OLEH:
Difteri merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae. Umumnya menyerang anak usia di bawah 15 tahun namun dapat
juga menyerang usia dewasa. Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, namun seiring dengan pelaksanaan imunisasi sebagai upaya
penanggulangannya, penyakit ini masih tetap ada ditemui di masyarakat, bahkan di beberapa
wilayah di Indonesia pernah dan sedang terjadi KLB.
Sebagai rumah sakit rujukan nasional penyakit infeksi dan penyakit menular, RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso telah merawat penyakit Difteri dari berbagai wilayah di dalam dan
luar DKI Jakarta. Keberhasilan penatalaksanaan kasus Difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso tidak terlepas penegakan diagnostik yang tepat, kecepatan dan keakuratan hasil
pemeriksaan laboratorium, manajemen perawatan isolasi, logistik obat-obatan dan dukungan
dari berbagai pihak terkait.
Secara umum, pengobatan Difteri terdiri dari Anti Difteri Serum (ADS), pemberian
profilaksis erythromycin, penicillin procain, dan obat-obatan lainnya sesuai kondisi klinis
pasien. Kendala utama dalam penatalaksanaan Difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
adalah keterbatasan jumlah ADS yang dipengaruhi oleh keterbatasan secara nasional
walaupun secara umum obat-obatan lain masih dapat mencukupi. Pengobatan Difteri yang
benar akan meningkatkan kesembuhan pasien, mengurangi kesakitan bahkan kematian,
menurunkan komplikasi dan risiko efek samping obat. Oleh karena itu diperlukan
penatalaksanaan kasus Difteri yang adekuat untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal
bagi pasien Difteri dan sebagai upaya efisensi dalam mengatasi keterbatasan ADS di RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Dari latar belakang tersebut, tujuan utama dari penelitian operasional ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penatalaksanaan Difteri dapat memberikan pengobatan yang benar
kepada pasien. Metodologi penelitian operasional ini adalah desain kuasi eksperimen,
pengumpulan data baik data sekunder dan primer melalui wawancara, observasi dan diskusi
serta pertemuan koordinasi dengan mengundang narasumber terkait.
Data yang terkumpul akan dianalisis dan dimanfaatkan untuk kepentingan program
kepada pimpinan serta peningkatan pelayanan kasus Difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
PENATALAKSANAAN KASUS DIFTERI
DI RS PENYAKIT INFEKSI PROR. DR. SULIANTI SAROSO
TAHUN 2018
Anita Puspitasari DN1, Hendra Badaruddin2, Eka Sulistiany3, Anggi Gilang Satria4
Email: nita.pdn@gmail.com
ABSTRAK
Kendala penatalaksanaan kasus ADS adalah belum adekuatnya penatalaksanaan kasus dilihat
dari penegakan diagnosa, konfimasi laboratorium, ketersediaan ADS dan dukungan
surveilans. Penegakan diagnosa dilihat dari adanya diagnosa masuk suspek difteri dan
diagnosa keluar bukan difteri namun mendapatkan ADS, lamanya hasil laboratorium yang
mempengaruhi penegakan diagnosa, supply ADS yang terhambat, pelaporan yang belum
sinkron antar penyedia data, sehingga untuk memberikan satu tatalaksana yang adekuat dan
komprehensif diperlukan penguatan kompetensi yang intensif dan efektif melalui pendidikan
dan pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur apakah ada telah terjadi
penguatan tatalaksana kasus Difteri setelah dilakukan intervensi melalui pendidikan dan
pelatihan. Variabel keputusan dalam pemecahan masalah yaitu efektivitas kegiatan penguatan
kompetensi tenaga kesehatan. Validasi pemecahan masalah penatalaksanaan yaitu melakukan
penelitian operasional dengan memaksimalkan jumlah kegiatan, meminimalkan false
pengobatan. Jenis desain kuasi experiment dengan membandingkan hasil penelitian sebelum
dan sesudah intervensi.
Meningkatkan
kesembuhan,
menurunkan kesakitan
Penatalaksanaan Pasien Probable dan kematian,
Difteri Difteri/ Konfimasi meminimalisir
Difteri komplikasi,
menurunkan risiko
efek samping
Dokter
Peningkatan
Kompetensi (Diklat, Supervisi, Audit
Workshop, Pembuatan Medik
Modul, Penelitian, dll)
Fase II : Pengembangan Pemecahan Masalah
Model yang digunakan adalah model matematis sebagai alat analisis, dalam nama simbol
digunakan untuk mewakili gambaran penting dalam situasi yang nyata. Persamaan regresi
dalam penelitian operasional ini adalah sebagai berikut:
KP = x (PO) + y (TDa)
Keterangan:
Keselamatan Pasien = x (Pemberian Obat) + y (Tatalaksana Difteri adekuat)
Keselamatan pasien yaitu meningkatnya kesembuhan, menurunnya kesakitan dan kematian,
komplikasi minimal, menurunkan risiko efek samping.
Pemberian Obat yaitu jumlah jenis dan dosis obat Difteri yang diberikan.
Tatalaksana Difteri adekuat yaitu penegakan diagnostik Difteri yang tepat baik klinis dan
laboratoris.
Untuk pemecahan masalah penatalaksanaan Difteri diperlukan analisis matematik Cost
Effective Analysis (CEA).
Dalam CEA, pembilang dinyatakan dalam biaya tetapi penyebutnya dinyatakan dalam definisi
dari efektif, yaitu:
1. Jumlah tenaga Widyaiswara (narasumber) dan tenaga kesehatan yang mendapat
kegiatan penguatan kompetensi
2. Penggunaan modul, dll
Dengan model analitis CEA diharapkan kegiatan penguatan kompetensi tenaga kesehatan
dalam penatalaksanaan Difteri yang adekuat kepada penderita Difteri sebagai pilihan yang
terbaik di antara alternative lainnya.
Pemilihan rencana studi yang pantas memvalidasi pemecahan yang dirumuskan dalam
fase pengembangan masalah adalah kuasi eksperimen.
Asumsikan bahwa uji lapangan ditujukan memvalidasi efektivitas metode kegiatan,
diharapkan dapat memaksimalkan tenaga kesehatan yaitu Dokter untuk menambah
kemampuan dalam memberikan pengobatan Difteri yang adekuat diabndingkan sebelum
dilakukan pembinaan.
Uji lapangan ditujukan memvalidasi efektivitas metode pembinaan secara intensif
kepada penderta Difteri sehingg diharapkan akan mengefektifkan pentalaksanaan Difteri
dbandingkan dengan sebelum diadakan pembinaan.
Dalam jenis desain kuasi experiment, analisis dapat membuat kecenderungan (trend)
dalam nilai faktor yang diminati sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi.
Time
Experimental Group O1 O2 x O4 O5 …………… (Analisis seri waktu)
MODEL SISTEM PENATALAKSANAAN ANTI DIFTERI SERUM DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
RUJUKAN
TATA HUBUNGAN KERJA PENATALAKSANAAN ADS DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
SUB SISTEM PENATALAKSANAAN ANTI DIFTERI SERUM DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
Jejaring Surveilans
RSPI SS Difteri – Penyedia Obat
Program (ADS) Unit
Utama di Kemenkes
Dinkes
Provinsi Jejaring Surveilans
Difteri Unit Kerja di
Dinkes Provinsi
Jejaring Surveilans
Difteri Unit Kerja di
Dinkes Kab/Kota
DAFTAR KEPUSTAKAAN