A. Pengertian Vulnus
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi
diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena
Vulnus laseratum adalah luka robek akibat terkena mesin, kayu atau benda
B. Etiologi
3. Zat-zat kimia
4. Radiasi
5. Sengatan listrik
Proses yang terjadi secara alamiah bila terjadi luka dibagi menjadi 3 fase
dari pembuluh darah secara diapedisis dan menuju dareh luka secara
2. Fase proferasi atau fase fibriflasi. berlangsung dari hari ke 6-3 minggu.
Tersifat oleh proses preforasi dan pembentukan fibrosa yang berasal dari
fase ini luka diisi oleh sel radang, fibrolas, serat-serat kolagen, kapiler-
rata, disebut jaringan granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari
dasarnya dan pindah menututpi dasar luka. Proses migrasi epitel hanya
berjalan kepermukaan yang rata dan lebih rendah, tak dapat naik,
sekitarnya berwarna pucat, tipis, lemas, tidak ada rasa sakit maupun
gatal.
4. Problem Three
Etiologi vullnus
Traumatik jaringan
berlebihan
cairan
ke
histamin,bradikinin, serotonin)
ekstravaskuler
tubuh
(ketidakseimbangan)
kekurangan
cairan
hipovolemik
5. Manifestasi Klinis
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat (local)
a) Gejala Lokal
b) Gejala umum
6. Klasifikasi
kontraktur
8. Pemeriksaan Diagnostik
MRI
CT scan
Ultrasonografi
1. Pengkajian
a) Pengkajian Primer
Airway
sekret akibat kelemahan reflek batuk, jika ada obstruksi maka lakukan:
Suction / hisap
Guedel airway
Breathing
pernapasan yang sulit dan/ atau tak teratur, suara nafas terdengar
Circulation
TD dapat normal atau meningkat,hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, distrimia, kulit
Disability
mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat adalah:
A (awake)
V: respon bicara
P : respon nyeri
b) Pengkajian sekunder
1. Identitas
- Sumber kecelakaan
4. Pemeriksaan fisik
Sirkulasi
Integritas ego
Eliminasi
Neurosensori
Nyeri / kenyamanan
Tanda :
2. Diagnosa keperawatan
kulit.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan,
3. Intervensi
Kriteria Hasil :
Intervensi
R/ suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada
edema
ketergantungan farmakologis
R/ ADP memberikan obat tepat waktu mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri
kulit.
Intervensi
1. kaji ulang ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan
melekat pada permukaan luka sampai lepasnya secara spontan kulit reepitelisasi
3. aspirasi bleb di bawah kulit graft dengan jarum steril / gulung denga lidi kapas
steril
Kriteria Hasil :
tubuh
Intervensi
kemudian aktif
3. instruksikan dan bantu dalam mobilisasi, contoh tongkat, walker secara tepat
perbaikan.
4. Implementasi
Martin, 1998).
5. Evaluasi
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
Doengoes, Marylin E., (2004), Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.
Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (2003). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan
Essentia Media.
Ilyas, Sidarta. (2000). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
Jakarta.
Company.
Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (2000). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan
Essentia Media.
Ilyas, Sidarta. (2010). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
Jakarta.