Prolaps Tali Pusat
Prolaps Tali Pusat
PENDAHULUAN
Dari latar belakang diatas mengenai prolaps tali pusat maka didapatkan rumusan
masalah yaitu :
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
- Faktor spontan:
a. Malpresentation janin: pada janin yang berada letak lintang cenderung
menghasilkan ruang bawah janin dalam panggul ibu, yang kemudian dapat
ditempati oleh tali pusatnya.
b. Polihidramnion
c. Prematuritas: mungkin berhubungan dengan peningkatan kesempatan
malpresentation dan polihidramnion.
d. Berat lahir rendah: biasanya pada janin dengan berat <2500g saat lahir,
meskipun beberapa penelitian akan menggunakan patokan <1500g. Etiologi
kemungkinan sama dengan yang untuk prematuritas.
e. Kehamilan multipel, atau menjadi hamil dengan lebih dari satu janin pada
waktu tertentu : lebih mungkin terjadi pada janin yang tidak lahir pertama.
f. Ruptur spontan selaput ketuban: sekitar setengah dari prolaps terjadi dalam 5
menit pecah ketuban, dua-pertiga dalam waktu 1 jam, 95% dalam waktu 24
jam.
- Faktor iatrogenik
a. Pecahnya ketuban yang disengaja / intervensi medis
b. Proses pemasangan monitor internal yang (misalnya, elektroda kulit kepala
internal maupun tekanan kateter intrauterine)
c. Rotasi manual kepala janin
3
manipulasi janin saat terjadi ketuban pecah dini sehingga memungkinkan tali pusat
untuk prolaps.
Faktor-faktor yang menentukan panjang tali pusat masih diperdebatkan.
Panjang tali dipengaruhi secara positif oleh volume cairan amnion dan mobilitas janin.
Panjang talipusat yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh lilitan tali pusat dan
janin disertai peregangan sewaktu janin bergerak.
Tanda pertama dari prolaps tali pusat biasanya penurunan tiba-tiba denyut
jantung janin yang parah dan tidak segera teratasi. Pada saat pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya akan terlihat deselerasi variabel yang berat. Terkadang tali
pusat dapat dilihat atau dirasakan pada pemeriksaan vagina, terutama pada overt
umbilical cord prolapse.
4
kaki lalu gunakan forsep Piper atau panjang untuk mengeluarkan kepala. Letak
lintang: segera siapkan sectio caesarea. Siapkan segera resusitasi neonatus.
5
- Memasangkan kandung kemih dengan kateter foley, atau tabung melalui uretra
untuk mengangkat bagian presentasi janin
- Penggunaan tokolitik telah direkomendasikan
- Jika masa persalinan masih lama, pengurangan funic (manual menempatkan tali
pusat kembali ke dalam rongga rahim) harus dilakukan.
- Pada janin
a. Gawat janin
1. Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari
160x/ menit.
2. Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x /
hari).
3. Adanya cairan amnion bercampur mekonium, warna kehijauan(jika bayi
lahir dengan letak kepala).
b. Cerebral palsy
c. Kematian Janin
Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini sudah
tidak merupakan tindakan darurat lagi dan lahirkan bayi sealamiah mungkin
tanpa mencederai ibu. Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada
ibu dan keluarganya tentang apa yang terjadi dan tindakan apa yang akan
dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung spontan pervaginam.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir. Prolaps tali pusat terjadi pada 0,6% dari
kelahiran. Risiko meningkat pada janin dengan malpresentasi, bayi prematur, dan
wanita multipara. Prolaps tali pusat dibagi menjadi Overt umbilical cord prolapse,
Occult umbilical prolapse, dan Funic cord presentation.
7
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, JM, 1991. "Funic reduction for the management of umbilical cord prolapse".
American Journal of Obstetrics and Gynecology. 165 (3): 654–7 (diakses pada 12
November 2016)
Lin, MG, 2006. Umbilical cord prolapse. Obstetrical & gynecological survey. 61 (4): 269–77.
(diakses pada 13 November 2016)
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, 2014. Umbilical Cord Prolapse - Green-
top Guideline No. 50 November 2014 .
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gtg-50-
umbilicalcordprolapse-2014.pdf (diunduh pada 13 November 2016)
WHO Country Office for Indonesia, 2013. Prolaps Tali Pusat. Edukia.
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-20-prolaps-tali-pusat/ (diakses pada 12
Oktober 2016)