KONSEP DASAR
A. Pengertian
suhu tubuh (suhu 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Biasanya kejang terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, bila anak usia
kurang 6 bulan atau lebih 5 tahun mengalami kejang didahului oleh demam,
demam pada bayi usia kurang lebih 1 bulan tidak termasuk dalam kejang
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C). Kondisi yang menyebabkan kejang
tonsilitis, otitis media akut, bronkitis (Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009).
sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh proses
demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
7
3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki dari pada
serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki (Judha & Rahil, 2011).
Kejang demam terjadi jarang sebelum umur 9 bulan dan sesudah umur
Resiko kejang demam meningkat jika ada riwayat kejang demam pada
Arvin, 2000).
demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh
yang sering dijumpai pada anak usia di bawah umur 5 tahun.Dari pengertian
suhu dimana suhu rectal diatas 38°C sehingga mengakibatkan renjatan kejang
yang biasanya terjadi pada anak dengan usia 3 bulan sampai 5 tahun.
8
B. Anatomi Fisiologi Sistem Syaraf
1. Otak
Otak terdiri dari otak besar yaitu disebut cerebrum, otak kecil
karakteristik khas otak orang anak yaitu mempunyai berat lebih kurang 2
cardiac output dan membutuhkan kalori sebesar 400 kkal setiap hari.
oksigen dan glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh
9
metabolisme otak yang merupakan proses yang terus menerus tanpa
menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks
diterimanya.
makan,minum,seks,dan motivasi.
10
Cerebrum terdiri dari dua belahan yang disebut
frontalis
parietalis
occipitalis
tulang temporalis.
11
Batang otak atau brainstern terdiri atas diencephalon, mid
2. Medula Spinalis
dari 31 segmen yang setiap segmenya terdiri dari satu pasang saraf
impuls sensorik dari sistem saraf tepi (SST) menuju sistem saraf
12
pusat (SSP) dan impuls motorik sistem saraf pusat (SSP) menuju
menuju otak yang disebut jaras acenden dan dari otak menuju
sensorik dari sistem tepi saraf tepi otak ke otak dan impuls motorik
motorik yang berasal dari korteks serebri atau batang otak yang
13
keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan
sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medulla spinalis.Di
14
Fungsi medula spinalis:
a. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu di kornu motorik atau kornu
ventralis.
cerebellum
d. Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel
jawaban refleks.Dapat berupa sel otot (otot jantung ,otot polos atau
15
ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf
saraf tepi terdiri atas saraf otak ( s.kranial) dan saraf spinal.
(Pearce, 2006)
C. Etiologi
disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan
oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat misalnya tonsilitis, ostitis media akut,
tonsilitis, otitis media akut, bronkitis (Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009)
16
Kejang demam yang menetap lebih lama dari 15 menit menunjukan
saluran pernapasan atas, dan otitis media akut adalah penyebab kejang
D. Patofisiologi
pecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainya kecuali
ion klorida. Akibatnya konsentrasi ion kalium dalam sel neuron tinggi dan
sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar
perlukan energi dan bantuan enzim NA-K ATP-ase yang terdapat pada
permukaan sel.
17
patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.Pada
20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan
otitis media akut, bronkitis penyebab terbanyak adalah bakteri yang bersifat
18
mengalami bahaya secara sistemik. Naiknya pengaturan suhu di hipotalamus
akan merangsang kenaikan suhu di bagian tubuh yang lain seperti otot, kulit
Naiknya suhu di hipotalamus, otot, kulit jaringan tubuh yang lain akan
natrium, ion kalium dengan cepat dari luar sel menuju ke dalam sel. Peristiwa
inilah yang diduga dapat menaikkan fase depolarisasi neuron dengan cepat
jalan nafas oleh penutupan lidah dan spasma bronkus (Price, 2005).
E. Manifestasi klinik
Menurut, Riyadi, Sujono & Sukarmin (2009), manifestasi klinik yang muncul
reaksi apapun tetapi beberapa saat kemudian anak akan tersadar kembali
19
3. Saat kejang anak tidak berespon terhadap rangsangan seperti panggilan,
juga dapat kita jadikan pedoman untuk menetukan manifestasi klinik kejang
3. Kejang bersifat umum (tidak pada satu bagian tubuh seperti pada otot
rahang saja ).
kelainan.
klonik, fokal atau kinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak tapi setelah beberapa
detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan saraf.(Judha & Rahil,
2011)
20
F. Penatalaksanaan
kejang secepat mungkin, apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang,
maka :
oksigen.
3. Pengobatan rumat
berikutnya.
natrium dan faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak, ensefalografi.
21
Menurut, Riyadi, Sujono & Sukarmin (2009), menyatakan bahwa
perlahan dengan panduan dosis untuk berat badan yang kurang dari 10
kg dosisnya 0,5-0,75 mg/kg BB, diatas 20 kg 0,5 mg/kg BB. Dosis rata-
rata yang diberikan adalah 0,3 mg/kg BB/ kali pemberian dengan
22
perlu dilakukan, karena pada penderita yang beresiko terjadinya
dihindari.
sebagai berikut :
BB
3 bulan 5 140-160
6 bulan 7 135-155
9 bulan 8 125-145
1 tahun 9 120-135
2 tahun 11 110-120
4 tahun 16 100-110
6 tahun 20 85-100
10 tahun 28 70-85
14 tahun 35 50-60
23
5. Pemberian kompres hangat untuk membantu suhu tubuh dengan
banyak seperti kelenjar limfe di ketiak, leher, lipatan paha, serta area
tubuh yang lain dengan craa menaikan tempat tidur bagian kepala
lebih tinggi kurang kebih 15° (posisi tubuh pada garis lurus)
24
8. Pengobatanpenyebab. Karena yang menjadi penyebab timbulnya
G. KOMPLIKASI
Komplikasi pada kejang demam anak menurut Garna & Nataprawira (2005)
1. Epilepsi
yang terjadi pada epilepsi kejang akibat lepasnya muatan listrik yang
3. Retardasi mental
4. Aspirasi
25
5. Asfiksia
Keadaan dimana bayi saat lahir tidak dapat bernafas secra spontan
atau teratur.
H. Pemeriksaan penunjang
pemeriksaannya meliputi:
1. Darah
(N<200mq/dl)
predisposisi kejang
4. Tansiluminasi: suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih
terbaik (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala
5. EEG: teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang
26
6. CT Scan: untuk mengidentifikasi lesi cerebral infark hematoma,cerebral
I. PENGKAJIAN FOKUS
baik saat penderita baru pertama kali datang maupun selama klien dalam
yang diperlukan, catatan berupa catatan klinik,dokumen yang baru atau pun
kabar.
27
Data yang diperoleh dari pengkajian klien dengan kejang demam
meliputi:
1. Data subyektif
a. Biodata / identitas
penghasilan,alamat.
b. Riwayat penyakit
kejang.
d) Lama serangan
28
kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada umur
jantung,DHF,ISPA,dan lain-lain.
lain-lain.
29
obatan maupun jamu selama hamil.Riwayat persalinan ditanyakan
d. Riwayat Imunisasi
e. Riwayat Perkembangan
dengan lingkungannya.
sikap tubuh
30
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
lainya.
g. Riwayat Sosial
pertolongan pertama.
31
2) Pola nutrisi
b) Makanan apa saja yang di sukai dan yang tidak disukai anak
3) Pola eliminasi
saat kencing
berlendir?
sebayanya
32
c) Bangun tidur jam berapa?
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Rambut
pada pasien
3) Muka/Wajah
33
4) Mata
sklera,konjungtiva?
5) Telinga
telinga,berkurangnya pendengaran
6) Hidung
jumlahnya?
7) Mulut
a) Adakah sianosis
c) Adakah stomatitis
8) Tenggorokan
34
9) Leher
tiroid
10) Thorax
pernapasan, frekuensinya,irama,kedalaman,adakah
retraksi intercostal.
dan takikardi?
11) Abdomen
12) Kulit
warnanya?
35
13) Ekstremitas
terjadi kejang?
14) Genetalia
36
J. Pathways
Infeksi ekstrakranial
Reaksi inflamasi
HIPERTERMI
37
K. Fokus intervensi
hipertermi
Kriteria Hasil :
e. Kesadaran composmentis
Rencana tinadakan :
keringat.
akan dilakukan
38
e. Batasi aktivitas selama anak panas
meningkatnya panas
propilaksis
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
a. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur
yang rendah
39
d. Letakkan klien di tempat yang lembut
terganggu
Rencana tindakan:
tubuh.
40
c. Pertahankan suhu tubuh normal
nya tubuh
kepala/ketiak
perantara
e. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
meningkat
panas.
anaknya
41
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
perawatan
3) Kepala dimiringkan
42
6) Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres hangat dan beri
banyak minum
e. Berikan health education agar selalu sedia obat penurun panas ,bila
anak panas.
kejang ulang
f. Jika anak sembuh jaga anak tidak terkena penyakit infeksi dengan
43