Anda di halaman 1dari 1

Senggigi merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Batu Layar, kabupaten Lombok Barat,

provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Senggigi yang terkenal destinasi wisatanya, walaupun memiliki
keindahan alam yang menakjubkan, namun sangat disayangkan dalam manajemennya daerah Senggigi
masih dirasa kewalahan, masih banyak kendala yang terjadi di lapangan dalam menjalankan fungsinya
sebagai daerah wisata. Seperti penggunaan lokasi yang tidak maksimal, Penataan kawasan yang
semrawut, Polusi suara, penggerusan budaya lokal oleh budaya asing, hingga manajemen sampah yang
tidak efektif. Berbagai permasalahan di atas dapat mengganggu hingga mengurangi minat wisatawan
untuk berkunjung kembali ke Senggigi. Karena itu diperlukan solusi desain kawasan yang tertata untuk
menanggulangi sampah dan polusi suara di Senggigi, mengembalikan pengaruh kebudayaan Lombok
sebagaimana mestinya, dan terutama memanfaatkan potensi pariwisata Pantai Senggigi semaksimal
mungkin. Dengan tujuan “merancang kawasan yang dapat memaksimalkan potensi wisata Pantai
Senggigi dengan pertimbangan sustainable healthy environment serta mengembalikan kebudayaan
Lombok kedalam perancangan kawasan”. Untuk mencapainya diperlukan perubahan-perubahan
terhadap penataan kawasan wisata Senggigi saat ini, seperti peletakkan ulang daerah penginapan di
pantai Senggigi yang tidak sesuai dengan perda yang berlaku. Penataan ulang kawasan pertokoan dan
café yang merupakan sumber polusi suara terbesar, pengadaan lokasi TPA sampah dan pengolahan
sampah daur ulang untuk menyikapi permasalahan sampah saat ini, pembangunan fasilitas dan
infrastruktur penunjang pariwisata sekitar, titik-titik khusus yang menampilkan ragam kebudayaan khas
Lombok, seperti cinderamata dan Kuliner, dan tidak lupa dalam seluruh desain kawasan menerapkan
unsur kebudayaan Lombok sebagai acuan rancangan. Mencontoh kepada “Santa Monica State Beach”.
Sebuah desain kawasan wisata pantai dan juga berbagai fasilitas penunjang lainnya yang terletak di Los
Angels, Amerika Serikat. Dimana terbukti dari tingginya tingkat pengunjung pertahun dan juga
kemakmuran masyarakat sekitar dengan pembangunan yang pesat, menjadi contoh bahwa
pembangunan kawasan yang baik dan terjaga tradisinya mampu memberikan kesejahteraan dan
identitas dari sebuah wilayah. Untuk mencapai desain kawasan yang sesuai dengan visi misi
pembangunan yang diharapkan, maka diperlukan berbagai studi dan analisis penunjang, seperti analisis
tata kawasan wisata, analisis jalur pedestrian dan pejalan kaki, analisis perda pembangunan Senggigi,
analisis kebudayaan Suku Sasak, analisis pengaturan akustik kawasan, analisis kebutuhan lahan parkir,
analisis fasilitas akomodasi jasa wisata, analisis pengolahan sampah dan proses 3R, hingga analisis
potensi wisata.

Anda mungkin juga menyukai