Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik,

sekurang – kurangnya ada sembilan gangguan yang ditandai oleh meningkatnya

konsentrasi asam urat (hiperurisema). Gout dapat bersifat primer maupun

sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh

yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder

disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau eksresi asam

urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat – obat

tertentu (Kowalak, 2002).

Masalah akan timbul jika terbentuk kristal – kristal monosodium urat

monohidrat pada sendi – sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal – kristal terbentuk

seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut pada

menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan Gout . Jika tidak

diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan

jaringan lunak (nanda, 2015)

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan definisi dari Gout ?

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi dari Gout?

Apa yang dimaksud dengan etiologi Gout?

Apa yang dimaksud dengan manifestasi klinis dari Gout?


Apa yang dimaksud dengan patofisiologi dari Gout?

Bagaimana pathway dari Gout?

Bagaimana penatalaksanaan dari Gout?

Bagimana pemeriksaan penunjang dari Gout?

Bagaimana asuhan keperawatan dari Gout?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan

makalah mata kuliah sistem Imunologi dan Hematologi dengan judul Askep Gout

Tujuan Khusus

Diharapkan Mahasiswa mampu:

Melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit Gout

Menentukan diagnose keperawatan pada klien dengan penyakit Gout

sesuai pengkajian.

Menyusun rencana asuhan keperawatan dan tujuan sesuai dengan diagnose

keperawatan pada klien dengan penyakit Gout

1.4 Manfaat Penulisan

Bagi Individu
Agar lebih memahami seluk beluk penyakit Gout serta dapat mengenali
tanda- tandanya
Bagi Dunia Pendidikan
Sebagai refrensi bahan ajar dan dapat menambahi pengetahuan mengenai
penyakit Gout.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh Hipokrates pada

zaman Yunani Kuno. Pada waktu itu Gout, dianggap sebagai penyakit kalangan

sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan

seks. Sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah dikemukakan,

namun kini banyak yang telah diketahui mengenai penyakit gout, dan tingkat

keberhasilannya juga tinggi Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan

penumpukan asam urat yang nyeri pada sendi, sangat sering ditemukan pada kaki

bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah (Kowalak, 2002).

Artritis pirai (artritis gout) adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai

gambaran khusus, yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang

penatalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak

memadai gout dapat menyebabkan destruksi sendi, Jadi gout atau sering disebut

asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol

asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri

pada tulang dan sendi. (Tehupeiory, 2003

2.2Etiologi

Faktor – faktor yang berperan dalam perkembangan Gout tergantung pada

faktor penyebab terjadinya hiperurisemia. Diet purin dapat memicu terjadinya

serangan gout pada orang yang mempunyai kelainan bawaan dalam metabolisme

purin sehingga terjadi peningkatan produksi asam urat. Tetapi diet rendah purin
tidak selalu dapat menurunkan kadar asam urat serum pada setiap keadaan.Minum

alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi

urat.Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk sampingan dari

metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh

ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalma serum Sejumlah obat –

obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga dapat

menyebabkan serangan gout. Yang termasuk diantaranya adalah aspirin dosis

rendah (kurang dari 2 g/hari), sebagian besar deuretik, levodopa, diazoksid, asam

nikotinat, asetozolamid, dan etambutol (Kowalak, 2002).

2.2 Klasifikasi

Gout primer

Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih

atau akibat penurunan ekresi asam urat

Gout sekunder

Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam

urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat

tertentu (Pudiyono, 2011).

2.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan

pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan

hiperurisemia.Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam

hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan

rasa sakit tersebut biasanya diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan


diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi tubular kristal asam urat),

meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung purin tinggi.

Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan mengalami

asimtomatik.

Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan

memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita

rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial.

Tofus, pembentukan nodul – nodul kristal asam urat akan muncul di telinga, jari

tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam, penyakit ginjal, hipertensi,

takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan manifestasi sistemik

yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal (Suzanne C. Smeltzer, 2002).

2.4 Patofisiologi/pathway
2.5 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :

Deformitas pada persendian yang terserang

Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih

Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal (Pudiyono,

2011).

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Serum asam urat

Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan

hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan

ekskresi.

Angka leukosit

Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama

serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam

batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.

Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di

persendian.

Urin spesimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi

dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24

jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka
level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam

mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan

serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin

dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet

purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet

bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau

material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang

tajam, memberikan diagnosis definitif gout.

Pemeriksaan radiografi

Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan

menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah

penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada

tulang yang berada di bawah sinavial sendi (Pudiyono, 2011).

2.7 Penatalaksanaan

Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan seranggan akut dan

penaanaganan hipererusemia pada pasiaen atritis kronik ada 3 tahapan dalam

terapi penyakit ini:

Mengatasi serangan akut

Menguranggi kadar asam urat untuk mencegah pembunuhan kristal urat

pada jaringgan,terutama persendian

Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui

anamnesis riwayat penyakit, pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan diagnostic.

Anamnesis : Identitas ( Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama,

bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah

sakit, dan diagnosis medis.

Riwayat penyakit sekarang : Pengumulan data dilakukan sejak munculnya

keluhan dan secara umum mencakup awal gejala dan bagaimana gejala

tersebut berkembang. Enting ditanyakan berapa lama pemakaian obat

analgesic, allopurinol.

Riwayat penyakit dahulu : Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan

penyebab yang mendukung terjadinya gout ( misalnya penyakit gagal

ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu

ditanyakan adalah pernakah klien dirawat dengan maslah yang sama. Kaji

adanya pemakaian alkohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic.

Riwayat penyakit keluarga : Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu

yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout
dipenagruhi oleh faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam urat yang

berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.

Riwayat psikososial : Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang

dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon

didapat meliputi adanya kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat

dengan adanya sensanyi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon

nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit

dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam

keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan

respon terhadap konsep diri yang maladaptif.

Pemeriksaan diagnostic : Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat

perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan.

Pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang – lubang kecil (

punch out

3.2 Pemeriksaan fisik

B1 (Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan

kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan

otot bantu pernafasan.

Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.

Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.

Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya

didapatkan suara ronki atau mengi.


B2 (Blood)

Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin

dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.

B3(Brain)

Kepala dan wajah apakah ada sianosis.

Mata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis

pada kasus efusi pleura hemoragi kronis.

Leher Biasanya JVP dalam batas normal.

B4 (Bladder)

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada

system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke

ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang

akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.

B5 (Bowel)

Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap

perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu

dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya

mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien

yang memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.

B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:

Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang

mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya

sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah


dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan

tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan

gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan

temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar.

Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.

Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.

Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat

perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan.

Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil

(punch out).

3.3 Analisa Data

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya

berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan

pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan

analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data

tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

3.4 Diagnosa Keperawatan

Nyeri berhubungan dengan adanya pembengkakan sendi karena adanya


penumpukan kristal asam urat .
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh dalam
intoleransi peran sosial, dan aktivitas.
3.5 Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL


1.Nyeriberhubungan Setelah dilakukan asuhan : kaji secara untuk mengetahui tingkat/
dengan adanya keperawatan selama 1X24 komprehensif sifat kualitas nyeri dan melakukan
pembengkakan sendi jam dengan terhadap nyeri : lokasi, intervensi selanjutnya
Tujuan : menghilangkan onset, karakteristik, untuk meredakan sakit nyeri,
karena adanya
rasa nyeri/ nyeri terkontrol frekuensi, durasi, dan untuk mencegah ketidak
penumpukan kristal Kriteria Hasil : kualitasnya. sejajaran tubuh dan
asam urat K : Pasien dapat N: pemeliharaan tubuh yang tepat
mengekspersikan a) berikan kompres .pemberian informasi dengan
bahwa nyeri dingin pada cepat dapat mengurangi resiko
berkurang/ hilang. bagian sendi yang pemberian allopurinol untuk
A : Pasien aktif nyeri. menghambat asam urat.
dalam melakukan b) berikan posisi
tindakan yang yang nyaman,
diberikan perawat. sendi yang nyeri
P : Individu dapat diistirahatkan dan
mendemonstrasikan diberi bantalan.
teknik relaksasi, E : anjurkan pasien untuk
untuk merilekskan memberitahu perawat
ketegangan otot dengan cepat bila terjadi
rangka dan dapat nyeri sendi.
mengurangi C: kolaborasikan
intensitas nyeri. pemberian obat sesuai
P : Tanta Tanda dengan TERAPI
Vital dalam batas DOKTER
normal, dalam
gambaran radiografi
ada kristal-kristal
asam urat.
TTV :
Kristal-kristal asam
urat mulai hilang
Tidak ada
pembengkakan
Sendi bisa
digerakkan (tidak
kaku).
2.Ansietasberhubungan Setelah dilakukan asuhan : terangkan kepada pasien dengan memberi penjelasan
keperawatan selama 1X24 terjadinya penyakit dan kepada pasien, maka pasien
dengan kurangnya
jam dengan prosedur pengobatan. akan mengerti dan faham.
pengetahuan. Tujuan : menghilangkan N : berikan lingkungan
cemas tenang untuk istirahat. lingkungan tenang dapat
Kriteria Hasil : meberikan rasa nyaman
K : pasien E : beritahu kepada sehingga pasien tidak
mengatakan sudah keluarga jangan memikirkan hal yang
mengetahui tentang menampakkan ekspresi membuatnya cemas.
proses terjadinya wajah sedih atau bingung
penyakit, prosedur didepan pasien. dengan tidak menampakkan
pengobatan dan eksperi wajah seedih, maka
perawatan. C : kolaborasi dengan pasien tidak akan merasa
A : pasien aktif dokter tentang pemberian cemas.
dalam melakukan obat penenang
tindakan yang obat penenang dapat
diberikan perawat menghilangkan cemas
P : pasien bisa
menerangkan
kembali tentang
penyebab penyakit
dan perawatan.
P : pasien nampak
tenang dan tidak
cemas lagi
3.Gangguan citra Setelah dilakukan asuhan O: diskusikan dengan .denganmengkomunikasikan
tubuh berhubungan keperawatan selam 1X24 pasien tentang perubahan masalah pasien, maka pasien
dengan perubahan jam dengan dirinya dapat menerima perubahan
Tujuan : mengembalikan hidup dan mulai menerima
bentuk
rasa percaya diri dan N : bantu pasien untuk situasi.
tubuhdalamintoleransi menerima perubahan yang dengan menyusun ulang tujuan
menyusun tujuan hidup
peran sosial, dan terjadi. yang realistik hidup maka pasien dapat
aktivitas Kriteria Hasil : melakukan aktivitas yang sesuai
K : klien mampu E : anjurkan orang dengan keadaan.
menyatakan terdekat untuk denganmemberikan kebebasan
penerimaan diri mengizinkan pasien kepada pasien, maka pasien
terhadap situasi melakukan hal untuk tidak merasa diasingkan.
A : pasien aktif dirinya. dengan adanya kolaborasi
dalam melakukan dengan ahli neuropsikologi,
tindakan yang maka pasien akan merasa lebih
C : kolaborasi dengan ahli
diberikan perawat tenang karna percaya diri pasien
neuropsikologi dan
P : pasien dapat meningkat.
konseling bila ada
mengkomunikasika
indikasi.
n dengan orang
terdekat tentang
perubahan yang
terjadi
P : pasien
mengetahui dan
menggabungkan
dalam konsep diri.
a) Melakukan aktivitas
seperti byasa.
b) Merasa percaya diri.
c) Sosialisai dengan
orang lain seper
3.6 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi

keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan,

tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau

tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan

rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif

(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam

melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada

kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,

strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.(Kozier et al., 1995).

3.7 Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya.merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna

apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu

pendekatan lain.Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan dan

dilakukan .

Anda mungkin juga menyukai