Anda di halaman 1dari 25

1. Apa yang dimaksud dengan diare kronis?

Menurut Gishan diare kronis adalah suatu episode diare lebih dari 2 minggu. Apabila
disertai dengan penurunan berat badan dan menurut The American Gastroenterological
Association diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu oleh etiologi non infeksi dserta
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sumber : Juffrie, Mohammad. Soenarto Yati, Supar Sri. Oswari, Hanifah. Arief,
Syamsul. Rosalina, Ina. Sri Mulyani, Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid 1. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

2. Apa yang dimaksud dengan diare akut?

Diare akut adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba – tiba akibat kandungan
air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), menyebabkan frekuensi defekasi
lebih dari 3 kali sehari. Peningkatan kandungan air di dalam tinja terjadi akibat
ketidakseimbangan Sfungsi usus halus dan usus besar dalam memproses absorpsi
substrat organik dan air. Diare akut umumnya berlangsung 7 hari, dan biasanya sembuh
sendiri (self limitting disease), hanya 10% yang melanjut sampai 14 hari.

Sumber : Sastroasmoro, Sudigdo. Panduan Pelayanan Medis Departemenin Ilmu


Kesehatan Anak. 2007: Jakarta. RSCM

3. Apa yang dimaksud dengan diare persisten?

Diare persisten adalah diara akut karena infeksi usus yang karena sesuatu sebab
melanjut sampai 14 hari atau lebih.sebagian besar (90%) anak dengan diare akut yang
ditatalaksana secara memadai yaitu dengan rehidrasi oral/parenteral, dukungan nutrisi,
obat seminimal mungkin, dan atas indikasi yang jelas, edukasi pada orang tua, akan
sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, walaupun demikian sekitar 5% kasus akan
berkembang menjadi diare persisten.

Faktor risiko terjadinya diare persisten adalah umur kurang dari 6 bulan, dilahirkan
prematur, ditemukan malnutrisi, tidak mendapat ASI, adanya penyakit penyerta,
penggunaan antibiotik, dan anemia. Faktor penyebab tersering berturut – turut adalah
intoleransi laktosa sekunder, enteropati karena alergi terhadap susu sapi, sindrom
malabsorpsi, bakteri tumbuh, diare karena antibiotik, dan infeksi persisten.
Sumber : Sastroasmoro, Sudigdo. Panduan Pelayanan Medis Departemenin Ilmu
Kesehatan Anak. 2007: Jakarta. RSCM

4. Apa yag dimaksud dengan diare berkepanjangan?

Diare berkepanjangan kelanjutan dari diara akut yang disebabkan oleh faktor – faktor
seperti malnutrisi, defisiensi imun, malnutrisi mikronutreien seperti Zinc dan Vitamin
A, Infeksi dan diare yang berulang, dan pengobatan diare yang tidak optimal dan
terlambat. Pada akhirnya diare berkepanjangan akan menjadi diare persisten yang
memilik3i konsukuensi enteropati dan malabsorpsi nutrisi lebih lanjut.

Sumber : Juffrie, Mohammad. Soenarto Yati, Supar Sri. Oswari, Hanifah. Arief,
Syamsul. Rosalina, Ina. Sri Mulyani, Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid 1. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

5. Pertanyaan pada pasien diare?

 Menyapa pasien dan mengucapkan salam


 Memperkenalkan diri
 Mempersilahkan duduk
 Menanyakan identitas pasien
 Menanyakan keluhan utama pasien : diare
 Sudah berapa lama diare berlangsung? Sejak hari apa? Waktunya kapan (pagi /
siang / malam)
 Seberapa sering diarenya dalam sehari (frekuensi diare)?
 Seberapa banyak tinjanya setiap kali diare?
 Konsistensi atau bentuk tinja bagaimana? Padat / lembek / cair / ampas / lendir /
darah / seperti cucian beras
 Warna tinjanya bagaimana? Hitam / hijau / kuning / putih (dempul)
 Bau tinjanya bagaimana? Busuk / amis / asam
 Apakah diarenya disertai mual, muntah, nyeri perut, demam, kejang, penurunan
kesadaran, perut kembung dan lemas?
 Anaknya minum ASI atau susu formula?
 Apakah diarenya pernah di obati?
 Apakah sebelumnya pernah menderita diare?
 Apakah di keluarga ada yang menderita diare?
 Lingkungan tempat tinggalnya bagaimana? Bersih / kotor / perumahan padat
 Sosial ekonomi keluarga bagaimana? Cukup / kurang / menengah ke atas
 Tanya riwayat kehamilan
 Tanya riwayat kelahiran
 Tanya riwayat tumbuh kembang
 Tanya riwayat imunisasi
 Tanya riwayat makan
 Lanjutkan dengan pemeriksaan fisik

Sumber : (Diagnosis Fisis pada Anak Edisi ke-2 halaman 9)

6. Pertanyaan pada pasien demam?

 Menyapa pasien dan mengucapkan salam


 Memperkenalkan diri
 Mempersilahkan duduk
 Menanyakan identitas pasien
 Menanyakan keluhan utama pasien : demam
 Menanyakan lama terjadinya demam
 Menanyakan apakah timbulnya mendadak atau perlahan – lahan
 Menanyakan apakah terus menerus atau ada jeda dari demamnya
 Menanyakan apakah demam disertai dengan manifestasi perdarahan
 Apakah demamnya disertai mual, muntah, nyeri perut, diare, kejang, penurunan
kesadaran, perut kembung dan lemas?
 Anaknya minum ASI atau susu formula?
 Apakah demamnya pernah di obati?
 Apakah sebelumnya pernah menderita demam?
 Apakah di keluarga ada yang menderita demam?
 Sosial ekonomi keluarga bagaimana? Cukup / kurang / menengah ke atas
 Tanya riwayat kehamilan
 Tanya riwayat kelahiran
 Tanya riwayat tumbuh kembang
 Tanya riwayat imunisasi
 Tanya riwayat makan
 Lanjutkan dengan pemeriksaan fisik

Sumber : (Diagnosis Fisis pada Anak Edisi ke-2 halaman 10)

7. Sebutkan definisi dan 9 tipe demam?


 Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh peningkatan suhu tubuh

yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam.

Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

 Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai

normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe

demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik

untuk penyakit tertentu. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam

disebabkan oleh proses infeksi.

 Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi

hari, dan puncaknya pada siang hari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak

kedua yang ditemukan di praktek klinis.

 Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten

menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat

besar.

 Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme

demam yang terjadi setiap hari.

 Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus

12 jam)
 Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap

tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

 Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama

demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya > 10 hari

untuk infeksi saluran nafas atas.

 Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular

pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus

urinarius) atau sistem organ multipel.

 Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang

berbeda (camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis

merupakan contoh klasik dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas

untuk leptospirosis, demam dengue, demam kuning, Colorado tick fever,

spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African hemorrhagic fever

(Marburg, Ebola, dan demam Lassa).

 Relapsingfever dan demam periodik:

i. Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval

regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari,

beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat

dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap

hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan

brucellosis.
ii. Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang

disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu

(louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).

Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-

tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan

durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-

borne fever dan 39,5oC pada louse-borne. Contoh lain adalah rat-bite fever yang

disebabkan oleh Spirillum minus dan Streptobacillus moniliformis. Riwayat

gigitan tikus 1 – 10 minggu sebelum awitan gejala merupakan petunjuk

diagnosis.

iii. Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887,

pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit

pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif

untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 3 –

10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis

demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungan

dengan anemia hemolitik.


Sumber : (Behrman RE, Kliegman R, Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics

17th ed. Philadelphia:W.B Saunders; 2004.)

(Poorwo Soedarmo, SS., dkk. Demam Tanpa Kausa Jelas (Fever of Unknown Origin).

Dalam Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI). Jakarta. 2008. Hal: 47-55)

(Army Bakry B, Roland Tumbelaka A. Etiologi dan Karakteristik Demam

Berkepanjangan pada Anak. Vol. 10, No. 2. FKUI. Jakarta 2008)

8. Sebutkan pertanyaan pada pasien dengan muntah?


 Menyapa pasien dan mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Mempersilahkan duduk
 Menanyakan identitas pasien
 Menanyakan keluhan utama pasien : muntah
 Menanyakan lama terjadinya muntah
 Menanyakan berapa kali muntah
 Menanyakan muntah menyemprot atau tidak
 Menanyakan warna dan isi dari muntah tersebut
 Apakah muntahnya disertai mual, demam, nyeri perut, diare, kejang, penurunan
kesadaran, perut kembung dan lemas?
 Anaknya minum ASI atau susu formula?
 Apakah demamnya pernah di obati?
 Apakah sebelumnya pernah menderita demam?
 Apakah di keluarga ada yang menderita muntah?
 Sosial ekonomi keluarga bagaimana? Cukup / kurang / menengah ke atas
 Tanya riwayat kehamilan
 Tanya iwayat kelahiran
 Tanya riwayat tumbuh kembang
 Tanya riwayat imunisasi
 Tanya riwayat makan
 Lanjutkan dengan pemeriksaan fisik
Sumber : Diagnosis Fisis pada Anak Edisi ke-2 halaman 10
9. Sebutkan pertanyaan pada saat menerima pasien dengan SC?
a. Indikasi
b. Umur Kehamilan
c. Perkiraan berat dan tinggi janin
d. Identitas Ibu

Sumber : Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan Gatot.
Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

10. Sebutkan tiga hal yang harus diperiksa 30 detik setelah kelahiran?
- Menilai ganggan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin yang
memerlukan tindakan resusitasi. Dinilai pernapasan, tonus otot, atau adanya
mekonium dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan.
- Mencari kqelainan kongenital.
a. Mulut. Perlu diperhatikan apakah adanya labiognatopalatosksisis. Harus
diperhatikan juga apakah ada hipersalivasi yang bisa disebabkan oleh atresia
esofagus.
b. Anus. Perhatikan adanya anus imperforatus dengan memasukkan termometer
ke dalam anus.
c. Kelainan pada garis tengah
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomiolokel,
sinus pilonidalis,, ambigus genitalia, dan eksomfalos
- Pemeriksaan di ruang gawat
a. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan.
Pada bayi yang cukup bulan yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan
fleksi dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris. Bila asimetri
pikirkan adanya kelumpuhan atau patah tulang
b. Tangisan bayi
Tangisan bayi melengking dapat ditemukan pada bayi dengan kelainan
nerologis, sedangkan pada bayi dengan merintih ditemukan pada bayi dengan
kesulitan pernafasan.
c. Wajah BBL
Wajah dapat menetukan kelainan yang khas, misalnya sindrom Down, sindrom
Pierre Robin, sindrom deLange dan sebagainya

Sumber : Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan Gatot.
Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

11. Apa yang dimaksud dengan Imunisasi BCG?


Imunisasi BCG (Bacillus – Calmatte Guerin) berasal dari strain M.bovis. BCG
merupakan vaksin yang sangat aman untuk pasien – pasien imunokompeten. BCG
dapat mencegah TB berat yang mematikan balita dan anak. Efektivitas BCG bervariasi
tergantung sumber data yang digunakan. Data meta – analisis menyatakan bahwa BCG
mampu mencegah 50% kejadian TB paru, dan TB diseminata atau meningitis TB
hingga 50 – 80%.
Sumber : Pambudy, Mahardhika Indra. Sekartini, Rini. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
12. Sebutkan cara penyuntikkan BCG dan berapa dosis yang dibutuhkan?
Cara pemberian dengan intramuskular, di deltoid kanan, dosis yang diberikan 0.05ml
untuk bayi baru lahir, dan 0.1 ml untuk anak.
Sumber : Pambudy, Mahardhika Indra. Sekartini, Rini. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
13. Sebutkan sifat – sifat bakteri penyebab difteri?
Bakteri penyebab difteri adalah C. diphteriare bersifat gram positif, non – motil, dan
tidak membentuk spora. Pada pemeriksaan mikroskopis, tampak bakteri berbentuk
basil yang tersusun paralel membentuk huruf “V”. Masa inkubasi kuman 2 – 6 hari.
Transmisi paling sering dari orag yang sakit difteri seblemunya atau ‘karier’ akibat
penularan droplet
Sumber : Suprapto, Novita. Karyanti, Rahma Mulya. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

14. Sebutkan nama lain dan sifat dari pertusis?


Nama lain dari pertusis:
 Batuk rejan
 Batuk seratus hari
 Whooping Cough
 Tussis Quinta
 Violent Cough

Pertusis disebabkan oleh B. pertusis mempunyai sifat kokobasil, gram negatif, kecil,
ovoid, ukuran panjang, 0.5-1 mikrometer, dan diameter 0.2 – 0.3 mikrometer, tidak
bergerak, dan tidak berspora. Dengan perwarnaan tolodin biru, dapat terlihat granula
bipolar metakromatik, dan mempunyai kapsul

Sumber :- Suprapto, Novita. Karyanti, Rahma Mulya. 2014. Kapita Selekta


Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

- Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri


Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
15. Sebutkan etiologi tetanus dan sifatnya?
Bakteri yang menghasilkan toksin adalah Clostridium tetani, bakteri berbentuk batang
dengan sifat:
 Basil gram positif dengan spora pada ujungnya
 Obligat anaerob dan dapat bergerak menggunakan flagella
 Menghasilkan eksotoksin yang kutat
 Mampu membentuk spora (terminal spore) yang mampu bertahan dalam suhu
tinggi, kekeringan, dan desinfektan

Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri


Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.

16. Sebutkan derajat tetanus?


Secara umum, derajat tetanus dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Tetanus berat, bila anak kaku dan sering kejang spontan yaitu kejang terjadi
tanpa rangsangan.
 Tetanus sedang, bila anak kaku tanpa kejang spontan tetapi masih dijumpai
kejang rangsan yaitu kejang yang terjadi bila dirangsang.
 Tetanus ringan, kekakuan yang tamak jelas hanya trismus, tanpa disertai kejang
rangsang.

Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri


Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.

17. Sebutkan tanda – tanda tetanus neonatorum?


Tanda dan gejala dari tetanus neonatorum terlihat pada umur 4 -14 setelah kelahiran,
rata – rata saat berumur 7 hari. Biasanya bayi akan meninggal pada umur dua minggu.
Gejalanya berupa trismus, sulit menelan, dan otot abdomen yang tegang. Gejala lainnya
berupa suhu tinggi, berkeringat, meningkata tekanan darah, meningkatnya nadi.
Sumber : https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/tetanus.pdf
18. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?
a. Faktor genetik
Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti bahwa bentuk
untuk konstitusi orang ditentukan oleh faktor keturunan. Secara mudah
dikatakan bahwa seorang anak akan besar dan tinggi bila ayah dan ibunya besar
dan tinggi juga. Faktor herediter akan berpengaruh pada cepat pertumbuhan,
kematangan penulangan, gizi, alat seksual, dan saraf
b. Pengaruh Saraf
Telah diketahui bahwa di otak terdapat pusat pertumbuhan yang diperkirakan
terletak di hipotalamus sebagai pengatur dan pengendali pertumbuhan yang
sesuai dengan kurva pertumbuhan berdasarkan faktor genetik. Pusat
pertumbuhan berhubungan dengan lobus anterior kelenjar pituitari yang
berhubungan dengan hormon untuk ikut berperan dalam pengawasan terhadap
tumbuh kembang.
c. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah mulai intrauterin sejak janin berumur 4 bulan, yaitu
saat percepatan pertumbuhan panjang janin mencapai maksimum, dan saat ini
kelenjar pituitari dan tiroid mulai bekerja. Lobus anterior kelenjar pituitari
mengeluarkan hormon pertumbuhan dan somatotropin
d. Pengaruh Gizi
Kecukupan pangan yang essensial baik kualitas maupun kuantitas sangat
penting untuk pertumbuhan normal. Suatu pengamatan yang dilkaukan setelah
perang di Jerman, waktu terjadi kelaparan, anak – anak mengalami kelambatan
pertumbuhan 10 – 20 bulan dibandingkan dengan anak yang tumbuh normal.
e. Pengaruh Sosio Ekonomi
Penelitian di eropa menunjukkan bahwa anak kelompok sosial ekonomi baik,
mampunyai ukuran tinggi tubuh lebih panjang dibandingkan dengan anak
keluarga buruh rendah.

Sumber : Narendra, B Moersintowati. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.


2002: Jakarta. Sagung Seto

19. Apa yang dimaksud dengan penyakit polio?


Polio atau poliomielitis adalah penyakit kelumpuhan akut yang menua disebabkan oleh
virus polio. Predileksi virus polio pada sel kornu anterior di medulla spinalis, inti
motorik batang otak dan area motorik kortek otak, menyebabkan kelumpuhan serta
atrofi otot.
Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri
Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
20. Sebutkan 3 jenis peyakit polio?
 Inapparent Infection : tanpa gejala klinis, merupakan kasus terbanyak (72%)
 Infeksi Klinik Ringan : dengan panas, lemas, malaise, pusing, mual,
tenggorokan sakit (24%).
 Abortive Poliomyelitis: jarang terjadi 4%. Didahului dengan panas, malaise,
pusing, muntaj dan sakit perut. Merupakan tandaklinik pertama dari perkalanan
klinik yang bifasik. Sehari dua hari pertama akan timbul iritasi meningen,
termasuk kaku kuduk, muntah, dan nyeri kepala. Kemudian setelah 2 – 10 hari
akan membaik tanpa gejala sisa, kecali pada beberapa kasus terjadi kelemahan
otot yang transient.
Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri
Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
21. Sebutkan kontraindikasi pemberian MR?
Kontraindikasi :
 Alergi Berat terhadap vaksin
 Alergi Berat terhadap gelatin
 Alergi Berat terhadap neomycin
 Kehamilan umur 4 minggu
 Terdapat imunodefisiensi
 TB Aktif atau belum diobati

Sumber : https://www.scc-cair.org/help/contraindications/MMR.pdf

22. Berapa dosis dan dimana tempat penyuntikan Hepatitis B?


Pasie dibawah 20 tahun diberikan 0.5ml dan pasien diatas 20 tahun diberikan 1 ml.
Yang kedua diberikan 8 minggu setelah pemberian. Yang ketiga diberikan 2-6 bulan
setelah suntikan yang kedua. Penyuntikan hepatitis B dapat dilakukan di paha bagian
luar secara intramuskular
Sumber : http://www.immunize.org/catg.d/p2020.pdf
23. Apakah alasan tempat penyuntikan Hepatitis B tidak di gluteus?
Karena menurut penelitian penyuntikan di deltoid atau paha bagian luar memberikan
titer antibodi yang lebih tinggi 17 kali lipat dibandingkan di regio gluteus. Kurang lebih
20% subyek dengan suntikan di regio gluteus gagal memberikan titer antibodi hal ini
mungkin disebabkan oleh banyaknya jaringan lemak sehingga suntikan tidak mencapai
otot.
Sumber : https://id.scribd.com/document/353672739/Pemberian-Imunisasi-
Hepatitis-B-pada-Bayi-Prematur-pdf
24. Apa yang mendasari pemeriksaan kesadaran apatis,somnolen dan lainnya ?
Composmentis, somnolen, apatis dan lainnya pemeriksaannya berdasarkan kesadaran
secara kualitatif.B
Sumber : (Tim Blok Neurology dan Spesific Sensen Systems (NSS). 2012. Buku
Petunjuk Skill Lab. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman)
25. Sebutkan berapa macam pemeriksaan kesadaran yang menggunakan score selain GCS?
a. AVPU dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata
(verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar
sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri(unresponsive).
b. ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),bingung / kacau
(confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon(unresponsiveness).
Sumber : (Tim Blok Neurology dan Spesific Sensen Systems (NSS). 2012. Buku
Petunjuk Skill Lab. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman)
26. Apa yang dinilai dari nadi?
Pemeriksaan nadi harus mencakup :
a. Laju nadi : normal, takikardi (laju nadi lebih cepat dari normal), bradikardi (laju
nadi lebih lambat dari normal)
b. Irama nadi : teratur, aritmia (ketidakteraturan irama nadi)
c. Kualitas nadi : isi nadi normal (cukup), pulsus seler (nadi teraba sangat kuat dan
turun dengan cepat), pulsus parvus et tardus (nadi dengan amplitudo yang rendah
dan teraba lambat naik), pulsus paradoksus (nadi yang teraba lemah saat inspirasi
dan teraba normal atau kuat saat ekspirasi.
d. Ekualitas nadi : isi dan tekanan nadi yang teraba pada keempat ekstremitas,
normalnya sama pada keempat ekstremitas.

Sumber : (Matondang, S Corry, dkk. 2000. Diagnosis fisik pada anak. Jakarta :
PT Sagung Seto. Hal 26-29)

27. Apa saja tipe – tipe pernafasan?


 Blot’s Respiration : pernafasan yang ditandai dengan takipnea atau normal
diselingi dengan apnea.
 Kussmaul Breating : K = Ketones
U = Uremia
S = Sepsis
S = Salisilat
M = Methanol
A = Aldehydes
L = Lactic Acid
Ditemukan oleh Adolph Kussmaul pada abad ke 19 dengan karakteristik
pernafasan yang cepat dan dalam yang berhubungan dengan asidosis metabolik
yang xberat.

 Cheyne – Stokes Respiration : karakteristik pernafasan ini adalah ditandai


dengan hiperventilasi lalu hipoventilasi yang cepat lalu terjadi apnea. Terjadi
karena hipoperfusi otak.

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Kussmaul_breathing#/media/File:Breathing_abnormaliti
es.svg

28. Bagaimana interpretasi dari BMI?


BMI Status Berat Badan
Kurang dari 18.5 Kekurangan Berat Badan
18.5 atau 24.9 Norma (Ideal)
25.0 atau 29.9 Kelebihan Berat Badan (Overweight)
30.0 atau lebih Obesitas

Sumber : www.mims.com
29. Apakah perbedaan pucat dan anemis?
Pucat adalah putih memudar sedangkan anemis adalah keadaan yang disebabkan oleh
kadar hemoglobin yang berkurang atau berkurangnya sel darah merah yang diukur per
mm kubik atau volume sel darah merah kurang dari 100 ml. Terjadi karena
keseimbangan antar darah yang keluar dan darah yang diproduksi terganggu
Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku kamus kedokteran Dorland
30. Mengapa sklera ikterik?
Ikterus ringan dapat terlihat di sklera mata, dan bila ini terjadi menandakan kada
bilirubin yang berkisar antara 2 – 2.5 mg/dl. Retensi bilirubin pada jaringan ini karena
adanya hiperbilirubinemia. Sklera bisa menjadi ikterik karena merupakan jaringan
avaskular
Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., Garna, Herry., S Hadinegoro, Sri
Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
31. Bahasa Latin lubang telinga luar?
Meatus Akustikus Ekterna
Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher
32. Bahasa Latin cuping hidung?
Ala Mayor Os. Nasal
Sumber : Buku kamus kedokteran Dorland
33. Batas – batas faring?
 Nasofaring terletak di belakang hidung, posterior terhadap choanae
 Ororfaring terletk dibelakang mulut, posterior terhadap isthmus faucium
 Lryngofaring terletak dibelakang laring, posterior terhadap aditus laringis

Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher

34. Bahasa latin gusi sumbing?


Cheiloschizis
Sumber : Buku kamus kedokteran Dorland
35. Definisi Iktus Cordis?
Iktus Cordis adalah gerakan apeks pada jantung yang diperantaai oleh ventrikel kiri
karena bergerak saat kontraksi dan menyentuh dinding thoraks

Sumber : Bickley, S Lynn. 2013. Bates’ Guide to Physical examination and


history taking, 11 edition. Philadelphia. Lippincot William & Wilkins.

36. Bising jantung yang dapat dirasakan hanya dengan palpasi?


Bising jantung yang dapat dirasakan dengan palpasi adalah S3 (bising jantung
middiastolik yang keras) dan S4 (bising jantung sebelum bunyi jantung sistolik) dengan
cara memiringka pasien ke kiri, pasien diminta bernafas, lalu secara tiba – tiba menahan
napas.

Sumber : Bickley, S Lynn. 2013. Bates’ Guide to Physical examination and


history taking, 11 edition. Philadelphia. Lippincot William & Wilkins.

37. Bising jantung yang normal pada anak dan bayi, apa namanya dan apa syaratnya?
Murmur pada anak yang normal disebut dengan Innocent Murmur terjadi karena
turbulensi dari aliran darah yang dialirkan dari ventrikel kanan menuju ke aorta.
Lokasinya berada di ICS 2 - 4 di batas antara tepi kiri sternum dan apex. Biasanya
merupakan Grade 1 sampai Grade 2, dan hanya teradiasi sedikit. Suara murmur
biasanya terdengar halus.

Sumber : Bickley, S Lynn. 2013. Bates’ Guide to Physical examination and


history taking, 11 edition. Philadelphia. Lippincot William & Wilkins.

38. Definsi dari funnel chest, barrel chest, dan pigeon chest?
 Barrel chest, toraks emfisematus. Toraks berbentuk bulat seperti tong, ditandai
oleh sternum yang terdorong ke depan dengan iga-iga horizontal. Kelainan ini
dijumpai pada penyakit paru obstruksi kronis misalnya asma, fibrosis kritik dan
emfisema.
a. Pectus ekskavatum (funnel chest) : sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke
dalam, terutama pada saat inspirasi. Etiologi keadaan ini dapat merupakan kelainan
konginental, hipertrofi adenoid yag berat serta dapat juga dijumpai pada sindrom
Marfan dan Noonan.
b. Pectus karinatum (pigeon’s chest, dada burung) : sternum menonjol kearah luar,
biasanya disertai dengan depresi vertikal pada daerah kondrokostal. Kelainan ini
biasanya terlihat pada rakitis, osteoporosis Marfan, sindrom Noonan, dan penyakit
Morquio.

(1) (2) (3)

Sumber : N Rahajoe, Nastiti., Bambang Supriyatno, Darmawan Budi Setyano.


2008. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

39. Definisi bronchial, vesikuler, dan bronkhovesikuler?


 Bronchial : suara keras, dan kasar dengan jeda yang pendek antara inspirasi
dan ekspirasi. Suara ekspirasi lebih lama dari pada inspirasi
 Vesikuler : suara lembut. Terdengar saat inspirasi tanpa jeda dan melanjut
sampai ekspirasi. Suara menghilang sampai 1/3 ekspirasi
 Bronkhovesikuler : suara inspirasi dan ekspirasi seimbang.
Sumber : Bickley, S Lynn. 2013. Bates’ Guide to Physical examination and
history taking, 11 edition. Philadelphia. Lippincot William & Wilkins.

40. Apa saja kelainan dinding abdomen definisinya?

Omfalokel (disebut juga Exomfalos) merupakan defek dinding abdomen pada garis
tengah dengan berbagai derajat ukuran, disertai hernia visera yang ditutupi oleh
membran yang di terdiri atas peritoneum di lapisan dalam dan amnion di lapisan luar
serta Wharton’s Jelly di antara lapisan tersebut. Pembuluh darah berada di dalam
membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain berbagai jenis dan dan
jumlah usus, sering sebagian dari hati dan kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan
tali pusat terdapat pada puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas,
tengah atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi yang penting
dalam penanganannya.
Gastroskisis adalah defek pada dinding abdomen yang biasanya tepat di sebeah kanan
dari masuknya korda umbilikus ke dalam tubuh. Ada juga yang terletak di sebelah kiri,
namun kasusnya jarang. Sejumlah usus dan kadang-kadang bagian dari organ abdomen
lain ikut mengalami herniasi keluar dinding abdomen dengan tanpa adanya membran
yang menutupi ataupun kantung
Perbedaannya, omfalokel atau disebut juga exomfalos adalah kelainan dinding anterior
abdomen pada garis tengah dengan ukuran yang bervariasi, yang berupa herniasi organ
visera abdomen yang terbungkus suatu kantong tipis, melalui sebuah cicin umbilicus
sedangkan gastroskisis adalah kelainan dimana dinding anterior abdomen tidak
berkembang secara sempurna (terdapat defek) sehingga organ intra abdomen, terutama
usus berada diluar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion

Gastroskisis diperkirakan sebagai hasil dari iskemik terhadap perkembangan dinding


abdomen. Daerah paraumbilikal kanan merupakan daerah dengan resiko tinggi karena
disuplai oleh vena umbilikal kanan dan arteri omfalomesenterika kanan hingga
mengalami involusi. Jika perkembagan dan involusi ini terganggu pada derajat dan
waktu tertentu, kemudian defek dinding tubuh akan menghasilkan iskemia dinding
abdomen. Hipotesis lain menyatakan bahwa gastroskisis terjadi karena defek dari
ruptur awal hernia korda umbilikalis.2
Pada omfalokel, isi abdomen tidak kembali ke dalam rongga abdomen tetapi tetap
berada di luar abdomen namun berada di dalam korda umbililukus. Berbagai variasi
dan jumlah dari midgust dan organ intra abdomen mengalami herniasi keluar pada
defek tersebut tergantung dari ukuran dan lokasi relatif dinding abdomen. Defisit
pelipatan kranial terutama menghasilkan omfalokel epigastrik yang mungkin
berhubungan dengan kelainan pelipatan kranial tambahan seperti hernia diafragma
anterior, celah sternal, defek perikardial dan defek kardaik.

(Ledbetter DJ. 2006. Gastroschisis and Omphalocele. Surg Clin N Am;86:249–260)

41. Definisi rhonki kering, basah halus, dan basah kasar?


 Rhonki kering (wheezing) : suara nafas abnormal yang terjadi akibat
menyempitnya saluran nafas. Yang menyebabkan wheezing yaitu asma dan
PPOK.
 Rhonki basah kasar : suara nafas abnormal yang terjadi akibat adanya
gelembung udara tersekresi ketika bernafas dan suaranya keras.
 Rhonki basah halus : suara nafas abnormal yang terjadi akibat letupan
kecil ketika udara lewat ketika saat ekspirasi.

Sumber : Bickley, S Lynn. 2013. Bates’ Guide to Physical examination and


history taking, 11 edition. Philadelphia. Lippincot William & Wilkins.

42. Definisi trofi otot?


Ukuran otot
Sumber : Buku kamus kedokteran Dorland
43. Anatomi antara anus dan genital?
Region anogenital
Sumber : (S. Matondang Corry, Wahidiyat Iskandar, Sastroasmoro Sudigdo,
Diagnosa Fisik pada Anak. Edisi ke dua, Sagung seto jakarta :2003, hal. 112)
44. Kelainan anus dan genital?
Kelainan anus
 Atresia Ani : kelainan kongenital yang menyebabkan bayi tanpa anus
atau anus tidak sempurna
 Rectoperineal Fistula : Anus sangat berdekatan dengan vagina sehingga
dapat terjadi konstipasi
 Rectovestibular Fistula: Terjadi saluran antara rectum dengan vagina
sehingga feses keluar melalui vagina
 Rectovaginal Fistula : Kelainan ini menyebabkan usus langsung
masuk ke vagina
 Cloaca : Kelainan ini menyebabkan saluran kencing,
saluran pencernaan, dan vagina menyatu menjadi satu.

Kelainan genital

 Aphallia : tidak terbentuknya penis mulai dari corpus


cavernosum dan corpus spongiosum. Scrotum normal namun testis tidak
turun kebawah
 Scrotal Agenesis : tidak terbentuknya scrotum, kulit antara anus
dan genital hanya datar saja tanpa adanya rugosa
 Labial Adhesion : terjadi perlengketan pada labia sehingga saat
coitus sangat tertutup rapat, dapat terjadi stasis pada urin sehingga dapat
terjadi infeksi pada saluran kemih.

Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/1016681-overview#a3

45. Pemeriksaan penunjang anemia defisiensi besi dan cara menentukannya?


Untuk menegakkan diagnosis ADB diperlukan pemeriksaan laboratorium yang
meliputi pemeriksaan darah rutin sperti Hb, PCV, Leukoit, Trombosit, ditambah
pemeriksaan indeks, retikulosit, morfologi darah tepi, dan pemeriksaan status besi (Fe
Serum, TIBC, saturasi transferin, FEP, feritin), dan apus sumsum tulang.
Pada ADB ditemukan nilai indeks eritrosit, MCV, MCH, dan MCHC menurun sejajar
dengan penurunan kadar Hb. Gambaran morfologi darah tepi ditemukan keadaan
hipokromik, mikrositik, anisositosis, dan poikilositosis.
Pada pemeriksaan status besi didapatkan kadar Fe serum menurun dan TIBC
meningkat. Pemeriksaan Fe serum untuk menentukan jumlah besi yang terika pada
transferin, sedangkan TIBC untuk mengetahui jumalah besi trasnferin yang berada
dalam sirkulasi darah. Perbandingan antara serum Fe dan TIBC yang dapat diperoleh
dari Fe Serum/TIBC x 100% merupakan suatu nilai yang meggambarkan suplai besi
ke eritroid sumsum tulang dan sebagai penilaian terbaik untuk mengetahui pertukaran
besi antara plasma dan cadangan besi dalam tubuh.

Sumber : Permono, H Bambang. 2012. Buku Ajar Hematologi - Onkologi Anak,


Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
46. Tanda – tanda kwhasiorkor?
Pada gizi buruk kwashiorkor anak tampak letargis, apatis, dan /atau iritabel. Manifestasi
yang sering dikeluhkan oleh orang tua pasien adala bengkak/buncit (edema). Pada
pemeriksaan fisik ditemukan:
 Perubahan mental
 Anemia
 Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut atau rontok
 Gangguan sistem gastrointestinal
 Pembesaran hepar
 Dermatosis

Sumber : Priantono, Dimas., Prwaitasari, Titis. 2014. Kapita Selekta


Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

47. Bagaimana cara tes manthoux/uji tuberkulin?


Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenik yang
kuat. Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang yang telah terinfeksi TB,
makan akan terjadi indurasi di lokasi suntikan. Uji tuberkulin cara mantoux dilakukan
dengan cara menyuntikkan 0.1 ml PPD RT – 23 2TU atau PPD S 5TU secara intrakutan
di bagian volar lengan bawah. Pengukuran dilakuakn terhadap indurasi yang timbul,
bukan hiperemi/eritema. Indurasi dilakukan dengan cara palpasi untuk menentukan tepi
indurasi, ditandi dengan pulpen, kemudian diameter transversal indurasi diukur dengan
alat pengukur transparan, hasilnya dinyatakan dalam milimeter.

Sumber: N Rahajoe, Nastiti., Bambang Supriyatno, Darmawan Budi Setyano. 2008.


Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
48. Pemeriksaan TB selain tes manthoux/uji tuberkulin?
 Uji Interferon : Pemeriksaan penunjang untuk mencari bukti adanya penyakit
infeksi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dengan PCR dan
pemeriksaan ELISA.
 Pemeriksaan Radiologis : Gambaran foto toraks pada TB tidak khas; kelainan –
kelainan radiologis pada TB tidak dijumpai pada penyakit lain. Sebaliknya foto
toraks yang normal tidak dapat menyingkirkan diagnosis. Dengan demikian,
pemeriksaan foto toraks saja tidak dpat digunakan untuk mendiagnosis TB,
kecuali gambaran milier.
 Pemeriksaan Mikrobiologis : Diagnosis kerja TB dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan mikroskopis apusan langsung untuk menemukan BTA dan
Pemeriksaan biakan kuman M. Tuberculosis. Namun pemeriksaan tersebut sulit
dilakukan karena anak tidak dapat mengeluarkan sputum. Sebagai gantinya,
dilakukkan pemeriksaan bilas lambung 3 hari berturut – turut. Minimal 2 hari.

Sumber : N Rahajoe, Nastiti., Bambang Supriyatno, Darmawan Budi Setyano.


2008. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

49. Pemeriksaan Intoleransi Laktosa?


pH tinja dan bahan pereduksi (clinitest) digunakan untuk mendeteksi intoleransi
laktosa, dapat juga ditemukan perianal rash yang merupakan tanda khas pada bayi
dengan intoleransi laktosa
Sumber : Sastroasmoro, Sudigdo. Panduan Pelayanan Medis Departemenin Ilmu
Kesehatan Anak. 2007: Jakarta. RSCM
50. Tanda – tanda elektrolyte imbalance?
 Apabila kekurangan natrium akan mudah merasa lelah, ditandai dengan
kelemahan otot, dan meningkatnya buang air kecil. Jika kadar natrium di dalam
darah terlalu sedikit maka akan terjadi kejang, koma, dan sesak.
 Apabila kekurangan kalium akan mudah merasa lelah, bisa menyebabkan
konstipasi, dan menurunnya refleks tendon. Apabila kadar kalium menurun
sangat ekstrim maka akan terjadi aritmia.
 Apabila kekurangan magnesium pasien akan mengalami tremor, disorientasi,
dan sulit menelan. Apabila turun terlalu ekstrim, maka akan pasien akan sulit
bernafas, mual, dan kejang.
 Kekurangan kalsium akan menyebabkan keram otot dan tremor dan dapat
menyebabkan aritmia dan kejang.

Sumber :http://www.wikihow.com/Remember-Signs-and-Symptoms-of-
Electrolyte-Imbalances

51. Tanda klinis hipoalbuminemia?


Albumin berfungsi untuk transportasi bermacam – macam zat termasuk bilirubin, asam
lemak, zat besi, ion, hormon, dan obat - obatan. Hipoalbuminemia disebabkan oleh
bermacam – macam kondisi, seperti sindrom nefrotik, sirosis hepatis, gagal jantung,
dan malnutrisi.
Tanda klinis dari hipoalbuminemia adalah:
 Edema
 Makroglosia
 Pembesaran kelenjar parotis
 Sklera Ikterik
 Hipotensi
 Efusi Pleura
 Hepatosplenomegaly
 Atrofi otot

Sumber : Eljaiek R, Dubois MJ. Hypoalbuminemia in the first 24 th of admission


is associated with organ dysfuntion in burned patients. Burns. 2012 Jun 7.

52. Pemeriksaan feses lengkap?


Makroskopis : Konsistensi, warna, bentuk, eksudat.
Mikroskopis : Leukosit, Eritrosit, Parasit, Amoeba, Flagella, Telur, Larva, Kista
Sumber :
http://www.uobabylon.edu.iq/uobColeges/ad_downloads/8_26146_234.pdf

53. Isi L-Bio dan cara kerja?


L-Bio mengandung Lactobacillus acidophillus ,Lactobacillus salvarius,
Bifidobacterium lactis, dan Lactobacillus lacti. Berfungsi untuk memelihara kesehatan
fungsi pencernaan anak dan dewasa; membantu mengembalikan fungsi GI normal
menjaga keseimbangan flora normal usus dan membantu fungsi fermentasi usus pada
bayi
Sumber : www.mims.com
54. Cara kerja Zinc?
Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuan meningkatkan
sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim
menggunakan zing sebagai bahan dasarnya.
Sumber : Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.
55. Efek samping Cefotaxime?
Efek samping cefotaxime yang paling sering adalah timbulnya phlebitis atau
trombophlebitis pada tempat suntikan
Sumber : Nasif, Hansen. Yuned, Monalisa. Husni, Muchtar. 2013. Kajian
Penggunaan Obat Intravena di SMF Penyakit Dalam RSUD dr. Achmad Muchtar
Bukittinggi. Padang : Jurnal Sains dan Teknologi.
56. Kebutuhan kalori dan protein, pada pasien ini?
BB Target : 5.6 kg
Fase stabilisasi : Energi (80 – 100kkal /kgbb/hari) = 500 kkal/hari
Protein (1-1,5 gr/kgbb/hari) = 8 gr/hari
Cairan (130ml/kgbb/hari) =728 ml/hari
Fase Transisi : Energi (100 – 150 kkal/kgbb/hari) = 750 kkal/hari
Protein (2-3 gr/kgbb/hari) = 14 gr/hari
Cairan (150 ml/kgbb/hari) = 840ml/hari
Fase Rehabilitasi : Energi (150 – 220 kkal/kgbb/hari) = 1000 kkal/hari
Protein (4-6 gr/kgbb/hari) = 28 gr/hari
Cairan (150 – 200 ml/kgbb/hari) = 1000 ml/hari

Sumber : Priantono, Dimas., Prwaitasari, Titis. 2014. Kapita Selekta


Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

57. Definisi ASI eksklusive, perbedaan kandungan ASI dan susu formula, dan cara
menyusi yang baik dan benar?
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila
mungkin sampai 6 bulan.
Sejak tahun 1991, ASI Eksklusif didefenisikan sebagai pemberian ASI saja
tanpa makanan maupun minuman kepada seorang bayi sesaat setelah lahir sampai bayi
tersebut berusia 6 bulan. Akan tetapi defenisi ini sudah dimodifikasi oleh WHO-
UNICEF pada tahun 2007, bahwa terdapat beberapa hal yang diperbolehkan selama
periode ASI eksklusif (0-6 bulan) yaitu :
1. Pemberian larutan Oralit
2. Obat dalam bentuk tetes dan sirup, apakah itu vitamin, mineral atau obat
Jika seorang anak mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI (kecuali
kedua hal tersebut di atas) maka anak tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai anak
yang mendapatkan ASI eksklusif.

Perbedaan kandungan ASI dan Susu Formula:

Tata Cara Menyusui:

a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola ke sekitarnya.

c. Ibu duduk santai kaki tidak boleh menggantung.

d. Posisi bayi, bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi

didekatkan dengan lengkungan siku ibu bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan ibu, perut bayi menempel pada tubuh ibu, mulut bayi

berada di depan puting ibu, lengan yang di bawah merangkul ibu,

jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi.

Sumber : - (WHO (2010) Indicators for assessing infant and young child feeding
practices part 3: country profiles. World Health Organization. Dept. of Child and
Adolescent Health and Development. Dari : http://manjilala.info/istilah-istilah-dalam-
pemberian-asi/)
- Kosim, M. Sholeh. Yunanto, Ari. Dewi, Rizalya. Sarosa, Irawan
Gatot. Usman, Ali. Buku Ajar Neonatologi. 2012: Jakarta. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai