Anda di halaman 1dari 2

Pasien datang ke poli jiwa RSPS Bantul untuk kontrol rutin dan melanjutkan pengobatan.

Pasien
tidak memiliki keluhan, sudah dapat bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Pasien mengatakan sulit tidur apabila obat yang dikonsumsinya habis, dan juga gampang emosi
apabila merasa diusik oleh orang lain.

Pasien rutin berobat dan keluar-masuk RSJ Grhasia sejak 4 tahun yang lalu. Faktor pemicu penyakit
pasien bermula saat 2008 pasien menikah. Selama berumah tangga, terdapat konflik dengan istri.
Istrinya menuntut pasien untuk memberi uang dengan jumlah banyak agar bisa memenuhi
kebutuhan tersiernya, sedangkan gaji sebagai buruh sangat kecil. Dia merasa tertekan, tidak
menikmati pekerjaannya, dan tidak diizinkan beristirahat apabila dia sakit. Menurut pasien, istrinya
selalu memulai pertengkaran dan tidak berperan sebagai istri dan ibu yang baik. Puncak kekecewaan
pasien yaitu saat mengetahui istrinya selingkuh dengan pria lain. Dan akhirnya memutuskan untuk
menceraikan istrinya pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 pasien juga mendapat tekanan dipekerjaannya. Hal itu bermula ketika salah
seorang temannya kehilangan palu. Dia merasa mendengar bisikan yang terus menerus
menuduhnya sebagai pencuri. Dia menganggap semua rekan kerjanya mengetahui bahwa dia
pencurinya, dan merasa bahwa orang lain mengetahui apa yang ada dipikirannya. Dia juga dihantui
rasa bersalah terhadap sesuatu yang tidak dilakukannya. Akhirnya pasien mulai menyendiri, takut
pulang ke rumah, tidak bisa tidur, dan merasa ada yang mengejar-ngejarnya. Pada situasi yang
berbeda, pasien tiba-tiba jadi sering berbicara sendiri, hiperaktif, cerewet, mengutarakan banyak
ide, dan suka memberikan uang ke orang lain tanpa sebab. Sejak kecil pasien takut ketinggian, dan
takut naik motor. Ketika menonton TV, pasien kadang mengganggap bahwa alur cerita sama seperti
kehidupan pribadinya dan dia berperan sebagai aktor utama.

Pasien juga mengeluh sering melihat bayangan hitam yang ternyata adalah pohon pisang. Sehingga
keluarga pasien memutuskan untuk membawanya ke RSJ Grhasia. Setelah keluar dari RSJ, pasien
jarang kontrol karena keluarga menganggap pasien sudah sehat. Setelah keluar dari RSJ pasien
tidak pernah mengalami keluhan seperti pertama kali masuk, bahkan pasien bisa melakukan
aktivitas sehari-hari.

Akan tetapi pada tahun 2015, pasien dibawa kembali ke RSJP Grhasia dengan keluhan yang
sama seperti pada tahun 2013. Pasien akhirnya juga dirawat inap selama beberapa bulan karena
kondisinya tersebut. Setelah keluar dari RSJ, keluarga pasien mulai rutin mengambil obat dan
pasien juga kooperatif selama pengobatan. Setelah keluar pasien diceritakan beraktivitas
normal, tidak ada keluhan, tidak tampak sedih atau hiperaktif, namun sekitar setahun yang lalu,
gejala muncul kembali karena tidak cocok dengan obat yang diberikan dokter. Beberapa bulan
yang lalu sempat kambuh lagi karena obatnya habis dan tidak kontrol karena berada di luar
kota. Saat ini pasien sudah mulai mampu mengontrol emosi, pikiran, dan perasaannya saat
mulai merasa penyakitnya akan kambuh. Pasien memiliki keinginan besar untuk sembuh.

Anda mungkin juga menyukai