Anda di halaman 1dari 112

Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

1 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

PRA-KATA

Kesungguhan berbuat yang terbaik dan hanya berharap mendapat keridhoa Allah
SWT, merupakan prinsip dasar dari gerak langkah manusia di muka bumi, berbuat baik
dan tidak membuat kehencuran. Diringi dengan karakter pribadi yang di tanamkan
leluhur untuk senantiasa menjadi “cageur, bageur, bener, pinter, Jujur, tur singer”yang
diharapkan dari pribadi ini adalah kebaikan untuk sesame.
Dalam konteks buku ini apa yang telah dilakukan dosen dengan menyusun
diktat/modul/buku pegangan patut diapresiasi dan dihargai sebagaimana mestinya,
tetapi pengahargaan yang besar adalah dengan membaca dan memanfaatkan isinya
untuk pengkayaan khasanah keilmuan kita khususnya yang tengah belajar ekonomi di
STIE Muttaqien yang kita cintai ini. Semoga kedepan yang seperti ini semakin banyak
dan semua sivitas tergerak untuk semakin produktif.
Bagi mahasiswa STIE Muttaqien, diharapkan keberadaan diktat ini digunakan
sebagai suplemen dari pengkayaan ilmu-ilmu Saudara yang didapatkan di sini,
disamping buku-buku teks yang banyak tersedia.

Wassalam,

2 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

PENGANTAR UNTUK MAHASISWA

Adam Smith (1776) dalam buku An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations, mengajarkan kapitalisme yang menyatakan bahwa ekonomi bebas
akan memampukan individu, melalui kepentingan-kepentingan probadi untuk
memenuhi kepentingan mereka sendiri dan dengan demikian akan memberikan manfaat
bagi masyarakat keseluruhan. Adam Smith menggunakan istilah laissez-faire untuk
menganjurkan kepada pemerintah untuk tidak mencampuri persaingan murni di pasar
yang mengganggu invisible hand bekerja. Hasil ajarannya dunia bisnis di barat
berkembang pesat dan dipuja sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,
walapun pada akhirnya juga mengalami beberapa kendala contoh saja krisis ekonomi
dunia (1929-1932) yang disebut The Great Defression. Defresi luar biasa tersebut
mengarah pada kesimpulan ekonom tersebut yang meyakini bahwa mekanisme pasar
ternyata tidak mampu berjalan secara otomatis.
Bagaimana ekonomi kemuadian diatur oleh mekanisme pasar yang seyogyanya
bergerak tanpa tekanan dari siapapun, dan berjalan dengan bantuan invisible hand,
merupakan bahasan awal dari manual hand book ini, selanjutnya banyak hal yang dapat
dibaca dari karya ini, Diktat kuliah Pengantar Ekonomi Mikro ini sengaja disusun
sebagai sebuah langkah kecil yang akan mengantarkan mahasiswa untuk mempermudah
pemahaman tentang ekonomi khususnya teori ekonomi mikro. Penulis beranggapan
bahwa pemahaman mahasiswa terhadap ekonomi adalah penting apalagi bagi orang-
orang yang sengaja mendalami ilmu ekonomi di STIE Muttaqien, kenapa tidak mereka
kelak menjadi bagian dari manusia yang tidak lepas dari ekonomi baik sebagai pribadi
(homo economicus) atau sebagai mahluk sosial (homo sosialis) yang membantu
masyarakat mencapai tujuan kesejahteraan.
Paling tidak mahasiswa dapat mengambil manfaat dari diktat ini untuk
mempelajari ekonomi, karena dengan mempelajari ekonomi diharapkan mahasiswa
dapat memahami dunia nyata; menjadi pelaku ekonomi yang handal.
Diktat ini disusun dengan mengambil inti-inti materi bahasan pengantar ekonomi
mikro dari berbagai sumber yang ditulis ekonom dalam dan luar negeri yang tidak
terbantahkan lagi ke-ekonom-annya. Ruang lingkup yang sangat luas dari ekonomi
mikro membutuhkan kajian yang tidak gampang, walaupun dengan kesungguhan pasti
ada jalan untuk dapat memahaminya.
Diktat ini disusun berdasarkan struktur materi yang menjadi keseluruhan
pengantar dalam pembelajaran ekonomi mikro yang berlandasakan teori-teori barat
seperti klasik, keynesian, neo-klasik dan sebagainya dengan sedikit memberi tambahan
pemahaman bagi perkembangan teori ekonomi Islam sebagai bahan pengayaan bagi
mahasiswa. Tidak terlalu mendetail memang, karena lebih dalam tentang teori-teori
tersebut akan lebih dijelaskan dalam kuliah-kuliah ekonomi selanjutnya.
Semoga diktat ini akan memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis yang
sedang mencoba untuk memperdalam pemahaman tentang teori ekonomi mikro.

Wassalam,

Penyusun

3 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

DAFTAR ISI

Halaman
PRA KATA ……………………………………………………………… i
PENGANTAR UNTUK MAHASISWA ………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….
BAB I INTRODUCTION .............................................................. 1
A. ECONOMICS ................................................................ 1
B. MICRO ECONOMICS 2
C. MASALAH EKONOMI DAN PENGORGANISASIAN
EKONOMI .................................................................... 3
D. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM ILMU
EKONOMI (PRINSIP EKONOMI) .............................. 6
BAB II PERMINTAAN DAN PENAWARAN ............................. 11
A. KEKUATAN PASAR TERHADAP PERMINTAAN
DAN PENAWARAN .................................................... 11
B. TEORI PERMINTAAN DAN
KURVA PERMINTAAN ............................................... 16
C. TEORI PENAWARAN DAN
KURVA PENAWARAN .............................................. 18
D. PERMINTAAN DAN PENAWARAN SECARA
BERSAMA ...................................................................... 23
BAB III ELASTISITAS ..................................................................... 25
A. ELASTISITAS PERMINTAAN ................................... 25
B. ELASTISITAS PENAWARAN ..................................... 32
C. MANFAAT ANALISIS ELASTISITAS ........................ 34
BAB IV APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN
PADA PERSOALAN EKONOMI UTAMA .................... 36
A. EKONOMI PERTANIAN ............................................ 36
B. PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH .............................................................. 40
C. EVALUASI TERHADAP CAMPUR TANGAN
PEMERINTAH TERHADAP PASAR ........................ 47
BAB V PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
(TEORI NILAI GUNA) ...................................................... 49
A. TEORI NILAI GUNA (UTILITI) KARDINAL ........... 50
B. MAKSIMALISASI NILAI GUNA ............................... 51
C. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN .. 53

4 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

D. PARADOKS NILAI ...................................................... 54


E. SURPLUS KONSUMEN ............................................... 55
F. KONSEP PENTING ....................................................... 56
BAB VI PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
(ANALISA KURVA KEPUASAN SAMA) ....................... 57
A. KURVA KEPUASAN SAMA ...................................... 57
B. GARIS ANGGARAN PENGELUARAN .................... 60
C. OPTIMALISASI KEPUASAN ..................................... 61
D. PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM
PENDAPATAN DAN HARGA ................................... 62
E. MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN ................... 64
BAB VII TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN 65
A. BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN .. 65
B. SUDUT PANDANG ILMU EKONOMI ...................... 67
C. FUNSI PRODUKSI ........................................................ 69
D. TEORI PRODUKSI ....................................................... 69
BAB VIII TEORI BIAYA PRODUKSI .............................................. 77
A. ANALISIS EKONOMI BIAYA ................................... 77
B. BIAYA JANGKA PENDEK ......................................... 77
C. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG ................. 82
D. SCALA EKONOMI ...................................................... 84
E. OPPORTUNITY COST ................................................. 87
BAB IX STRUKTUR DAN PENENTUAN KESEIMBANGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ............................... 90
A. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ....... 90
B. PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN ............... 91
C. MAKSIMALISASI LABA ............................................. 93
D. KURVA PENAWARAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA ................................................................... 96
E. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PERUSAHAAN ........... 97
F. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA ........................................ 100

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. v

SEKILAS PENYUSUN

5 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tabel permintaan Zulvan ................................................ 14
Tabel 2.2 Permintaan Pasar Bajigur ............................................... 15
Tabel 2.3 Determinan Permintaan .................................................. 17
Tabel 2.4. Skedul Penawaran individu ............................................ 20
Tabel 2.5 Tabel Penawaran Pasar ................................................... 21
Tabel 2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ............... 22
Tabel 2.7 Keseimbangan Penawaran dan Permintaan .................... 23
Tabel 5.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal (contoh) ..... 50
Tabel 5.2 Surplus Konsumen ......................................................... 55
Tabel 6.1 Gabungan barang yang memberikan kepuasan sama .... 58
Tabel 6.2 Garis Anggaran Konsumen ............................................ 60
Tabel 7.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi .. 70
Tabel 7.2 Gabungan M dan L untuk 1000 unit produksi ............... 73
Tabel 8.1 Biaya produksi (dalam ribuan ) ...................................... 79
Tabel 9.1 Perhitungan TR, AR, TR ................................................ 92
Tabel 9.2 Maksimalisasi Laba Contoh Numeris ............................ 94

6 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kurva Permintaan Bajigur ............................................... 14
Gambar 2.2 Kurva permintaan pasar bajigur ....................................... 15
Gambar 2.3 pergerakan sepanjang kurva permintaan ......................... 16
Gambar 2.4 .Pergeseran kurva permintaan .......................................... 17
Gambar 2.5 Kurva Penawaran Individu .............................................. 20
Gambar 2.6 Kurva penawaran pasar ................................................... 21
Gambar 2.7 Pergeseran kurva penawaran ........................................... 22
Gambar 2.8 Kurva Equlibrium ........................................................ 24
Gambar 3.1 Permintaan elastis sempurna ............................................ 28
Gambar 3.2 Permintaan in-elastis ........................................................ 28
Gambar 3.3 Permintaan elastis uniter .................................................. 28
Gambar 3.4 Permintaan elastis ............................................................ 29
Gambar 3.5 Permintaan elastis Sempurna ........................................... 29
Gambar 3.6 Total Revenue .................................................................. 30
Gambar 3.7 Total Revenue pada kurva permintaan in-elastis ............. 30
Gambar 3.8 Total revenue pada kurva permintaan elastis ................... 31
Gambar 3.9 Kurva elastisitas penawaran ............................................ 33
Gambar 3.10 Efek elastisitas ................................................................ 34
Gambar 4.1 Kecenderungan harga pertanian dalam jangka panjang . 37
Gambar 4.2 Program Pembatasan Hasil Panen .................................. 38
Gambar 4.3 Pengaruh Penawaran dalam terhadap harga produk
39
pertanian .........................................................................
Gambar 4.4 Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga produk
40
pertanian .......................................................................
Gambar 4.5 Batas harga tertingi yang tidak mengikat ....................... 41
Gambar 4.6 Batas harga tertingi yang tidak mengikat ....................... 42
Gambar 4.7 Batas harga dasar yang tidak mengikat .......................... 43
Gambar 4.8 Batas harga dasar yang mengikat ................................... 43
Gambar 4.9 Pengenaan pajak pada pembeli ....................................... 44
Gambar 4.10 Pengenaan pajak pada penjual ........................................ 45
Gambar 4.11 Pengenaan pajak pada pasar dimana Penawaran Elastis,
46
Permintaan in-elastis ......................................................
Gambar 4.12 Pengenaan pajak pada pasar Penawaran in-elastis,
47
Permintaan elastis ..........................................................
Gambar 5.1 Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal ............................ 55
Gambar 5.2 Grafik Surplus konsumen ............................................... 56
Gambar 6.1 Kurva Indeferen seorang konsumen ............................... 58
Gambar 6.2 Peta Kurva Indeferen seorang konsumen ....................... 59
Gambar 6.3 Garis Anggaran Pengeluaran .......................................... 60

7 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 6.4 Kepuasan maksimum konsumen .................................... 61


Gambar 6.5 Kepuasan Konsumen Ketika Pendapatan Berubah ... 62
Gambar 6.6 Kepuasan Konsumen Ketika Harga Makanan Berubah . 63
Membentuk Kurva Permintaan dengan Analisis
Gambar 6.7 64
Kepuasan Sama ...............................................................
Gambar 7.1 Kurva TP, MP dan AP .................................................... 72
Gambar 7.2 Kurva Isoquant ............................................................... 73
Gambar 7.3 Kurva ISOCOST ............................................................. 74
Gambar 7.4 Gabungan Isoquant dan Isocost ...................................... 75
Gambar 8.1 Kurva TC, TFC dan TVC ............................................... 80
Gambar 8.2 Kurva AC, AFC dan AVC .............................................. 80
Gambar 8.3 Kurva MC ....................................................................... 81
Gambar 8.4 Kurva hubungan MC, Avc dan AC ................................ 81
Gambar 8.5 Beberap kemungkinan Kapasitas Pabrik ........................ 83
Gambar 8.6 Kurva LRAC .................................................................. 84
Gambar 8.7 Berbagai bentuk LRAC .................................................. 86
Gambar 8.8 Laba versi Ekonom dan Akuntan .................................... 89
Menentukan tingkat produksi dengan keuntungan
Gambar 9.1 94
maksimum .......................................................................
Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan
Gambar 9.2 95
Penjualan Total ...............................................................
Gambar 9.3 Keuntungan Maksimum dengan MC, MR dan AC .. 95
Gambar 9.4 Keputusan Jangka Pendek Perusahaan Untuk Tutup ..... 98
Gambar 9.5 Keputusan Jangka panjang Perusahaan Untuk Keluar ... 99
Gambar 9.6 Penawaran Pasar dengan Keluar Masuk Perusahaan ..... 100

8 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan dunia mengalami lompatan besar sejak awal abad 20, dan semakin
menemukan momentumnya ketika teknologi informasi dikuasai manusia. Setiap saat
kita disuguhi bermacam informasi-informasi melalui media-media informasi yang
semakin hari semakin variatif, tidak hanya informasi yang bersipat lokal, setiap saat pun
kita dengan mudah akan memperoleh informasi dari belahan bumi yang lain secara real
time, dunia menjadi “semakin sempit”. Media cetak dan elektronik menjadi alat
informasi handal yang menunjang kehidupan manusia, terlebih kecangggihan komputer
yang terintegrasi dalam suatu jaringan “maya” yang disebut internet semakin hari
semakin mudah diakses oleh semua orang. Teknologi mobil phone kemudian semakin
memanjakan orang untuk mendapat informasi, dan setiap saat dapat mengakses internet
dari mesin informasi mini tersebut.
Lompatan besar teknologi informasi berbanding lurus dengan perkembangan
pemahaman “ekonomi” dan perekonomian sendiri, dua sisi inilah sekarang yang
menjadi lokomotif maju mundurnya kehidupan manusia, karena bagaimanapun
kehidupan manusia tidak akan terlepas dari informasi dan “ekonomi”. Informasi dan
ekonomi juga dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, untuk memperoleh informasi, orang
akan butuh ekonomi hal sebaliknya untuk dapat menguasai ekonomi orang akan perlu
adanya informasi, dengan informasi manusia dikelilingi berbagai pilihan, peluang-
peluang dan tantangan untuk mencapai kesejahteraan
Memahami sebuah informasi ekonomi tidaklah mudah, tapi tidak juga sulit untuk
dipahami. Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang ekonomi akan mempermudah kita
untuk dapat menyerap informasi-informasi ekonomi yang datang setiap saat untuk dapat
kita manfaatkan. Perkembangan ekonomi yang selalu searah dengan perkembangan
manusia sediri akan mendorong manusia selalu ingin memahami ekonomi. Tren
informasi yang cepat dengan banyak istilah-istilah yang unik dari ekonomi akan
mendorong kita untuk belajar dan memahami Apa itu ekonomi ?

9 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

E. EKONOMI
Sebuah ungkapan ekonom besar abad sembilan belas Alfred Marshal dalam
buku Principles of Economics yang menyatkan bahwa “Ilmu Ekonomi adalah suatu
bidang studi tentang ummat manusia dalam kehidupan sehari-hari”. Ilmu ekonomi
dinyatakan demikian karena ilmu ekonomi adalah ilmu yang dinamis seiring dengan
perubahan perilaku dan budaya manusia yang tidak akan menemukan akhir
perjalanan pemikirannya bisa jadi hingga kiamat.
Walaupun demikian pemikiran dan teori-teori dasar ekonomi tidak terlalu
banyak perubahan, ketika tahun 1776 M Adam Smith mengeluarkan buku An
inquiry into the nature and causes of the wealt of nation, hingga sekarang dasar-
dasar teori itu tidak mengalami perubahan, yang jelas terlihat adalah perubahan
aflikasi dan penyesuaian dengan kondisi.
Lebih jauh lagi kebelakang pada jaman kejayaan peradaban Islam di timur
tengah, teori-teori ekonom pada jaman itu –walau tidak terstruktur- terus menerus
menjadi bahan referensi pelaku ekonomi dan pengambil kebijakan ekonomi di
zaman sekarang ini. Baik dalam kerangka ekonomi mikro ataupun ekonomi makro.
Dalam bahasa yang lebih tajam tentang perilaku manusia dalam kehidupan
menuju kesejahteraaan tersebut, ilmu ekonomi juga didefinisikan sebagai
bagaimana masyarakat menggunkan sumber daya yang langka untuk memproduksi
komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya pada masyarakat luas.1
Dengan demikian ide pokok penting dalam bahasan ilmu ekonomi adalah kenyataan
bahwa sumberdaya itu langka dan masyarakat harus menggunkannya secara efisien.
Kelangkaan dimaknai sebagai situasi dimana barang yang dibutuhkan terbatas
dan relatif terhadap keinginan, sedangkan efisien dimaknai sebagai pemanfaatan
yang paling efektif atas sumberdaya masyarakat dalam pemenuhan keinginan dan
kebutuhan manusia. Dengan kata lain inti dari ilmu ekonomi adalah mengakui
relitas kelangkaan, lalu memikirkan cara untuk mengorganisir masyarakat dalam
suatu cara yang menghasilkan memenfaatkan sumberdaya yang paling efisien.2
Topik kembar bahasan ekonomi tersebut dalam analsis ekonomi modern di
bagi dalam dua analisis utama yaitu ilmu ekonomi mikro (mocro economics) dan
analisis makro ekonomi (macro economics). Pokok bahasan kita dalam uraian lebih
1
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 4
2
Ibid, hal. 5

10 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

lanjut adalah analisis mikro ekonomi, sedangkan untuk anaisis makro telah dibahas
secara detail pada kesempatan terdahulu dan dalam materi yang berbeda.

F. MICRO ECONOMICS
Ekonomi Mikro, adalah ilmu ekonomi yang mengkasi bagaimana rumah
tangga dan perusahaan membuat keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi di
pasar3. Terkait langsung dengan teori ekonomi ini adalah hukum permintaan,
hukum penawaran, perilaku produsen, perilaku konsemen dan pasar sebagai tempat
berinteraksinya.
Teori ekonomi mikro didefinisikan juga sebagai suatu bidang ilmu dalam ilmu
ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan ekonomi4.
Sebagai ilmu ekonomi, cabang ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang yang
berkaitan dengan perilaku entitas individual seperti pasar, perusahaan dan rumah
tangga. Kajian cabang ilmu ini dinspirasi oleh Adam Smith (.... the Wealth of
Nation. 1776) yang berisi analisis mengenai bagaimana harga suatu komoditi secara
individu terbentuk, mengkaji bagaimana penentuan harga tanah, tenaga kerja dan
modal, serta meneliti kelemahan dan kekuatan mekanisme pasar, selain sifat-sifat
efesiensi pasar itu sendiri yang sangat mengagumkan dan manfaat ekonomi berasal
dari tindakan individual yang bersifat self-intersted.5
Berbeda dari analsis ekonomi makro ilmu ekonomi mikro lebih menekankan
pada perilaku entitas indivudual dalam perekonomian, bagaimana rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah sebagai pelaku ekonomi berperilaku dalam
perekonomian. Dengan kata lain ekonomi mikro berada pada lingkup analisis
perilaku dari masing-masing pelaku ekonomi. Sedangkan dalam anaisis ekonomi
makro dibahas interaksi antara pelaku-pelaku tersebut dalam perekonomian secara
keseluruhan.
Untuk mempertajam analisis kita terhadap ekonomi, terlebih dahulu harus kita
pisahkan antara ilmu ekonomi postif dan ilmu ekonomi normatif untuk memberikan
pertimbangan pada masalah-masalah ekonomi. Ekonomi positif adalah deskripsi

3
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 33
4
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 21
5
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 5

11 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

ekonomi terhadap fakta-fakta ekonomi semata, dimana jawaban dan penyelesaian


masalah pada semata ekonomi, seperti pertanyaan apakah komputer menaikan
produktivitas manusia?, bagaimana PT. ABCD dapat memperoleh keuntungan besar
dan lainnya.
Sedangkan ekonomi normatif dihubungkan dengan nilai yang jawaban benar
dan salahnya tergantung sekali pada nilai moral dan norma-norma yang dimiliki
analis dan penyelesaiannya memerlukan penyelesaian politis bukan sekedar
ekonomi, seperti contoh masalah kemiskinan dan keadilan .

G. MASALAH EKONOMI DAN PENGORGANISASIAN EKONOMI


Analisis ilmu ekonomi adalah langkah-langkah sistematis yang dilakukan
untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam perekonomian, masalah
mendasar dalam organisasi ekonomi yang selalu timbul dalam perekonomian dalam
kerangka analisis ekonomi mikro adalah :
1. Apa, pertanyaan ini menyangkut apa dan berapa jumlahnya, dan kapan
komoditi atau barang dan jasa ini diproduksi, pilihan mana yang harus diambil,
barang banyak kualitas rendah, atau sedikit dengan kualitas tinggi dan
sebagainya.
2. Bagaimana barang dibuat, masyarakat harus menentukan siapa yang akan
melakukan produksi, dengan sumber daya apa, teknik produksi apa yang
digunakan. Pertanyyan tersebut menyangkut juga pembagian produksi dalam
perekonomian seperti siapa yang harus menjadi dosen, siapa yang harus
membuat batu bata, siapa yang harus bertani, menggunakan manusia atau
mesin untuk memproduksi mobil dan lainnya.
3. Untuk siapa barang dibuat, siapa yang akan menikmati hasil adari aktivitas
ekonomi, apakah distribusi pendapatan dan kesejahteraan sudah cukup adil dan
layak. Intinya adalah bagaimana distribusi terhadap barang dan jasa yang telah
diproduksi dalam perekonomian.

Pertanyaan berikutnya berkenaan dengan masalah ekonomi di atas adalah


menggunakan cara apa masyarakat untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana
dan untuk siapa tersebut. Perbedaan-perbedaan cara masyarakat yang berbeda-beda

12 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

untuk mengalokasikan sumberdaya yang langka, diorganisir melalui sistem


ekonomi.
Secara ekstrim pengorganisasian ekonomi terbagi dalam dua cara, pada ekstrim
yang satu pemerintah membuat kebanyakan keputusan ekonomi dengan yang
berada pada puncak hirarki memberi perintah ekonomi terhadap mereka yang
berada pada jenjang yang lebih rendah. Ekstrim yang lain keputusan ekonomi
dibuat oleh pasar, dimana individu dan perusahaan dengan sukarela sepakat untuk
bertukar barang dan jasa dalam perekonomian.
Pengorganisasian ekonomi tersebut yaitu :
1. Sistem Ekonomi Pasar
Sistem pasar bebas diistilahkan juga dengan laissez-faire, lisessez faire berasal
dari bahasa Francis yang artinya “ biarkan mereka melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan mereka”. Dengan kata lain bahwa seluruh anggota
masyarakat dibiarkan secara bebas untuk menentukan kegiatan ekonomi yang
akan mereka lakukan. Filosofi dasar yang menentukan aliran ini adalah
keyakinan bahwa apabila setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi
kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan
keuntungan pada dirinya, maka pada waktu yang bersamaan masyarakat akan
memperoleh keuntungan juga. 6
Kebebasan penuh di dalam kegiatan ekonomi adalah sistem ekonomi dimana
pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak berusaha mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat. Selururh sumber daya yang tersedian dimiliki
oleh masyarakat dan masyarakat memilki kekuasaan penuh untuk menentukan
barang apa yang akan diproduksi, bebas menentukan barang yang akan dibeli
dan dimiliki dari pendapatan yang diperolehnya, bebas bekerja sebagai apa
saja, dengan demikian harapannya adalah tercipta efisiensi yang tinggi.
Sistem ekonomi pasar bebas, atau mekanisme pasar diyakini dapat
menciptakan tingkat efisiensi yang tinggi antara lain :
Dengan mekanisme pasar pengusaha dan penjual memilki kebebasan untuk
menentukan produksi barang yang dapat memperoleh keuntungan, dan tidak
akan mungkin menguntungkan jika barang yang diproduksinya tidak

6
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, Teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 64

13 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

dibutuhkan pembeli. Dengan upaya memaksimumkan keuntungan produsen


produsen dapat melakukan efisiensi terhadap faktor-faktor produksi yang
terbatas dengan cara mengeluarkan biaya terendah dan pada tingkat produksi
yang optimal.
Penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dengan sendirinya memberikan
keuntungan pada masyarakat sebagai pemilik faktor produksi, seperti upah
untuk tenaga kerja, sewa untuk pemilik lahan dan bunga untuk pemilik modal,
pendapatan tersebut akhirnya akan menentukan besaran pendapatan dan corak
daya beli konsumen, yang pada akhirnya menjawab persoalan, untuk siapa
barang dan jasa diproduksi ?.
2. Sistem Ekonomi Terpimpin
Sistem ekonomi ini dikenal juga dengan sistem ekonomi perencanaan terpusat
atau common economic, sistem ini berarti pemerintah sepenuhnya menentukan
corak kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Dengan sistem ekonomi tersebut maka alat-alat modal dikuasai dan dimilki
oleh pemerintah, sehingga diyakini akan melahirkan efisiensi yang tinggi,
sebagai upayanya dalam sistem ekonomi ini pemerintah akan mendirikan
lembaga perencanaan ekonomi yang berada di pusat.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Kebebasan yang berlebihan dalam sistem ekonomi pasar bebas dapat
berdampak buruk pada pendapatan masyarakat yang timpang, golongan
masayarakat berpenghasilan rendah akan semakin terpuruk disisi lain golongan
masyarakat kaya (pemodal) cenderung bertambah kekayaannya, bagi
perekonomian secara umum sistem ekonomi pasar bebas cenderung lebih
fluktuatif, rentan terpeleset pada fase krisis yang berakibat buruk pada
kesejahteraan masyarakat.
Disisi lain ekonomi terpusat yang menapikan peranan individu dalam ekonomi
juga berdampak pada lemahnya daya saing ekonomi dan lambannya inovasi
dan kemajuan masyarakat, sehingga jawabannya adalah mengkombinasikan
antara peran individu dan peran masyarakat dan sistem ini disebut sistem
ekonomi campuran.

14 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang dikendalikan dan


diawasi oleh pemerintah tetapi masyarakat diberikan kebebasan untuk
menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin dijalankan. Biasanya
bentuk campur tangan pemerintah ini dilakukan dalam tiga bentuk yaitu :
mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi agar dijalankan dalam norma-
norma yang wajar, atau pemerintah membuat rule of the game, bentuk yang
kedua secara langsung melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, seperti
membuat perusahaan-perusahaan negara, bentuk ketiga adalah
memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter tujuannya adalah agar
perekonomian berkembang pesat dan teratur tanpa mengalami masalah inflasi.

H. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM ILMU EKONOMI (PRINSIP


EKONOMI)

Dalam mempelajari ilmu ekonomi, terlebih dahulu harus dipahami prinsip-


prinsip dasar perilaku individu dalam berekonomi, perilaku antar individu atau
interaksi individu dan bagaimana perekonomian secara umum bekerja. Prinsip-
prinsip itu kemudian akan menjadi dasar pengambilan keputusan berekonomi
setiap individu, masyarakat (negara) atau ekonomi secara keseluruhan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip yang melandasi keputusan individu :
Prinsip 1. Kita Harus Selalu Melakukan “Trade-off”
Keterbatasan pendapatan yang dimilki setiap individu selalu diiringi
dengan keperluan dan keutuhan yang lebih dari pendapatannya. Pembuatan
keputusan-keputusan memilih salah satu dari banyak pilihan akan memiliki
konsekwensi untuk menanggalkan pilihan yang lain.
Prinsip trade-off yang harus dilakukan negara misalnya dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki sebagaimana kasus klasik adalah
pilihan antara keju dan senjata, dalam artian memilih kesejahteraan (makanan)
berarti meningggalkan industri senjata, atau sebaliknya.
Prinsip 2. Biaya adalah Apa yang Anda korbankan untuk memperoleh
Sesuatu
Fakta adanya trade-off dalam setiap pilihan akan mendorong kita untuk
senantiasa melihat untung-rugi, atau biaya-manfaat dari pilihan tersebut.

15 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Biaya adalah salah satu dasar yang pertama dilihan ketika akan melakukan
keputusan dalam memilih.
Prinsip 3. Orang Rasional Berpikir secara Bertahap
Banyak keputusan dalam hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian
kecil secara bertahap dalam proses pelaksanaannya. Istilah ini disebut dengan
perubahan-perubahan marginal (marginal changes). Dalam banyak situasi,
kita akan dapat membuat keputusan terbaik jika kita mau berpikir secara
bertahap, karena bagaimanapun setap keputusan yang akan diambil perlu
pertimbangan yang matang.
Keputusan terbaik adalah jika manfaat keputusan marginalnya melebihi
biaya marginalnya.
Prinsip 4. Kita beraksi terhadap Insentif
Setiap keputusan yang diambil karena perhitungan biaya – manfaat, akan
mendorong kita untuk melakukan pemilihan terhadap sesuatu yang
melahirkan manfaat yang lebih banyak (insentif).
Rekasi terhadap insentif, mendorong setiap individu berbuat dan
melakukan pilihan yang lebih menguntungkan seperti misalnya ketika harga
harga cabai rata-rata naik petani cenderung ramai-ramai menanam cabai
karena berharap pada nilai lebih (insentif) dari menjual cabai bukan barang
lain.

16 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2. Prinsip-prinsip bagaimana orang-orang berinteraksi


Prinsip 5. Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak
Keteratasan sumber daya yang dimilki individu atau anggota-anggota
masyarakat menimbulkan konsekwensi terbatasnya produk barang dan jasa
yang dihasilkan indivisu atau masyarakat tadi. Konsekwensi ini membawa
dampak pada perukaran barang dan jasa antar individu atau anggota
masyarakat yang satu dengan lainnya yang disebut dengan perdagangan.
Dalam kaitan dengan negara (masyarakat), jika berdagang dengan
negara lain dimungkinkan untuk memperoleh barang dan jasa yang tidak
dimiki sendiri atau kulitas dan harga yang lebih murah dibanding membuat
sendiri. Kondisi ini akan mendorong negara/individu melakukan spesialisasi
barang dan jasa yang diproduksi supaya lebih efisien sehingga hasilnya
maksimal. Setiap individu atau negara yang melakukan perdagangan akan
memperoleh manfaat yang besar dari perdagangan tersebut.
Prinsip 6. Pasar secara umum adalah wahana yang Baik untuk
Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi
Perekonomian pasar (market economy) adalah suatu perekonomian yang
mengalokasikan sumber-sumber dayanya melalui proses keputusan
terdesantralisir oleh sekian banyak perusahaan dan rumah tangga yang satu
sama lain berinteraksi di pasar-pasar barang dan jasa.
Keuntungan bagi pelaku-pelaku ekonomi (rumah tangga dan
perusahaan) dapat di optimalkan dengan mekanisme pasar. Keputusan untuk
memasuki pasar menjadi mudah karena senantiasa di bimbing oleh tangan tak
nampak (invisible hand), sehingga satu sama lain dapat memperoleh
keuantungan; Adam Smith, ... Wealth of Nation. 1776
Prinsip 7. Pemerintah ada kalanya dapat memperbaiki Hasil-hasil
Mekanisme Pasar.
Tangan tak nampak biasa dapat mengarahkan pasar-pasar untuk
mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Namun adakalanya tangan tak
nampak menjadi tidak berfungsi, pasar menjadi merugikan salah satu pihak
yang berinteraksi di pasar atau kepentingan masyarakat secara umum.
Kejadian ini disebut dengan market Failure atau kegagalan pasar.

17 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Kegagalan pasar biasanya diakibatkan oleh ekternality pasar, atau


kerugian salah satu pihak oleh sebab pihak yang lain, contohnya adalah polusi
yang diakibatkan oleh perusahaan. Kuasa pasar (Market Power), juga dapat
menyebankan kegagalan pasar karena pemegang kuasa pasar dapat seenaknya
mempengaruhi harga atau monopoli sehingga ada pihak yang merasa
dirugikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya campur tangan
pemerintah supaya pasar kembali menggunakan mekanisme tangan tak
nampaknya. Pemerintah biasanya melakukan dengan bentuk kebijakan-
kebijakan publik seperti pajak penghasilan dan Undang-undang anti monopoli
dengan harapan distribusi pendapatan yang merata dan peningkatan
kesejahteraan rakyatnya. Tetapi bukan berarti semua pasar harus dikuasi oleh
pemerintah, tugas utamanya adalah optimalisasi kinerja tangan tak nampak
pasar.
3. Prinsip Bagaimana suatu Perekonomian secara Keseluruhan Bekerja
Prinsip 8. Standar hidup di suatu negara Tergantung pada kemampuan
Memproduksi Barang dan Jasa
Variasi perbedaan tingkat standar hidup negara ditentukan oleh tingkat
produktivityatau produktivitas warganya dalam artian berapa jumlah barang
dan jasa yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja dalam satu jam kerja.
Semakin tinggi produktivitas pekerja (masyarakat) akan meningkatkan
produksi barang dan jasa yang dihasilkannya dan tentunya berpengaruh pada
peningkatan standar hidupnya.
Prinsip 9. Harga-harga meningkat jika Pemerintah Mencetak uang terlalu
Banyak
Kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian
disebut dengan inflasi.
Inflasi cenderung akan berlaku lama dan tinggi jika disebabkan oleh
pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat. Jika pemerintah
terlalu banyak mencetak uang dan mengedarkannya dimasyarakat maka nilai
mata uang tersebut akan merosot.

18 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Prinsip 10. Masyarakat menghadapi Trade-off Jangka Pendek antara Inflasi


dan Pengangguran
Dasar teori tentang trade-off ini dikemukakan oleh Philip dalam bentuk
analisa kurve Philip.
Trade-off antara Inflasi dan Pengangguran ini muncul karena sebagian
harga lamban menyeseuaikan diri kondisi ini akibat dari kebijakan pemerintah
untuk mengurangi jumlah uang beredar yang berdampak pada berkurangnya
daya beli masyarakat disisi lain penurunan harga tidak berjalan dengan cepat.
Kondisi ini akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengurang
jumlah produksinya atau berkurangnya minat masyarakat untuk berinvestasi
yang tentunya dalam jangka pendek akan mendorong pertumbuhan
pengangguran.
Trade-off ini diyakini akan erlaku dalam jangka pendek atau sementara
tapi dalam kenyatannya kejadian ini dapat berlaku bertahun-tahun.

19 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB II
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

I. KEKUATAN PASAR TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Penawaran (supply) dan Permintaan (demand) adalah istilah-istilah yang
menjukan perilaku orang ketika mereka bertransaksi di pasar. Pasar (market)
adalah sekumpulan pembeli dan penjual barang dan jasa tertentu. Pembeli
merupakan kelompok yang mentukan permintaan terhadap produk dan penjual
sebagai kelompok penentu penawaran terhadap produk.
Perilaku pembeli dan penjual di pasar ditentukan sekali oleh jenis pasar yang
ada wujud dalam perekonomian, perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi
persaingan yang terjadi di pasar (Competitive Market), dan kondisi yang
mengakibatkan persaingan di pasar tersebut terbagi dalam bentuk persaingan
sempurna (perfectly competitive) dan persaingan tidak sempurna.
Pasar persaingan sempurna dibentuk oleh dua karekteristik utama yaitu barang-
barang yang ditwarkan berjenis sama dan penjual dan pembeli banyak, sehingga
kedua kelompok tersebut tidak dapat mentukan harga, sehingga harga ditentukan
oleh pasar dan kedua kelompok tersebut hanya sebagai penerima harga (price
taker).
Untuk kondisi di luar hal tersebut seperti kemampuan salah satu kelompok
untuk mempengaruhi harga menjadikan pasar menjadi tidak sempurna, jenis pasar
ini di bagi dalam beberapa jenis seperti pasar dengan satu penjual disebut monopoli
(monopoly), beberapa penjual disebut oligopoli dan lainnya dimana penjual
memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga (price maker). Jenis pasar demikian
akan dibicarakan lebih mendalam dalam bagian lain dari buku ini.
Sebagai langkah awal dalam mempelajari penawaran dan permintaan analsis
yang paling mudah adalah interaksi yang terjadi di pasar persaingan sempurna
dengan alasan kemudahan analisis dan kondisi persaingan sempurna tersebut akan
memudahkan jika diterapkan dalam pasar yang lebih komplek.
Interaksi antara penjual dan pembeli di pasar akan menentukan tingkat harga
barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang akan dijual belikan di pasar.
Dengan kata lain bahwa teori permintaan akan menerangkan sifat permintaan para

20 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

pembeli terhadap barang, dan penawaran akan menerangkan sifat penjual dalam
menawarkan barang.

J. TEORI PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN


Teori permintaan adalah ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Artinya dalam pembahasan permintaan di pasar faktor yang diteliti adalah kuantitas
yang diminta (quantity of demand), atau jumlah barang yang mampu di beli oleh
pembeli pada tingkat harga tertentu.

Penentu Permintaan
Kemampuan membeli itu sendiri, ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Harga barang itu sendiri
Harga adalah suatu nilai barang yang dinyatakan dengan uang dengan jumlah
tertentu.
2. Pendapatan
Penghasilan yang diperoleh karena berbuat atau melakukan sesuatu, besar
kecilnya permintaan barang ditentukan juga oleh pendapatan yang dimiliki
pembeli, dengan kata lain dengan pendapatan kecil seseorang memiliki
kemampuan yang kecil pula untuk memperoleh barang dan sebaliknya.
Untuk kasus dimana jika permintaan terhadap barang berkurang akibat dari
pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal. Dilain
fihak kadangkala ada permintaan terhadap barang meningkat ketika
pendapatan menurun, barang tersebut dikategorikan sebagai barang inferior,
untuk mencoba menganalisis corak barang tersebut dapat dipermudah dengan
asumsi hal lain tetap.
3. Harga Barang lain yang berkaitan
Pengaruh terhadap permintaan juga di tentukan oleh harga barang yang lain
terutama yang berkaitan, corak barang yang berkaitan di bedakan menjadi
barang subtitusi (subtituties) sifat barang-barang ini adalah ketika
permintaan terhadap barang ini menurun akan berakibat pada penurunan
permintaan barang yang lain dan barang komplemen yaitu dimana dua barang

21 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

tersebut jika harga barang yang pertama meningkat akan mendorong


penurunan permintaan barang yang lainnya.
4. Selera
Penentu yang paling jelas terhadap permintaan adalah selera, tapi dalam
analisis permintaan ekonom lebih sering tidak menjelaskannya berkaitan
dengan kekuatan selera ini lebih pada historis dan psikologis individu.
Walapun demikian selera ini juga dianalisis jika terjadi perubahan terhadap
selera.
5. Ekspektasi
Ekspektasi atau ramalan masa yang akan datang juga memilki pengaruh
terhadap permintaan barang dan jasa pada saat ini. Misalnya ketika ada tanda-
tanda terjadi inflasi tinggi kecenderungan orang untuk menimbun lebih banyak
barang akan terjadi.

Sangat sulit untuk sekaligus menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut


terhadap permintaan sustu barang, untuk itu ekonom dalam analisis permintaan ini
dilakukan dengan menyederhanakan ruang lingkup, sehingga dalam teori
permintaan yang dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu
barang dengan harga barang tersebut, dengan kata lain diasumsikan “faktor-faktor
yang lain dianggap sama atau tidak mengalami perubahan” atau cateris paribus.
Istilah cateris paribus adalah ungkapan yang berasal dari bahasa latin untuk
menyatakan bahwa semua variabel yang relevan, kecuali yang variabel-variabel
yang dipelajari pada saat tersebut, dianggap konstan.7

Harga Dan Permintaan


Dengan asumsi cateris paribus, pola hubungan harga dan jumlah barang yang
diminta melahirkan hukum permintaan, Hukum permintaan pada dasarnya bersifat
hipotesis, yaitu makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan
terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin
8
sedikit permintaan terhadap barang tersebut. , dalam bahasa lain hukum

7
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 80
8
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 76

22 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

permintaan (law of demand) adalah dengan menganggap hal yang lain sama,
kuantitas yang diminta menurun ketika harga sebuah barang meingkat.9

Tabel Dan Kurva Permintaan


Tabel Permintaan adalah tabel yang memberikan gambaran dalam angka-
angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
masyarakat. Tabel ini menggambarkan besarnya permintaan yang ada pada berbagai
tingkat harga.
Sebagai contoh, produk minuman “bajigur” yang diminta oleh Zulvan pada
harga Rp. 1000 jumlah barang yang diminta 6 unit, sedangkan pada harga Rp. 5000
jumlah yang diminta 2 unit, lebih lengkap dalam tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1
Tabel permintaan Zulvan

Harga Quantitas yang diminta


1000 6
3000 4
5000 2
Jika angka-angka dalam tabel tersebut dimasukkan kedalam grafik maka
seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.1
Kurva Permintaan Bajigur

Price

5000

3000

1000

2 4 6 Quantity

9
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 77

23 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Garis miring ke bawah yang menghubungkan haRga dan kuantitas yang


diminta dinamakan Kurva Permintaan (demand Kurve), dengan inisial D. Dengan
kata lain Kurva permintaan adalah sebuah grafik yang memuat hubungan antara
harga sebuah barang dan kuantitas yang diminta.

Permintaan Pribadi Dan Permintaan Pasar


Gambaran tabel dan kurva di atas menunjukkan permintaan bajigur oleh
Zulvan, untuk memberikan gambaran terhadap bagaimana pasar bekerja, perlu
terlebih dahulu untuk menentukan permintaan pasar (market demand), yaitu
penjumlahan dari semua kurva individu untuk sebuah barang atau jasa tertentu.
Dalam contoh untuk mengitung permintaan pasar, permintaan Zulvan terhadap
bajigur harus ditambahkan dengan permintaan permintaan individu yang lain,
contoh permintaan Rasyid, dengan demikian permintaan pasar bajigur dalam tabel
menjadi :
Tabel : 2.2
Permintaan Pasar Bajigur
Quantitas yang
Harga diminta Permintaan Pasar
Zulvan Rasyid
1000 6 3 8
3000 4 2 6
5000 2 1 3
Jika tabel tersebut digambarkan dalam kurva permintaan pasar menjadi :
Gambar 2.2.
Kurva permintaan pasar bajigur

5000

3000

1000
D
DZ
DR

1 2 3 4 6 8 Quantity

24 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 4.2. menunjukan tiga kurva, kurva DR menunjukkan kurva permintaan


Rasyid, DZ Kurve permintaan Zulvan dan D menunjukkan kurva permintaan pasar.

Pergerakan sepanjang kurva dan Pergerseran Kurva Permintaan


Ketika harga kelapa meningkat, bajigur terkena imbasnya dan mau tidak mau
harga bajigur juga harus dinaikan. Permintaan yang tadinya harga Rp. 3000 untuk 6
kuantitas yang di diminta (pada titik A), harga berubah menjadi Rp. 5000, dengan
dasar harga akan mengurangi jumlah yang diminta, maka jumlah permintaan
menjadi 3 (titik B), sebaliknya jika harga diturunkan menjadi Rp. 1000 maka
jumlah yang diminta menjadi 8 (titik C).
Lebih jelas terlihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar 2.3
pergerakan sepanjang kurva permintaan

P
B
5000

A
3000

C
1000

3 6 8 Q

Dengan demikian pergerakan sepenjang kurve permintaan terjadi akibat


perubahan harga, yang mengakibatkan perbahan kuantitas barang yang diminta.
Kurva permintaan juga dapat bergeser kekanan dan kekiri jika faktor
perubahan permintaan bukan karena perubahan harga. Dalam contoh ketika disurat
kabar memuat adanya hasil penelitian yang menunjukan adanya pengaruh positif
bajigur terhadap kesehatan dan panjang umur, maka banyak sekali masyarakat yang
ramai-ramai membeli bajigur, sehingga permintaan terhadap bajigur bertambah,
yang berakibat pada peningkatan jumlah bajigur. Begitu pula sebaliknya ketika
bajigur dirasakan sudah ketinggalan jaman konsumen kemudian beralih

25 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

mengkonsumsi soft drink, yang mengakibatkan permintaan terhadap bajigur


menurun.
Perubahan jumlah permintaan terhadap bajigur akibat dari perubahan
banyaknya konsumen bajigur digambarkan dalam kurva :
Gambar 2.4.
Pergeseran kurva permintaan

5000

B A
C
3000

1000

D D1
D2
3 6 8 Q

Pada harga Rp. 3000 dan kuantitas yang diminta adalah 6 (titik A) maka kurva
permintaan adalah D, ketika terjadi perubahan jumlah permintaan menjadi 8 maka
kurva permintaan bergeser menjadi D1, pada harga sama. Jika jumlah yang diminta
menurun menjadi 3 maka kurva permintaan bergeser menjadi D2, kondisi ini akan
sama ketika perubahan terjadi pada harga Rp. 1000.
Secara umum pergerakan sepanjang kurva dan pergeseran kurva permintaan
terjadi apabila ada faktor perubah, diungkapkan dalam tabel :
Tabel 2.3
Determinan Permintaan

Faktor yang mempengaruhi


Perubahan dalam faktor ini akan .....
kuantitas yang diminta
Menggambarkan pergerakan sepanjang kurva
Harga
permintaan
Pendapatan Menggeser kurva permintaan
Selera Menggeser kurva permintaan
Ekspektasi Menggeser kurva permintaan
Jumlah pembeli Menggeser kurva permintaan

26 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Determinan permintaan di atas menggambarkan bahwa : dengan mengganggap


hal yang lain konstan ketika harga berubah-ubah kurva permintaan
menggambarkan perubahan pada kuantitas yang diminta, ketika determinan lain
yang berubah maka kurva permintaannya yang akan bergeser.

K. TEORI PENAWARAN DAN KURVA PENAWARAN


Ibarat kata tidak ada pembeli kalau tidak ada penjual, artinya dalam analisis
pasar tidak akan terjadi adanya transaksi ketika da permintaan tidak dibarengi
dengan adanya penawaran. Sisi lain dari pasar selain permintaan yang kita bahas di
atas, adalah perilaku penjual, pembahasan di bawah ini akan terfokus pada sifat
hubungan antara harga dan penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran.
Kuantitas dalam hal ini adalah kuantitas yang ditawarkan (quantity of supply)
adalah jumlah barang yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual.

Penentu Penawaran Individu


Keinginan penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh beberapa faktor (determinan), yang terpenting adalah :
Harga barang itu sendiri
Untuk menentukan penawaran harga menjadi faktor dominan dalam
menentukan penawaran barang tersebut, untuk itu teori penawaran terutama
menumpukan perhatiannya pada hubungan antara jumlah yang ditawarkan
dengan tingkat harga.
Pola hubungan ini yang kemudian melahirkan suatu hipotesis, yang
dirumuskan menjadi hukum penawaran, hukum penawaran adalah bahwa
makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut
akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu
barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.10
Pemberlakuan hukum ini sebagaimana hukum permintaan adalah dengan
asumsi cateris paribus.
Selain harga barang itu sendiri penentu-penentu penawaran adalah :

10
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 86

27 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

1. Harga Barang-barang lain


Sama dengan pembahasan permintaan bahwa harga barang lain yang
berpengaruh adalah harga barang pengganti dan barang komplemen
2. Biaya Produksi
Pengeluaran faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi
barang merupakan pengeluaran yang sangat penting untuk menentukan biaya
produksi. Naik turunnya harga faktor akan menentukan besar kecilnya
keuntungan yang mungkin diperoleh dengan menjual hasil produksi.
3. Tujuan-tujuan operasi perusahaan
Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan yang
maksimal, dalam analsis ilmu ekonomi keuntungan tersebut dapat diraih
dengan berusaha mencapai kapasitas produksi tertentu yang mencapai
keuntungan optimal. Tapi ada kalanya ada perusahaan yang sengaja tidak
mengoptimalkan produksi, bahkan memilki tujuan yang tidak semata
keuntungan seperti halnya perusahaan milik negara.
Tujuan yang berbeda menimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuan
tingkat produksi, dengan demikian penawaran suatu barang akan berbeda
sifatnya sekiranya terjadi perubahan dalam tujuan yang ingin di capai
perusahaan.
4. Tingkat teknologi yang digunakan
Hubungan teknologi dengan jumlah barang yang ditawarkan sangat kuat,
setidaknya berefek pada peningkatan kecepatan produksi dan menurunkan
biaya produksi menjadi semakin murah. Dengan demikian maka kemajuan
teknologi akan memilki kecenderungan untuk menimbulkan kenaikan
penawaran.
Selain faktor di atas ekspektasi sebagai ramalan masa yang akan datang juga
memilki pengaruh terhadap produksi dan jumlah barang yang akan di tawarkan.

28 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Tabel dan Kurva Penawaran individu


Tabel penawaran atau schedul penawaran adalah sebuah tabel yang
menggambarkan hubungan antara harga sebuah barang dan kuantitas yang
ditawarkannya.
Sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.4.
Skedul Penawaran individu

Harga Quantitas yang ditawarkan


0 0
500 0
1000 1
2000 2
3000 3
4000 4
5000 5

Jika hubungan harga dan kuantitas yang ditawarkan tersebut dubuat dalam
sebuah gambar grafik sebagaimana gambar berikut :
Gambar 2.5
Kurva Penawaran Individu
P

5000

4000

3000

2000

1000

500

1 2 3 4 5 Q

29 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Penawaran Pribadi dan Penawaran Pasar


Sebagaimana yang terjadi dalam permintaan, penawaran pribadi-pribadi dalam
pasar juga menentukan terjadinya penawaran pasar, sehingga penawaran pasar
(market supply), yaitu penjumlahan dari semua kurva penawaran individu untuk
sebuah barang atau jasa tertentu.
Dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
Tabel 2.5
Tabel Penawaran Pasar
Quantitas yang diminta
Harga Perusahaan Perusahaan Permintaan Pasar
A B
0 0 0 0
500 0 0 0
1000 1 0 1
2000 2 2 4
3000 3 3 6
4000 4 4 8
5000 5 7 12

Jika digambarkan dalam bentuk kurva penawaran pasar menjadi :


Gambar 2.6
Kurva penawaran pasar
P Sa Sb

S
5000

4000

3000

2000

1000

500

1 2 3 4 5 6 8 10 12
Q

30 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dengan demikian penawaran pasar (kurva S) diperoleh dari penjumlahan


secara horisontal kurva-kurva penawaran dari perusahaan A (Sa) dan perusahaan B
(Sb)

Pergerakan sepanjang kurva dan Pergerseran Kurva Penawaran


Dalam analsis penawaran kurva penawaran dapat bergerak sepanjang kurva
atau bergeser seperti pada kurva permintaan, pergerakan dan pergeseran tersebut
disebabkan oleh perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, secara
ringkas dinyatakan bahwa : pergerakan dalam kurva penawaran adalah akibat
perubahan harga, dengan menganggap faktor penentu lain konstan. Jika satu dari
faktor-faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser.
Variabel-variabel perubahan tersebut sebagaimana tabel beriku :
Tabel: 2.6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

Faktor yang mempengaruhi


Perubahan dalam faktor ini akan .....
kuantitas yang diminta
Menggambarkan pergerakan sepanjang kurva
Harga
penawaran
Harga input Menggeser kurva penawaran
Teknologi Menggeser kurva penawaran
Ekspektasi Menggeser kurva penawaran
Jumlah pembeli Menggeser kurva penawaran

Gambar : 2.7
Pergeseran kurva penawaran
P S2 S
S1
5000

B A
C
3000

1000

3 6 8 Q

31 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

L. PERMINTAAN DAN PENAWARAN SECARA BERSAMA


Analsis bersamaan antara permintaan dan penawaran di pasar adalah untuk
menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. Langkah awal
dalam analsis ini adalah melihat keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang wujud di pasar.
Keseimbangan adalah sebuah situasi ketika penawaran dan permintaan berada
dalam keadaan seimbang. Keadaan ini dinamakan juga dengan equlibrium.
menurut bahasa equlibrium adalah situasi dimana berbagai kekuatan berada dalam
keseimbangan-dalam anailis ini berarti keseimbangan pasar. Pada harga
keseimbangan (equlibrium price), kuantitas barang yang bersedia dan dapat dibeli
pembeli tepat sama dengan kuantitas yang bersedia dan dapat dijual oleh penjual.11
Harga keseimbangan disebut juga sebagai market clearing price atau harga
pengosongan pasar, ini menunjukan bahwa seluruh penawaran dan pesanan
permintaan terpenuhi, barang kosong pesanan dan peminta dan yang menawarkan
puas.12
Equlibrium sendiri pada dasarnya terdiri dari dua keseimbangan yaitu harga
keseimbangan (equlibrium price) yaitu harga yang menyeimbangkan penawaran
dan permintaan, dan kuantitas keseimbangan (equlibrium quantity) yaitu
kuantitas yang ditawarkan dan yang diminta pada saaat harga berada pada
keseimbangan penawaran dan permintaan.
Kondisi equlibrium dengan tabel dan kurva sebagaimana terlihat dalam gambar
di bawah ini berdasarkan contoh kasus yang telah kita bahas di atas :
Tabel. 2.7
Keseimbangan Penawaran dan Permintaan
Harga Kuantitas Kuantitas Kaeadaan Tekanan Atas Ket
Permintaan Penawaran Pasar Harga
Rp. 1000 8 1 Kelebihan Ke bawah A
Rp. 2000 7 4 Kelebihan Ke bawah B
Rp. 3000 6 6 Ekulibrium Netral C
Rp. 4000 5 8 Kekurangan Ke atas D
Rp. 5000 3 12 Kekurangan Ke atas E

11
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 91
12
Samuelson, Paul dan Nordhaus (2003), Ilmu Mikro Ekonomi, Edisi 17, Jakarta : PT. Media Global
Edukasi, hal. 63

32 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Keseimbangan dalam Gambar


Gambar 2.8
Kurva Equlibrium
P

S
5000

4000

3000 E

2000

1000

D
500

1 2 3 4 5 6 8 10 12
Q

33 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB III
ELASTISITAS

M. ELASTISITAS PERMINTAAN
Pembahasan terdahulu tentang permintaan dan detrminan-determinanya
difokuskan pada perubahan yang diminta naik ketika harga turun, atau ketika
determinan yang lain ikut mempengarinya, dalam skala pembahasan kualitatif dan
hanya pada arah perubahannya. Artinya belum dirinci berapa banyak kenaikan dan
penurunan permintaan tersebut dalam skala yang kuantitatif. Untuk mengukur
sejauhmana permintaan bereaksi terhadap perubahan-perubahan determinannya,
digunakan konsep elastisitas.
Elastisitas adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran atau permintaan
terhadap suatu determinan (faktor pengubah atau faktor yang mempengaruhinya).
1. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga dan determinanya
Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan
menaikan kuantitas atau tingkat permintaannya. Sedangkan Elastisitas
Permintaan terhadap Harga (Price Elasticity of demand) adalah mengkur
seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti
perubahan harga barang tersebut. Dengan kata lain ukuran yang menunjukan
seberapa banyak jumlah permintaan atas suatu barang berubah mengikuti
perubahan harga barang tersebut; ukuran ini dinyatakan sebagai persentase
perubahan kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan harga.
Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika perubahan kuantitas
permintaan cukup besar, menyusul perubahan harganya. Sebaliknya jika
perubahan kuantitas tersebut tidak cukup besar disebut inelastis atau tidak
elastis.
Menjadi pertanyaan berikutnya adalah apa saja yang membuat permintaan
tersebut menjadi elastis dan tidak elastis, karena dalam masalah ini faktor
kecenderungan (preferensi) konsumen juga di pengaruhi oleh faktor ekonomi,
sosial dan juga psikologis yang dinamakan selera individu. Walaupun demikian
dari berbagai hasil pengamatan dan penelitian dapat ditarik beberapa azas umum
yang paling menentukan elastisitas permintaan terhadap harga ini, antara lain :

34 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Persentase Pendapatan yang dibelanjakan


Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu
barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
Dalam bahasa lain jika diistilahkan kebutuhan manusia terdiri dari dua
kebutuhan yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan kemewahan (tersier), maka
biasanya permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok umumnya in-elastis,
sebaliknya permintaan barang-barang mewah lazimnya elastis.
Ketersediaan Barang pengganti
Barang-barang yang penggantinya banyak (subtitutan), cenderung memiliki
permintaan yang elastis, karena konsumen mudah meninggalkannya untuk
berganti dengan barang penggantinya tersebut.
Definisi Pasar
Elasisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada keadaan pasarnya.
Sebagai contoh pasar yang reltif kecil dan terbatas akan cenderung lebih elastis
karena konsumen akan sulit mencari barang pengganti di tempat lain, sebaliknya
dalam pasar yang relatif besar konsumen relatif mudah memperoleh barang
penggantinya sehingga permintaan menjadi in-elastis.
Rentang Waktu
Dalam rentang waktu yang lebih panjang, permintaan berbagai barang
cenderung elastis, karena konsumen lebih banyak kesempatan untuk mencari
barang pengganti atau membiasakan diri untuk tidak mengkonsumsi barang
tersebut yang harganya naik, tapi untuk jangka pendek permintaannya akan lebih
in-elastis.
Contoh pada kenaikan harga bensin, dalam jangka pendek konsumen
cenderung mengurangi konumsi bensin, walaupun sesaat karena bensin masih
menjadi bahan pokok tapi dalam jangkan panjang konsumen dengan berbagai
cara akan mengurangi konsumsi bensin misalnya kebiasaan pakai mobil pribadi
diganti dengan kendaraan umum, pakai kendaraan hemat energi dan sebagainya,
sehingga konsumsi bensin akan turun mencolok, sehingga permintaan bensin
untuk jangka panjang bersifat elastis.

35 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2. Menghitung Elastisitas Permintaan Terhadap Harga


Elastisitas Permintaan Terhadap Harga adalah persentase perubahan
kuantitas permintaan dibagi persentase perubahan harga, atau dirumuskan
dengan :
Persentase perubahan kuantitas permintaan
Elastisitas Permintaan terhadap Harga =
Persentase Perubahan Harga
Q - Q1
Q
Ed =
P - P1
P

Coba dengan rumus tersebut, berapa Ed, pada Harga 3000 kuantitas
permintaan 1500 dan pada harga 4000 permintaan pada 1000
Dalam perhitungan tersebut diperoleh angka -2 (perubahan harga 1% akan
meningkat permintaan sebanyak 2%), pada kasus yang sama jika keadaan yang
terjadi sebaliknya atau harga meningkat maka elastisitas permintaan (Ed)
menjadi -1. untuk itu biasanya rumusan menggunakan harga tengah dan umlah
tengah dengan rumusan :

Q - Q1
(Q + Q1)/2
Ed =
P - P1
(P + P1)/2

3. Variasi Kurve Permintaan


Dalam pembuatan kurva, elastisitas permintaan digolongkan menjadi :
Permintaan elastis jika elastisitasnya lebih besar dari satu, dalam arti perubahan
kuantitas lebih banyak dibanding perubahan harga, sebaliknya dosebut in-elastis
(tidak elastis) jika permintaan kuantitas tidak sebanyak perubahan harga. Jika
elastisitasnya sama persis dengan 1, maka permintaan demikian disebut
elastisitas uniter (unit elasticity).
Dalam kasus yang ekstrim elastistas dapat nol (0) atau permintaan in-elastis
sempurna artinya berapapun harga berubah jumlah permintaan akan tetap. Tetapi

36 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

jika elastisitasnya lebih besar maka bentuk kurvanya menjadi mendatar atau
pada harga sama jumlah permintaan sangan elastis.
Bentuk-bentuk kurva tersebut adalah :
Gambar 3.1
Permintaan elastis sempurna

D
5000

4000

100
Q
Gambar 3.2
Permintaan in-elastis

P
Jika dihitung akan mengakibatkan
5000 penurunan kuantitas permintaan
sebesar 11 % pada perubahan
4000 harga 22 % atau Elastisitas kurang
dari 1

90 100
Q
Gambar 3.3
P Permintaan elastis uniter
Jika dihitung akan mengakibatkan
5000
penurunan kuantitas permintaan
sebesar 22 % pada perubahan
4000 harga 22 % atau Elastisitas sama
dengan 1

80 100
Q

37 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 3.4
P Permintaan elastis
Jika dihitung akan mengakibatkan
5000
penurunan kuantitas permintaan
sebesar 50 % pada perubahan
4000 harga 22 % atau Elastisitas lebih
dari 1
D

50 100
Q

Gambar 3.5
P Permintaan elastis Sempurna
Jika harga kurang dari 4000
kuantitas yang diminta tidak
terbatas, jika harga sama dengan
4000 4000 konsumen akan membeli
D berapapun jumlahnya

100
Q

4. Pendapatan Total dan Elastisitas Permintaan Terhadap Harga


Pariabel Pendapatan total (total revenue) merupakan pariabel penting lain
yang harus dipelajari dalam perubahan permintaan dan penawaran. Pendapatan
total adalah jumlah yang dibayarkan oleh pembeli dan diterima penjual.
Disetiap pasar pendapatan total sama dengan P x Q (harga barang dikalikan
jumlah barang yang terjual). (lebih jelas dalam gambar 3.6.) pada tingkat harga
4000 dan Kuantitas 100 maka total revenue adalah 4000 x 100 = 400.000.
Analisis selanjutnya adalah mengukur perubahan pada pendapatan total dalam
pergeseran sepanjang kurva, kondisi ini disebabkan oleh elastistas permintaan
terhadap harga. Jika permintaan in-elastis maka kenaikan harga akan
mengakibatkan kenaikan pendapatan total (gambar 3.7), sebaliknya jika

38 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

permintaan elastis kenaikan harga akan akan menurunkan pendapatan total


(gambar 3.8). (Hitungan contoh pada tingkat harga 1000 kuantitas 120 dan harga
3000 kuantitas 80, berapa total revenue-nya)
Gambar 3.6
Total Revenue

P
Total yang dibayarkan pembeli yang
diterima penjual sebagai pendapatannya,
nilainya sama dengan luas bidang P x Q
4000

P x Q = Rp. 400.000

100
Q

Gambar 3.7
Total Revenue pada kurva permintaan in-elastis

P P

3000

P x Q = Rp. 300.000

1000
P x Q = Rp. 150.000
D D
150 100 Q
Q

Pada permintaan in-elastis kenaikan harga akan menurunkan kuantitas dalam


proporsi yang kecil, karena itu kehilangan pendapatan akibat penurunan
permintaan lebih kecil ketimbang pendapatan akibat kenaikan harga sehingga
pendapatan total mengalami peningkatan.
Dari contoh di atas penurunan permintaan sebanyak 50, malah menaikan
pendapatan total dari 150.000 menjadi 300.000.

39 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 3.8
Total revenue pada kurva permintaan elastis
P P

5000

4000

PxQ=
Rp. 200.000
P x Q = Rp. 100.000

D D
50 20 Q
Q

Pada kurva elastis, kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah


permintaan yang proporsinya besar (dalam kasus ini dari 50 ke 20, pada
kenaikan harga 4000 menjadi 5000), oleh sebab itu, hilangnya pendapatan akibat
penurunan permintaan lebih besar dari pada kenaikan pendapatan akibat
kenaikan harga, sehingga pendapatan total mengalami penurunan.
Secara umum pengaruh elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah :
a. Jika elastisitas permintaan terhadap harga kurang dari 1 (in-elastis), maka
kenaikan harga akan meningkatkan pendapatan total, dan sebaliknya
penurunan harga akan menurunkan pendapatan total.
b. Jika elastisitas permintaan terhadap harga lebih dari 1 (elastis), maka
kenaikan harga akan menurunkan pendapatan total, sedangkan penurunan
harga justru akan menaikan pendapatan total.
c. Dalam kasus khusus dimana elastisitas permintaan terhadap harga sama
dengan 1 (elastis uniter), maka kenaikan harga akan menaikan pendapatan
total, perubahan harga tidak akan mempengaruhi pendapatan total. 13

5. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan


Selain konsep elastisitas permintaan terhadap harga, konsep penting lain yang
sering di bahas adalah elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income
elasticity of demand) yaitu ukuran yang menunjukan seberapa banyak jumlah

13
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 112

40 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan pendapatan si


konsumen; ukuran ini dinyatakan sebagai perubahan persentase perubahan
kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan pendapatan
konsumen.14
Definisi tersebut dirumuskan menjadi :
Persentase perubahan kuantitas permintaan
Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan =
Persentase Perubahan Pendapatan

Untuk kasus barang normal yang banyak di pasar, kuantitas permintaan


bergerak sama dengan perubahan pendapatan, artinya keduanya memiliki
hubungan positif, dengan kata lain untuk barang normal memiliki elastisitas
permintaan terhadap pendapatan yang positif.
Disisi lain adapula bentuk elastisitas negatif antara perubahan jumlah
permintaan dengan kenaikan pendapatan, kasus ini biasanya terjadi pada jenis
barang inferior, artinya kenaikan pendapatan malah mengurangi permintaan
terhadap barang tersebut. Contoh barang inferior antara lain ongkos angkutan
umum, orang dengan pendapatan meningkat cenderung memilki keinginan untuk
memiliki kendaraan sendiri, sehingga permintaan terhadap angkutan umum akan
berkurang.

N. ELASTISITAS PENAWARAN
Pembahasan menyeluruh tentang elastisitas tidak akan sempurna jika sisi lain
dari pasar yaitu penawaran tidak kita singgung, sebagaimana halnya permintaan
penawaran terhadap harga juga memiliki elastisitas (kepekaan) tersendiri.
Elastisitas penawaran terhadap harga adalah prosentase perubahan kuantitas
yang ditawarkan dibagi dengan prosentase perubahan harga15.
Jika definisi tersebut doperasionalkan menjadi sebuah rumusan adalah sebagai
berikut :
Persentase perubahan kuantitas penawaran
Elastisitas Penaran terhadap Harga =
Persentase Perubahan harga

14
Ibid, hal 113
15
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 84

41 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Sebagaimana elastisitas permintaan, pada elastisitas penawaran juga berlaku


beberapa kasus ekstrim dimana kuantitas yang ditawarkan tetap berapapun harga
yang ditawarkan, kondisi ini disebut dengan elastisitas = 0, atau dengan kata lain
penawaran bersifat in-elastis sempurna. Pada sisi ekstrim yang lain penurunan harga
dapat berakibat pada penurunan penawaran sampai dengan nol, sementara jika
harga ditingkatkan akan memancing peningkatan penawaran yang cukup besar,
kasus ini berarti rasio perubahan kuantitas yang diakibatkan perubahan harga sangat
besar dan menghasilkan kurva horizontal.
Disamping kedua kasus ekstrim tersebut elastisitas penawaran juga terdiri dari
penawaran elastis dan in-elastis, sebagaiman gambar berikut :
Gambar 3.9
Kurva elastisitas penawaran
P
Es = 0 Es < 1 Es = 1 Es = 0 = penawaran In-elastis sempurna
Es < 1 = penawaran in-elastis
Es = 1 = Penawaran elastis uniter
Es > 1 = Penawaran elastis
Es > 1
Es = Rp = Penawaran elastis sempurna
Es = Rp

Fakator-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran


Faktor utama yang mempengaruhi penawaran adalah kemudahan-kemudahan
yang mengakibatkan produksi dapat ditingkatkan. Sebagai contoh untuk barang
industri dengan teknologi tinggi perubahan harga sedikit akan berpengaruh pada
peningkatan produksi yang besar, atau dengan kata lain elastis, sebaliknya pada
barang tambang perubhan harga yang besar relatif kecil terhadap perubahan
produksi karena ada keterbatasan cadangan, ini disebut penawan in-elastis.
Faktor lain yang juga mempengaruhi penawaran adalah jangka waktu yang
perlu dipertimbangkan. Perubahan pada harga cenderung mempengaruhi jumlah
yang ditawarkan apabila waktu pemasok untuk merespon lebih lama, untuk waktu

42 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

singkat perusahaan reltif kesulitan meningkatkan produksi dengan cepat disebabkan


input yang relatif terbatas, ini disebut in-elastis.
Dalam jangka panjang kemampuan respon perusahaan untuk meningkatkan
produksi relatif lebih mudah akibat perubahan harga, sehingga penawaran
cenderung elastis.

O. MANFAAT ANALISIS ELASTISITAS


Secara umum disimpulakan bahwa : a. Apabila permintaan bentuknya landai,
pergeseran kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga sedikit, tetapi
jumlah yang diperjual belikan berubah besar; b. Abapla permintaan bentuknya
menurun tajam, suatu pergeseran atas kurva penawaran akan menimbulkan
perubahan harga yang besar, tetapi perubahan jumlah yang diperjual belikan
sedikit.16
Lebih jauh coba perhatikan gambar dib awah ini :
Gambar 3.10
Efek elastisitas
P P

S1 S1
S S
P1 P1

D
Q1 Q Q1 Q
Q Q

(i) (ii)
Jika dilihat dari dua karakteristik perubahan dan pergeseran antara kedua
kurva penawan dan permintaan dengan kondisi elastisitas pada permintaan, manfaat
yang dapat diambil dari elastisitas ini adalah :
1. Bagi perusahaan
Perusahaan dapat mengukur elastisitas tersebut untuk landasan kebijakan
penjualan yang akan dilakukan. Apabila diketahui sifat responsif permintaan

16
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 105

43 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

terhadap harga tinggi atau kurva permintaan elastis (gambar ii), menaikan
produksi dan penawaran akan menimbulkan pertambahan dari hasil penjualan,
tapi jika permintaan in-elastis penambahan produksi akan mengakibatkan
keuntungan berkurang.
2. Bagi Pemerintah
Kedua kesimpulan di atas dapat menjadi alat untuk meramalkan kesuksesan dan
kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan. Misalnya, jika permintaan bersifat
elastis, kebijakan mengurangi impor tidak akan berhasil yang terjadi adalah
perubahan harga yang naik dan cenderung merugikan konsumen, tetapi untuk
barang yang bersifat in-elastis, kebijakan mengurangi produk impor akan
berhasil, karena kenaikan harga tidak terlalu membebani konsumen.

44 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB IV
APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN
PADA PERSOALAN EKONOMI UTAMA

P. EKONOMI PERTANIAN
Sebagian besar penduduk dunia hidup pada sektor pertanian, terlebih lagi pada
negara-negara dunia ke-tiga yang sangat mengandalkan sektor ini untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian analisis pertama kita tentang
aplikasi permintaan dan penawaran adalah pada sektor ini.
Analsis kita diawali dengan beberapa prinsif dasar ekonomi yang menyangkut
sektor pertanian, dan bagaimana efek campur tangan pemerintah terhadap
permintaan dan penawaran pada sektor ini.
1. Kemerosotan Relatif Jangka Panjang dari Sektor Pertanian
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus
menerus bertambah, pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada corak
permintaan masyarakat. Kenaikan pendapatan akan menaikan konsumsi
berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi
kenaikan itu tidak berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.17
Rata-rata masyarakat yang berada pada negara yang ekonominya tumbuh
cenderung mengkonsumsi barang-barang industri dari sebagian besar
pendapatannya, sehingga kurva permintaan untuk produk ini memiliki
elastisitas ang tinggi. Bagian pendapatan yang lainnya digunakan untuk
konsumsi barang hasil pertanian. Corak konsumsi demikian berakibat pada
jangka panjang harga sektor pertanian yang relatif lambat sedangkan harga
barang industri bergerak cepat dan lambat-lun akan semakin memperlebar
jarak harga kedua macam produk ini.

Kemajuan industri juga mendorong pergeseran kebijakan pemerintah


menjadi berbasis pada industri, kondisi ini mendorong pada peningkatan pesat
teknologi industri dan bidang pertanian. Walaupun demikian arah

17
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 126

45 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

perkembangan teknologi tersebut tidak sebanding dengan permintaan produk


pertanian yang lambat.
Untuk kasus negara maju kondisi ini menyebabkan : a. Perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, b. Kemampuan
memproduksi yang tinggi akibat teknologi berakibat pada kelebihan produksi
karena permintaan yang relatif lambat, akibatnya adalah harga barang
pertanian cenderung berada tetap pada tingkat yang rendah.
Kondisi tersebut jika digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.1
Kecenderungan harga pertanian dalam jangka panjang
P

S
S1
P E

P1 E1
D
D1

Q Q1
Q

Keterangan :
Kenaikan pendapatan berakibat pada pergeseran kurva permintaan dari D
ke D1, karena elastisitas permintaan terhadap pendapatan rendah maka
pertambahan permintaan tidak terlalu besar. Pada waktu yang sama akibat
teknologi pertambahan jumlah penawaran menjadi tinggi dan kurva penawaran
bergeser dari S ke S1. dengan demikian keseimbangan juga berubah dari E ke
E1, dan harga menjadi turun dari P ke P1.

2. Pembatasan-pembatasan hasil Panen


Kondisi paradoksal yang menimpa petani akibat teknologi dan
kemampuan besar meningkatkan produksi pertanian di satu sisi dengan

46 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

penurunan harga disisi lain dan karena kurva permintaan untuk produk
pertanian cenderung in-elastis maka pendapatan total petanipun menurun.
Untuk mengatasi hal ini banyak pemerintah membantu para petani dengan
mengurangi produksi mereka.18 Gambaran umum kondisi ini sebagaimana
kurva di bawah ini :
Gambar 4.2
Program Pembatasan Hasil Panen
P
S1
S
P1
E1

P E

D1

Q1 Q
0

Keterangan :
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi produksi berdampak pada
bergeraknya kurva penawaran kekiri atas, yang dapat menggeser harga ke titik
P1. (perhatikan segi empat 0PEQ dan 0P1E1Q1, juga perhitungan dengan
hubungan elastisitas dengan pendapatan)

3. Masalah Jangka Pendek Sektor Pertanian


Sektor pertanian dalam jangka pendek cenderung berpluktuasi tajam atau
naik turun dalam jumlah yang besar, kondisi ini secara umum dipengaruhi oleh
naik turunnya permintaan dan penawaran.
Faktor perubahan penawaran produk pertanian sangat dipengaruhi oleh
kondisi diluar yang sulit dikendalikan, seperti hama, banjir, perubahan cuaca,
iklim kemarau panjang dan lainnya, sehingga tingkat produksi cenderung
berubah besar dibanding perubahan pada sektor industri.

18
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 87

47 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dalam jangka pendek karena sifat produk pertanian adalah kebutuhan


pokok sehingga memilki kurva in-elastis, perubahan harga hanya berpengaruh
sedikit terhadap perubahan kuantitas, demkian pula sebaliknya jika terjadi
perubahan kuantitas yang besar memilki kecenderungan penurunan harga yang
juga besar. Kondisi ini berbeda dengan produk industri yang memilki kurva
permintaan elastis, perubahan kuantitas tidak terlalu banyak berpengaruh pada
perubahan harga.
Fluktuasi harga produk pertanian dalam jangka pendek juga sangat
dipengaruhi oleh perubahan permintaan, sedikit saja kuantitas yang diminta
berubah maka perubahan harga akan cenderung besar.
Untuk lebih jauh melihat kondisi ini, kita lihat dalam gambar berikut :
Gambar 4.3
Pengaruh Penawaran dalam terhadap harga produk pertanian

P S
P
E S1

P1 E1

Q Q1
0

48 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 4.4
Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga produk pertanian
P S
P E

P1 E1
D1
Q
0 Q1

Q. PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


Kesenjangan pendapatan yang semakin lebar akibat dari mekanisme pasar yang
tidak berjalan sempurna mengundang campur tangan pemerintah dalam pasar.
Kebijakan tersebut antara lain pengendalian harga secara langsung dan penetapan
pajak sebagai nstrumen yang mempengaruhi hasil akhir (outcomes) pasar dan
pendapatan publik.
1. Pengendalian Harga
Mekanisme pasar pada kenyataanya tidak membuat semua orang senang,
adakalanya harga dianggap terlalu tinggi untuk produk tertentu, disisilain
adapula yang menganggap harga terlalu rendah
Bentuk campur tangan pemerintah dalam mengendalikan harga tersebut,
adalah menentukan harga maksimum yang sah dimana suatu produk dapat
dijual disebut batas harga tertinggi (price ceiling) atau suatu harga maksimu
yang sah dimana suatu barang dapat dijual. Sedangkan suatu harga minimum
yang sah di mana suatu barang dapat dijual disebut harga dasar (proce
floor).19
a. Batas Harga Tertinggi dalam Mempengaruhi Hasil Akhir Pasar
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas harga tertinggi, bisa terjadi
dalam dua bentuk, yakni :

19
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 133

49 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

1) batas harga tertinggi tidak mengikat (not binding) kondisi ini


terjadi ketika pemerintah menetapkan batas harga tertinggi di atas
harga pasar, kondisi ini tidak berpengaruh langsung terhadap pasar
karena equlibrium terjadi di bawah harga tertinggi. Lebih jelas coba
perhatikan gambar berikut ini :
Gambar 4.5
Batas harga tertingi yang tidak mengikat
P

S
4000
Batas harga
tertinggi
3000
E

Q
0 100

2). Batas harga tertinggi yang mengikat (binding constraint) atau


hambatan yang mengikat. Kondisi ini terjadi ketika pemerintah
menetapkan harga tertinggi di bawah harga ekuilibrium.
Kekuatan permintaan dan penawaran cenderung mendorong terjadinya
ekuilibrium, tetapi sampai batas harga tertinggi harga tidak dapat naik lagi
atau harga pasar sama dengan harga tertinggi. Pada harga ini kuantitas
yang diminta tidak sama dengan kuantitas yang di tawarkan atau terjadi
kelebihan permintaan.
Keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan biasanya mendorong penjual
untuk melakukan mekanisme penjatahan, dan secara alamiah akan
menimbulkan antrian-antrian. Dampak lanjutandari kondisi ini, walaupun
maksud pemerintah adalah memudahkan konsumen untuk memperoleh
produk dengan harga terjangkau pada kenyataannya tidak semua konsumen
dapat merasakan.

50 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Sebagian konsumen mendapat jatah produk dengan harga murah dan


pengorbanan mengantri lama, sebagian lagi tidak dapat memperolehnya
akibat keengganan untuk mengantri.
Untuk lebih memahami kondisi ini coba perhatikan gambar berikut :
Gambar 4.6
Batas harga tertingi yang tidak mengikat
P

Harga
ekuilibrium
3000
Batas harga
2000 tertinggi

D
kekurangan

0 50 150 Q
Kuantitas Kuantitas
ditawarkan diminta

b. Harga Dasar dala Mempengaruhi Hasil Akhir Pasar


Memperhatikan nasib petani yang terus menerus mengalami kerugian
akibat mekanisme pasar tidak berjalan sempurna, pemerintah menggunakan
instrumen kebijakan harga dasar untuk menolong petani.
Berdasarkan argumen di atas, sebagaimana kebijakan penetapan harga
tertinggi dampak kebijakan tersebut biasanya terbagi menjadi dua bentuk,
yakni :
1). Harga dasar yang tidak mengkikat, yaitu menetapkan harga dasar
dibawah harga keseimbangan. Artinya dorongan penawaran dan
permintaan tidak dipengaruhi harga yang di tetapkan oleh pemerintah
karena harga keseimbangan terjadi di atas harga dasar.
2). Harga dasar yang mengkiat, yaitu pemerintah menetapkan harga dasar
di atas harga keseimbangan, sehingga dorongan penawaran dan permintaan
yang bergerak ke arah keseimbangan menjadi terhambat dan harga berhenti
sampai dengan harga dasar. Kondisi ini berakibat pada surflus penawaran,
atau kelebihan penawaran.

51 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Untuk lebih jelas coba perhatikan gambar berikut.


Gambar 4.7
P Batas harga dasar yang tidak mengikat

3000
Harga dasar
2000

0 100 Q

Gambar 4.8
Batas harga dasar yang mengikat
P

surflus S

4000
Harga Dasar
Harga
ekuilibrium
3000

0 50 150 Q
Kuantitas Kuantitas
diminta ditawarkan

2. Pajak
Untuk membiayai pengeluaran publik yang dilakukan pemerintah, negara
manapun dan diberbagai ditingkatan biasanya mengggunakan instrumen
penarkan pejak sebagai sumber penerimaannya, disamping sumber-sumber
yang lain.
Dalam menetapkan pajak biasanya di tentukan objek pajak atau siapa
yang berkewajiban untuk membayar apajak atas konsumsi suatu produk, apa
ditanggung oleh penjual ?, apa ditanggung pembeli ?, apa kemudian ada

52 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

kompromi untuk ditanggung bersama ?, untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan tersebut para ekonom memberi istilah dengan tax incidence yaitu
suatu studi mengenai siapa yang menanggung eban pajak.
Analisis mengenai permasalahan tersebut dalam ekonomi mikro kita
gunakan perangkat penawarn permintaan yang telah kita pelajari. Dalam
analisis kurva perhatikan kembali analisis kita yang lalu tentang : a. putuskan
apakah undang-undang pajak mempengaruhi penawaran atau permintaan, b.
kita mememutuskan kurva mana yang bergeser, dan c. menguji bagaimana
pergeseran tersebut mempengaruhi ekuilibrium.
Dalam analisis penanggung pajak ini kita coba dengan dua pendekatan,
yaitu :
a. Pengaruh Pajak pada Pembeli dan Hasil Akhirnya Pasar
Dampak awal pengaruh pajak pada suatu produk pada sisi permintaan
dalam analisis kurva adalah pergeseran kurva permintaan, sebaliknya
penjual memilki dorongan yang tetap untuk menyediakan produk di pasar
sehingga kurva penawaran tidak berubah. Pengenaan pajak pada pembeli
berakibat pada berkurangnya minat pembeli pada produk tersebut yang
berdampak pada pergeseran kurva permintaan ke kiri (turun).
Untuk lebih memahami tentang kondisi ini kita perhatikan contoh berikut :
suatu produk dengan pengenaan pajak kepada pembeli menurunkan
permintaan dari 100 menjadi 90, dengan tarif 500.
Untuk mempermudah analisis kita perhatikan gambar berikut.
Gambar 4.9
Pengenaan pajak pada pembeli
P

S
Harga yang
dibayar pembeli

3300
Harga tanpa Equibrium
pajak 3000 Pajak Rp. 500 tanpa pajak
E
2800
Harga diterima E1
Penjual Ekuilibrium
dengan pajak D
D1
90 100
0 Q

53 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Pajak pada pembeli, ketika pajak dikenakan 500 dipungut dari pembeli,
kurva permintaan bergeser turun sebesar Rp 500 dari D ke D1, kuantitas
equlibrium turun dari 100 ke 90. Harga yang diterima penjual turun dari
3000 menjadi 2800, harga yang dibayar pembeli termasuk pajak menjadi
Rp. 3300. walaupun pajak dikenakan pada pembeli, penjual dan pembeli
sama-sama menanggung pajak tersebut.
Dalam kasus ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa, 1) pajak menurunkan
aktivitas pasar pasar ketika suatu barang dikenakan pajak, kuantitas
menurun dan tercapai ekulibrium baru. 2). Dalam ekulibrium baru pembeli
membayar barang mahal dan penjual menerima lebih sedikit.20
b. Pengaruh Pajak pada Penjual dan Hasil Akhir Pasar
Dengan kasus yang sama, sekarang mari kita lihat perubahan ekulibrium
ketika tanggungan pajak dikenakan pada penjual. Dalam hal ini, dampak
awal pajak terjadi pada penawaran. Karena pajak tidak dipugut dari
pembeli, kuantitas yang diminta tidak berubah pada setiap harga dan kurva
permintaan tetap. Sebaliknya pajak pada penjual menaikan biaya penjualan
dan penjual menawarkan lebih sedikit dari setiap harga, artinya kurva
penawaran bergeser ke kiri (turun).
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 4.10
Pengenaan pajak pada penjual

P
S1
S
Harga yang Ekuilibrium
dibayar pembeli dengan pajak

3300 E1
Harga tanpa Equibrium
pajak 3000 Pajak Rp. 500 tanpa pajak
E
2800
Harga diterima
Penjual
D

90 100
0 Q

20
Ibid hal. 145

54 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Ketika pajak Rp.500 dipungut dari penjual, kurva penawaran bergeser


kekiri dasi S ke S1, ekulibrium kuantitas turun dari 100 menjadi 90. harga
yang dibayar pembeli naik dari 3000 menjadi 3300, yang yang diterima
penjual (setelah dikurangi pajak) menjadi Rp. 2800. walaupun pajak
dikenakan pada penjual pembeli dan penjual berbagi beban pajak
tersebut.
c. Elastisitas dan Tax Incidence
Analisis di atas menunjukan bahwa beban pajak adalah di bagi antara
penjual dan pembeli, walaupun demikian pembagiannya jarang sekali rata.
Untuk melihat kasus ini mari kita lihat pada beberapa jenis pasar, anatara
lain :
1). Pasar produk dimana terjadi penawaran yang sangat elastis dan
permintaan yang in-elastis, atau penjual tidak terlalu responsif terhadap
harga, sedangkan pembeli sangat responsif terhadap harga. Keaadaan ini
menunjukan ketika pajak ditentukan dalam pasar harga yang diterima
penjual tidak turun banyak, sehingga penjual hanya menanggung benan
sedikit, sedangkan harga yang di bayar pembeli mengalami kenaikan
berarti, mengindikasikan pembeli menanggung lebih banyak pajak.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 4.11
Pengenaan pajak pada pasar dimana Penawaran Elastis, Permintaan in-elastis

Harga yang
dibayar pembeli

Equibrium
Pajak tanpa pajak S
Harga tanpa pajak
E
Harga diterima
Penjual
D
100
0 Q

55 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2). Pasar dimana pajak dikenakan pada penawaran yang relatif in-elastis
dan permintaan yang sangat elastis. Ketika harga ditentukan harga yang
dibayar pembeli tidak terlalu naik, disaat harga yang diterima penjual
mengalami penurunan yang berarti, maka penjual lebih banyak
menanggung beban pajak.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 4.12
Pengenaan pajak pada pasar Penawaran in-elastis, Permintaan elastis

P
S
Harga yang
dibayar pembeli

Harga tanpa pajak

Equibrium
Pajak tanpa pajak
Harga diterima
Penjual
D
E

0 100 Q

R. EVALUASI TERHADAP CAMPUR TANGAN PEMERINTAH TERHADAP


PASAR
Perhatikan baik-baik pembelajaran kita terdahulu tentang sepuluh prinsif
ekonomi, prinsif bahwa “mekanisme pasar merupakan suatu cara terbaik untuk
mengatur ekonomi” . Prinsif ini berarti bahwa apapun bentuk campur tangan
pemerintah dalam mengintervensi pasar malah berakibat pada ketidak efisienan atau
in-efisiensi pasar, karena anggapan bahwa harga bukan proses sembarangan,
melainkan hasil dari jutaan keputusan bisnis dan konsumen yang berdusta dibalik
kurva permintaan dan penawaran. Karena harga adalah penyeimbang dari
penawaran dan permintaan yang mengkoordinasikan aktivitas ekonomi. Sehingga
ketika pemerintah campur tangan dalam pasar ini berakibat pada mengaburkan
tanda-tanda yang biasanya menuntun pada alokasi sumber daya masyarakat.

56 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Sisi lain adalah dari sepuluh prinsif ekonomi ada “pemerintah kadang kala
dapat memperbaiki hasil akhir pasar”, yang senantiasa dijadikan alasan pemerintah
untuk merespon kegagalan pasar yang berakibat pada jurang kemiskinan yang
dalam akibat ketidak adilan pasar.
Hasil analisis kita ternyata mekanisme campur tangan pemerintah terhadap
harga malah berdampak tidak baik, dengan hasil yang tidak diharapkan seperti
kasus penetapan harga tertinggi dan harga dasar.
Dalam kasus pengenaan pajak coba perhatikan lagi akibat dari pengenaan
pajak barang mewah yang kondisi pasarya berada pada kurva permintaan yang
elastis, sedangkan kurva penawarannya cenderung in-elastis karena bagaimanpun
sulit untuk merubah produk barang mewah dan mengurangi biaya yang lain.
Kondisi yang yang terjadi adalah beban pajak yang sebagian besar ditanggung oleh
penjual (penawaran), jika ditilik lebih jauh siapa pekerja di perusahaan tersebut.
Sehingga pengenaan pajak barang mewah yang tinggi yang akan membayar lebih
banyak malahan pekerja dengan pengurangan upah-upah mereka.

57 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB V
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
(TEORI NILAI GUNA)

Dasar pemikiran kita untuk pembahasan teori ekonomi mikro dengan tajuk
permintaan dan perilaku konsumen adalah pada prinsip awal lahirnya ilmu ekonomi
yaitu “mengalokasikan sumber daya yang terbatas, untuk memperoleh hasil yang paling
optimal”, prinsip anjakan lain melatar belakangi analisis ini adalah prinsip pertama
ekonomi yaitu “kita selalu mengalami trade-off”.
Keterbatasan yang senantiasa ada pada setiap individu selalu membawa pada
konsekwensi untuk memilih, belajar dengan baik atau belajar asal-asalan ?, berinfestasi
dengan membeli buku sekarang atau cukup meminjam saja ?, membeli mobil baru, atau
menggunkan angkutan umum dan seterusnya yang pada akhirnya kita harus menentukan
pilihan, mana yang dianggap paling menguntungkan. Pilihan-pilihan yang senantiasa
bersaing untuk kita pilih tersebut dasarnya adalah pencarian keseimbangan antara
permintaan dan keinginan, dan penentuan pilihan adalah penentuan jalan hidup.
Pilihan individu-individu tersebut telah kita bahas terdahulu dengan konsep
permintaan dan elastisitasnya, lebih jauh dari itu apa prinsip-prinsip sebenarnya yang
mendasari pilihan dan perilaku konsumen ?.
Analisis mendasar untuk pembahasan kita adalah pada pengaruh pola
permintaan pasar proses individu mengejar bermacam-macam barang konsumsi yang
paling disukai, analisis berikutnya adalah bagaimana mengukur manfaat yang dapat kita
terima dari keikutsertaan kita dalam pasar.

Pilihan dan Teori Utilitas


Dalam menjelaskan perilaku konsumen ini, ilmu ekonomi mendasarkan pada
pemikiran fundamental yaitu setiap orang akan memilih barang atau jasa yang mereka
anggap paling bernilai, dan untuk menggambarkan perilakunya digunakan teori
utilitas.
Utilitas arti sederhananya adalah “kepuasan” , atau bagaimana konsumen
mengurutkan (berdasarkan utilitas) barang-barang dan jasa yang berbeda-beda.
Utilitas juga merupakan suatu gagasan ilmiah yang digunakan oleh para ekonom untuk

58 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

memahami bagaimana konsumen yang rasional membagi sumber daya-sumber dayanya


yang terbatas diantara komoditas-komoditas yang memberi mereka kepuasan.21
Analisis terhadap perilaku konsumen dapat dibedakan dengan dua macam
pendekatan, yaitu 1). Pendekatan Nilai Guna Kardinal, dan 2). Pendekatan Nilai Guna
Ordinal. Pembahasan kita dalam bab ini adalah pendekatan nilai guna kardinal.

S. TEORI NILAI GUNA (UTILITI) KARDINAL


Teori nilai guna (utiliti) Kardinal yaitu pendekatan dengan menganggap
manfaat dan kenikmatan yang diperoleh seorang konsumendinyatakan secara
kuantitatif. Dasar pemikiran yang digunakan dalam pendekatan nilai guna kardinal
adalah semakin tinggi kepuasan, semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) yang
diperolehnya.
Dalam pembahasan teori nilai guna, perlu dibedakan dua pengertian ini, yaitu :
1. Nilai Guna Total (total utilities) yaitu : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Dan 2. Nilai Guna Marginal
(Marginal utilities) yaitu : pertambahan (atau pengurangan) kepuasan akibat
penambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
Hipotesis utama teori nilai guna dikenal dengan hukum nilai guna marginal
yang semakin menurun, hukum itu menyatakan : tambahan nilai guna yang akan
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas
barang tersebut.22 Dengan demikian jika terus dilakukan akan menjadi negatif,
artinya apabila konsumsi terhadap barang tersebut ditambah lagi maka nilai guna
totalnya menjadi semakin sedikit.

21
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 97
22
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 154

59 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Nilai Guna Dalam Angka dan Grafik


Tabel : 5.1
Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal (contoh)

Jumlah Konsumsi Nilai Guna Total Nilai Guna Marginal


0 0 -
1 30 30
2 50 20
3 65 15
4 75 10
5 83 8
6 87 4
7 89 2
8 90 1
9 89 -1
10 85 -4
11 78 -7
Jika tabel itu di gambarkan maka akan seperti :
Gambar 5.1
Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal

Nilai Guna Total Nilai Guna Marjinal


100
40
80
60 20
TU

Series1
MU

40 -
20
0
0
1 3 5 7 9 11
-20
1 3 5 7 9 11
Kuantitas
Kuantitas

T. MAKSIMALISASI NILAI GUNA


Setiap orang akan senantiasan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang
dapat dinikmatinya, artinya pola konsumsi manusia senantiasa akan bergerak
menuju kenikmatan yang paling puncak, atau tingkat maksimum. Tingkat

60 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

maksimum adalah suatu tingkatan yang dicapai pada waktu nilai guna total
mencapai tingkat maksimum.
Jika kita lihat lagi conto di atas maka titik itu berada pada nilai guna total 90,
(perhatikan juga grafiknya), contoh sederhana itu mudah diukur jika konsumsi
hanya pada satu jenis barang, berikutnya bagaimana kepuasan maksimum itu
diperoleh dengan berbagai macam barang ?
Dalam mengukur nilai guna maksimum berbagai jenis barang yang dikonsumsi
oleh seseorang harus dipenuhi dulu sebuah syarat yaitu setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan
nilai guna marjinal yang sama besarnya.
Contoh : Seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam
barang, sebut saja pakaian dan makanan. Berturut-turut harganya Rp. 50.000 dan
5.000. seandainya tambahan satu unit makanan akam menambah nilai guna
marginal sebesar 5, sedangkan pakaian 50. Jika orang tersebut memiliki uang Rp.
50.000, ada dua alternatif pilihan penambahan yaitu dibelikan 10 unit tambahan
makanan, jika dikalikan 5 MU = 50 atau 1 unit tambahan pakaian, dikalikan 50 MU
= 50.
Seandainya pola konsumsi orang tersebut demikian, maka apapun barang yang
akan dibeli akan memberikan nilai guna marjinal yang sama yaitu 50, secara
keseluruhan dari contoh di atas dapat kita simpulkan :
1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang
tersebut sama dengan perbandingan harga barang tersebut, misalnya 1 : 10, atau
5000 : 50.000.
2. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang yang dikonsumsinya
apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikelaurkannya dalah sama
dengan untuk setiap barang, dalam contoh di atas nilai guna marginal dari
tambahan makanan adalah : nilai guna marjinal/harga = 5/5000 = 1/1000, dan
pakaian 50/50.000 = 1/1000.
Kedua hipotesis tersebut jika dimasukan dalam rumus aljabar syarat
maksimalisasi nilai guna adalah sebagai berikut :
MU barang A = MU Barang B = MU barang C
PA PB PC

61 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dalam bahasa lain prinsif tersebut disebut dengan prinsif ekuimarjinal, yaitu
kondisi paling mendasar dari kepuasan atau utilitas maksimum adalah prinsip
ekuimarjinal. Prinsif ini menyatakan bahwa seorang konsumen yang memperoleh
pendapatan tetap dan menghadapi pasar tertentu dari barang-barang akan
mencapai kepuasan atau utilitas maksimum apabila utilitas marjinal dari uang
terakhir yang dibelanjakan untuk tiap-tiap barang persis sama dengan utilitas
marjinal dari uang terakhir yang dibelanjakan untuk barang lain.23

U. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN


Teori nilai guna yang di atas dapat digunakan sebagai alasan kenapa kerva
permintaan berlereng menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan
semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap
barang tersebut.
Secara umum penyebabnya dalah harga yang semakin tinggi untuk suatu barang
akan mengurangi konsumsi yang diinginkan konsumen terhadap komoditas
tersebut. Kondisi tersebut dipengaruhi juga oleh faktor-faktor :
1. Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari
barang yang mengalami perubahan harga tersebut, artinya kalau harga naik
maka MU barang tersebut akan mengalami penurunan. Jika MU barang-barang
lain tidak berubah maka kecenderungannya adalah pengalihan permintaan dari
barang satu ke barang yang lain.
Dengan demikian untuk memaksimumkan nilai guna, maka pembelian juga
diarahkan pada barang yang harganya tidak berubah atau cenderung turun.
Maka permintaan ke atas barang tersebut bertambah banyak apabila harganya
bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak menalami perubahan maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi sedikit, dengan kata lain pendapatan yang
diterima untuk membei barang menjadi berkurang. Dengan demikian kenaikan

23
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 101

62 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang


dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga.
Perubahan harga dan pendapatan tetap tersebut selanjutnya berimplikasi pada
pemilihan barang yang akan dibeli, dengan demikian maka efek terhadap bentuk
kurva permintaan akan sama.

V. PARADOKS NILAI
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita bertemu beberapa keanehan yang
cukup menarik dari sisi ekonomi, contoh saja air, barang ini sangat berguna bagi
manusia, dimanfaatkan oleh siapa saja tapi memilki harga yang relatif lebih murah
dari emas, yang jika dilihat dari sisi manfaat akan lebih banyak manfaatnya
dibanding air. Disinilah letak paradoksalnya penghargaan terhadap barang yang
diukurnilainya dengan harga.
Benyak ahli beranggapan bahwa mahalnya emas adalah karena keterbatasan
dan kesulitan dalam memperoleh barang tersebut, seperti memerlukan teknologi
yang tinggi dibanding dengan memperoleh air. Kondisi ini bisa jadi benar tapi
kurang tepat. Coba sekarang kita simak biaya dan teknologi yang dikeluarkan
pemerintah Amerika untuk meneliti bebatuan di bulan, suatu benda yang sulit
didapat dan memerlukan biaya yang sangat mahal untuk memperolehnya, tapi apa
harganya lebih mahal dari emas, belum tentu. Artinya bukan berarti karena barang
tersebut sulit didapat dan biaya untuk memperolehnya besar yang menjadikan harga
barang itu berbeda dan paradoksal.
Konsep nilai guna marjinal, adalah jawaban yang relatif tepat. Konsep ini
beranggapan bahwa jurang perbedaan nilai guna marjinal yang sangat besar antara
air dan emas ini penyebabnya. Air karena mudah diperoleh memiliki nilai guna
yang rendah, artinya orang akan mengkonsumsi lebih banyak air jika harganya lebih
murah, coba bandinkan dengan emas yang sulit diperoleh nilai guna marjinalnya
juga akan sangat tinggi.
Dengan demikian maka konsep dasar nilai guna marjinal, lebih mendekati
kebenaran kenapa harga barang menjadi lebih murah dan lebih mahal.

63 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

W. SURPLUS KONSUMEN
Surplus konsumen adalah perbedaan diantara nilai kepuasan yang diperoleh
seseorang dalam mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Dalam kaitan ini kepuasan berati
selalu lebih besar dibanding pembayarn yang dilakukan.
Surplus konsumen adalah wujud dari nilai guna marjinal yang semakin sedikit,
karena harga barang berkait erat dengan nilai guna marjinalnya. (untuk lebih
memahai konsep ini perhatikan baik-baik uraian terdahulu). Sebagai contoh
sederhana mari kita perhatikan uraian berikut ; seorang konsumen mangga berani
membayar mangga pertama yang dibelinya sebesar 1700, tetapi karena kepuasannya
terus menurun mangga kedua dihargainya 1500 hingga mangga kedelapan hanya
dihargainya dengan 300. pada saat itu harga mangga di pasar adalah 700. dan untuk
menghitung berapa surplus konsumen mangga sebagaimana uraian tersebut kita
perhatikan tabel berikut :
Tabel : 5.2
Surplus Konsumen
Harga Yang Jumlah
Jumlah Surplus konsumen
bersedia dibayar surplus
Konsumsi pada harga 700
konsumen konsumen
1 1700 1000 1000
2 1500 800 1800
3 1300 600 2400
4 1100 400 2800
5 900 200 3000
6 700 0 3000
7 500 - -
8 300 - -

64 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Jika tabel tersebut di buat sebuah grafik maka :


Gambar 5.2
Grafik Surplus konsumen

2000
Surplus konsumen
1500
Harga

1000 Series1
700
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Kuantitas

X. KONSEP PENTING
1. Efek Subtitusi terjadi apabila suatu harga yang lebih tinggi menyebabkan
subtitusi/penggantian barang-barang lain untuk barang yang harganya
mengalami peningkatan
2. Efek pendapatan, adalah perubahan kuantitas yang diminta dari sebuah barang
karena perubahan harga memilki efek pada perubahan pendapatan riil
konsumen.
3. Barang disebut memilki hubungsn subtitusi jia, peningkatan harga suatu barang
mengakibatkan peningkatan permintaan barang yang lain
4. Barang disebut komplementer(saling melengkapi), jika peningkatan harga suatu
barang menurunkan permintaan barang yang lain.
5. Barang disebut independen (barang normal) jika perubahan harga barang tidak
mempengaruhi permintaan barang yang lain
6. Pardoks nilai adalah keanehan dalam menilai barang berdasarkan harganya
dengan mendasari pada manfaatnya pada kehidupan manusia.

65 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB VI
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
(ANALISA KURVA KEPUASAN SAMA)

B. KURVA KEPUASAN SAMA


Mengukur suatu kepuasaan yang bersifat abstrak, menimbulkan persoalan
ketika kepuasan tersebut kemudian diukur dengan angka-angka sebagaimana
ukuran kepuasan konsuen dalam teori kepuasan ordinal. Meyikapi kondisi ini Sir
John R. Hick memberikan alternatif lain, yaitu mengukur kepuasan maksimum
konsumen yang memiliki pendapatan terbatas, pendekatan ini disebut dengan
analisis kurva kepuasan sama. Yaitu suatu analisis yang menggabungkan dua
kurva yaitu kurva kepuasan sama dan kurva anggaran pengeluaran.
Analisis ini yang akan kita pelajari dalam bagian ini, dan sebagai langkah
awal kita pelajari terlebih dahulu tentang kurva kepuasan sama. Untuk analisis
ini kita perlu memisalkan seorang konsumen dengan keinginan konsumsi pada dua
barang saja, yang sama-sama menjadi kebutuhan pokok. Misalkan saja makanan
dan pakaian. Selain itu diasumsikan juga cita rasa tidak mempengaruhi pilihan dan
konsumen bebas menentukan kombinasi pilihannya.
1. Kombinasi Barang yang Mewujudkan Kepuasan Sama
Perilaku konsumen terhadap berbagai kombinasi barang tersebut memilki
nilai kepuasan yang sama atau bersikap indefference, oleh karena itu analsis
ini disebut juga sebagai indifference kuve analysis.
Dengan demikian kurva kepuasan sama didefinisikan sebagai kurva yang
menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan
kepuasan yang sama besarnya.
Untuk mempermudah analisis kita tentang kurva kepuasan sama, perhatikan
tabel berikut :

66 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Tabel 6.1
Gabungan barang yang memberikan kepuasan sama

Gabungan Tingkat pergantian marjinal


Makanan Pakaian
Barang makanan dan pakaian
A 1 6
B 2 3 3/1 = 1
C 3 2 1/1 = 1
D 4 1 1/2 0,5/1 = 0,5

Dari data di atas, dengan memilih suatu barang berarti akan mengorbankan
barang yang lain, yang diwujudkan dalam titik kombinasi A, B, C dan D.
Jika angka tersebut diwujudkan dalam subuah gambar maka:
Gambar 6.1
Kurva Indeferen seorang konsumen

6 A

4
Pakaian

3 C
D

0
0 1 2 Makanan 3 4 5

Slope kurva indeferen merupakan ukuran dari utilitas-utilitas marjinal relatif


barang-barang, atau hubungan subtitusi darinya. Slope yang berbentuk
cembung menggambarkan hukum subtitusi, yang mengatakan bahwa ketika
diperoleh sebuah barang dalam jumlah yang lebih banyak, rasio subtitusinya,
atau slope kurva indeferen akan berkurang, dan disebut juga sebagai tingkat
pergantian marjinal.
2. Peta Kurva Kepuasan sama

67 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 6.1 di atas hanyalah satu dari sekian banyak pilihan seorang
konsumen untuk mengkombinasikan makanan dan pakaian yang akan
dikonsumsinya. Misalkan saja untuk poin A kombinasinya dalah 6 : 1,
padahal konsumen dapat memulai kombinasinya dengan 4 : 2, dan
seterusnya, dari masing-masing kombinasi itu dapat dilukiskan secara grafis,
masing-masing dengan kurva indeferen yang sesuai.
Gambaran kurva-kurva indeferen itu disebut sebagai peta kurva kepuasan
sama, dan konsumen bebas untuk memilih kurva yang mana yang akan
dipilihnya.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 6.2
Peta Kurva Indeferen seorang konsumen

9
8

7
6 A
Pakaian

5
4
U4
3 B
C U3
2 D
U2
1
U1
0
0 1 2 3 4 5
Makanan

Gabungan yang digambarkan kurva di bawah kurva yang pertama (U1)


adalah lebih sedikit jumlahnya, berarti kepuasan yang diperoleh lebih kecil,
sebaliknya jika kondisi kombinasi di atas kurva pertama (U3) menunjukan
kepuasan dari konsumsi lebih banyak.

68 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

C. GARIS ANGGARAN PENGELUARAN


Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas kita perlu mengetahui
anggaran yang dimilki konsumen tersebut. sebut saja Rp. 6000 perhari, dengan
harga dengan harga makanan Rp. 1000 dan pakaian Rp. 3000. dengan uang
tersebut ia dapat membelanjakan barang sesuai keinginannya, secara ekstrim ia
dapat membeli 6 makanan tanpa beli pakaian atau 4 unit pakaian tanpa makanan.
Untuk lebih menggambarkan kemungkinan kombinasi anggaran yang
dimilki konsumen tersebut kita buat garis anggaran atau disebut juga kendala
anggaran konsumen. Sebagaimana tabel berikut:
Tabel 6.2
Garis Anggaran Konsumen
Gabungan Barang Makanan Pakaian
A 0 4
B 1½ 3
C 3 2
D 4½ 1
E 6 0

Jika digambarkan maka:


Gambar 6.3
Garis Anggaran Pengeluaran

4.5

3.5

2.5
Pakaian

1.5

0.5

0
0 1 2 3Makanan4 5 6 7

D. OPTIMALISASI KEPUASAN

69 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Diketahuinya cita rasakonsumen sebagaimana ditunjukan oleh kurva


indeferen dan garis anggaran konsumen, analisis berikutnya dalah menunjukan
kepuasan yang paling optimal yang dapat dicapai oleh konsumen.
Kepusan aoptimal atau disebut juga dengan equlibrium konsumen.
Equlibrium konsumen sendiri dicapai pada titik garis anggaran bersinggungan
dengan kurva indeferen tertinggi. Pada titik ini rasio subtitusi konsumen sama
dengan slope garis anggaran. Atau dengan kata lain seorang konsumen akan
mencapai kepuasan optimal apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran
pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Dari data-data di atas kondisi itu ditunjukan dengan :
Gambar 6.4
Kepuasan maksimum konsumen

9
8
7
6 A
Pak aian

5
4
U4
3 B
C U3
2 D
U2
1
U1
0
0 1 2 3 4 5
Makanan

Dari gambar di atas, maka kepuasan maksimum konsumen diperoleh pada titik C
dimana konsumen mengkonsumsi 3 unit makanan dan 2 unit pakaian.

E. PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PENDAPATAN DAN HARGA


Perubahan yang terjadi dalam analisis nilai guna konsumen terjadi dalam dua
jenis analisis, yaitu perubahan pendapatan dan perubahan harga barang konsumsi.

70 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Secara umum perubahan-perubahan tersebut digambarkan dalam kurva


sebagai berikut:
1. Perubahan Pendapatan
Gambar 6.5
Kepuasan Konsumen Ketika Pendapatan Berubah

9
8
7
6 A
P a k a ia n

5
4
U4
3 B
C U3
2 D
U2
1
U1
0
0 1 2 3 4 5
Makanan

Suatu perubahan pendapatan enggeser kurva anggaran secara paralel, dengan


demikian secara umum tidak ada perubahan pada pola konsumsi dari
konsumen tersebut yang berubah hanya pada pencapaian ekulibrium atau
kepuasan optimal konsumen.
Kondisi ini didapat dengan asumsi dasar perubahan pendapatan berlipat dari
sebelumnya.

71 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2. Perubahan Harga
Untuk analisis ini perubahan pada harga di bagi dalam dua macam
yaitu perubahan harga tunggal dan perubahan pada kedua harga, untuk
analsis sederhana kita gunakan dulu perubahan harga tunggal, artinya hanya
satu harga yang mengalami perubahan.
Dalam kasus ini perubahan terjadi pada harga makanan selipat, untuk
lebih memahami perubahannya perhatikan gambar berikut:
Gambar 6.6
Kepuasan Konsumen Ketika Harga Makanan Berubah

9
8
7
6 A
P a k a ia n

5
4
U4
3 B
C U3
2 D
U2
1
U1
0
0 1 2 3 4 5
Makanan

Dari gambar di atas, diketahui suatu peningkatan harga makanan


membuat garis anggaran berputar pada titik 6, pada nilai makanan berubah
dari 8 ke 6 (tidak terlihat). Keseimbangan baru terwujud dari semula 3
makanan menjadi 2 makanan untuk kepuasan optimalnya.
Akibat dari perubahan harga makanan ini dinyatakan ada penurunan
jumlah makanan yang dikonsumsikan tetapi jumlah pakaian tidak mengalami
perubahan.

F. MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN

72 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Hukum permintaan sebagaimana dipelajari pada bagian terdahulu,


dinyatakan bahwa harga turun – cateris paribus – jumlah permintaan bertambah
dan sebaliknya. Untuk lebih memahami hukum permintaan ini teori nilai guna
dapat digunakan untuk menunjukan melalui analisis kurva anggaran dan nilai guna
analisis kepuasan sama.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 6.7
Membentuk Kurva Permintaan dengan Analisis Kepuasan Sama

Makanan

P1
E1 E2
P2
E3
P3

Q1 Q2 Q3
Pakaian
Dari gambar di atas dimisalkan harga pakaian mengalami penurunan, pada
pendapatan dan harga makanan yang tetap, pada P1 diperoleh E1 pada Q1, setelah
harga pakian turun jumlah pakaian yang dapat dibeli menjadi Q2, sehingga
keseimbangan menjadi E2 dan seterusnya. Titik-titik keseimbangan akibat
perubahan jumlah pakaian yang didasari oleh penurunan harga menunjukan kurva
permintaan konsumen terhadap pakaian (D)

73 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB VII
TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

Sisi lain dari pasar adalah penawaran, setelah dalam materi-materi yang lalu kita
bahas tentang perilaku konsumen dalam pasar terhadap permintaan barang dan jasa,
dalam bab ini akan dibahas tentang perilaku perusahaan atau persoalan penawaran.
Pemahasan diawali dengan analisis terhadap faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, kemudian menganalisis biaya-biaya
produksi. Langkah selanjutnya akan dipelajari bagaimana pengusaha akan
membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi uantuk
memperoleh keuntungan maksimum.
Sebagai langkah awal dalam bab ini kita pelajari bentuk-bentuk organisasi
perusahaan.

G. BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN


Oraganisai perusahaan pada intinya dibagi dalam tiga ktegori, yaitu
Perusaan perseorangan, firma dan Perseroan Terbatas. Selain itu ada jenis
perusahaan yang berbentuk perusahaan negara dan koperasi. Secara sederhana
bentuk-bentuk itu diuraikan di bawah ini :
1. Perusahaan perseorangan
yaitu : Perusahaan milik pribadi yang ia bertanggungjawab penuh atas perusahan
tersebut
Keuntungan :
- Kebebasan tidak terbatas bagi pemiliknya
- keuntungan sepenuhnya milik pribadi
- diusahakan dengan sungguh-sungguh
Kerugian
- susah memperoleh modal untuk pengembangan usaha
- tanggungjawab tidak terbatas pada hutang-hutang perusahaan

2. Firma / Perkongsian

74 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

yaitu : perusahaan yang dimiliki dua orang atau lebih, setiap pemilik mempunyai
tugas dan tanggungjawab yang sama terhadap perusahaan sesuai dengan
perjanjian yang disepakatinya.
Keuntungan :
- kemungkinan memperoleh modal besar
- tanggungjawab bersama antar pemilik
kerugian :
tanggungjawab tidak terbatas pemilik atas hutang-hutang perusahaan
sehingga melahirkan pola kepemilikan akan saham yakni (aktif dan pasif)

3. Perseroan Terbatas
yaitu : perusahaan yang dimiliki oleh orang banyak
kebaikan :
- kemampuan memperoleh modal besar.
- tanggungjawab yang terbatas pemilik saham atas hutang-hutang perusahaan
kerugian :
Kekuasaan pemilik terbatas atas perusahaan

4. Bentuk perusahaan lain:


a. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama dengan prinsip gotong royong, perusahaan
ini didirikan untuk kepentingan para anggotanya, bentuk koperasi biasanya
dibedakan menjadi koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi
kredit.
b. Perusahaan Milik Negara (pemerintah)
Bentuk perusahaan ini dikenal juga dengan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pada umumnya perusahaan ini dikelola seperti perseroan terbatas,
yang menjadi pembedanya adalah kepemilikan perusahaan yang dimilki oleh
negara.
Perusahaan milik negara biasanya didirikan untuk produksi barang dan jasa
yang sifatnya kebutuhan pokok masyarakat, walaupun ada juga yang bersifat

75 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

persaingan sama seperti swasta, seperti bank negara, PT perkebunan dan


lain-lain.

H. SUDUT PANDANG ILMU EKONOMI


Darisudut pandang ekonomi perusahaan dipandang dalam satu bentuk yang sama
yaitu unit-unit usaha yang mencari keuntungan maksimum, dengan cara
mengatur penggunaan factor-faktor produksi dengan cara seefisien mungkin.
Dengan demikian setiap perusahaan akan melakukan kegiatan memproduksi sampai
pada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum.
Disisi lain pada kenyataannya ada juga perusahaan yang memilki tujuan tidak
semata keuntungan, dengan kata lain ada perusahaan yang didefinisikan sebagai
badan usaha yang menggunakan factor produksi untuk menghasilkan barang yang
dibutuhkan masyarakat.
Memaksimumkan Keuntungan :
Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa tujuan utama perusahaan adalah
memaksimumkan keuntungan, jika keadaan sebaliknya perusahaan disebut
mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan/selisih anatara
hasil penjualan dengan biaya produksi.
Perusahaan memperoleh keuntungan jika hasil penjualan melebihi biaya produksi
dan kerugian jika hasil penjualan kurang dari biaya produksi.
Melihat tujuan demikian maka yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan adalah
menganalisis bagaimanakah komposisi faktor-faktor produksi yang akan digunakan
untuk memproduksi barang/jasa dan berapa faktor produksi yang akan digunakan
untuk meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan, analisis yang digunakan untuk
memberikan komposisi dalam proses produksi disebut dengan fungsi produksi,
yaitu kombinasi faktor-faktor produksi.
Dalam upaya peminimuman biaya produksi dari sekian banyak faktor yang dimiliki
perusahaan harus mengambil kombinasi yang terbaik, dan jika peningkatan
penjualan berkonsekwensi pada peningkatan produksi perusahaan harus berprinsif
mengambil unit tambahan faktor produksi yang biaya per rupiahnya akan
menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum.

76 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Untuk mempermudah analisis dalam teori ekonomi tahap analisis dibedakan dalam
kategori analsisis jangka pendek yaitu anggapan sebagian dari faktor produksi
jumlahnya dianggap tetap. Kebaikannya jika analisis dilakukan dalam jangka
panjang maka semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.

Firma dan Industri


Dalam teori ekonomi firma / perusahaan didefinisikan sebagai suatu badan usaha
yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan masyarakat. Sedangkan Industri didefinisikan sebagai kumpulan
perusahaan yang menghasilkan barang yang sama/sangat bersamaan yang terdapat
dalam suatu pasar. Definisi industri ini berbeda dengan definisi pada umumnya
yang menyatakan bahawa Industri adalah perusahaan yang menjalankan operasi
dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor skunder.

Tujuan Perusahaan :
1. tingkat kapasitas produksi yang bagaimana perusahaan menjalankan usahanya.
2. menekankan pada volume penjualan
3. Pengabdian pada masyarakat

Cara-cara perusahaan memaksimumkan keuntungan :


Definisi keuntungan : perbedaan antara hasil penjualan dengan ongkos produksi .
Strategi :
1. bagaimana komposisi factor produksi
2. berapa factor yang akan digunakan

77 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

C. FUNSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah sifat hubungan diantara faktor-faktor produksidan
tingkat produksi yang dihasilkan.
Fungsi produksi biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus :
Q = f (K, L, R, T)
Dimana :
Q = output
K = Modal
L = Tenaga Kerja
R = Kekayaan alam (SDA)
T = Teknologi
Persamaan di atas merupakan suatu pernyataan matematika yang berarti tingkat
produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah
kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan.
Dengan demikian perusahaan akan dapat mengukur tingkat produksi mana yang
paling ekonomis untuk memperoduksi suatu barang dari kombinasi faktor-faktor
produksi tersebut.

D. TEORI PRODUKSI
1. Satu Faktor Perubah
Teori produksi dengan satu faktor perubah disebut juga teori produksi sederhana
yaitu : teori produksi yang menggambarkan tentang hubungan ai antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi.
Sehingga diasumsikan, hanya satu yang berubah pada factor Tenaga Kerja (L)
yang lain tidak mengalami perubahan.
Hukum hasil yang semakin berkurang :
Hukum hasil yang semakin berkurang tidak dapat dipisahkan dalam analisis
produksi, hukum ini dinamakan juga sebagai low of deminishing return, yaitu :
“apabila factor produksi yang dapat diubah jumlahnya (L) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
bertambah, tetapi pada tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin

78 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

berkurang dan akan mencapai titik negative dan ini akan menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya setelah mencapai
tingkat maksimum kemudian akan menurun”.
Dengan demikian dalam suatu proses produksi dimana digunakan perubah pada
tenaga kerja, akan terjadi tiga tahap perubahan yaitu :
a. Tahap pertama : Produksi Total akan mengalami perubahan yang semakin
cepat
b. Tahap kedua : Produksi total pertambahannya akan semakin melambat
c. Tahap ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang.
Untuk memberikan gambaran sederhana dari low of deminishing return di atas
perhatikan tabel berikut :
Tabel 7.1
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
Tenaga Produksi Produksi Prosuksi Tahapan
Tanah
Kerja Total Rata-rata Marginal kegiatan
1 1 100 100 -
1 2 300 150 200 Tahap I
1 3 600 200 300

1 4 880 220 280


1 5 1050 210 170 Tahap II
1 6 1140 190 90
1 7 1190 170 50

1 8 1190 150 0
1 9 1100 120 -90 Tahap III
1 10 700 70 -400

dari kurva di atas digambarkan :


Tahap pertama, terjadi ketika tambahan setiap satu tenaga kerja menghasilkan
tambahan produksi yang semakin besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya.
Tahap kedua, ketika jumlah tenaga kerja terus bertambah, maka produksi total
akan bertambah tetapi dalam pertambahan yang semakin sedikit, atau terjadi

79 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

kondisi produksi marginal semakin berkurang.artinya setiap pekerja akan


menghasilkan tambahan produksi yang berkurang dari pada tambahan produksi
sebelumnya.
Tahap ketiga terjadi ketika tenaga kerja terus ditambaha yang terjadi adalah
total produksi akan semakin menurun atau berkurang.

Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marjinal


a. Produksi Total (TP), adalah keseluruhan hasil produksi yang dilakukan
dalam satu proses produksi
b. Produksi Marjinal (MP), adalah tambahan produksi yang diakibatkan
tambahan satu tenaga kerja yang digunakan, untuk menghitung produk
marginal digunakan persamaan :
∆ TP
MP =
∆L
c. Produksi Rata-rata (AP), yaitu produksi yang dihasilkan secara rata-rata
oleh setiap pekerja, untuk menghitung produk rata-rata digunakan
persamaan berikut :
TP
AP =
L

80 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2. Kurva, TP, MP Dan AP


Untuk menggambarkan hubungan antara TP, MP dan AP, perhatikan gambar berikut
:
Gambar 7.1
Kurva TP, MP dan AP

1400
Q

1200

1000

800

TP
600
Tahap I Tahap II Tahap III

400

200

AP
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 L
-200

-400
MP
-600

81 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

3. Dua Faktor Perubah


Analisis berikutnya diandaikan perubahan produksi yang dilakukan dengan
merubah dua faktor produksi, sebut saja tenaga kerja dan modal. Analisis
perubahan dua faktor ini bersifat kebalikan, artinya penambahanmodl akan
berakibat pada penurunan tenaga kerja, atau sebaliknya.
Contoh kasus, untuk memproduksi 1000 unit barang ditentukan oleh kombinasi
dua faktor produksi berikut : Tabel 7.2
Gabungan M dan L untuk 1000 unit produksi

Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit)

A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1
Jika kombinasi itu digambar, maka akan berbentuk kurve yang disebut kurve
ISOQUANT , atau kurve kombinasi sama yaitu kurva yang menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat
tertentu.
Untuk contoh di atas, bentuk kurva Isoquant nya dalah :
Gambar 7.2
Kurva Isoquant
7

3
IQ = 3000

2 IQ = 1000

1 IQ = 2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

82 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Selain kurva ISOQUANT, untuk mengukur biaya produksi dari pemakaian dua
faktor produksi tersebut, digunakan kurva yang disebut ISOCOST, atau
GARIS BIAYA SAMA, yaitu garis yang menggambarkan gabungan faktor-
faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunkan sejumlah biaya
tertentu.
Dalam bentuk kurva isocos adalah sebagai berikut :
Gambar 7.3
Kurva ISOCOST
7

4
TC 3
3
TC 2
2
TC 1
1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4. Memaksimumkan Produksi, meminimumkan Biaya


Dalam analisis untuk memaksimumkan produksi dengan biaya yang minimum,
dapat dibuat analisis sederhana dengan menggabungkan kuva Isoquant dengan
Isocost. Paling tidak analisis gabungan ini akan mencoba untuk menjawab dua
pertanyaan mendasar yaitu :
a. Apabila jumlah pengeluaran untuk biaya produksi sudah ditentukan, keadaan
yang bagaimana yang akan memaksimumkan produksi ?
b. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai ditentukan, keadaan
bagaimanakan yang meminimkan biaya ?

83 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Memaksimumkan Produksi
Untuk mengukur produksi maksimumal yang dapat dibuat, perhatikan contoh
berikut. Dengan harga per unit modal sebesar 5000 dan 1000 untuk tenaga kerja,
seorang produsen yang memilki uang sejumlah 20.000, sanggun untuk membeli
seluruh modal sebanyak 5 unit, dan jika digunakan untuk membayar tenaga kerja
seluruh uangnya habis pada 10 tenaga kerja, (lihat digambar TC 2).
Maka produksi maksimal yang dapat diproduksi adalah 2000 unit (IQ 2000),
dengan kombinasi 3 M dan 4 L, perhatikan gambar di bawah ini :
Gambar 7.4
Gabungan Isoquant dan Isocost
8

4
IQ = 3000
3
IQ = 2000

IQ = 1000
2

1
TC1 TC2 TC3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Meminimumkan Biaya
Dengan contoh kurva yang sama di atas, jika ditentukan produksi yang harus
dicapai adalah 3000 unit, maka biaya minimum dapat diperoleh adalah pada
garis persinggungan antara TC 3 dengan IQ 3000, atau kombinasi 5 L dan 3,5
M, artinya biaya yang harus dikeluarkan adalah (5 L x 1000 + 3,5 M x 5000 =
22,500).

84 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB VIII
TEORI BIAYA PRODUKSI

I. ANALISIS EKONOMI BIAYA


Sebuah perusahaan dengan sejumlah output, tentunya mendahului bisnisnya
dengan mengadakan sejumlah input bagi proses produksinya hingga output tersebut
berwujud. Input-iput tersebut diperoleh dari pasar faktor produksi, dengan sejumlah
pengeluran tertentu.
Pengeluran tersebut disebut dengan Biaya Produksi yaitu semua pengeluaran
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut.
Dalam analisis biaya ini dikenal dua jenis biaya yaitu biaya eksplisit yaitu
pengeluaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan sejumlah bahan
mentah. Selain itu ada juga biaya yang disebut biaya implisit (imputed cost), yaitu
pembayaran yang ditaksir dan sulit diukur dengan sejumlah uang tertentu seperti
keahlian wirausaha pemilik perusahaan, modal sendiri yang digunakan dan
bangunan perusahaan yang dimilkinya.
Analsis biaya ekonomi juga mengenal pembedaaan analisis dari sisi waktu, yaitu
analisis biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek maksudnya
adalah jangk awaktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah
jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana seluruh faktor
produksi dapat mengalami perubahan.

J. BIAYA JANGKA PENDEK


Jenis-jenis biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan antara lain :
1. Biaya Total (Total Cost), yaitu keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan produsen. Biaya total ini merupakan gabungan dari Biaya Tetap
Total (TFC) dan Biaya yang selalu berubah Total (TVC).
Dengan demikian TC dapat dihitung dengan rumus
TC = TFC + TVC
i. Biaya Total Tetap (Total Fixed Cost), yaitu Keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat

85 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

diubah jumlahnya. Dengan kata lain Fixed Cost adalah total pengeluaran
yang dibayar meskipun tidak ada output yang diproduksi.
ii. Biaya Berubah Total (Total Variable Cost), yaitu keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang dapat diubah
jumlahnya. Dalam definisi lain Variabel Cost adalah pengeluaran yang
berubah bersama dengan tingkat output.

2. Biaya Rata-rata (Average Cost), yaitu biaya produksi untuk setiap produk
(output) yang dikeluarkan. Biaya rata-rata ini dibedakan menjadi:
i. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Coat = AFC), yaitu biaya total
tetap untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q), dibagi dengan
jumlah produksi tersebut.
Untuk menghitung AFC ini digunakan rumus :
TFC
AFC=
Q
ii. Biaya berubah Rata-rata (Average Variabel Cost = AVC), yaitu, Biaya
berubah total (AVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut.
Untuk menghitung AVC ini digunakan rumus:
TVC
AVC =
Q
iii. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost = AC), yaitu Biaya Total untuk
memproduksi barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
Dalam hitungan AC adalah :

TC
AC =
Q
Atau AC = AFC + AVC

3. Biaya Marjinal (Marginal Cost = MC) adalah kenaikan biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit, atau biaya tambahan
untuk memperoduksi satu unit produk tambahan.
Perhitungan Marginal Cost adalah :

86 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

MCn = TCn – TCn-1


Dimana MCn adalah biaya marjinal produk ke-n, TCn adalah biaya total pada
waktu jumlah produksi adalah n, dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu
jumlah produksi n-1.
Perhitungan lain marginal cost adalah :
∆ TC
MCn =
∆Q

4. Biaya produksi dalam angka.

Untuk lebih memahami tentang teori ekonomi biaya, coba perhatikan tabel berikut :
Tabel 8.1
Biaya produksi (dalam ribuan )
PF (L) Q TFC TVC TC MC AFC AVC AC
0 0 50 0 50 - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
2 6 50 100 150 12.5 12.5 16.7 24
3 12 50 150 200 8.3 8.3 12.5 16.7
4 20 50 200 250 6.25 6.25 10 12.5
5 27 50 250 300 7.1 7.1 9.3 11.1
6 33 50 300 350 8.3 8.3 9.1 10.6
7 38 50 350 400 10 10 9.2 10.5
8 42 50 400 450 12.5 12.5 9.5 10.7
9 45 50 450 500 16.7 16.7 10 11.1
10 47 50 500 550 25 25 10.6 11.7
11 48 50 550 600 50 50 11.5 12.5

Untuk lebih meyakinkan pemahaman tentang biaya produksi dan jenis-jenisnya,


buat perhitungan sendiri.
5. Biaya produksi dalam Kurva
i. Kurva TC, TFC dan TVC
Gambar 8.1
Kurva TC, TFC dan TVC

87 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

700

Biaya
600

500

400

300

200

100

0
0 2 6 12 20 27 33 38 42 45 47 48
Q (unit)

ii. Kurva AC, AFC, AVC


Gambar 8.2
Kurva AC, AFC dan AVC

Biaya
60

50

40

30

20
AC
10 AVC

AFC
0
0 10 20 30 40 50 60
Q (unit)

88 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

iii. Kurva MC
Gambar 8.3
Kurva MC
Biaya
60

50
MC

40

30

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12
Q (Unit)

6. Hubungan MC, AVC dan AC


Gambar 8.4
Kurva hubungan MC, Avc dan AC

Biaya
60

50 MC

40

30

20
AC
AVC
10

0
0 10 20 30 40 50 Q (unit) 60

Dalam analisis biaya marginal, kurva MC akan selalu memotong kurva ATC (AC)
dan AVC pada titik terendah (perhatikan gambar di atas, hal ini terjadi karena :

89 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

- apabila MC < AVC, maka AVC menurun, artinya ketika MC dibawah AVC,
maka kurva AVC sedang menurun
- Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar, artinya kalau kurvva
MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik
- Dengan gambaran sama seperti di atas akan terjadi pada AC

K. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG


Sebagaimana disinggung di atas bahwa biaya jangka panjang perusahaan adalah
ketika perusahaan dapat menambah semua faktor produksi yang digunakannya.
Dalam analisis biaya jangka panjang seluruh biaya produksi tidak ada biaya
tetap, tetapi dalam bentuk biaya berubah. Dalam arti lain bahwa perusahaan tidak
saja hanya dapat merubah tenaga kerja dan modal, tapi seluruh faktor produksi yang
akan digunakannya seperti mesin, SDA dan bangunan dan lainnya.

1. Minimalisasi Biaya Jangka Panjang


Untuk dapat menganalisis biaya produksi jangka panjang, perusahaan terlebih
dahulu harus mengetahui kapasitas produksi yang dapat dibuatnya (plant size),
atau kapasitas pabrik, yang akan meminimalisasi biaya produksi.
Biaya produksi dalam jangka panjang digambarkan dalam bentuk biaya total
rata-rata (AC). Artinya analsis meminimalisasi biaya dalam jangka panjang
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 8.5
Beberap kemungkinan Kapasitas Pabrik
Biaya Produksi

90 Dedeng Amruloh, SE., M.Si

AC3
AC2
AC1 Kapasitas 3
B
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dari gambar diketahui :


i. jika perusahaan mampu berproduksi pada kapasitas pabrik 1 yang ditunjukan
dengan kurva AC 1, maka biaya minimum adalah ketika jumlah produksi
100 atau dibawahnya (titk A). Berturut-turut demikian untuk setiap kapasitas
produksi.
ii. Seandainya kapasitaspabrik ditunjukan dengan AC2, tapi hanya
memproduksi 100 maka biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak (titik B).
Dengan demikian minimalisasi biaya untuk produksi dalam jangka panjang sangat
tergantung pada :
1. Tingkat produksi yang ingin di capai
2. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

91 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

2. Kurva Biaya Total Jangka Panjang


Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost = LRAC),
adalah kurva yang menunjukan biaya rata-rata yang paling minimum untuk
berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah
kapasitas memproduksinya.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 8.6
Kurva LRAC
Biaya Produksi

LRAC

AC3
AC2
AC1

A
B

0 Q1 Q2 Q3
Q

Artinya dalam jangka panjang biaya produksi terendah digambar dalam kurva
LRAC walaupun untuk setiap produksi (Q) belum tentu itu merupakan biaya
terkecil.

L. SCALA EKONOMI
Analisis kurva LRAC dapat digunakan juga untuk mengukur skala ekonomi
(economics of scale) dan skala tidak ekonomi (diseconomics of scale).
Secara umum kondisi ini adalah sebagai beriukut :
1. Skala Ekonomi

92 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Skala produksi jangka panjang dikatakan dapat mencapai skala ekonomi


(economics of scale) apabila pertambahan produksi menyebebkan biaya biaya
produksi rata-rata menjadi semakin rendah.
Dalam kurva di atas adalah jumlah produksi dari 0 sampai dengan Q2.
Faktor-faktor yag menimbulkan skala ekonomi :
a. Spesialisai faktor produksi
b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya
c. Memungkinkan produk sampingan (by-product) diproduksi
d. Mendorong perkembangan usaha lain

2. Skala Tidak Ekonomi


Skala produksi jangka panjang dikatakan dapat mencapai skala tidak ekonomi
(diseconomics of scale) apabila pertambahan produksi menyebebkan biaya
biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi..
Dalam kurva di atas adalah jumlah produksi dari 0 sampai dengan Q2 sampai
Q3 dan seterusnya.
Skala tidak ekonomi biasanya diakibatkan oleh perusahaan yang sudah sangat
besar akibat menambah terus-menerus faktor produksinya, sehingga
produkstivitas faktor produksi menjadi semakin kecil, roda perusahaan sudah
tidak efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi.

93 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

3. Beberapa bentuk kurva LRAC


Gambar 8.7
Berbagai bentuk LRAC
Biaya Produksi

LRAC 3

LRAC 2

LRAC 1

0
Q

Secara umum arti dari gambar-gambar itu adalah :


i. LRAC 1, menunjukan bahwa LRAC sangat cepat menurun tapi cepat juga
naiknya, artinya kenaikan produksi yang sedikit saja menimbulkan skala
ekonomi yang menguntungkan atau biaya produksi rata-rata yang cepat
menurun, pada skala produksi yang rendah saja skala ekonomi sudh dapat
diwujudkan.
Biasanya terjadi pada industri kecil dengan banyak perusahaan
ii. LRAC2, pada tahapan awal skala ekonomi sangat mennguntungkan,
kemudian menjadi datara dan akhirnya meningkat lagi, artinya tahapan awal
industri ini belum dapat mencapai skala ekonomi tetapi lama kelamaan akan
mencapai skala ekonomi dalam jangka waktu yang lama.
Biasanya wujud dalam industri yang perusahaannya besar dan yang kecil
dalam jumlah yang banyak.
iii. LRAC3, skala ekonomi dalam kurva ini akan tetap terwujud sampai dengan
jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran. Biasanya
untuk industri dengan perusahaan-perusahaan besar, yang relatif sedikit.

94 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

M. OPPORTUNITY COST
Pelajaran pertama kita tentang ekonomi, terutama 10 prinsip ekonomi salah
satunya adalah opportunity cost, dalam bahasa sehari-hari disebut juga dengan biaya
kesempatan.
Dalam satu defini dikatan bahwa opportunity cost adalah memilih suatu hal dan
mengorbankan sesuatu yang lain, dengan kata lain opportunity cost adalah nilai-
barang dan jasa yang menjadi alternatif yang lain. Untuk lebih memahaminya coba
bandingkan dengan konsep biaya secara umum yang didefinisikan semua
pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu. Artinya bagi ekonom
jelaslah bahwa untuk memproduksi suatu barang didalamnya sudah termasuk ada
biaya opportunitas.
Dalam proses produksi biaya oportunitas adakalanya eksplisit (jelas) adakalanya
menjadi bagian biaya implisit (tidak jelas).
Contoh biaya oportunitas yang jelas, ketika si A berinisiatif untuk berinvestasi
dengan membeli terigu untuk produksi bala-bala senilai Rp. 100.000, pada saat
yang sama si A kehilangan kesempatan untuk memperoleh barang yang lain selain
terigu.
Untuk contoh biaya implisit oportunitas, umpamanya si A tadi adalah lulusan
SMEA yang memilki kemampuan komputer, jika bekerja di perusahaan dalam satu
bulan rata-rata penghasilannya adalah Rp. 1.000.000, ketika diputuskan untuk
menjadi pengusaha bala-bala yang untunya perbulan 1.500.000, maka si A
sebenarnya mengeluarkan biaya oportunitas sebesar Rp. 1.000.000, yang hilang
akibat tidak memilih bekerja di perusahaan.
1. Oppotunity Cost dan Pasar
Dalam sebuah definisi dinyatakan bahwa di pasar yang berfungsi dengan baik,
jika semua biaya dimasukan harga sama dengan opportunity, artinya dalam
pasar sempurna dimana konsumen memilki banyak alternatif harga untuk sebuah
produk relatif bersaing misalnya untuk harga beras ada tiga pariasi Rp. 5000,
5.100 dan 5.150 perkilo, sebagai penjual tentunya kita akan menjual barang
tersebut dengan harga tertinggi yaitu Rp. 5.150. dalam kasus ini artinya biaya

95 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

opportunitas kita adalah alternatif harga pertama dan kedua yaitu kita tidak
memilih Rp. 5.000 atau 5.100.
Dalam pasar sempurna berbagai pembeli akan bersaing untuk memperoleh
sumber daya hingga batas dimana harga tawar lebih tinggi menuju alternatif
terbaik, dan kondisi ini disebut dengan opportunity cost (biaya oportunitas).
Opportunity cost diluar pasar, berikut ini dicontohkan bahwa, ketika ada
kabar hasil penelitian di bawah kota Purwakarta tepatnya di Situ Buleud terdapat
kandungan emas yang nilainya sangat besar, oleh pemerintah diputuskan untuk
melakukan penggalian, mendengar kabar itu ramai-ramai penduduk Purwakarta
deminstrasi menolak penggalian situ bulued hingga penggalian emas tidak jadi
dilaksanakan.
Opportunity Cost untuk kasus ini adalah, jika pengeboran jadi nilai rekreasi di
situ buled menjadi hilang, jika tidak dilakukan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dari emas juga akan hilang.

2. Laba versi Ekonom dan Akuntan


Pembahasan tentang perusahaan yang tujuan utamanya dalah memperoleh
keuntungan (profit), ternyata mengandung dua konsep dasar yang berbeda antara
ekonom dengan akuntan.
Menurut ekonom, laba ekonomis (economic profit), adalah pendapatan total
perusahaan dikurangi seluruh biaya oportunitas yang ditanggung perusahaan
dalam memproduksi barang/jasa yang dijualnya. Sedangkan akuntan
menghitung laba perusahaan adalah pendapatan total perusahaan dikurangi
biaya-biaya tertulis (eksplisit)-nya saja, disebut juga laba akuntansi/laba
pembukuan (accouting profit).
Lebih jelas perhatikan gambar berikut :

96 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Gambar 8.8
Laba versi Ekonom dan Akuntan

Laba
Laba
Akuntansi
Ekonomis

Biaya
Pendapatan Implisit Pendapatan
Biaya
Biaya Eksplisit
Oportunitas
Biaya Total
Eksplisit

Laba versi Ekonom Laba Versi Akuntan

97 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

BAB IX
STRUKTUR DAN PENENTUAN KESEIMBANGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

N. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


Dalam analisis ilmu ekonomi sering dimisalkan pada kondisi pasar persaingan
sempurna, yaitu suatu kondisi pasar yang paling ideal yang menjamin terwujudnya
kegiatan produksi barang yang optimal dan efisien. Suatu kondisi ideal yang sangat
diharapkan.
Walaupun demikian dalam kenyataan kondisi ideal ini sangat sulit untuk
diwujudkan, yang ada hanya ciri-ciri pasar yag mendekati sempurna. Dalam
analisis kita tentang struktur pasar walaupun sulit diwujudkan adanya pasar
persaingan sempurna, tidak ada salahnya kita coba untuk lebih memahaminya,
karena dengan ini kita akan lebih mudah untuk mempelajari kondisi dan struktur
pasar yang lain.
Pasar Persaingan Sempurna, disebut juga dengan Pasar Kompetitif
Sempurna (Perfectly competitive market), adalah suatu pasar dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli yang memperdagangkan produk identik, sehingga
masing-masing dari mereka akan menjadi penerima harga. Dalam definisi lain
disebutkan bahwa: industri di mana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan
setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.
Becara umum ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah :
1. Perusahaan adalah pengambil harga (price taker), artinya perusahaan yang ada
di pasar tidak dapat mempengaruhi harga
2. Setiap perusahaan mudah keluar masuk pasar
3. Menghasilkan barang serupa (identical/homogeneus).
4. Terdapat banyak perusahaan di pasar, kondisi ini berakibat pada setiap
perusahaan yang ada di pasar relatif kecil dibanding dengan pasar keseluruhan,
dalam kata lainproduk perusahaan yang ada juga sangat kecil di banding produk
yang ada di pasar.

98 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar, denga jumlah


pembeli yang banyak dimungkinkan pembeli dengan cepat mengetahui kondisi
pasar, termasuk harga-harga yang berlaku dan perubahannya.

O. PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN


Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa, perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna kondisinya dalah penerima harga, artinya perusahaan tidak mungkin
mempengaruhi harga, produsen/perusahaan menerima harga yang terjadi di pasar
dan harga tidak tergantung berapun produksi yang dihasilkan. Dengan demikian
total pendapatan perusahaan berbanding lurus atau bersifat proporsional dengan
jumlah produksi.
Kondisi perusahaan yang relatif kecil dalam pasar juga menjadikan seluruh
produksi yang buat semuanya dapat diterima di pasar. Dengan demikian pendapatan
total (total revenue) perusahaan dalam pasar persaingan sempurna adalah :
TR = P x Q
Jika kondisi itu digambarkan, maka perhatikan gambar berikut :

P
S

D
300 300

Q
Pasar Perusahaan

Hasil Penjualan Rata-rata dan Hasil Penjualan Marjinal


1. Hasil Penjualan Rata-rata
Hasil penjualan rata-rata atau disebut juga pendapatan rata-rata (average
revenue = AR), adalah total pendapatan dibagi dengan kuantitas produk yang
dijual. Jika dibuat rumusan adalah :
AR = TR/Q
Dalam analisis pasar secara keseluruhan, dimana pendapatan adalah harga
dikali dengan kuantitas maka pendapatan arata-rata adalah total pendapatan (P

99 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

x Q), dibagi dengan kuantitas (Q). Atau TR = P x Q / Q, dengan demikian


bagi semua perusahaan, pendapatan rata-rata sama dengan harga barang
yang dijual(AR=P).
2. Hasil Penjualan Marjinal
Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue=MR), adalah perubahan total
pendapatan yang bersumber dari penjualan produk tambahan sebanyak satu
unit. Atau tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual
satu unit lagi barang yang diproduksinya.
Jika dirumuskan MR = ∆TR / ∆Q
Sebagaimana rumusan di atas artinya apabila total pendapatan adalah P x Q,
dan P bersifat tetap bagi perusahaan dalam pasar kompetitif, maka kenaikan
satu unit pruduksi (Q), maka pendapatan total naik sebesar harga (P), jadi bagi
perusahaan kompetitif, pendapatan marjinal sama dengan barang yang dijual.
Atau TR = MR
Secara keseluruhan berati TR = AR = MR=P
Untuk lebih memahami kondisi tersebut perhatikan tabel berikut :

Tabel 9.1
Perhitungan TR, AR, TR
Kuantitas Harga Total Pendapatan Pendapatan rata-rata Pendapatan marjinal
(Q) (P) (TR = P x Q) AR = TR/Q MR = ∆TR / ∆Q
1 600 600 600 600
2 600 1200 600 600
3 600 1800 600 600
4 600 2400 600 600
5 600 3000 600 600
6 600 3600 600 600
7 600 4200 600 600
8 600 4800 600 600

100 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

P. MAKSIMALISASI LABA
Dalam analisis jangka pendek, maksimalisasi keuntungan perusahaan yang ada
di pasar persaingan sempurna, dapat ditunjukan dengan :
1. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total
Dengan cara ini keuntungan maksimal dapat tercapai abalila perbedaan nilai
antara penjualan total dengan biaya total yang paling maksimum.
Artinya pencapaian keuntungan maksimum adalah sama dengan:
Keuntungan = Hasil Penjualan Total – Biaya produksi Total

2. Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya


marjinal.
Maksimalisasi laba dengan cara ini dilihat dari kondisi dimana biaya marijinal
(MC) sama dengan keuntungan majinal (MR) atau MR = MC.
Jika perusahaan dari data yang dipunyainya berada dalam kondidi MR > MC,
maka yang dilakukan adalah menambanh produksi untuk meningkatkan
keuntungan, sebaliknya jika MC > MR maka tambahan produksi malah
mengurangi keuntungan sehingga perusahaan cenderung mengurangi produksi.
Artinya kondisi yang paling menguntungkan adalah MR = MC.
Untuk kondisi ini keuntungan dirumuskan dengan:
Tambahan untung = Tambahan Penjualan Total – Tambahan biaya

untuk dapat memahami ke dua pola pencapaian keuntungan yang dapat


diperoleh setiap perusahaan dalam kondisi pasar persaingan sempurna, coba
perhatikan tabel berikut :

101 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Tabel 9.2
Maksimalisasi Laba Contoh Numeris

Total Pendapatan
Kuantitas Total Biaya Laba Biaya Marjinal
Pendapatan marjinal

(Q) (TR = P x Q) (TC) (TR - TC) MR = ∆TR / ∆Q MC = ∆TC / ∆Q


0 0 300 -300 - -
1 600 500 100 600 200
2 1200 800 400 600 300
3 1800 1200 600 600 400
4 2400 1700 700 600 500
5 3000 2300 700 600 600
6 3600 3000 600 600 700
7 4200 3800 400 600 800
8 4800 4700 100 600 900

Dengan cara pertama keuntungan maksimum perusahaan adalah pada saat


produk pada kuantitas (Q) ke 4 dan 5, dimana TR – TC sama dengan 700.
Dengan cara kedua dari tabel di atas maka keuntungan maksimum perusahaan
adalah pada saat produksi pada kuantitas ke 5, dimana MC = MR = 600.
Jika pola maksimalisasi tersebut digambarkan adalah sebagai berikut :
Gambar 9.1
Menentukan tingkat produksi dengan keuntungan maksimum

1000
900 MC

800
700
MR
Biaya/marjinal

600
500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 Q 5 6 7 8 9

Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

102 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dari data di atas analisis keuntungan maksimum untuk perusahaan dalam


pasar kompetitif, ditunjukan dengan gambar :
Gambar 9.2
Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total

6000

5000 TR

TC
4000

3000
Keuntungan Maksimum

2000

1000

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 9.3
Keuntungan Maksimum dengan MC, MR dan AC

1000
900 MC

800
700 E
Biaya dan harga

B MR
600
500 AC
C A
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Q

Q. KURVA PENAWARAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


1. Kurva Penawanan Perusahaan

103 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Analisis kita di atas tentang keuntungan maksimum dalam jangka


pendek setiap perusahaan yang ada di pasar/industri persaingan sempurna
menunjukan bahwa, karena perusahaan adalah penerima harga maka
penerimaan marjinalnya sama dengan harga pasar. Sedangkan keuntungan
maksimum yang diperoleh perusahaan ditemukan pada perpotongan antara
garis harga (P=MC=D), dengan kurva biaya marjinal (MC), pada kuantitas
maksimum (Qmax).
Kondisi tersebut menjadikan perusahaan bereaksi sama terhadap
kenaikan harga. Ketika harga naik maka perusahaan akan meningkatkan
produksi sesuai dengan biaya marjinalnya, demikian jika terjadi sebaliknya,
tingkat produksi dan harga akan senantiasa menyeseuikan dengan kurva biaya
marjinal (MC) perusahaan.
Dengan demikian pada dasarnya karena kurva biaya marjinal
perusahaan menentukan berapa banyak perusahaan itu bersedia berproduksi
berdasarkan tingkat harga yang berlaku di pasar, maka kurva biaya marjinal
(MC) merupakan kurva penawaran (S) perusahaan kompettitif.

2. Kurva Penawaran Industri


Industri merupakan akumulasi dari seluruh perusahaan-perusahaan yang
pada saat bersamaan berinteraksi di pasar, dengan demikian kurva penawaran
industri di pasar persaingan sempurna merupakan gabungan dari kurva-kurva
penawaran setiap perusahaan di pasar persaingan sempurna.
Dalam kondisi ini tidak semua perusahaan pada kemampuan yang sama
untuk berproduksi dan biaya yang dimilikinya, sehingga penentuan Marjinal
Cost (MC), dan kemampuan Kuantitas maksimumnya (Qmax), pada setiap
tingkat harga akan berbeda. Artinya untuk menentukan kurva penawaran (S)
dari semua perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dilakukan dengan
menjumlahkan setiap kuantitas yang dijual pada setiap harga.

104 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

R. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PERUSAHAAN
1. Keputusan Jangka Pendek Untuk Tutup
Setelah mempelajari keputusan perusahaan untuk berproduksi pada
jumlah tertentu dalam menentukan keuntungan maksimum sekarang kita
pelajari pada tahapan mana perusahaan tidak mampu lagi untuk memperoleh
keutnungan dan terus-menerus mengalami kerugian. Keputusan perusahaan
dalam kondisi ini adalah keputusan untuk tutup (shutdown), yaitu keputusan
jangka pendek untuk menghentikan produksi.
Keputusan untuk mengehentikan produksi dalam jangka pendek tidak
akan menghindarkan perusahaan untuk terus menanggung biaya tetap yang
sudah ditanam (Sunk Cost=biaya tertanan).misalnya sewa tanah ketika dalam
satu musim tidak menanam apa-apa di tanah tersebut.
Keputusan perusahaan untuk tutup dalam jangka pendek, artinya
perusahaan tersebut akan kehilangan keuntungan dari hasil penjualan
produknya, pada saat bersamaan perusahaan akan menghemat biaya variabel
yang digunakan untuk memperoduksi barang tersebut walaupun biaya tetapnya
masinh harus ditanggung oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan
akan tutup jika pendapatan yang dapat diperoleh dari berproduksi lebih kecil
dari biaya variabel produksinya.
Secara matematis sederhana keputusan untuk tutup daalah :
Tutup jika TR < VC
Maksudnya perusahaan kan tutup sementara jika total pendapatan lebih
kecil dari biaya variabelnya. Jika rumusan pertama masing-masing dibagi
dengan quantitas yang diproduksi maka akan menimbulkan rumusan baru
yaitu :
Tutup jika TR/Q < VC/Q
Jika rumusan itu disederhanakan lagi, seperti TR/Q yang merupakan total
pendapatan dibagi kuantitas yang berarti pendapatan rata-rata, dan dalam
pelajaran terdahulu bahwa pendapatan rata-rata perusahaan adalah harga yang
wujud di pasar atau (P). Demikian pula dengan VC/Q yang diartikan sebagai
biaya variabel rata-rata atau AVC, maka kriteria keputusan perusahaan untuk
tutup dalam jangka pendek menjadi :

105 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Tutup jika P < AVC


Dengan demikian perusahaan akan tutup sementara jika harga barang
yang dijual lebih kecil dari biaya variabel rata-rata dalam proses produksi
barang tersebut.
Jika kondisi tersebut dilukiskan dal bentuk gambar maka
keputusanperusahaan untuk tutup sementara adalah:
Gambar 9.4
Keputusan Jangka Pendek Perusahaan untuk Tutup

1000
MC
900
800
700
Biaya dan harga

AC
600
500 AVC
400
300
200
100 Keputusan perusahaan untuk tutup / P > AVC
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q

2. Keputusan Perusahaan untuk keluar/masuk suatu industri/pasar


persaingan sempurna
Sebagaimana keputusan keputusan jangka pendek dalam keputusan
jangka panjang perusahaan yang sudah tidak mampu lagi memperoleh laba
atau kondisi rugi maka keputusan yang akan diambil adalah keluar (exit) dari
industri/pasar persaingan sempurna. Bedanya dalam analisis jangka panjang
membayar biaya tetap akan hilang dengan dapat menjual atau menghentikan
sewa biaya tetap tersebut.
Dengan demikian perusahaan akan keluar dari pasar jika pendapatan
yang ia peroleh dari produksi lebih kecil daripada total biaya yang
dipikulnya.
Artinya perusahaan akan keluar jika TR < TC.

106 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Maksudnya perusahaan akan keluarjika pendapatan total lebih kecil dari


total biaya. Jika kemudian dirata-ratakan dengan masing-masing menambah Q
maka rumusannya menjadi TR/Q > TC/Q. Dengan pengetahuan terdahulu kita
bahwa TR/Q itu sama dengan harga (P) dan TC/Q sama dengan total biaya
rata-rata (ATC) maka rumusannya menjadi P < ATC.
Kebalikannya jika dimungkinkan harga lebih besar dari biaya tetap rata-
rata atau P > ATC maka perusahaan masuk kedalam industri/pasar persaingan
sempurna.
Jika digambarkan dalam bentuk kurva, maka:
Gambar 9.5
Keputusan Jangka panjang Perusahaan Untuk Keluar

1000
MC
900
800
700
Biay a d an h arg a

AC
600
500 AVC
400
300
200
100 Keputusan perusahaan untuk keluar / P > ATC
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q

107 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Dengan demikian proses keluar/masuknya perusahaan kedalam


industri/pasar persaingan sempurna iakan berhenti apabila harga sama
dengan total biaya rata-rata.
Hasil analisis kita terhadap pembahasan di atas menghasilkan suatu
kesimpulan yang sangat ekstrim, perhatikan pembelajaran kita terdahulu dari
gambar dan data yang ada diketahui bahwa equlibrium jangka panjang suatu
pasar persaingan sempurna dimana perusahaan bebas keluar masuk akan
tercipta jika pasar ini memiliki sejumlah perusahaan yang mampu beroperasi
dalam sekala yang paling efisien. Dengan kata lain proses keluar/masuk
perusahaan di suatu pasar persaingan sempurna akan berlangsung sampai pada
akhirnya laba terdorong pada titik nol (0).
Dalam jangka panjang harga sama dengan biaya tetap rata-rata yang
paling minimum (P = ATC), sedangkan kurva penawaran pasar/industri (S)
dalam jangka panjang akan berbentuk horizontal pada harga tersebut.
Perhatikan gambar dibawah :
Gambar 9.6
Penawaran Pasar dengan Keluar Masuk Perusahaan

1000
MC
900
800
700
Biaya dan harga

AC
600
500 AVC
400
Penawaran / S
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q

S. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

108 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

Analisis ekonomi pasar yang paling ideal adalah menganalisis pasar


persaingan sempurna, karena disana banyak sekali kelebihan-kelebihan atau
kebaikan dari pasar tersebut, namun secara umum ternyata mengndung juga
kelemahan. Secara umum diuraikan, sebagai berikut :
1. Kebaikan Pasar persaingan Sempurna
i. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
Dalam anailis ekonomi efisiensinya terletak pada penggunaan sumber-
sumber daya yang paling efisien dalam artian seluruh sumber daya yang
ada digunakan dan penggunaannya telah memaksimumkan kesejahteraan
masyarakat.
Efisiensi perusahaan dalam pasar ini meliputi dua konsep efisiensi yaitu:
1). Efisiensi Produktif.
Untuk efisiensi ini mengandung pengertian dimana untukperusahaan
dalam setiap proses produksi biaya yang dikeluarkan adalah yang
paling minimal, dan secara keseluruhan industri harus memproduksi
barang pada biaya rata-rata yang paling rendah.
Untuk kondisi ini perusahaan dan industri dalam pasar persaingan
sempurna telah mencapai efisiensi produktif, karena dalam jangka
panjang perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dapat untung
normal ketika biaya produksi yang digunakan adalah biaya produksi
yang paling minimal.
2). Efisiensi Alokatif
Efisiensi alokatif dilihat dari apakah alokasi sumber-sumber daya ke
berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah tercapai tingkat
maksimum.efisiensi alokatif akan tercapai bila harga setiap barang
sama dengan biaya marginal untuk memproduksi barang tersebut.
berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan
sehingga tercapai keadaan dimana harga = biaya marjinal / P =
MC.
Dalam pasar persaingan sempurna diketahui bahwa harga =
penjualan marjinal (P = MR). Sedangkan syarat memaksimumkan
keuntungan dalam pasar ini adalah Penjualan Marjinal = Biaya

109 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

marjinal (MR = MC). Dengan demikian dalam jangka panjang


keadaan ini akan berlaku Harga = Penjualan Marjinal = Biaya
Marjinal atau P = MR = MC. Artinya pasar persaingan sempurna
memiliki efisiensi alokatif
ii. Kebebasan bertindak dan memilih
Persaingan sempurna menghindari adanya konsentrasi kekuasaan
ditangan segelintir orang/perusahaan yang akan membatasi kebebasan
seseorang untuk melakukan kegiatan dan memilih pekerjaan yang
disukai, dan akan membatasi untuk memilih barang yang akan
dikonsumsinya.
Dalam pasar persaingan sempurna tidak seorangpun memiliki
kekuasaan unt mengatur harga, jumlah produksi dan jenis barang yang
diproduksinya, begitu pula dalam menentukan faktor-faktor produksi
yang akan digunakan dan corak pengalokasiannya, dalam hal ini
efisiensilah yang akan menentukan pengalokasiannya.
Kondisi ini mengakibatkan masyarakat memiliki kebebasan untuk
untuk berproduksi dengan mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya
terhadap berbagai jenis produk. Masyarakat memiliki kebabasan pula
untuk memilih kombinasi faktor-faktor produksi yag dimilikinya untuk
berproduksi.

2. Keburukan Pasar persaingan Sempurna


Selain kebaikan di atas, terdapat pula beberapa keburukannya, antara
lain:
i. Persaingan Sempurna Tidak Mendorong Inovasi
Perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar persaingan usaha
walaupun memiliki inovasi dan teknologi baru yang dapat
mengefisiensikan biaya produksinya, kondisinya hanya sementara dan
jangka pendek. Karena perusahaan-perusahaan lain akan berupaya pada
hal yang sama dengan mencontoh. Ketidk kekalan keuntungan akibat
inovasi dan teknologi ini berakibat pada perusahaan-perusahaan tidak
terdorong untuk lebih meningkatkan inovasi dan teknologinya.

110 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

ii. Persaingan Sempurna Menimbulkan Biaya Sosial


Perusahaan yang memiliki kebebasan menggunakan sumber daya secara
efisien tidak selamanya berbanding lurus dengan kepentingan
masyarakat. Sebagai contoh efisiensi perusahaan untuk berproduksi pada
skala tertentu di PT Freeport akan menghasilkan kerusakan lingkungan
setempat.
iii. Membatasi Pilihan Konsumen
Karena barang-barang yang dihasilkan 100 persen sama, konsumen
memiliki pilihan yang terbatas untuk menentukan pilihan barang yang
akan dikonsumsinya.
iv. Biaya Produksi Yang Lebih Tinggi
Dalam analisis pasar persaingan sempurna walaupun dinyatakan
produksi pada biaya minimal, hal ini bukan berarti biaya yang paling
kecil jika dibandingkan dengan perusahaan pada pasar yang berbeda
misalnya pasar monopoli, skala ekonomi dengan produksi yang banyak
lebih akan menurunkan biaya produksi.
v. Distribusi Pendapatan Tidak Selalu Merata
Perlu diketahui perusahaan yang ada dalam pasar persaingan sempurna
memiliki kebebasan menentukan corak kombinasi faktor-faktor
produksinya untuk efisiensi, akibatnya adalah pengasilan masing-masing
faktor produksi akan berbeda. Kalau distribusi pendapatan tidak merata
maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara
efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
Contoh. Dipasar kondisi mekanisme pasar menunjukan penjualan rumah
mewah lebih menguntungkan, sehingga alokasi sumber daya dipusatkan
perusahaan untuk membuat rumah mewah yang berakibat pada
sedikitnya sumber daya yang dialokasikan untuk membuat rumah
sederhana. Dengan demikian pasar akan memaksimumkan keuntungan
dan alokasi sumberdaya menjadi efisien tapi tidak memaksimumkan
kepentingan seluruh masyarakat.

111 Dedeng Amruloh, SE., M.Si


Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta

SEKILAS PENYUSUN

DEDENG ABDUL GANI AMRULOH, lahir di Karawang 14


Juli 1974 adalah Sarjana Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi
Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjung Pura Pontianak pada tahun 1999. Dan Master Sain
Ekonomi Manajemen dari FE UNPAD Badnung tahun 2011.
Mulai mempelajari ilmu ekonomi di tempat yang sama sejak tahun
1993 setelah menamatkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Karawang.
Sekarang penyusun merupakan salah satu staf pengajar (dosen) di STIE Muttaqien
Purwakarta yang di gelutinya sejak tahun 2001.
Penyusun sekarang tinggal di Perumahan Bukit Panorama Indah (BPI) Blok E4 Nomor
27 Negeri Kaler Purwakarta bersama istri Siti Rosidah dan anak anak tercinta M.
Zulvan Rasyid Amrullah dan Ghaida Zhufaira.
Penyusun menekuni profesi sebagai dosen di STIE Muttaqien untuk mata kuliah-mata
kuliah ekonomi umum seperti Pengatar Ekonomi Pembangunan (2001), Pengantar
Ekonomi, Pengantar Ekonomi Mikro, Perekonomian Indonesia dan Ekonomi
Internasional. Selain itu aktivitas sebagai akademisi mendorong penyusun untuk terus
melakukan tugasnya yang lain yaitu penelitian, yang insya Allah akan segera
diwujudkannya. Selain sebagai dosen penyusun juga dipercaya untuk menangani urusan
administrasi akademik dan ketata usahaan di kampus tempatnya mengabdi sejak tahun
2002.
Rasa penasaran dan ketertarikan yang besar terhadap ilmu ekonomi, mendorong
penyusun untuk terus berusaha memperbaiki diri dengan memahami ilmu ekonomi lebih
dalam baik dari diskusi-diskusi, bahan-bahan bacaan dan insya Allah dengan bantuan
kuasa Allah SWT dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

112 Dedeng Amruloh, SE., M.Si

Anda mungkin juga menyukai