Anda di halaman 1dari 11

BAB II

MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI

A. Definisi Perubahan Organisasi

Perubahan organisasi (Organization Change) merupakan modifikasi


substantive pada beberapa bagian organisasi. Oleh karena itu, perubahan dapat
melibatkan hampir semua aspek dari suatu organisasi seperti jadwal pekerjaan,
dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan
organisasi, orang-orang di dalam organisasi itu sendiri, dan lain sebagainya.
Setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi memiliki dampak yang besar bagi
organisasi itu sendiri. Dan tentunya perubahan itu diharapkan mampu memberi
dampak positif yang membuat organisasi bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleks,


sehingga seorang manajer tidak bisa melakukan suatu perubahan terencana secara
langsung namun perlu perubahan secara sistematis dan logis agar memiliki suatu
kesempatan realistic untuk berhasil. Untuk mengimplementasikan perencanaan
untuk perubahan, manajer perlu memahami langkah-langkah yang efektif dan
bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan-perubahan yang
efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan.

Gareth R. Jones berpendapat bawa perubahan keorganisasian yaitu proses


dengan apa organisasi-organisasi beralih dengan keadaan sekarang mereka
menuju keadaan yang diinginkan pada masa mendatang, dengan tujuan
meningkatkan efektivitas mereka (Jones, 1993: 511)

Sedangkan menurut Don Hellriegel, John W. Slocum Jr menyatakan


bahwa “perubahan keorganisasian yang direncanakan adalah upaya yang
diarahakan kepada tujuan tertentu yang dilakukan suatu organisassi untuk
mempengaruhi kondisi status quonya sendiri atau status quo organisasi lain”
(Hellriegel, dkk, 1979:538)

Menurut kelompok kami menyimpulkan bahwa perubahan organisasi


adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan
di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Sasarannya jelas untuk
menciptakan sistem organisasi yang mampu tetap hidup dan berkembang, baik
secara internal maupun eksternal.

Dikutip dari Wikipedia, Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam


suatu wadah untuk tujuan bersama. Sedangkan menurut para ahli terdapat
beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-


hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar
tujuan bersama.

Ernes Dale mendefinisikan organisasi sebagai suatu proses perencanaan


yang meliputi penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau
pola hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)


sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yangbekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Cyril Soffer mendefinisikan organisasi itu adalah perserikatan orang-orang


yang masing-masing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan
pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas,
dibagikan di antara pemegang peranan dan kemudian digabung kedalam beberapa
bentuk hasil (organisasi sebagai suatu sistem peranan).

Organisasi berfungsi dengan berbagai struktur dan proses yang saling


tergantung. Struktur dan proses-proses organisasi adalah tidak tetap, atau statistik,
tetapi lebih merupakan pola-pola hubungan yang berubah secara kontinyus dalam
suatu kegiatan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, perubahan adalah suatu
aspek universal dan kontinual semua organisasi. Tidak peduli karakteristik
strukturalnya, tidak ada organisasi yang terkecuali dari perubahan. Sebagai suatu
sistem yang terbuka, organisasi harus menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan, teknologi yang dipakai, dan prilaku
manusia.

B. Dorongan Terhadap Perubahan

Alasan utama dari masalah yang sering kali dihadapi organisasi adalah
kegagalan untuk mengantisipasi atau merespons perubahan secara tepat.
Dorongan untuk berubah muncul dari dorongan eksternal dan dorongan internal
organisasi. yaitu sebagai berikut:

1. Dorongan Eksternal terhadap perubahan berasal dari lingkungan umum


organisasi, misalnya pesaing antar perusahaan memengaruhi suatu
organisasi melalui struktur harga dan jalur produk. Maka suatu perusahaan
atau organisasi dapat memaksakan perubahan ketika mereka mereka
merundingkan upah yang lebih tinggi atau ketika anggota mereka
melakukan pemogokan.

2. Dorongan Internal berbagai dorongan di dalam organisasi dapat


menyebabkan perubahan. Jika manajer puncak merevisi strategi
organisasi, mungkin akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan
internal lain untuk berubah mungkin direfleksikan oleh dorongan
eksternal. Dengan bergesernya nilai sosiokultural misalnya, sikap pekerja
terhadap pekerjaannya mereka juga mungkin bergeser dan pekerja
mungkin menuntut suatu perubahan dalam jam kerja atau kondisi kerja.
Dalam kasus seperti ini bahkan meskipun kekuatan yang mempengaruhi
tersebut berasal dari lingkungan eksternal, organisasi harus merespon
secara langsung kepada tekanan internal yang dihasilkan.

C. Sumber dan Tujuan Perubahan Organisasi

a. Sumber Perubahan

secara ringkas berbagai sumber perubahan organisasi dapat diuraikan


sebagai berikut:
1) Lingkungan di luar organisasi, baik itu politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama, kepercayaan, pertahanan keamanan (nasional maupun interncasional).
Perubahan terjadi begitu cepat sehingga memberikan tekanan kepada
organisasi untuk mengubah tujuan, strategi, kebijaksanaan, dan struktur
organisasi. Contoh, persaingan menimbulkan kebutuhan akan penyesesuian
organisasi agar tepat tercapai sasaran. Misalnya dengan menambah personalia
pemasaran.

2) Perubahan tujuan, baik itu datang dari dalam maupun paksaan dari luar.
Mengubah tujuan berarti mengubah strategi organisasi dan ini memerlukan
wadah strategi tersebut yaitu struktur. Sebagai contoh, dengan bertambahnya
perhatian pada tanggung jawab sosial, perusahaan memendang perlu
menghubungi dan membantu lembaga-lembaga pendidikan dan perlu
dibentuknya bagian hubungan masyarakat.

3) Teknologi yang berubah jelas akan mengubah organisasi, metode baru


memerlukan penanganan khusus dan perlunya bagian penelitian dan
pengembangan yang menerapkan metode-metode baru demi perusahaan.

4) Perubahan menejerial, dahulu organisasi mungkin hanya perencanaan dan


pengawasan. Sekarang karena kompleksnya kegiatan diperlukan
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan fungsi-fungsi
operasional perubahan.

5) Perubahan struktural jelas mengubah organisasi sebagaimana dikemukakan


di atas, di sini perlu penyesuaian menyeluruh, baik proses maupun prilaku
organisasional.

6) Perubahan psikososial yang bersumber pada para anggota. Kemampuan dna


kemauan para anggota tentu saja akan mengakibatkan sukses organisasi. Bila
hal ini terjadi mendadak organisasi perlu menyesuaikan diri pada situasi baru
dengan lebih memperhatikan anggota yang telah menyumbang, dengan
memberikan pada mereka kedudukan dan kesempatan berkembang lebih jauh.
b. Tujuan Perubahan

1) Menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal

Karena suatu organisasi tidak dapat sepenuhnya mengendalikan lingkungan


eksternalnya, maka harus secara kontinyu melakukan perubahan-perubahan
organisasional internal sehingga dapat menangani secara efektif tantangan-
tantangan yang timbul akibat meningkatnya persaingna inovasi teknologis,
pembaharuan peraturan pemerintah dan berbagai tekanan permintaan sosial.

Tanggapan-tanggapan organisaional terhadap tekanan-tekanan tersebut dapat


dibedakan sebagai proses reaktif (perubahan dilakukan sebagai reaksi terhadap
pristiwa-pristiwa yang tidak diantisipasi) dan proses proaktif (perubahan-
perubahan dilakukan sebagai antisipasi terhadap kejadian-kejadian di masa
akan datng). Meskipun peroses proaktif sulit dilaksanakan, organisasi harus
lebih memahami pentingnya proses tersebut dan menggunakan untuk
memengaruhi lingkungan, dan tidak hanya breaksi terhadap pristiwa-pristiwa
yang telah terjadi. Hal ini merupakan faktorpembeda utama antara organisassi-
organisassi yang menjadi “pemimpin” (leader) dan organisasi yang menjadi
pengikut” (follower) dalam lingkungan industri.

2) Melakukan modifikasi pola prilaku individu atau kelompok dalam


organisasi

Kemapuan organisasi untuk menanggulangi lingkungannya tergantung pada


pola hubungan diantara para anggotanya dan hubungan mereka dengan
pekerjaan. Organisasi, sekali lagi, bukan dijalankan oleh mesin-mesin, tetapi
oleh manusia. Jadi, setiap perubahan organisasi, baik dilakukan melalui desain
struktural baru atau program latihan. Pada dasarnya mencoba untuk membuat
para karyawan menggunakan pola-pola prilaku baru dan mentaati praturan
yang diberlakukan diantara merekan dan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Perubahan pola prilaku ini harus konsisten dengan kebutuhan lingkungan
organisasi yang harus dikembangkan.
C. Bidang Perubahan Organisasi

1. Mengubah budaya organisasi

Pada awalnya orang berpendapat bahwa budaya organisasi yang sudah


ditanamkan oleh, pendiri dan sekaligus pemimpin tidak dapat atau sulit
untuk berubah. Namun, perkembangan menunjukkan bahwa perubahan
budaya bukanlah suatu hal yang tidak mungkin.

Bahkan apabila terjadi perubahan lingkungan, melakukan perubahan


budaya adalah suatu keharusan apabila tidak ingin tertinggal dalam
perkembangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja
organisasi dapat meningkat karena adanya perubahan budaya organisasi.

Perubahan budaya organisasi di satu sisi dapat meningkatkan kinerja,


namun di sisi lain dapat pula mengalami kegagalan apabila tidak
dipersiapkan dan dikelola dengan benar. Namun, apabila tidak melakukan
perubahan budaya organisasi, sedangkan lingkungan berubah, dapat
dipastikan mengalami kegagalan. Paling tidak perubahan harus dilakukan
untuk dapat mempertahankan diri dari tekanan persaingan.

2. Mengubah struktur dan rancangan

Perubahan dapat difokuskan pada setiap komponen dari struktur organisasi


atau pada keseluruhan atau pada keseluruhan rancangan organisasi. Oleh
karen itu organisasi mungkin dapat mengubah cara merancang
pekerjaannya. Contoh, perusahaan Toyota telah melaksanakan suatu
rangkaian perubahan pada struktur organisasi dan rancangan yang
bertujuan menjadi Toyota suatu perusahaan yang lebih datar dan oleh
sebab itu, perusahaan Toyota tersebut lebih responsif terhadap lingkungan
eksternalnya.

Jadi suatu bisnis yang tumbuh dapat memutuskan untuk menghentikan


rancangan atau bisnis tersebut mungkin mengubah dirinya sendiri menjadi
suatu matriks. Terakhir organisasi juga bisa mengubah di sistem
manajemen sumber daya manusianya seperti pada kriteria pemilihian
metode penilaian kinerja atau kompensasinya.

3. Mengubah teknologi dan operasi

Teknologi merupakan suatu alat dalam proses melakukan pekerjaan yang


digunakan oleh suatu orgaisasi untuk mengubah input menjadi output.
Karena kecepatan inovasi teknologi dan perubahan teknologi menjadi
semakin penting bahi organisasi. Contohnya Sun Microsistem telah
mengadopsi siklus perencanaan jangka pendek yang dipersiapkan untuk
perubahan lingkungan.

Suatu perubahan dalam proses pekerjaan atau aktivitas mungkin


diperlukan jika peralatan baru diperkenalkan atau produk baru dibuat.
Dalam industri manufaktur, penyebab utama perubahan proses pekerjaan
adalah untuk mengakomudasi perubahan bahan baku yang digunakan
untuk memproduksi suatu pruduk jadi.[18]

4. Mengubah orang (SDM)

Perubahan organisasi berkaitan dengan sumber daya manusia. Contoh


suatu organisasi mungkin memutuskan untuk mengubah tingkat keahlian
tenaga kerjanya. Oleh karena itu program pelatihan dan kriteria rekrutmen
baru diperlukan dalam meningkatkan kinerja pekerjanya. Dan perubahan
juga diarahkan pada sikap dan nilai karyawan. Pada saat ini di perusahaan,
banyak menejer yang berusaha untuk menghilangkan permusuhan dengan
pekerja mereka dan mengadopsi hubungan yang lebih baik.

5. Merekayasa ulang dalam organisasi

Secara spesifik merekayasa ulang adalah merancang ulang secara redikal


semua aspek bisnis untuk mencapai keuntungan besar dalam biaya,
playanan, atau waktu.
D. Model Proses Perubahan

Model Proses Lewin Merupakan perubahan organisasi yang terencana


membutuhkan proses pergerakan yang sistematis dari satu kondisi kekondisi
yang lain. Kurt Lewin Menyatakan bahwa usaha untuk menjalankan perubahan
terencana dalam organisasi harus mendekati perubahan sebagai proses
multitahap. Model perubahan terencana terdiri dari tiga langkah pencairan,
perubahan dan pembekuan kembali.

Pencairan adalah proses dimana orang menyadari adanya kebutuhan akan


perubahan. Faktor kunci dalam pencairan adalah membuat karyawan
memahami pentingnya perubahan dan bagaimana pekerjaan mereka akan
terpengaruh olehnya.

Sedangkan Perubahan merupakan pergerakan dari cara lama untuk


melakukan hal-hal menuju cara yang baru. Perubahan dapat berupa
pemasangan perlengkapan baru, menstruktur ulang organisasi, menerapkan
sistem penilaian kinerja baru dan semua yang mengubah hubungan atau
aktivitas yang ada.

Pembekuan kembali adalah membuat prilaku yang baru relatif permanen


dan tahan terhadap perubahan lebih lanjut. Misalnya, pengulangan ketrampilan
yang baru dipelajari dalam sesi pelatihan dan permaainan peran, untuk
mengajarkan bagaimana ketrampilan baru tersebut dapat digunakan dalam
situasi kerja nyata. Pembekuan kembali sangat penting karena tanpanya cara
lama dalam melakukan hal-hal dapat segera menguat kembali sementara cara
yang baru dilupakan.

Model Proses Perubahan Berkelanjutan merupakan model proses


perubahan berkelanjutan menggabungkan kekutan menuju perubahan, proses
pemecahan masalah, agen perubahan dan manajemen transisi. Model ini
membutuhkan perspektif manajemen puncak dan menyoroti fakta bahwa dalam
organisasi saat ini, perubahan adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
E. Pengertian Inovasi Organisasi

Inovasi adalah “kemampuan untuk menciptakan atau menggunakan


keahlian dan kemampuan dalam melakukan atau mengembangkan suatu
pekerjaan tertentu”. Inovasi memerlukan kekuatan imajinasi dalam
menghadapi masalah-masalah. Inovasi merupakan memikirkan dan melakukan
sesuatu yang baru yang menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat social
maupun ekonomi. Untuk menghasilkan perilaku inovatif seseorang harus
melihat inovasi secara mendasar sebagai proses yang dapat dikelola (John
Adair,1996).

Inovasi adalah uasaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk


mengembangkan produk atau asa baru, atau kegunaan baru dari produk atau
jasa yang ada. Inovasi sangat penting karena tanpa produk atau jasa baru, setiap
organisasi akan tertinggal jauh di belakang pesaingnya. Inovasi juga
merupakan usaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk mengembangkan
produk atau jasa baru, atau kegunaan baru dari produk atau jasa yang ada. Dan
organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama.

F. Proses Inovasi Organisasi

Proses inovasi organisasi terdiri dari pengembangan, penerapan, peluncuran,


pertumbuhan, dan pengelolaan kematangan dan penurunan ide-ide kreatif.

Pengembangan Inovasi, pengembangan inovasi meliputi evaluasi, modifikasi,


dan penigkatan ide-ide kreatif. Pengembangan inovasi dapat mengubah suatu
produk atau jasa yang hanya memiliki potensi sederhana menjadi suatu produk
atau jasa dengan potensi signifikan.

Penerapan Inovasi, adalah suatu tahap dimana suatu organisasi mengambil


suatu ide yang dikembangkan dan menggunakannya dalam rancangan,
manufaktur dan pengantaran produk, jasa atau proses baru. Pada tahap ini
inovasi muncul dari laboratorium dan diubah menjadi barang berwujud atau
jasa.
Peluncuran atau aplikasi Inovasi, adalah tahap dimana suatu organisasi
memperkenalkan produk atau jasa baru ke pasar. Akan tetapi walaupun
terdapat pengembangan dan aplikasi, produk dan jasa baru masih mungkin
gagal pada tahap peluncuran.

Pertumbuhan Inovasi, ketika suatu inovasi telah diluncurkan dengan sangat


berhasil, inovasi tersebut kemudian memasuki tahap pertumbuhan. Priode ini
merupakan salah satu kinerja ekonomi tinggi untuk suatu organisasi karena
permintaan atas produk atau jasa sering kali lebih besar dari pasokan.

Kematangan Inovasi, kematangan inovasi adalah tahap dimana sebagian besar


organisasi dalam suatu industri memiliki akses terhadap suatu inovasi dan
menerapkannya dengan cara yang kurang lebih sama.

Penurunan Inovasi, penurunan inovasi adalah tahap dimana permintaan untuk


suatu inovasi menurun dan inovasi pengganti dikembangkan dan diterapkan.

G. Bentuk Inovasi

a. Inovasi Radikal dan Inovasi Bertahap

Inovasi radikal adalah produk, jasa atau teknologi baru yang dikembangkan
oleh suatu organisasi yang sepenuhnya mengganti produk, jasa, atau teknologi
yanga ada dalam suatu industri.

Sedangkan Inovasi bertahap adalah produk, jasa atau teknologi baru yang
memodifikasi produk, jasa atau teknologi yang ada.

Perusahaan yang mengimplementasikan inovasi redikal menggeser secara


fundamental sifat dari persaingan dan iteraksi perusahaan dalam lingkungan.
Perusahaan yang mengimplementasikan inovasi bertahap memperbaiki tapi
tidak secara fundamental mengubah interaksi persaingan dalam suatu industri

b. Inovasi Teknikal dan Inovasi Manajerial

Inovasi teknikal adalah perubahan dalam penampilan fisik atau kinerja dari
suatu produk atau jasa, atau proses fisik dimana suatu produk atau jasa dibuat.
Dan Inovasi manajerial adalah prubahan dalam proses manajemen dimana
produk dan jasa disusun, dibangun, dan diberikan kepada konsumen. Inovasi
manajerial tidak sepenuhnya mempengaruhi penampilan fisik atau kinerja dari
suatu produk atau jasa secara langsung.

c. Inovasi Produk dan Inovasi Proses

Inovasi Produk adalah perubahan dalam karakteristik atau kinerja dari produk
atau jasa yang ada atau penciptaan dari produk atau jasa yang sama sekali baru.
Dan Inovasi proses adalah perubahan dalam cara produk dan jasa dibuat,
diciptakan dan didistribusikan. Sementara inovasi manajerial pada umumnya
mempengaruhi konteks pengembangan yang lebih luas, inovasi proses secara
langsung mempengaruhi manufaktur.

Anda mungkin juga menyukai