Anda di halaman 1dari 2

Journal reading

Nama : Dwi Lestiana Putri


Nim : I11112034
Pembimbing : dr. Hilmi Kurniawan Riskawa, Sp.A, M.Kes

Penyalahgunaan Antibiotik pada Anak factors and children’s age (1–3 years OR =
dengan Diare di Cina: Hasil dari Survei 1.62 (1.54, 1.71)); 4–6 years OR = 1.90
Nasional (1.77, 2.03)) is a risk factor of antibiotic
misuse among children aged 0–6 years
ABSTRACT with diarrhea in China.
Background: Antibiotic resistance is one
Conclusions: Our findings confirmed that
of the world’s biggest public health issues,
there has been a high rate of antibiotic
and the situation in China is particularly
misuse without a prescription in children
grave. The objective of this study is to
with diarrhea in China, which requires
investigate the antibiotics usage pattern
considerable attention. Suitable regulations
among Chinese children and provide
and interventions are needed to solve this
further insight in developing strategies for
problem.
promoting public health education.
Methods: This is a cross-sectional study, in
PENDAHULUAN
the study, participants are from 53,665
Penyalahgunaan antibiotik telah
guardians of children aged 0–6 years, who
diketahui sebagai keadaan darurat bagi
were recruited with multistage stratified
kesehatan masyarakat global karena dapat
random cluster sampling in 2013/2014
menyebabkan resistensi bakteri patogen.
from 46 community health centers in 14
Beberapa penelitian menunjukkan
provinces across China Mainland.
penggunaan antibiotik yang tidak sesuai
Children’s guardians completed surveys
berhubungan kuat dengan karakteristik
on their previous experience on using
demografi meliputi tingkat pengetahuan,
antibiotics in treating diarrhea of their
penghasilan keluarga, tempat tinggal, dan
children without a prescription from any
faktor lain seperti jenis kelamin, usia dan
pediatrician. Odds ratios (ORs) and 95%
pola asuh. Faktor lain yang berkontribusi
confidential intervals (CIs) for the
dalam resistensi antibiotik adalah
association between antibiotic use and its
pengobatan sendiri yaitu pengasuh yang
predictors were estimated using multilevel
menggunakan obat tanpa resep. Selain
logistic regression models, with antibiotic
dapat menyebabkan resistensi antibiotik,
rational use group as a reference group.
penyalahgunaan antibiotik dapat
Results: The prevalence of antibiotic
menyamarkan derajat keparahan penyakit,
misuse among children with diarrhea in the
mengaburkan diagnosis hingga
eastern, middle and western areas of China
mempersulit terapi.
and associations between antibiotic misuse
and its predictors were studied. The Alat dan Metode
average rate of antibiotic misuse is Penelitian ini menggunakan survei
35.12%. Multilevel logistic regression cross-sectional dengan metode cluster
revealed that living in urban areas (OR = stratified multi-stage sampling. Pengasuh
0.79 (0.76, 0.83)), female children (OR = anak-anak tersebut diberikan lembar
0.92 (0.88, 0.96)), guardians having higher kuesioner dan dijawab spontan setelah
education (OR = 0.60 (0.55, 0.66)), being diberikan inform consent. Kuesioner
raised by parents (OR = 0.90 (0.85, 0.94)), dikumpulkan pada tahun 2013/2014 di 26
guardians having basic health knowledge pusat komunitas kesehatan di 14 provinsi
(OR = 0.82 (0.79, 0.86)) are protective di daratan cina dengan bekerja sama
dengan Capital Institute of Pediatrics. Prevalensi penggunaan antibiotik
Tingkat respon sebanyak 87,6% lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding
(53.665/61.279). anak perempuan. Hal ini dapat
Pengetahuan pengasuh mengenai berhubungan dengan perbedaan kebiasaan
mengasuh anak ditentukan dengan makan dan gaya hidup yang
pertanyaan: berapa lama harusnya bayi mempengaruhi resiko terpajan dari
mendapatkan ASI eksklusif? Partisipan di lingkungan dan makanan. Alasan lain yang
golongkan menjadi (1)”baik” jika mungkin karena anak laki-laki lebih
menjawab 6 bulan, (2) “buruk“ jika diperhatikan dari pada anak perempuan
menjawab selain 6 bulan. Pengalaman sehingga lebih awal diberikan antibiotik.
pengasuh mengenai antibiotik dinilai Semakin meningkat umur,
dengan pertanyaan: seberapa sering anda penggunaan antibiotik yang tidak sesuai
memberikan antibiotik tanpa resep dokter juga meningkat. Diare biasanya bersifat
pada anak yang mengalami diare? Jawaban self limiting dan berlangsung dalam 3-4
dibagi menjadi: (1) sering, (2) kadang- hari. Tetapi pengasuh memberikan
kadang (3) tidak pernah (4) anak saya antibiotik untuk mempersingkat penyakit
tidak pernah mengalami diare (5) saya dan mengurangi komplikasi.
selalu mengunjungi dokter saat anak saya Secara keseluruhan, tidak ada
diare. Item 1 dan 2 dikategorikan sebagai perbedaan dalam penggunaan antibiotik
“penyalahgunaan”, item 3 dikategorikan baik dari kelompok yang memiliki
sebagai “penggunakan rasional” dan item penghasilan tinggi dan penghasilan rendah.
4 tidak aplikatif. Tingkat pendidikan yang rendah
merupakan penyebab rendahnya
Hasil pengetahuan sehingga terjadi
Sejumlah 53.665 kuesioner penyalahgunaan antibiotik. Fakta
dikumpulkan. Sebanyak 28.379 (52.88%) menunjukkan bahwa ibu dengan
merupakan anak laki-laki dan 25.286 pengetahuan baik memilih menggunakan
(47,12%) anak perempuan. 80% anak antibiotik untuk anak yang mengalami
diasuh oleh orangtuanya. Sebagian diare tanpa peresepan dokter karena sudah
pengasuh memiliki pengetahuan dasar percaya diri mengenai pengetahuan medis.
mengenai parenting.
Sebanyak 35,12% anak diberi Kesimpulan
antibiotik tanpa peresepan dokter. Faktor Penyalahgunaan antibiotik
yang mempengaruhi penyalahgunaan merupakan masalah nasional. Pada survey
antibiotik antara lain wilayah tempat ini hubungan antara pengobatan sendiri
tinggal, jenis kelamin dan usia anak, pola dan faktor prediktor meliputi tingkat
asuh pengasuh, penghasilan, pendidikan pengetahuan pengasuh, jenis kelamin dan
dan pengetahuan kesehatan dasar. usia anak di nilai. Meminimalisir
penggunaan antibiotik di skala nasional
Pembahasan dapat mengurangi angka resistensi.
Penyalahgunaan antibiotik lebih Pemerintah seharusnya meningkatkan
banyak terjadi di daerah pedesaan, kewaspadaan mengenai penyalahgunaan
kemungkinan di sebabkan karena antibiotik di masyarakat yang lebih luas.
rendahnya akses informasi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai