Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prolaps tali pusat adalah salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang obstetri.
Mortalitas terjadinya prolaps tali pusat pada janin sekitar 11-17%. Insiden terjadinya
terhadap presentasi janin adalah 50% tidak diketahui, 0,5% pada presentasi kepala, 5%
pada letak sungsang, 15% pada presentasi kaki, dan 20 % pada letak lintang. Insiden
terjadinya prolaps tali pusat adalah 1:3000 kelahiran, sedangkan tali pusat tersembunyi
50% tidak diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas mengenai prolaps tali pusat maka didapatkan rumusan
masalah yaitu :

1. Apa definisi dari prolaps tali pusat?


2. Apa etiologi dari prolaps tali pusat?
3. Apa saja klasifikasi dari prolaps tali pusat?
4. Bagaimana patofisiologi dan manifestasi klinis prolaps tali pusat?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien dengan prolaps tali pusat?
6. Apa saja komplikasi dari prolaps tali pusat?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi prolaps tali pusat


2. Untuk mengetahui etiologi dari prolaps tali pusat
3. Untuk mengetahui klasifikasi prolapsus tali pusat
4. Untuk mengetahui patofisiologi dan manifestasi klinis prolapsus tali pusat
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan bagi pasien dengan prolaps tali pusat
6. Untuk mengetahui komplikasi prolapsus tali pusat

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penyusun menyusun makalah Prolaps Tali Pusat ini:

1. Untuk memenuhi tugas tutorial trigger 1 Modul 7.2 Safe-Motherhood.


2. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai prolaps tali pusat.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi prolaps tali pusat


Prolaps tali pusat atau Umbilical cord prolapse adalah tali pusat berada
disamping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir. Prolaps tali pusat
terjadi pada 0,6% dari kelahiran. Risiko meningkat pada janin dengan malpresentasi,
bayi prematur, dan wanita multipara.
Mortalitas terjadinya prolaps tali pusat pada janin sekitar 11-17%. Insiden
terjadinya terhadap presentasi janin adalah 50% tidak diketahui, 0,5% pada presentasi
kepala, 5% pada letak sungsang, 15% pada presentasi kaki, dan 20 % pada letak
lintang.

Gambar 1. Gambaran prolaps tali pusat

2.2 Etiologi prolaps tali pusat


Penyebab paling umum dari prolaps tali pusat pusar adalah:
- Ketuban pecah dini
- Persalinan prematur pada bayi
- Kehamilan kembar
- Polihidramnion
- Presentasi sungsang
- Tali pusat yang lebih panjang dari ukuran normal

Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan prolaps tali pusat cenderung


akibat penyulit yang menggangu janin dari proses engagement dan mengisi panggul
ibu ataupun terkait dengan kelainan pada tali pusat itu sendiri. Terdapat dua kategori
utama dari faktor risiko yaitu faktor spontan dan iatrogenik.

2
- Faktor spontan:
a. Malpresentation janin: pada janin yang berada letak lintang cenderung
menghasilkan ruang bawah janin dalam panggul ibu, yang kemudian dapat
ditempati oleh tali pusatnya.
b. Polihidramnion
c. Prematuritas: mungkin berhubungan dengan peningkatan kesempatan
malpresentation dan polihidramnion.
d. Berat lahir rendah: biasanya pada janin dengan berat <2500g saat lahir,
meskipun beberapa penelitian akan menggunakan patokan <1500g. Etiologi
kemungkinan sama dengan yang untuk prematuritas.
e. Kehamilan multipel, atau menjadi hamil dengan lebih dari satu janin pada
waktu tertentu : lebih mungkin terjadi pada janin yang tidak lahir pertama.
f. Ruptur spontan selaput ketuban: sekitar setengah dari prolaps terjadi dalam 5
menit pecah ketuban, dua-pertiga dalam waktu 1 jam, 95% dalam waktu 24
jam.

- Faktor iatrogenik
a. Pecahnya ketuban yang disengaja / intervensi medis
b. Proses pemasangan monitor internal yang (misalnya, elektroda kulit kepala
internal maupun tekanan kateter intrauterine)
c. Rotasi manual kepala janin

2.3 Klasifikasi prolaps tali pusat


Prolaps tali pusat dibagi menjadi:
A. Overt umbilical cord prolapse
Adalah jika tali pusat teraba keluar atau berada disamping dan melewati
bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam
vagina atau bahkan diluar vagina. Overt umbilical cord prolapse membutuhkan
terjadi setelah rupturnya selaput ketuban. Ini adalah jenis yang paling umum dari
prolaps tali pusat.
B. Occult umbilical prolapse
Adalah jika tali pusat berada disamping bagian presentasi janin dapat teraba
pada kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedangkan
ketubah masih intak atau belum pecah.
C. Funic cord presentation
Keadaan dimana tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi
tidak dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.

2.4 Patofisiologi dan manifestasi klinis prolaps tali pusat


Patofisiologi prolaps tali pusat masih belum dapat dijelaskan dengan pasti.
Salah satu mekanisme yang sering disampaikan adalah aliran cairan ketuban pada
kasus ketuban pecah dini yang membawa tali pusat melewati bagian presentasi janin.
Mekanisme lain adalah pelepasan dari bagian presentasi janin selama melakukan

3
manipulasi janin saat terjadi ketuban pecah dini sehingga memungkinkan tali pusat
untuk prolaps.
Faktor-faktor yang menentukan panjang tali pusat masih diperdebatkan.
Panjang tali dipengaruhi secara positif oleh volume cairan amnion dan mobilitas janin.
Panjang talipusat yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh lilitan tali pusat dan
janin disertai peregangan sewaktu janin bergerak.
Tanda pertama dari prolaps tali pusat biasanya penurunan tiba-tiba denyut
jantung janin yang parah dan tidak segera teratasi. Pada saat pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya akan terlihat deselerasi variabel yang berat. Terkadang tali
pusat dapat dilihat atau dirasakan pada pemeriksaan vagina, terutama pada overt
umbilical cord prolapse.

2.5 Penatalaksaan prolaps tali pusat


Gold standart untuk pengobatan prolaps tali pusat adalah pengaturan
kehamilan yang biasanya melibatkan persalinan yang tercepat dan yang paling aman.
Hal ini biasanya membutuhkan operasi sectio caesarea, terutama jika itu adalah
persalinan pertama (primigravida). Terkadang persalinan pervaginam dapat
dipertimbangkan jika penilaian klinis membuktikan bahwa itu adalah metode yang
lebih aman atau lebih cepat.
Jika tali pusat masih berdenyut, berikut adalah beberapa langkah yang harus
dilakukan :
- Berikan oksigen
- Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat
yang tampak pada vagina secara manual.
- Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
- Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi
pada tali pusat.
- Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani sectio caesarea. Pada saat proses
transfer dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu
berbaring ke kiri.
Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat segera berlangsung
(persalinan kala I), lakukan seksio sesarea. Penanganan yang harus dikerjakan
adalah sebagai berikut:
- Dengan memakai sarung tangan steril/disinfeksi tingkat tinggi (DTT), masukkan
tangan melalui vagina dan dorong bagian terendah janin ke atas.
- Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan nilai keberhasilan
reposisi.
- Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat di atas rongga panggul, keluarkan
tangan dari vagina dan letakkan tangan tetap di atas abdomen sampai operasi siap.
- Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahan untuk mengurangi
kontraksi uterus.
- Bila persalinan pervaginam dapat segera berlangsung (persalinan kala II), pimpin
persalinan sesegera mungkin. Presentasi kepala: lakukan ekstraksi vakum atau
cunam dengan episiotomi. Presentasi sungsang: lakukan ekstraksi bokong atau

4
kaki lalu gunakan forsep Piper atau panjang untuk mengeluarkan kepala. Letak
lintang: segera siapkan sectio caesarea. Siapkan segera resusitasi neonatus.

Gambar 2. Algoritma penanganan tali pusat

Intervensi lain selama pengelolaan prolaps tali pusat untuk mengurangi


kemungkinan komplikasi saat persiapan untuk persalinan sedang dipersiapkan.
Intervensi ini difokuskan pada pengurangan tekanan pada tali pusat untuk mencegah
komplikasi janin dari kompresi tali pusat. Manuver berikut adalah diantaranya yang
digunakan dalam praktik klinis:

- Elevasi manual dari bagian presentasi janin


- Reposisi ibu menjadi kepala ke bawah dengan kaki ditinggikan

5
- Memasangkan kandung kemih dengan kateter foley, atau tabung melalui uretra
untuk mengangkat bagian presentasi janin
- Penggunaan tokolitik telah direkomendasikan
- Jika masa persalinan masih lama, pengurangan funic (manual menempatkan tali
pusat kembali ke dalam rongga rahim) harus dilakukan.

2.6 Komplikasi dari prolaps tali pusat


- Pada Ibu dapat menyebabkan infeksi intra partum
Pecahnya ketuban menyebabkan bakteri di dalam cairan amnion menembus
amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan serviks dengan
jari tangan akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus. Pemeriksaan ini
harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi distosia.
Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada
partus lama (Chuningham et al, 2005).

- Pada janin
a. Gawat janin

Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak memperoleh


oksigen yang cukup. Gawat janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut:

1. Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari
160x/ menit.
2. Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x /
hari).
3. Adanya cairan amnion bercampur mekonium, warna kehijauan(jika bayi
lahir dengan letak kepala).

b. Cerebral palsy

Adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan, dan ketrampilan


motorik (kemampuan untuk bergerak dalam cara yang terkoordinasi dan
terarah) akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir atau patologi
intrauterin (Chuningham et al, 2005).

c. Kematian Janin

Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini sudah
tidak merupakan tindakan darurat lagi dan lahirkan bayi sealamiah mungkin
tanpa mencederai ibu. Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada
ibu dan keluarganya tentang apa yang terjadi dan tindakan apa yang akan
dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung spontan pervaginam.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir. Prolaps tali pusat terjadi pada 0,6% dari
kelahiran. Risiko meningkat pada janin dengan malpresentasi, bayi prematur, dan
wanita multipara. Prolaps tali pusat dibagi menjadi Overt umbilical cord prolapse,
Occult umbilical prolapse, dan Funic cord presentation.

Gold standart untuk pengobatan prolaps tali pusat adalah pengaturan


kehamilan yang biasanya melibatkan persalinan yang tercepat dan yang paling aman.
Hal ini biasanya membutuhkan operasi sectio caesarea, terutama jika itu adalah
persalinan pertama (primigravida). Terkadang persalinan pervaginam dapat
dipertimbangkan jika penilaian klinis membuktikan bahwa itu adalah metode yang
lebih aman atau lebih cepat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Barrett, JM, 1991. "Funic reduction for the management of umbilical cord prolapse".
American Journal of Obstetrics and Gynecology. 165 (3): 654–7 (diakses pada 12
November 2016)

Bush M, Eddleman K, Belogolovkin V, 2016. Umbilical cord prolapse.


http://www.uptodate.com/contents/umbilical-cord-prolapse (diakses pada 12
November 2016)

Cunningham, F. Gary, et al. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Lin, MG, 2006. Umbilical cord prolapse. Obstetrical & gynecological survey. 61 (4): 269–77.
(diakses pada 13 November 2016)

Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, 2014. Umbilical Cord Prolapse - Green-
top Guideline No. 50 November 2014 .
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gtg-50-
umbilicalcordprolapse-2014.pdf (diunduh pada 13 November 2016)

WHO Country Office for Indonesia, 2013. Prolaps Tali Pusat. Edukia.
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-20-prolaps-tali-pusat/ (diakses pada 12
Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai