1. Impermeable ( tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak dapat
melaluinya.
2. Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang terlarut
didalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat dilalui
oleh zat terlarut, misalnya membran sitoplasma.
a. Osmosis
Kata "osmosis" turun dari kata "endosmose" dan "exosmose", yang diciptakan
oleh dokter Prancis Henri René Joachim Dutrochet (1776-1847) dari kata
Yunani ένδον (endon: dalam), έξο (exo: luar), dan ωσμος (osmos: mendorong,
impulsion).
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
sel.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi
zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai
pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan
dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang
terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam
Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut
Osmosis dapat dijelaskan oleh fakta bahwa solusi yang lebih terkonsentrasi
menyebar ke tempat yang lebih rendah energi bebas dalam rangka untuk
untuk lulus hanya molekul pelarut). Hal ini akan mengakibatkan aliran bersih
air ke samping dengan solusi. Dengan asumsi membran tidak putus, aliran
bersih akan lambat dan akhirnya berhenti sebagai tekanan pada sisi solusi
kesetimbangan dinamis. Ini bisa terjadi karena potensi air di kedua sisi
membran yang sama, atau karena osmosis yang dihambat oleh faktor-faktor
Contoh osmosis
Misalkan seekor hewan atau sel tanaman ditempatkan dalam larutan gula atau garam dalam
air.
1. Jika medium adalah hipotonik - larutan encer, dengan konsentrasi air lebih tinggi daripada
sel - sel akan mendapatkan air melalui osmosis.
2. Jika medium isotonik - solusi dengan konsentrasi air persis sama dengan sel - tidak akan ada
gerakan bersih air melintasi membran sel.
3. Jika medium hipertonik - larutan pekat, dengan konsentrasi air lebih rendah dari sel - sel
akan kehilangan air melalui osmosis.
b. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah
difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua
jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau
tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang
terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine
Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau
berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur
kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini
dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan
mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk
spesifik partikel.
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi
lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat
dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya
dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan
contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2
sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan
difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam
jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk
melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses
difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan
proses difusi.
c. Plasmolisis
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi
secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau
larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau
sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan
jelas.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel . sel akan
mengerut mengalami dehidrasi dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan hal ini menyebabkan
sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini di sebut plasmolisis.
Sel yang sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali dengan memasukkannya ke dalam air murni
Plasmolisis terjadi karena sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik sehingga air akan
terus-menerus keluar dari sel dan menyebabkan sel mengerut, begitu sel ini mengerut
membrane plasmanya tertarik menjauhi dindingnya.
d. Turgor
Turgor merupakan salah satu peristiwa yang muncul dengan adanya peristiwa osmosis,
turgor adalah keadaan dimana sel melakukan tekanan keluar yang dilakukan oleh vakuola
untuk mempertahankan kondisinya agar tidak pecah (lisis) yang terjadi setelah osmosis
mencapai titik kesetimbangan.
tekanan turgor adalah tekanan dari dalam vakuola kepada membran plasma dan dinding sel
karena adanya osmosis air ke dalam vakuola
Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang
melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan.
Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya
menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi
potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air
tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Tekanan turgor atau turgidity adalah tekanan utama dari sel isi terhadap dinding sel dalam sel
tumbuhan dan sel bakteri, ditentukan oleh kadar air vakuola , yang dihasilkan dari tekanan
osmotik , yaitu tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh solusi dalam ruang dibagi dengan
suatu membran semipermeabel karena diferensial dalam konsentrasi zat terlarut.
Tekanan turgor adalah gaya per satuan luas yang diberikan luar pada dinding sel tanaman
dengan air yang terkandung dalam sel vakuola . Dalam hal tanaman potensial air , tekanan
turgor biasanya dinyatakan sebagai komponen tekanan (Ψ p). Gaya ini memberikan kekakuan
tanaman, dan menyimpannya tegak.
Pembahasan
Ketika sel tanaman ditempatkan dalam larutan hipertonik, air di dalam sel-sel bergerak ke
daerah yang lebih tinggi konsentrasi zat terlarut dan menyusut sel, dan dengan berbuat
demikian, menjadi lembek. Ini berarti sel telah menjadi plasmolysed - yang membran sel
telah sepenuhnya meninggalkan dinding sel karena kurangnya tekanan air di atasnya;
kebalikan dari bombastis.
Osmosis juga dapat dilihat ketika irisan pepaya ditambahkan dengan konsentrasi larutan
garam yang tinggi. Air dari dalam pepaya bergerak ke larutan garam, menyebabkan pepaya
menyusut dan kehilangan nya 'tekanan turgor'. Lebih terkonsentrasi larutan garam, semakin
besar perbedaan dalam ukuran dan berat dari irisan pepaya.
Pada sel tumbuhan, dinding sel yang terdiri dari selulosa bersifat permeable terhadap air dan
zat-zat terlarut, sedangkan membran sitoplasma bersifat semi permeable. Jadi jika sel tadi
disimpan dalam air, air akan berosmosis melalui sitoplasma kedalam vakuola, karena vakuola
berisi cairan yang mengandung zat-zat terlarut, sehingga hipertonis terhadap air.