A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui respon rheotaksis pada
ikan.
2. Hari, tanggal praktikum : Minggu, 30 April 2017
3. Tempat praktikum : Sayang sayang, Mataram.
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Mencari perairan dengan arus air yang sedang,
3. Meletakkan box rheotaksis pada perairan tersebut secara horizontal,
4. Menghitung kecepatan arus air dengan cara menghitung waktu yang
dibutuhkan gulungan kertas untuk bergerak dari hulu hingga ke hilir box
rheotaksis. Menghitung kecepatan dengan rumus sebagai berikut:
𝑠
V=𝑡
Dimana, s adalah panjang box rheotaksis dan t adalah waktu yang
dibutuhkan gulungan kertas mengalir dari hulu ke hilir box rheotaksis,
5. Melepaskan 6 ekor ikan pada kolom eksperimen dan masing-masing 6
ekor ikan pada kedua kolom control,
6. Membirkan ikan tersebut beradapatasi dalam box rheotaksis selama 5
menit,
7. Setelah 5 menit, mengamati respon rheotaksis pada ikan setiap 2 menit
selama 5 kali. Respon rheotaksis positif apabila ikan bergerak melawan
arus, respon rheotaksis negative apabila ikan bergerak mengikuti arus, dan
respon rheotaksis intermediet apabila ikan tidak jelas bergerak melawan
atau mengikuti arus,
8. Mencatat jumlah ikan yang memberikan respon rheotaksis positif,
negative, dan intermediet.
E. Hasil Pengamatan
1. Panjang Kotak : 67 cm
2. Percepatan Arus
a. Percepatan rata rata arus di sisi kiri kotak : 19,7
b. Percepatan rata rata arus di sisi kanan kotak : 13,9
c. Percepatan rata rata arus di sisi tengah kotak : 7, 4
d. Percepatan habitat :
3. Tabel Hasil Pengamatan
TABEL 1
Keterangan :
a. Letak Ikan :
Kotak kiri : Jantan
Kotak tengah : Betina
Kotak kanan : Grafit
b. Keterangan tanda
Negatif : Mengikuti arus
Nol : Berada dibagian tengah tengah kotak
Positif : Melawan arus
TABEL 2
Grafit
Pengamata Betina (eksperimen) Jantan (kontrol)
(eksperimen)
n
- 0 + - 0 + - 0 +
1 7 1 2 4 6 0 6 0 4
2 6 1 3 5 3 2 7 1 2
3 5 4 1 6 2 2 1 5 4
4 7 2 1 8 2 0 5 0 5
5 6 2 2 5 4 1 3 0 7
6 5 4 1 2 7 1 1 5 4
7 5 4 1 4 3 3 6 1 3
8 4 5 1 5 4 1 2 6 2
9 6 2 2 4 2 4 5 2 3
10 7 1 2 4 2 4 1 4 5
jumlah 58 26 16 47 35 18 37 24 39
persentasi 58 26 16 47 35 18 37 24 39
Keterangan :
a. Letak Ikan :
Kotak kiri : Betina
Kotak tengah : Jantan
Kotak kanan : Grafit
b. Keterangan tanda
Negatif : Mengikuti arus
Nol : Berada dibagian tengah tengah kotak
Positif : Melawan arus
TABEL 3
Keterangan :
a. Letak Ikan :
Kotak kiri : Betina
Kotak tengah : Grafit
Kotak kanan : Jantan
b. Keterangan tanda
Negatif : Mengikuti arus
Nol : Berada dibagian tengah tengah kotak
Positif : Melawan arus
F. Pembahasan
Praktikum mengenai rheotaksis memiliki tujuan untuk mengetahui
respon rheotaksis pada ikan. Ilmu yang mempelajari tentang pola perilaku
hewan disebut ethologi. Perilaku pada hewan dapat dibagi kedalam tiga unsur
yaitu tropisme, taksis, refleksi, insting, belajar dan menalar. Taksis adalah
sumber rangsangan. Taksis adalah suatu bentuk sederhana dari respon hewan
terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau
menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya atau dalam proses
penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya. Salah satu contoh respon
taksis yang akan di bahas pada praktikum ini adalah rheotaksis, yaitu gerak
taksis yang terjadi disebabkan oleh adanya arus air pada suatu tempat.
Pengamatan respon taksis yaitu rheotaksis pada ikan dilakukan di air,
menggunakan box rheotaksis yan sebelumnya di ukur panjang serta rata rata
percepatan arus di dalam box serta di luar box. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa panjang kotak nya adal 67 cm,
daripanjang kota tersebut dapat di tentukan percepatan arus yaitu dengan
meentukan waktu berjalannya daun yang didaliri sepanjang kotak. Sehingga
di temukan rata rata percepatan arus di sisi kiri kotak 19,7 ; sisi kanan kotak
13,9 dan sisi tengah kotak 7,4. Pada percobaan ini dilakukan 3 kali
pengulangan, dimana setiap pengulangan jenis ikan pada setiap kolom box
diganti. Kemudian di amati apakah ikan mengikuti arus, melawan atau diam
di tempat.
Percobaan pertama adalah ketika isi dari kotak kiri, kanan dan tengah
secara berurutan yaitu jantan, betina dan grafit. Kotak kiri yang berisi jantan
memiliki persentase paling banyak pada ikan yang melawan arus (+) yaitu 39
%, namun nilai tersebut tidak telampau jauh dengan jantan yang berada di
bagian tengah tengah kotak (0) yaitu 35 %, dan sisanya adalah yang
mengikuti arus (-) yaitu 26 %. Kemudian kotak bagaian tengah di isi dengan
betina, dimana persentase betina yang melawan arus sebesar 18 % sedangkan
yang diam di tengah tengah sebesar 3 % sisanya yaitu dengan nilai terbesar
pada ikan betina yang mengikuti arus yaitu 79 %. Selanjutnya pada kotak
paling kanan di isi dengan ikan grafit yaitu ikan yang hamil. Ikan yang
melawan arus sebesar 60 %, sedangkan yang berada di bagian tengan tengah
kotak sebesar 17 %, dan yang mengikuti arus sebesar 23 %.
Percobaan kedua dilakukan dengan letak ikan yang berbeda beda
kecuali pada kotak bagian kanan yang tetap di sisi oleh ikan grafit,
sedangkan betina pada kotak paling kiri, jantan pada kotak bagian tengah dan
grafit pada kotak bagian kanan. Betina pada bagian kiri kotak memiliki
persentase paling banyak pada ikan yang mengikuti arus yaitu berkisar 58 %,
kumudian yang melawan arus memiliki persentase paling sedikit yaitu 16 %
dan betina yang berada pada bagian tengah tengah yang berarti tidak melawan
atau pun mengikuti arus memiliki persentase sebesar 26 %. Jantan yang
berada pada tengah kotak memiliiki persentase terbanyak pada jantan yang
mengikuti arus yaitu 47 % kemudian yang melawan arus sebesar 18 % dan
yang berada di tengah tengah kotak sebebsar 35 %. Kotak paling kanan yang
diisi sama dengan percobaan sebelumnya yaitu grafit memiliki konsentrasi
yang paling besar pada ikan grafit yang melawan arus yaitu 39 % namun
jumlah ini tidak terlampau jauh karena jumlah ikan yang mengikuti arus
sebesar 37 % dan ikan yang diam di bagian tengah tengah kotak memiliki
pesentase sebesar 24 %.
Percobaan ketiga juga memiliki urutan susunan letak ikan yang berbeda
kecuali pada kotak paling kiri yang diisi oleh betina sama seperti percobaan
kedua. Namun hasil pengamatan yang didapatkan berbeda beda. Betina yang
mengikuti arus memiliki persentase tertinggi yaitu 45 % nilai ini tidak jauh
berbeda dengan betina yang berada ditengah tengah kotak yaitu 40 %
kemudian jumlah paling sedikit adalah betina yang melawan arus yaitu
sebesar 15 %. Kotak bagian tengah yang diisi oleh grafit memiliki persentase
tertinggi pada ikan grafit yang mengikuti arus yaitu 41 % diikuti oleh grafit
yang berada di tengah tengah kotak yaitu 31 % dan jumlah paling sedikit
pada grafit yang melawan arus yaitu 20 %. Kotak paling kanan yang diisi
oleh jantan memilliki persentase tertinggi pada jantan yang melawan arus
yaitu 50 % kemudian diikuti leh jantang yang berada di tengah tengah kotak
30 % dan jumlah paling sedikit adalah pada jantan yang mengikuti arus yaitu
20 %.
Jantan pada setiap percobaan yang diperlakukan pada letak yang
berbeda memiliki persentasi melawan, mengikuti, maupun yang diam ditenga
tengah kotak berbeda beda. Jantan yang megikuti arus memiliki persentase
terbesar pada percobaan ke 2 yaitu 47% sedangkan pada dua percobaan
lainnya jantan cenderung melawan arus. Sedangkan betina pada ketiga
percobaan cenderung mengikuti arus karena pada semua peecobaan
persenatse tertinggi terdapat pada betina yang megikuti arus bahkan pada
percobaan ke dua 79 % ikan betina mengikuti arus. Kemudian pada ikan
grafit atau yang sedang dalam keadaan hamil cenderung melawan arus,
karena pada 2 percobaan (1 dan 2) meiliki persentase tertinggi pada ikan
yang melawan arus, kecuali percobaan ketiga grafit yang mengiuti arus.
Perbedaan dan ketidak merataan hasil pengamatan pada setiap
percobaan disebabkan oleh banyak faktor, yang pertama adalah perbedaan
arus pada setiap kolom pada kotak. Pastinya arus ini akan sangat
mempengaruhi respon rheotaksis ikan, sehingga menyebabkan perbedaan
hasil sehingga sulit di tarik kesimpulan yang pasti. Terlebih penentuan arus
tidak di lakukan dengan cara ayang akurat, yaitu dengan mengalirkan daun
pada setiap kolom namun ukuran daun tidak begitu sama antar kotak satu dan
lainnya sehingga mempengaruhi kecepatan dan tentunya nilai dari percepatan
tidak akan akurat juga. Selain itu aliran air yang tidak merata yag di akibatkan
oleh banyak nya batu batuan pada daerah pinggiran kotak menyebab kan
aliran air yang sampai ke kotakpun tidak maksima. Kemudian kondisi kotak
yang jaring nya sudah agak rusak menyebabkan ikan keluar dari jalur
seharusnya dan menyebabkan tidak validnya beberapa data. Faktor lainnya
yang mungkin saja berperan adalah penggunaan ikan yang berbeda beda,
walaupun spesies nya sama namun tidak semua ukuran ikan yang digunakan
sama sekalipun perbedaanya tidak signifikan namun pasti akan
mempengaruhi kecepatan ikan. Bisa saja ikan yang memiliki tubuh yang
lebih ramping akan mudah melawan arus, sedangkan yang lebih besar akan
cenderung mengikuti arus. Ikan ikan yang digunakan kerap kali di ganti
sehingga ikan jantan, betina, maupun grafit pada percobaan 1,2 dan 3 berbeda
beda. Hal ini menyebabkan data yang dihasilkan kurang bagus.
Suin, N.M.. 1989. Ekologi Hewan Tanah Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu
Hayati . Bandung : ITB Press.