula
bipolar metakromatik, dan mempunyai kapsul
Sumber : https://www.scc-cair.org/help/contraindications/MMR.pdf
Sumber : (Matondang, S Corry, dkk. 2000. Diagnosis fisik pada anak. Jakarta :
PT Sagung Seto. Hal 26-29)
Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Kussmaul_breathing#/media/File:Breathing_abnormaliti
es.svg
Sumber : www.mims.com
29. Apakah perbedaan pucat dan anemis?
Pucat adalah putih memudar sedangkan anemis adalah keadaan yang disebabkan oleh
kadar hemoglobin yang berkurang atau berkurangnya sel darah merah yang diukur per
mm kubik atau volume sel darah merah kurang dari 100 ml. Terjadi karena
keseimbangan antar darah yang keluar dan darah yang diproduksi terganggu
Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku kamus kedokteran Dorland
30. Mengapa sklera ikterik?
Ikterus ringan dapat terlihat di sklera mata, dan bila ini terjadi menandakan kada
bilirubin yang berkisar antara 2 – 2.5 mg/dl. Retensi bilirubin pada jaringan ini karena
adanya hiperbilirubinemia. Sklera bisa menjadi ikterik karena merupakan jaringan
avaskular
Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri
Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
31. Bahasa Latin lubang telinga luar?
Meatus Akustikus Ekterna
Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher
32. Bahasa Latin cuping hidung?
Ala Mayor Os. Nasal
Sumber : Buku kamus kedokteran Dorland
33. Batas – batas faring?
Nasofaring terletak di belakang hidung, posterior terhadap choanae
Ororfaring terletk dibelakang mulut, posterior terhadap isthmus faucium
Lryngofaring terletak dibelakang laring, posterior terhadap aditus laringis
Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher
37. Bising jantung yang normal pada anak dan bayi, apa namanya dan apa syaratnya?
Murmur pada anak yang normal disebut dengan Innocent Murmur terjadi karena
turbulensi dari aliran darah yang dialirkan dari ventrikel kanan menuju ke aorta.
Lokasinya berada di ICS 2 - 4 di batas antara tepi kiri sternum dan apex. Biasanya
merupakan Grade 1 sampai Grade 2, dan hanya teradiasi sedikit. Suara murmur
biasanya terdengar halus.
38. Definsi dari funnel chest, barrel chest, dan pigeon chest?
Barrel chest, toraks emfisematus. Toraks berbentuk bulat seperti tong, ditandai
oleh sternum yang terdorong ke depan dengan iga-iga horizontal. Kelainan ini
dijumpai pada penyakit paru obstruksi kronis misalnya asma, fibrosis kritik dan
emfisema.
a. Pectus ekskavatum (funnel chest) : sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke
dalam, terutama pada saat inspirasi. Etiologi keadaan ini dapat merupakan kelainan
konginental, hipertrofi adenoid yag berat serta dapat juga dijumpai pada sindrom
Marfan dan Noonan.
b. Pectus karinatum (pigeon’s chest, dada burung) : sternum menonjol kearah luar,
biasanya disertai dengan depresi vertikal pada daerah kondrokostal. Kelainan ini
biasanya terlihat pada rakitis, osteoporosis Marfan, sindrom Noonan, dan penyakit
Morquio.
Omfalokel (disebut juga Exomfalos) merupakan defek dinding abdomen pada garis
tengah dengan berbagai derajat ukuran, disertai hernia visera yang ditutupi oleh
membran yang di terdiri atas peritoneum di lapisan dalam dan amnion di lapisan luar
serta Wharton’s Jelly di antara lapisan tersebut. Pembuluh darah berada di dalam
membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain berbagai jenis dan dan
jumlah usus, sering sebagian dari hati dan kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan
tali pusat terdapat pada puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas,
tengah atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi yang penting
dalam penanganannya.
Gastroskisis adalah defek pada dinding abdomen yang biasanya tepat di sebeah kanan
dari masuknya korda umbilikus ke dalam tubuh. Ada juga yang terletak di sebelah kiri,
namun kasusnya jarang. Sejumlah usus dan kadang-kadang bagian dari organ abdomen
lain ikut mengalami herniasi keluar dinding abdomen dengan tanpa adanya membran
yang menutupi ataupun kantung
Perbedaannya, omfalokel atau disebut juga exomfalos adalah kelainan dinding anterior
abdomen pada garis tengah dengan ukuran yang bervariasi, yang berupa herniasi organ
visera abdomen yang terbungkus suatu kantong tipis, melalui sebuah cicin umbilicus
sedangkan gastroskisis adalah kelainan dimana dinding anterior abdomen tidak
berkembang secara sempurna (terdapat defek) sehingga organ intra abdomen, terutama
usus berada diluar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion
Kelainan genital
Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/1016681-overview#a3
Sumber :http://www.wikihow.com/Remember-Signs-and-Symptoms-of-
Electrolyte-Imbalances
57. Definisi ASI eksklusive, perbedaan kandungan ASI dan susu formula, dan cara
menyusi yang baik dan benar?
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila
mungkin sampai 6 bulan.
Sejak tahun 1991, ASI Eksklusif didefenisikan sebagai pemberian ASI saja
tanpa makanan maupun minuman kepada seorang bayi sesaat setelah lahir sampai bayi
tersebut berusia 6 bulan. Akan tetapi defenisi ini sudah dimodifikasi oleh WHO-
UNICEF pada tahun 2007, bahwa terdapat beberapa hal yang diperbolehkan selama
periode ASI eksklusif (0-6 bulan) yaitu :
1. Pemberian larutan Oralit
2. Obat dalam bentuk tetes dan sirup, apakah itu vitamin, mineral atau obat
Jika seorang anak mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI (kecuali
kedua hal tersebut di atas) maka anak tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai anak
yang mendapatkan ASI eksklusif.
telapak tangan ibu, perut bayi menempel pada tubuh ibu, mulut bayi
Sumber : - (WHO (2010) Indicators for assessing infant and young child feeding
practices part 3: country profiles. World Health Organization. Dept. of Child and
Adolescent Health and Development. Dari : http://manjilala.info/istilah-istilah-dalam-
pemberian-asi/)
- Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan
Gatot. Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.