Anda di halaman 1dari 12

STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN

IV
STRUKTUR SISTEM GANTUNG / KABEL

DEVID R. LADO 0906092577


HENDRIKUS D. K. FERNANDEZ 0806012881
MERCYA V. JACOB 0906092593
PAULUS K. D. H. DJOKA 0906092597

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
2011
Struktur dengan sistem gantung / kabel
PENGERTIAN STRUKTUR KABEL

 Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri
atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan. (Makowski, 1988)
 Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena
pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang
pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. (Sutrisno, 1983)

SEJARAH PERKEMBANGAN STRUKTUR KABEL


ASAL MULA STRUKTUR KABEL
Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa
jembatan dan tenda. Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah
pegunungan seperti Himalaya atau di daerah hutan hujan seperti Peru.
Meskipun demikian teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan tahun
1595 , yaitu sejak Fausto Veranzio menerbitkan jembatan gantung. Selanjutnya pada tahun
1941 dibangun jembatan rantai di Durham County, Inggris. Jembatan ini merupakan
jembatan gantung pertama di Eropa

STRUKTUR KABEL PADA ABAD KE 19


Prinsip struktur kabel mengadaptasi bentuk tenda dan jembatan, hanya saja
diterapkan pada bentang yang lebih luas. Dipicu oleh revolusi industri dimana terjadi
pertambahan penduduk yang cepat dan pertumbuhan di bidang industri, mengakibatkan
munculnya kebutuhan akan bangunan dengan bentang lebar untuk pabrik, stasiun kereta
api dan fasilitas umum lainnya. Sistem struktur yang sering digunakan adalah struktur rangka
sedangkan struktur kabel jarang digunakan.

Namun terdapat beberapa contoh yang dapat diklasifikasikan menjadi :

# Perpaduan struktur kabel dengan elemen jembatan


Bangunan pertama adalah sebuah pabrik di pelabuhan Perancis yang dibangun tahun
1839. Terdiri atas dua gedung memanjang dengan ruang diantaranya sepanjang 40 m
yang tertutup atap tanpa dinding. Atap didikat oleh sistem kabel catenary yang
diangkurkan pada tower bangunan.
# Atap dengan rantai dan kabel tarik
Jaringan rantai besi atau kabel digunakan sebagai penutup atap, sebagai alternatif atap
yang tahan api.
# Jaringan kabel dua arah pada lantai
Jaringan kabel dan batang besi digabung membentuk suatu plat lantai yang pre-tension
# Masted Structure
Diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan
konstruksi yang tahan api, maka digunakan prinsip jembatan dengan mengikat rantai
atau kabel (sebagai rangka atap) pada kolom yang diteruska ke atas.

DASAR-DASAR STRUKTUR KABEL


Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, menggunakan sistem statis tertentu,
dimana Σ M=0, ΣH=0, ΣV=0. Pada sistem struktur dituntut sistem yang stabil dengan kabel
yang tegang. Daya tarik tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan baja
sebagai elemen struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena
ukurannya dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya. Fleksibel menunjukkan daya
lengkung yang terbatas. Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh
fleksibelnya kabel. Beban-beban yang dipikul oleh batang-batang tarik terbagi diantara
kabel-kabel. Masing - masing kabel memikul beban dengan tegangan yang sama dan di
bawah tegangan yang diperkenankan. Untuk dapat gambaran mengenai mekanisme kabel
yang memikul beban vertikal, maka dijelaskan dengan gambar di bawah ini.

1. kabel dengan beban simetris


2. Penunjang kabel diperlukan

Pada gambar tersebut terlihat suatu kabel yang ujung-ujungnya dipegang kuat oleh
angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban P, kedua bagian
kabel tertarik dan membentuk segitiga, setiap bagian kabel memikul ½ P. Bentuk segitiga
yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada lenturan, yaitu jarak vertical antara landasan
gantung sampai dengan titik terendah pada kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul
beban karena gaya tarik pada kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan
dengan gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat
melenturnya kabel dapat dibagi dalam dua bagian yang sama karena pembebanan simetri.
Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel akan berimpit
menjadi satu. Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang batang penunjang mendatar antara
kedua landasan. Lenturan yang besar menambah panjang kabel, tetapi tegangan menjadi
lebih rendah sehingga dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil. Sebaliknya
apabila lenturannya kecil, panjang kabel dapat berkurang, tetapi tegangan menjadi lebih
besar, jadi diperlukan kabel dengan potongan lintang yang besar. Yang paling ekonomis
adalah dengan mengambil lenturan dengan sudut 45°.
Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis-garis lurus karena tegang
membentuk segi banyak. Bentuk segi banyak itu disebut dalam bahasa inggris: funicular
polygon dari bahasa latin: funis: tali dan dari bahasa Yunani: poly: banyak dan gonia: sudut.
Kabel Sebagai Struktur Funicular Secara alami bentuk funicular akan diperoleh apabila kabel
yang bebas berubah bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang melintang konstan dan
hanya memikul berat sendirinya akan mempunyai bentuk katenari. Kabel yang memikul
beban vertikal yang terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel, seperti beban utama
pada jembatan gantung yang memikul dek horizontal, akan mempunyai bentuk parabola.
Kabel yang memikul beban terpusat (dengan mengabaikan bentuk sendirinya) akan
mempunyai bentuk segmen-segmen garis lurus. Kombinasi berbagai beban akan
memberikan bentuk kombinasi dimana beban terbesar akan memberikan bentuk yang
dominan. Bentuk pelengkung untuk beban yang sama merupakan kebalikan sederhana dari
bentuk yang telah disebutkan di atas. Besar gaya yang timbul pada kabel bergantung pada
tinggi relatif bentuk funicular dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga
bergantung pada lokasi dan besar beban yang bekerja.
Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam struktur,
begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung kabel juga bergantung
pada parameterparameter tersebut. Reaksi ujung mempunyai komponen vertikal dan
horizontal yang harus ditahan oleh pondasi atau elemen structural lainnya, misalnya batang
tarik.

MEKANISME KABEL
• Makin panjang kabel
© lenturan makin besar
© tetapi tegangan menjadi lebih rendah
© dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil.
 Makin pendek kabel,
© lenturan pun makin kecil
© tegangan menjadi lebih tinggi
© diperlukan kabel dengan potongan lintang yang lebih besar.

Bentuk segi banyak itu disebut juga Funicular Polygon dari bahasa Latin : Funis = tali
dan dari bahasa Greek : Poly = banyak, dan Gonia = sudut. Lenturan maksimal pada Funicular
Polygon yaitu 3/10 dari bentangan.

Terdapat pula Polygon Catenari, dari bahasa Latin : Catena = lengkungan yang
teratur, dimana beban-beban yang sama besarnya disusun dengan jarak-jarak yang sama di
atas kabel utama dan lebih baik, maka batang-batang segi banyak gaya membentuk
lengkungan yang agak lain dari bentuk parabola tatepi tidak banyak selisih. Lenturan
maksimal pada Katenari yaitu 3/10 dari bentangan dan dengan lenturan itu lengkungan
katenari hampir berimpit dengan parabola. Kabel yang memikul berat sendiri dan beban
terbagi rata yang didistribusikan mendatar mendapat bentuk pertengahan antara katenari
dan parabola.

KLASIFIKASI STRUKTUR KABEL


Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:

# Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda (Single Layer System)


Penutup atap terdiri dari pelat beton prafabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh
kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Supaya stabil, pelat
pelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir sementara untuk member tarik
tambahan pada kabel-kabel. Lubang-lubang di antara dua pelat sebagai cetakan diisi
adukan beton. Bilamana beton mengering, atap menjadi pelat yang monolit dan
merupakan bundaran.
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabelkabel,
sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect.

# Struktur Kabel Dua Ganda Sistem Roda Sepeda (double layer system)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak
berpotongan tetapi bersilangan. Kedua susunana kabel ini merupakan struktur utama
dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut
kebawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh penunjang-
penunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel.

EFEK DINAMIS ANGIN TERHADAP STRUKTUR KABEL


Masalah kritis dalam desain setiap struktur atap yang
menggunakan kabel adalah efek dinamis yang diakibatkan
oleh angin. Apabila angin bertiup di atas atap, akan timbul
gaya isap. Apabila besar isapan akibat angin ini melampaui
beban mati struktur atap itu sendiri, maka permukaan atap
akan mulai naik. Pada saat atap mulai naik dan bentuknya
menjadi sangat berubah, gaya di atas atap akan sangat
berubah karena besar dan distribusi gaya angin pada suatu
benda bergantung pada bentuk benda tersebut. Karena gaya angin berubah, maka struktur
fleksibel tersebut akan berubah bentuk lagi sebagai respon terhadap beban yang baru ini.
Proses ini akan berulang Rangka atap baja ditarik oleh kabel-kabel yang dikaitkan pada tiang
penggantung terus sehingga atap tidak mempunyai bentuk tetap, dan akan bergetar
(flutter) selama ada gaya angin.
Untuk mencegahnya dengan menggunakan permukaan atap yang berat sehingga
flutter dapat dicegah oleh beban matinya atau dengan menggunakan sistem kabel
menyilang (stayed cable).

DETAIL DAN SISTEM PENGAKHIRAN KABEL


Struktur kabel 3D (ruang) membagi pembebanannya melalui elemen tarik seperti
halnya pada sistem rangka batang, dimana resultan gayanya bisa bertemu pada satu titik
ataupun dari titik pertemuan ini garis resultan gayanya harus berubah atau berbelok. Yang
penting untuk diperhatikan, adalah bahwa pada perancangan struktur kabel, untuk semua
kombinasi pembebanan seluruh kabel berada dalam keadaan tarik.
Karena elemen-elemen struktur kabel ini umumnya tidak selalu bersilangan secara
orthogonal, diperlukan desain bentuk dari titik pertemuan antara kabel. Setiap titik
pertemuan dari kabel selain
harus memenuhi syarat
kekuatan dan kemudahan
pemasangan, juga harus
dipertimbangkan secara
estetika. Sesuai fungsinya titik
pertemuan dari kabel-kabel
tersebut dapat dikategorikan
dalam beberapa bentuk simpul
untuk persilangan dari 2 atau 4
kabel. Sifat dari pemegang
persilangan ini dapat
dibedakan dalam 2 sistem,
yaitu: sistem di mana sifat
persilangan tidak dapat
berotasi (fix) dan sistem
dimana persilangan masih
dapat bergeser dan berotasi
(lihat gambar).

Gambar Berbagai Bentuk Simpul untuk Persilangan Kabel


(Schulitz et al. 1999)
DUDUKAN UNTUK PELENGKUNG KABEL
Sesuai dengan fungsinya resultan gaya pada kabel utama harus pula dapat
dibelokkan. Sebagai lintasan dari pembelokan kabel utama umumnya digunakan konstruksi
dudukan berbentuk pelana dengan radius tertentu (lihat gambar).

Gambar Konstruksi untuk Dudukan Lintasan Pembelokan


Kabel Utama (Holgates 1997)

Sedangkan bila diperlukan perubahan arah gaya di mana sudut beloknya kecil dan
panjang kabelnya terbatas, maka direncanakan dengan sistem di mana kabel-kabel tersebut
diputus pada daerah tersebut, untuk kemudian kabel-kabel tersebut akan bertemu pada
konstruksi pelat simpul 3D (lihat gambar).

Gambar Konstruksi Simpul 3D Pertemuan Kabel Utama(Holgates 1997)

TIPE KABEL
Kabel sesuai dengan keperluannya, terdiri dari berbagai macam tipe. Menurut
standard DIN 18 800 semua kabel yang digunakan untuk struktur bangunan dikategorikan
sebagai high tensile members. Secara umum kabel-kabel tersebut mempunyai kekuatan
rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja, sehingga dengan luas penampang
yang sama dapat memikul beban lebih besar. Tetapi modulus elastisitas kabel adalah antara
E = 155.000 N/mm2 sampai E = 165.000 N/mm2, jelas lebih rendah dari pada modulus
elastisitas yang dipakai untuk batang tarik baja (E = 210.000 N/mm2). Ada pula kabel yang
mempunyai lapisan krom dan nikel, agar bersifat tahan terhadap karat. Untuk keperluan
konstruksi bangunan, dikenal 3 tipe penampang kabel, yaitu spiral strands, full locked coil
cables dan structural wire ropes (lihat gambar).

Gambar Berbagai Tipe Kabel Konstruksi


(spiral strands, full locked coil cables dan structural ropes)

Spiral strands terutama digunakan untuk bangunan di mana bebannya relatif kecil
seperti untuk pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing)
pada jaringan kabel, struktur kayu dan baja. Spriral strands diproduksi dengan diameter
antara 5 mm sampai 40 mm. Spiral strands hanya terdiri dari kawat-kawat yang
berpenampang lingkaran, akibat adanya celah-celah spiral strand dikelompokkan pada
material yang kurang tahan terhadap bahaya korosi. Full locked coil cables terutama
digunakan sebagai kabel utama pada berbagai konstruksi, antara lain kabel utama pada
suspension bridge dan stay cables bridge, kabel tepi pada jaringan kabel. Sifat-sifat khusus
dari full locked coil cables, adalah:
• Mempunyai E – modulus yang tinggi
• Permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi
• Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap bahaya korosi
Penampang kabel bagian dalam atau bagian inti terdiri dari kawat-kawat dengan
penampang lingkaran,sedangkan bagian luar, penampangnya berbentuk Z. Structural wire
ropes, terutama digunakan sebagai kabel tepi pada struktur membran (textile structure).
Kabel ini terdiri dari beberapa strands, sehingga sifatnya fleksibel.

APLIKASI STRUKTUR KABEL


Bila pada awalnya struktur kabel banyak digunakan untuk berbagai jembatan, seperti
suspension bridge, cable stayed bridge, dan lain-lain, tapi kini para arsitek pun dapat
mewujudkan idenya melalui struktur kabel untuk mewujudkan ruang dalam yang sangat
luas, “tanpa kolom”, tapi tetap mempunyai kesan ringan, anggun, transparan dengan
bentuknya yang unik. Struktur kabel yang paling banyak digunakan untuk atap stadion olah
raga, karena stadion olah raga memang memerlukan ruang yang bebas kolom pada bagian
dalamnya. Kombinasi struktur kabel dan tekstil merupakan solusi bagi keperluan untuk
perancangan atap stadion olah raga yang dapat digerakkan tutup buka. Sedangkan
rancangan gedung masa kini makin banyak pula menggunakan struktur kabel sebagai
“suspended cable” untuk dinding kaca dengan bidang yang luas, atau sebagai “supported
cable” untuk rancangan atap kaca. Perkembangan dalam arsitektur struktur kabel ini
menunjukkan tantangan bagi para insinyur struktur, bahwa mereka seharusnya dapat
berperan lebih dominan dalam membuat rancangan struktur kabel dibandingkan arsitek.
Mereka tidak hanya “tukang hitung” saja, tapi mereka pun bertanggung jawab untuk segi
estetika karena keindahan struktur kabel justru tampil dari elemen strukturnya sendiri.

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STRUKTUR KABEL


KEUNTUNGAN STRUKTUR KABEL :
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan
yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang
sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja
lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang,
sehingga mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri
pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari
tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

KELEMAHAN STRUKTUR KABEL :


Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat
bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang
disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi
yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.
CONTOH - CONTOH PENGGUNAAN STRUKTUR GANTUNG

Nama : National Athletics Stadium (Bruce Stadium)


Terlihat rangka atap baja ditarik oleh kabel-kabel yang dikaitkan pada tiang penggantung.

Anda mungkin juga menyukai