Anda di halaman 1dari 11

ALAT DAN KAPAL PENANGKAPAN IKAN

TRAWL

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
PSDKU UNPAD PANGANDARAN

No Nama NPM Nilai


1 Pipit Fitriyani 230110170180
2 Hanifa Khairunisa 230110170188

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR 2018
RINGKASAN

Paper ini memaparkan mengenai alat tangkap trawl mulai dari


definisi,kontruksi,fungsi,bagian-bagian,diamana daerah pengoprasian alat tangkap trawl
serta cara-cara pengoprasiannya yang bertujuan untuk membuat pembaca memahami
dengan benar bagaimana alat tangkap trawl digunakan agar mendapatkan hasil yang
maksimal dalam rangka mengoptimalkan potensi perikanan tangkap di Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi maritim yang sangat luar
biasa tercatat Indonesia memiliki luas perairan 5,8 km2 terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta
km2,laut territorial 0,8 juta km2 dan Zona Ekonomi ekslusif 2,7 juta km2.Potensi perikanan
tangkap Indonesia mencapai 6,4 juta ton per tahun namun hanya dimanfaatkan sebesar 4,1
juta ton per tahun.Tingkat Pemanfaatan ( exploration rate ) terlihat masih jauh dari potensi
lestarinya ( Departemen Kelautan dan Perikanan,2009).
Mengatasi permasalahan dalam bidang penangkapan itu maka perlu adanya solusi
mengenai pengetahuan dalam mengoptimalakan suatu alat tangkap agar total penangkapan
ikan di Indonesia mencapai tingkat lestari.Salah satu alat tangkap yang sring dijumpai dan
berpengaruh dalam bidang penangkapan adalah Trawl.Dalam paper ini akan membahas
mengenai alat tangkap Trawl.
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui definisi dan kontruksi alat
tangkap trawl,metode dan pengoprasian trawl,alat bantu penangkapan,daerah pengoprasian
dan hasil tangkapan utama serta tangkapan sampingan dari alat tangkap trawl.Sehingga di
peroleh berupa manfaat bagimana mengunakan alat tangkap trawl guna memaksimalkan
hasil tangkapan yang berpengaruh dalam mengoptimalkan potensi perikanan tangkap di
Indonesia.
BAB 2 DEFINISI DAN KONSTRUKSI ALAT TANGKAP

Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 503/KPTS/UM/7/1980 tentang jalur


penangkapan ikan, trawl adalah jenis jaring yang berbentuk kantong yang ditarik sebuah
kapal bermotor dan menggunakan sebuah alat pembuka mulut jaring (gawang) atau
sepasang alat pembuka dan jaring yang ditarik oleh dua kapal bermotor. Jenis jaring trawl
dikenal dengan nama pukat harimau, pukat tarik, tangkul tarik, jaring tarik, jaring tarik ikan,
pukat apollo, serta pukat langgai.
Trawl merupakan jaring berbentuk kerucut, dioperasikan menyeret dasar perairan
dan ditarik dengan menggunakan kapal. Pembukaan mulut secara vertikal maupun horizontal
digunakan otter board (Nomura dan Yamazaki, 2011).
Trawl adalah alat tangkap ikan jenis jaring penangkap berbentuk kantong yang
dilengkapi dengan sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) (Andreev, N.
N, 1962).
Trawl adalah “pukat dasar” yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag),
badan atau perut (body or belly), dan kaki atau sayap (leg/wing) (Subani dan Barus, 1987).
Pukat pun memiliki beberapa kontruksi, yaitu :
a. Kantonng (Cod end)
Kantong terletak paling ujung dari trawl. Kantong menjadi tempat berkumpulnya
hasil tangkapan oleh karena itu ukuran benang lebih besar dibandingkan bagian
lainnya. Ukuran mata jaringnya pun kecil yang bertujuan untuk meminimalisir ikan
yang meloloskan diri. Ujung kantong diikat dengan tali agar hasil tangkapan tidak
lepas. Kantong terbuat dari benang PE (Poly Ethylene).
b. Badan (Body)
Badan merupakan bagian terbesar, yang terletak antara sayap dan kantong yang
berfungsi sebagai penampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum masuk ke
dalam kantong. Badan mempunyai bagian yaitu mata jaring yang berukuran berbeda.
Badan terbuat dari benang PE (Poly Ethylene).
c. Sayap (Wings)
Sayap merupakan sambungan atau perpanjangan dari badan sampai tali salambar.
Sayap berfungsi mengarahkan ikan agar masuk ke dalam kantong. Bagian sayap pun
terbuat dari benang PE (Poly Ethylene).
d. Mulut (Mouth)
Trawl mempunyai bibir atas dan bawah yang terbuat dari benang PE (Poly Ethylene).
Ada beberapa bagian pada mulut jaring, yaitu :
- Pelampung (Float) memiliki fungsi untuk memberikan daya apung yang dipasang
pada bagian tali ris atas sehingga mulut jaring dapat terbuka.
- Pemberat (Sinker) berfungsi untuk menenggelamkan jaring dan menstabilkan
posisi jaring meskipun ada arus yang mempengaruhinya.
- Tali Ris Atas (Head Rope) berfungsi mengikat badan jaring bagian bibir atas, sayap
jaring dan pelampung.
- Tali Ris Bawah (Ground Rope) berfungsi mengikat badan jaring bagian bibir
bawah, sayap jaring dan pemberat.
e. Tali Penarik (Warp) berfungsi menarik jaring.
(Konstruksi demersal trawl)
BAB 3 METODE PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP

Ada beberapa tahapan dalam mengoprasikan alat tangkap trawl :


1. Persiapan
Menurut Usemahu dan Tomasila (2003),sebelum oprasi penangkapan ikan
dilakukan terlebih dahulu segala sesuatu peralatan dan perlengkapan oprasional agar
dipersiapkan terlebih dahulu secara teliti.Persiapan ini meliputi semua hal yang
mendukung dalam proses penangkapan seperti pengecekan bbm,persiapan alat
tangkap,serta pesiapan cadangan es untuk menjaga kualitas ikan tangkapan agar
tetap segar.
2. Penurunan jaring (setting)
Penurunan jaring ini dilakukan saat akan memulai penangkapan,penurunan
jaring dilakukan di tempat yang menjadi DPI .Penurunan jaring mula-mulanya dari
bagian kantong ( codend ),kemudian perut (belly), sayap (wing), lalu bridle line (apabila
jarring tersebut menggunakan bride line), otter board dan yang terakhir tali penarik
(warp) (Usemahu dan Tosmasila, 2003).
3. Penarikan jaring (towing)
Penarikan jaring dilakukan selama 2-3 jam selama pengoprasian alat tangkap
dengan tujuan mendapatkan ikan atau ada ikan yang terperangkap dalam
jaring.Selama penarikan jaring,perwira jaga dek perlu memperhatikan keadaan
sekeliling kapal dan dasar perairan dengan melihat pada fish finder (Usemahu dan
Tosmasila, 2003 ).
4. Pengangkatan jaring (hauling)
Setelah dilakukan operasi penangkapan ikan selama 2-3 jam maka jaring di
angkat untuk mengambil ikan yang didapat.Tata cara pengangkatan jaring yaitu
kebalikan pada saat menurunkan.Bila seluruh alat tangkap telah naik ke atas
kapal,pengambilan ikan dapat dilakukan dengan cara mengangkat pangkal-pangkal
kantong dengan menggunakan boom,kemudian tali pada ujung kantong dibuka agar
ikan yang berada dalam kantong tercurah ke atas kapal (Usemahu dan Tomasila,2003
).
Menurut Sudirman dan Mallawa (2004),berdasarkan segi oprasinya dikenal
tiga jenis trawl yaitu :
1. Stren trawl yaitu trawl yang ditarik pada bagian buritan kapal
2. Side trawl yaitu trawl yang pada waktu oprasinya ditarik pada sisi kapal
3. Double rig trawl yaitu trawl yang ditarik melalui dua rigger yang di pasang pada
kedua lambung kapal.
Pada prinsip nya pengoprasian trawl yaitu di Tarik menggunakan kapal yang berlayar
sehingga ikan akan masuk dan terperangkap pada kantong trawl yang terbuka.Hanya saja
pengoprasiannya dibedakan dari bagaimana posisi Tali penarik disimpan di kapal.
BAB 4 ALAT BANTU PENANGKAPAN

Untuk trawl tidak banyak menggunakan alat bantu karena trawl itu kita yang
menggerakannya, jadi biasanya nelayan kecil menggunakan metode hunting yaitu metode
penangkapan ikan dengan cara mencari gerombolan ikan melalui perikan air, kayu yang
terapung, burung camar dan arah angin. Selain menggunakan metode hunting, ada beberapa
alat bantu penangkapan untuk trawl, yaitu :
a. GPS (Global Posting Global)
GPS adalah adalah alat bantu navigasi yang mempunyai cara kerja menerima
gelombang radio dari beberapa satelit. GPS mempunyai fungsi untu mengetahui
posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
b. Kapstan
Kapstan adalah mesin bantu penangkapan, yang berfungsi untuk membantu
menarik tali agar saat penarikan tali beban tidak terlalu berat. Kapstan ini
biasanya berada di bagian depan sisi kanan dan kiri rumah geladak kapal.
c. Fish Finder
Fish finder adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui bentuk dasar dan
kedalaman perairan yang berguna untuk menentukan panjang warp.
d. Winch
Winch adalah alat yang digunakan untuk menggerai dan menggulung warp
pada saat penangkapan.
e. Tackle
Taackel adalah gabungan dua blok dengan tali berfungsi memperkecil gaya
Tarik sehingga lebih ringan.
f. Gallow
Berfungsi sebagai penahan warf dan dihibob sebagai tempat bergantungnya
otter board.
BAB 5 DAERAH OPERASI PENANGKAPAN

Trawl mempunyai daerah operasi penangkapan dekat pantai dengan jarak 3 mil dari
pantai, dioperasikan pada 5 -10 meter. Untuk daerah Sumatera trawl biasanya beroperasi
pada perairan yang mempunyai tingkat kecerahan yang rendah, dengan dasar perairan yang
dangkal dan dasar perairan yang lumpur berpasir. Di daerah penangkapan tersebut jarang
ditemui karang pada dasar perairannya.
Daerah operasi penangkapan menggunakan trawl di Sumatera biasanya di Pantai
Labu, Pantai Cermin, Sialang Buah, Labuhan Deli, dll. Daerah tersebut merupakan daerah
yang baik untuk perkembangbiakan dan perkembangbiakan udang dan ikan demersal.
Daerah perairan ini banyak dijumpai sungai-sungai yang bermuara.
BAB 6 HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN

Berdasarkan hasil penelitian di Perairan Utara Jawa Barat menyebutkan bahwa hasil
tangkapan utama alat tangkap trawl adalah berbagai jenis spesies Udang sedangkan
tangkapan sampingannya meliputi cumi-cumi,kepiting,rajungan,dan sotong serta ikan
lainnya.Sebenarnya hasil tangkapan utama dan sampingan dari alat tangkap tergantung dari
besarnya mata jaring yang digunakan serta di perairan mana alat tangkap tersebut di
oprasikan.
KESIMPULAN

Dari paper ini dapat disimpulkan bahwa trawl adalah jenis jaring yang berbentuk
kantong yang ditarik sebuah kapal bermotor dan menggunakan sebuah alat pembuka mulut
jaring (gawang) atau sepasang alat pembuka dan jaring yang ditarik oleh dua kapal bermotor.
Jenis jaring trawl dikenal dengan nama pukat harimau, pukat tarik, tangkul tarik, jaring tarik,
jaring tarik ikan, pukat apollo, serta pukat langgai.Kontruksi trawl terdiri dari
kantong,badan,a,mulut serta tali penarik.Untuk mengoprasikan alat tangkap trawl ada
beberapa tahapan yaitu persiapan,penurunan jaring,proses penarikan jaring serta
pengangkatan jaring untuk mengambil hasil tangkapan.berdasarkan cara menarik trawl maka
alat tangkap trawl dibedakan menjadi 3 jenal yaitu stren trawl,side trawl dan double rig trawl.
Dalam pengoprasian trawl digunakan beberapa lat bantu di antaranya
GPS,kapstan,Fishing Finder,winch,tackle dang allow.Alat tangkap trawl memiliki
karakteristik daerah pengoprasian yaitu 3 mil dari pantai serta dioprasikan didaerah perairan
yang tidak berkarang dengan tujuan agar tidak merusak ekosistem karang serta di perairan
yang tingkat kecerahannya rendah karena biasanya hasil tangkapan utama alat tangkap trawl
ini adalah udang jadi pengoprasiannya disesuakan dengan habitat udang.Tangkapan
sampingan dari alat tangkap ini berupa ranjungan,cumi-cumi dan ikan lain yang sesui dengan
besarnya mata jaring.
DAFTAR PUSTAKA
Bab 2 Tinjauan Pustaka. (n.d.). Jurnal IPB.

Jarwanto, S., Isnaniah, & Irwandy Syofyan. (2013). Efficiency Of Trawl Cod End For Catching
Result In Lambur Luar East Muara Sabak East Tanjung Jabung Jambi Province.

Prasetyo, G. D., Aristi Dian Purnama Fitri, & Taufik Yulianto. (2014). Analisis Daerah
Penangkapan Rajungan (Portunus Pelagicus) Berdasarkan Perbedaan Kedalaman
Perairan Dengan Jaring Arad (Mini Trawl) Di Perairan Demak. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology Volume 3, Nomor 3, 257-266.

Simeon, B. M., Purnama, A. D., & Asriyanto. (2013). Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) Pada Jaring Arad (Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Flume Tank (Skala Laboratorium). Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.

sp, I., Arthur Brown , & Pareng Rengi. (2015). Study Technology In The Village Rugemuk Trawl
District Pantai Labu Sub Regency Deli Serdang North Sumatra. Fisheries and Marine
Science Faculty of Riau University.

Sulaiman. (2016). Interaksi Hukum Negara dan Hukum Adat dalam Penanggulagan Trawl di
Indoesia. Litigasi, Vol. 17(2), 2016.

Utami, D. p., Gumilar, I., & Sriati. (2012). Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur
(Trichirus sp.) di Perairan Parigi Kabupaten Ciamis. Jurnal perikanan dan Kelautan Vol.
3, No. 3, September 2012, 137-144.

Wahyu, R. I., M. Fedi A. Sondita, & Sugeng H. W. (2008). Hasil Tangkapan Utama Dan Hasil
Tangkapan Sampingan (Bycatch) Dari Perikanan Demersal Trawl Skala Kecil Di
Perairan Utara Jawa Barat. Buletin PSP. Volume XVII. No. 3, 306-314.

Anda mungkin juga menyukai