Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENYULUHAN/SHARRING INFORMATION

“PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN MENULISKAN


PROBLEM, ETIOLOGY,SYMPTOM (PES)”

DI RUANG RAWAT INAP LAKITAN 1.3

DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11 DAN 12

AYU ANJAR SARI, S.Kep


EGHA TRESIA, S.Kep
FENI TIARA DIAH, S.Kep
LILIA TIARA LESTARI, S.Kep
MUTHIA, S.Kep
PRASETA OKTA VIANA, S.Kep
POVI OLIVIA, S.Kep
PUTRI SAHARA, S.Kep
RIRIN AGUSTINA, S.Kep
SRI RAHMATIYAH, S.Kep

PROGAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
PROPOSAL PENYULUHAN/ SHARRING INFORMATION
“PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN MENULISKAN
PROBLEM, ETIOLOGY,SYMPTOM (PES)”

A. TOPIK
Penulisan diagnosa keperawatan sesuai rumus PES
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x20 menit diharapkan perawat
dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x20 menit diharapkan perawat
mampu :
a. Memberikan pelayanan keperawatan berupa penegakan diagnosa
keperawatan sesuai dengan rumus PES.

C. LANDASAN TEORI
1. Definisi
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah status kesehatan klien (Herdman, 2012).
Diagnosa keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan
interprestasi data yang di peroleh dari pengkajian klien. Diagnosa
keperawatan memberikan gambaran tentang kesehatan yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pengambilan
keputusannya dapat di lakukan dalam batas wewenang perawat.
Diagnosa keperawatan juga sebagai suatu bagian dari proses
keperawatan yang di reflesikan dalam standar praktik American
Nurses Assiation (ANA).
Standar-standar ini memberikan suatu dasar luas untuk
mengevaluasi praktik dan mereflesikan pengakuan hak- hak manusia
yang menerima asuhan keperawatan (ANA, 2000).

2. Jenis Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dapat di
bedakan menjadi diagnosa keperawatan syndrome dan kolaborasi,
Sedangkan menurut Herdman (2012), diagnosa keperawatan dapat
dibedakan menjadi diagnosa keperawatan aktual, resiko,
kemungkinan, dan kesejahteraan. Diagnosa keperawatan menurut
Carpenito (2001) dan Herdman (2012) dapat di jelaskan sebagai
berikut :
a. Aktual : suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan
penilaian klinis yang harus di validasi oleh perawat karena adanya
batasan karakteristik mayor. Jenis keperawatan tersebut memiliki
empat komponen : dimulai dari label, defenisi, karakteristik dan
faktor yang berhubungan. Label yang di berikan juga harus
singkat dan jelas, hal itu bertujuan untuk mempermudah dalam
membantu membedakan diagnosa yang ada agar dapat di bedakan
antara diagnosa yang satu dengan diagnosa yang lainnya. Syarat
untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maka di perlukan
adanya Problem, etiology, symptom (PES) yang dijelaskan
sebagai berikut :

1. Problem (Masalah)

Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status


kesehatan atau masalah kesehatan klien secara singkat dan
sejelas mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnosa
keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang
klien dan apa yang harus di rubah tentang status kesehatan klien
dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan
keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnosa dari
Herdman mempunyai keuntungan yang signifikan yaitu :

a. Untuk membantu perawat untuk berkomunikasi


antara yang satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan istilah yang di mengerti secara umum.
b. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan
masalah keperawatan yang ada dengan masalah
medis.
c. Semua perawat dapat bekerjasama dalam menguji
dan mendefenisikan kategori diagnosa dalam
mengidentifikasi kriteria pengkajian dan intervensi
keperawatan dalam meningkatkan asuhan
keperawatan.
2. Etiologi (Penyebab)
Etiologi (penyebab) adalah faktor faktor klinik dan
personal yang dapat merubah status kesehatan atau
mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi
mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, dan
spiritual serta faktor-faktor lingkungan yang di percaya
berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab
maupun faktor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi
faktor yang mendukung terhadap faktor masalah kesehatan
klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung
dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam
menentukan penyebab maka tindakan keperawatan menjadi
tidak efektif dan efesien.
3. Symptom (tanda atau gejala)
Merupakan identifikasi data objektif dan subjektif
sebagai tanda dari masalah keperawatan memerlukan
kriteria evaluasi.
b. Resiko : diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian
klinis dimana individu maupun kelompok lebih rentan mengalami
masalah yang sama di bandingkan orang lain di dalam situasi yang
sama atau serupa. Syarat untuk menegakkan diagnosa resiko ada
unsur PE (Problem and Etiologi ) dan untuk penggunaan batasan
karakteristik yaitu “resiko dan resiko tinggi “ tergantung dari tingkat
kerentanan/keparahan suatu masalah. Dan faktor yang terkait untuk
diagnosa keperawatan resiko merupakan faktor yang sama dengan
keperawatan aktual seperti yang sudah dibahas sebelumnya di
diagnosa keperawatan aktual.

c. Kemungkinan : diagnosa kemungkinan adalah diagnosa


keperawatan yang memerlukan data tambahan, hal tersebut
bertujuan untuk mencegah timbulnya suatu diagnosa yang bersifat
sementara, dan dalam menentukan suatu diagnosa keperawatan
yang bersifat sementara bukanlah menunjukan suatu kelemahan
atau keraguan dalam menentukan suatu diagnosa, akan tetapi
merupakan suatu proses penting dalam keperawatan.

d. Kesejahteraan : diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan


penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu menjadi tingakat
sejahtera yang lebih tinggi (Herdman, 2007).

e. Syndrome : diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala


diagnosa keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan
aktual dan resiko yang di perkirakan ada karena situasi atau
peristiwa tertentu. Dan didalam diagnosa syndrome terdapat
etiologi dan faktor pendukung lainnya yang bertujuan untuk
mempermudah dalam menegakkan suatu diagnosa. (Carpenito,
2001).
3. Penegakkan diagnosa keperawatan
Lunney (2012), menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai
diagnosa, defenisi dan batasan karakteristik merupakan pengetahuan
yang sangat luas dan kompleks, dan hampir tidak mungkin bagi
perawat untuk mengingat semua informasi yang ada, sehingga
pentingnya bagi perawat untuk mengakses informasi yang diperlukan
tersebut. Kemampuan untuk menemukan informasi yang relevan ini
menjadi suatu hal yang penting karena akan mendukung kemampuan
dalam menentukan diagnosa (harjai dan Tiwari, 2009). ISDA ( Intans’s
Screening Diagnosas Assessment) dapat dipertimbangkan sebagai
sarana untuk mengakses informasi tersebut dan memberikan petunjuk
kemungkinan diagnosa keperawatan atau diagnosa potensial yang
mungkin terdapat pada klien. ISDA juga lebih komprehensif karena
tidak hanya menskrining diagnosa keperawatan tetapi juga
menskreening diagnosa potensial komplikasi ( Nurjannah, 2010).
Sedangkan langkah – langkah penegakakan diagnosa yaitu dengan
menuliskan Problem, Etiology (PE) dan Problem, Etiology,
Sympthom (PES) untuk format diagnosa resiko dan aktual, kemudian
catat diagnosa keperawatan diagnosa keperawatan resiko dan aktual
kedalam masalah atau format diagnosa, lalu gunakan diagnosa
NANDA, pastikan dari data pengkajian untuk menentukan diagnosa,
masukkan pernyataan diagnosa kedalam daftar masalah, gunakan
diagnosa untuk pedoman perencanaan, implmentasi dan evaluasi.
Penegakan diagnosa yang akurat merupakan langkah awal yang
sangat penting untuk membuat rencana asuhan keperawatan yang tepat
kepada klien. Meskipun begitu terkadang perawat terlalu percaya diri
mengenai keakuratan penilaian yang mereka lakukan dan hal ini dapat
berkembang menjadi ketidak akuratan dalam membuat diagnosa.
Banyak hal yang mempengaruhi keakuratan menegakan diagnosa.
Studi yang dilakuakan oleh Nurjannah et al (2013) meneliti keakuratan
penegakan diagnosa keperawatan dengan kolaboratif dengan
membandingkan dua metode dalam menegakkan diagnosa yaitu
metode 4 tahap (Wilkinson,2007) dan 6 tahap (6 steps of diagnostic
reasoning method) (Nurjannah & Warsini, 2013). Hasil penelitian
telah menunjukkan bahwa penggunaan 6 steps of diagnostic
reasoning method terbukti telah meningkatkan kemungkinan
penegakan diagnosa yang lebih akurat (Nurjannah et al, 2013).

D. KARAKTERISTIK AUDIENS
Peserta penyuluhan adalah perawat Lakitan 1.3

E. PENGORGANISASIAN
Penanggung Jawab : Feni Tiara Diah, S.Kep
Penyaji : Sri Rahmatiyah, S.Kep
Moderator : Povi Olivia, S.Kep
Fasilitator : Ririn Agustina S.Kep
Muthia, S.Kep
Observer : Lilia Tiara Lestari, S.Kep
Ayu Anjar Sari, S.Kep
Setting Tempat

3 Nurse Station

F. Meja
admini
G. Setting 1
Tempat strasi 5

2 6
4

Keterangan :
1 : Penyaji 4 : Fasilitator
2 : Observer 5 : Perawat Lakitan 1.3
3 : Moderator 6 : Karu Lakitan 1.3

F. PROSES PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Januari 2018
Waktu : Pukul 07.30 - 08.00 WIB
Metode : Sharing Informasi (diskusi)
Media : power point dan lembar balik

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 2 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
2 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
2. Menjelaskan materi diskusi secara mendengarkan
berurutan dan teratur
Materi :
a. Menjelaskan pengertian
diagnosa keperawatan
b. Menjelaskan jenis diagnosa
keperawatan
c. Menjelaskan langkah-langkah
penegakan diagnose
3 10 Evaluasi : Bertanya dan
menit Meminta kepada perawat ruangan menjawab
lakitan 1.3 untuk menanggapi pertanyaan
materi diskusi atau menyebutkan :
a. Pengertian diagnosa
keperawatan
b. Jenis diagnosa keperawatan
c. Mendemonstrasikan langkah-
langkah penegakan diagnose

4 2 menit Penutup : Menjawab salam


Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
LAPORAN HASIL PENYULUHAN/SHARRING INFORMATION
“PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN MENULISKAN
PROBLEM, ETIOLOGY,SYMPTOM (PES)”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11 DAN 12

AYU ANJAR SARI, S.Kep


EGHA TRESIA, S.Kep
FENI TIARA DIAH, S.Kep
LILIA TIARA LESTARI, S.Kep
MUTHIA, S.Kep
PRASETA OKTA VIANA, S.Kep
POVI OLIVIA, S.Kep
PUTRI SAHARA, S.Kep
RIRIN AGUSTINA, S.Kep
SRI RAHMATIYAH, S.Kep

PROGAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN/SHARRING INFORMATION
PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN MENULISKAN
PROBLEM, ETIOLOGY ,SYMPTOM (PES)”

Pada tanggal 25 Januari 2015 telah dilakukan penyuluhan tentang


penegakan diagnose keperawatan yang sesuai PES (problem, etilology, symptom)
dan diobservasi pada tanggal 25 – 31 Januari 2018. Sasaran penyuluhan ini pada
perawat primer dan perawat asosiate ruang rawat inap lakitan 1.3 selama 1 x 30
menit dilakukan di ruang nursing station di meja administrassi, diharapkan perawat
primer dan perawat asosiate mampu menegakkan diagnose keperawatan dengan
menulisaka problem,etiology,symptom (PES) di lembar status pengkajaian awal
rawat inap pasien dengan standar yang telah ditetapkan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
Kegiatan dimulai dengan mempersiapkan peserta hadir di ruang nurse
station dan berkumpul di meja administrasi sebelum memulai operan kemudian
mempersiapkan alat tulis, laptop, power point dan materi yang akan di diskusikan
atau diinformasikan pada perawat primer dan perawat asosiate di ruangan rawat
inap lakitan 1.3. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab (Feni Tiara Diah)
Menyebutkan salam, perkenalan diri dan anggota kelompok,
menyebutkan asal institusi kontrak dan tempat menyebutkan tujuan
penyuluhan/ kegiatan, setelah itu menjelaskan kepada peserta untuk
dapat memperhatikan penyuluhan yang akan disampaikan oleh Sri
Rahmatiyah. Setelah selesai pemaparan materi/ sharring informasi
maka peserta yang dipersilahkan bertanya dan memberikan tanggapan
pada para pemapar informasi. Observer sekaligus menjadi dokumenter
yang mendokumentasikan selama proses acara penyuluhan.
2. Fasilitator (Ririn Agustina dan Muthia )
Bertugas memotivasi dan menciptakan kondisi yang efektif untuk
peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan diskusi dan menerapkan
penegakkan diagnose keperawatan dengan menuliskan
problem,etiology,symptom sesuai standar Rsup Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, peserta bisa fokus pada presentator.

Hambatan selama proses penyuluhan tidak dirasakan karena peserta


sudah berada di ruang nurse station dan meja administrasi sebelum
memulai operan, semua alat penyuluhan sudah disiapkan dan masing-
masing anggota ikut berperan aktif selama proses penyuluhan
berlangsung.

Setelah dilakukan sharing information mengenai penulisan penegakan


diagnosa keperawatan mahasiswa co-ners PSIK FK Unsri memfasilitasi penulisan
diagnosa keperawatan melalui lembar balik 36 diagnosa keperawatan yang
diletakkan di ners station, setelah itu penulisan diagnosa keperawatan pada pasien
baru diobservasi kembali.

Hasil Observasi penulisan diagnosa keperawatan:

Penegakan Diagnosa dengan Menuliskan PES Jumlah


Kegiatan Dilakukan (1) Tidak dilakukan (0)
Observasi
dx1 1 1
dx2 0
dx3 1 1
dx4 1 1
dx5 0
dx6 1 1
Dx7 1 1
Dx8 0
Dx9 1 1
Dx10 1 1
Dx11 1 1
Dx12 1 1
Total 9

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa penulisan diagnosa keperawatan


di ruang Lakitan 1.3 RSUP.Dr. Moehammad Hoesin Palembang adalah 75% benar.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Terjemahan oleh. Monica

Ester. Jakarta: EGC

Herdman,H.T. (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisidan Klasifikasi. Jakarta : EGC

Lunney,M. (2012). Critical need toaAddress accuracy of nurses diagnoses. The.

Online Journal of Issues in Nursing.13, 78-86.

Nurjannah. (2013) .Modal Perawat Dalam Praktik Keperawayan. Jakarta : EGC

Wilkinson, J. M., 2007, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta: EGC.

Wilkinson, J. M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai