1. Jati belanda (Guazuma ulmifolia) Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih- putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam (Suharmiati, Herti M. 2003). 2. Kersen (Muntingia calabura L.) Perdu atau pohon, tinggi sampai 12 m, meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Hijau abadi dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Cabang-cabang mendatar, menggantung di ujungnya; membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar; demikian pula daunnya. Daun-daun terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1-4 × 4-14 cm, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang, lk. 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan rontok, sementara sebelah lagi rudimenter. Bunga dalam berkas, berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun; bertangkai panjang; berkelamin dua dan berbilangan 5; kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus; mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul, lk. 1 cm. Benang sari berjumlah banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun; namun setelah menjadi buah menggantung ke bawah, tersembunyi di bawah helai daun. Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya. Buah buni bertangkai panjang, bulat hampir sempurna, diameter 1- 1,5 cm, hijau kuning dan akhirnya merah apabila masak, bermahkota sisa tangkai putik yang tidak rontok serupa bintang hitam bersudut lima. Berisi beberapa ribu biji yang kecil-kecil, halus, putih kekuningan; terbenam dalam daging dan sari buah yang manis sekali. Selain itu, buah kersen juga dapat digunakan untuk obat penyakit asam urat, diabetes, dan masih banyak lagi (Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel, 1997).
3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak berbatang semu, daun berupa daun tunggal, berbentuk lonjong dan berujung lancip. Daun muda memiliki warna cokelat pada tulang daun bagian tengah dan hilang jika tua. Tangkai daun berujung pelepah memeluk batang. Daun terletak berhadapan, berupa lembaran yang tipis, permukan halus. Akar serabutnya berupa rimpang membulat, berwarna cokelat muda atau cokelat tua. Bagian dalam rimpang berwarna jingga tua atau cokelat kemerahan. Menurut Arisandi dan Andriani (2011), daun temulawak lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang. Batang temulawak berbentuk batang semu, rimpangnya berwarna kekuningan Syukur, C. dan Hernani. 2002).
4. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat- tempat yang agak lembab, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang Pandanus amaryllifolius Roxb. bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun Pandanus amaryllifolius Roxb. tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga Pandanus amaryllifolius Roxb. majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buah Pandanus amaryllifolius Roxb. merupakan buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil- kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya (Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008).
5. Binahong (Anredera cordifolia)
Tanaman binahong berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang (perenial), dan bias mencapai panjang + 5 m. Batangnya lunak, berbentuk silindris, saling membelit, dan berwarna merah. Daun daritanaman ini bertangkai sangat pendek (subsessile), susunannya berseling, berwarna hijau, dan berbentuk jantung (cordata). Bunganya majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun. Akarnya berbentuk rimpang, berdaging lunak, Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan tanaman asli daerah Amerika Selatan.Tanaman ini tumbuh baik di cuaca tropis dan sub-tropis (Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008).
6. Kelor (Moringa oleifera)
Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang (Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008). II.2. Uraian Bahan 1. Air Suling (FI III : 96) Nama Resmi : AQUA DESTILATA Nama Lain : Air Suling RM/BM : H2O/18,02 Rumus Bangun :H–O–H Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa Kelarutan :- Khasiat :- Kegunaan : Sebagai eluen dan pelarut Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Etil Asetat (FI III : 673)
Nama Resmi : ETILEN ACETICUM Nama Lain : Etil Asetat RM/BM : C4H8O2/88 Rumus Bangun :
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; bau khas
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dapat bercampur dengan etanol (95%) P dan dengan eter P Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai eluen Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. 3. Silikagel G/UV-254 ( FI III : 729) Nama Resmi : SILIKAGEL G/UV-254 Nama Lain : Silikagel G/UV-254 RM/BM : -/- Pemerian : Serbuk halus serba sama dengan ukuran antara 10µm dan 40µm; warna putih Kelarutan :- Khasiat :- Kegunaan : Sebagai fase diam Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Asam Klorida (FI III : 53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Nama Lain : Asam Klorida RM/BM : HCl/36,46 Rumus Bangun : H-Cl Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 5. Alkohol (FI III : 65) Nama Resmi : AETHANOLUM Nama Lain : Etanol, Alkohol RM/BM : C2H6O/48 Rumus Bangun :
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai eluen Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api 6. Besi (III) klorida (FI III, hal 659) Nama Resmi : FERROSI CHLORIDUM Nama Lain : Besi (III) klorida RM/BM : FeCl3 / 162,2 Rumus Bangun :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam nitrat yang telah terpengaruh oleh kelembapan. Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga. Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 7. Eter (FI III, hal 66) Nama Resmi : AETHER ANASTHETICUS Nama Lain : Eter anestesi / etoksietana RM/BM : C4H10O / 76,00 Rumus Bangun :
Pemerian : Cairan transparan ; tidak berwarna ; bau khas ; rasa
manis dan membakar. Sangat mudah menguap ; sangat mudah terbakar ; campuran uapnya dengan oksigen, udara atau dinitrogenoksida pada kadar tertentu dapat meledak. Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air ; dapat campur dengan etanol (95%) P, dengan kloroform P, dengan minyak lemak dan dengan minyak atsiri. Khasiat : Anastesi umum Kegunaan : Sebagai eluen Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya ; ditempat sejuk
8. Natrium Klorida (FI III, Hal 403)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM Nama Lain : Natrium klorida RM/BM : NaCl / 58,44 Rumus Bangun : Na – Cl Pemerian : Hablur heksahedral tidak kurang dari 99,5% NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P. Khasiat : sumber ion klorida dan ion natrium Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
9. N – heksana ( FI IV, hal 1159)
Nama Resmi : N - HEKSANA Nama Lain : N - Heksana =RM/BM : C6 H8 / 86,18 Rumus Bangun :
Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter
lemah atau bau seperti petroleum. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak ; dapat bercampur dengan eter, dengan kloroform, dengan benzena dan dengan sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri. Khasiat :- Kegunaan : Sebagai eluen Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi
ketiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi keempat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008. Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma, dan Sifat. PT Samindra Utama. Suharmiati, Herti M. 2003. Khasiat dan Manfaat Jati Belanda: Si Pelangsing Tubuh dan Peluruh Kolesterol. Agromedia Pustaka. Jakarta. Syukur, C. dan Hernani. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. PT Penebar Swadaya. Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta.