Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas.Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan inti utama yang menyangkut kehidupan
masyarakat.Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat.apabila
setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas keluarga yang sehat.Masalah yang
dialami anggota keluarga dapat mempengaruhianggota keluarga yang lain, karena
keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagaiusaha
kesehatan masyarakat, sehinggandegan memerikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga perawat mendapat dua keuntungan.Perawat dapat memenuhi kebutuhan
individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga
yang sehat dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan keluarga. Adapun kriteria keluarga yang
harus mendapatkan asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga yang
didalamnya terdapat anggota keluarga yang mempunyai resiko penyakit kronis
atau penyakit menular.
Pada keluarga yang mempunyai resiko penyakit kronis atau penyakit
menular,perlu diberikan asuhan keperawatan keluarga karena pada tahap ini
rentan terhadap masalah kesehatan.Pada tahap-tahap keluarga mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi.Selain mempunyai tugas,keluarga juga
mempunyai fungsi supaya keluarga mrnjadi sejahtera.Fungsi keluarga yang harus
dipenuhi meliputi fungsi afektif,sosialis,perawatan
kesehatan,ekonomi,biologis,psikologis dan fungsi pendidikan.
Maka dari hal tersebut peran perawat sangat berarti untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan keluarga.
Sebagai tenaga kesehatan kita harus dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
untuk membantu mereka menyelesaikan masalah kesehatan.
B. TUJUAN
1.Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada keluarga
2.Tujuan khusus
a.Untuk mengetahui tinjauan teori tentang askep keluarga
b.Melakukan pengkajian pada askep keluarga.
c.Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga.
d.Membuat rencana tindakan keperawatan keluarga.
e.Melakukan implementasi keperawatan pada keluarga.
f.Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan(Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungandarah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan (
Maglaya, 1989 dalamSetiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

B.Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.Tipe Keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara
sepupu,paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
4.“Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapatdisebabkan oleh perceraian atau kematian.
5.“Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
b.Tipe Keluarga Non Tradisional
1.The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
3.Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam
satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.
4.The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah
keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5.Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital
partners).
6.Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7.Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa
sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8.Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan
atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9.Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluargayang aslinya.
10.Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11.Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.
C.Struktur Keluarga
Dalam(Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a.Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanaksaudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b.Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c.Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d.Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e.Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
D.Fungsi keluarga
Dalam(Setiadi,2008)fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankankeluarga sebagai berikut :
a.Fungsi Biologis
1.Untuk meneruskan keturunan.
2.Memelihara dan membesarkan anak.
3.Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.Fungsi Psikologis
1.Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2.Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3.Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4.Memberikan identitas keluarga.
c.Fungsi Sosialisasi
1.Membina sosial pada anak.
2.Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3.Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4.Fungsi Ekonomi.
5.Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
6.Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
7.Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masayang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
d.Fungsi pendidikan
1.Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki.
2.Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagaiorang dewasa.
3.Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam(Setiadi,2008) dari berbagai fungsidiatas ada 3
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a.Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c.Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
E. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
b. Peranan ibu :sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
F.Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam(Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8
tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum
mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini
merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah
selebihnya bermasalah dalam hal :
1. Suami merasa diabaikan.
2. Peningkatan perselisihan dan argument.
3. Interupsi dalam jadwal kontinu.
4. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat
ini adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3. Menyediakan aktivitas untuk anak.
4. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang
dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
2. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman.
3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
social dan waktu santai.
2. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3. Keakrapan dengan pasangan.
4. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5. Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4. Melakukan life review masa lalu.

G. Asuhan Keperawatan Keluarga


a. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien (keluarga)dengan menangani norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,observasi,dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan
keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7
komponen pengkajian yaitu :
1. Data Umum
a). Identitas kepala keluarga
b). Komposisi anggota keluarga
c). Genogram
d). Tipe keluarga
e). Suku bangsa
f). Agama
g). Status sosial ekonomi keluarga
2. Aktifitas rekreasi keluarga
a). Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b). Tahap perkembangan keluarga saat ini
c). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d). Riwayat keluarga inti
e). Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
a). Karakteristik rumah
b). Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c). Mobilitas geografis keluarga
d). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e). System pendukung keluarga
4.Struktur keluarga
a). Pola komunikasi keluarga
b). Struktur kekuatan keluarga
c). Struktur peran (formal dan informal)
d). Nilai dan norma keluarga
5.Fungsi keluarga
a). Fungsi afektif
b). Fungsi sosialisasi
c). Fungsi perawatan kesehatan
6.Stress dan koping keluarga
a). Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga.
b). Respon keluarga terhadap stress
c). Strategi koping yang digunakan
d). Strategi adaptasi yang disfungsional
7. Pemeriksaan fisik
a). Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b). Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c). Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
a). Terhadap masalah kesehatan keluarga
b). Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahapyang perludilakukansaatpengkajianmenurut Supraji(2004),
yaitu:
1. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara
lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan
tujuan kunjungan,
meyakinkankeluargabahwakehadiranperawatadalahmenyelesaikanmasalah
kesehatanyangadadikeluarga,menjelaskanluaskesanggupanbantuanperawat yang
dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lainyang ada di
keluarga.
2. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan yang dilakukan.
3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajianlanjutanadalahtahappengkajianuntukmemperolehdatayanglebih
lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian
awal. Disiniperawatperlumengungkapkankeadaankeluargahinggapenyebabdari
masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan responsmanusia.Dimanakeadaansehatatauperubahanpolainteraksi
potensial/actualdariindividuataukelompokdimanaperawatdapatmenyusun
intervensi-intervensidefinitiveuntukmempertahankanstatuskesehatanatauuntuk
mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
1. Analisa data Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a). Manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b). Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan
objektif.
c). Perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau
tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu
pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1). Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan.
Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen
Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2). Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa
ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi.
Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P),
etiologi (E), sign/symptom (S).
3). Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dengan cepat. Perumusan
diagnosa actual terdiri dari problem (P),etiologi (E), dan
sign/symptom (S). Perumusan problem (P) merupakan respons
terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan
etiologi mengacu pada 5tugas keluarga.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk di laporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi (Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana
perawatan (Suprajitmo, 2004).
a). Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
1). Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2). Kemungkinan masalah dapat diubah.
3). Potensi masalah untuk dicegah.
4). Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan
oleh Bailondan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
1. Kriteria :
Bobot
Skor
2. Sifat masalah :
Aktual = 3
Risiko = 2
Potensial = 1
3. Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
4. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1
5. Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua criteria
d. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
4. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson&Fallune,2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P)
dikeluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya
adalah sebagai berikut :
a). Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
b). Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
c). Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d). Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
e). Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
f). Pelaksanaan, pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga yaitu:
1). Sumber daya keluarga.
2). Tingkat pendidikan keluarga.
3). Adat istiadat yang berlaku.
4). Respon dan penerimaan keluarga.
5). Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara
jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi
sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :
Sagung Seto
Allender,JA& Spradley,B.W.2001.CommunityasPartner,TheoryandPractice
Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T&Mc.Farlane.J.M.2000.CommunityHealthandNursing,Conceptand
Practice. Lippincott : California,
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M.M.1998.FamilyNursingResearchTheoryandPractice,4th
Edition.Connecticut:Aplenton
Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek.
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta
:EGC
Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

Anda mungkin juga menyukai