Anda di halaman 1dari 19

Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.

3 - 1

BAB

3
Rumus Bunga-berbunga
3.0. Pengenalan Seksion: 3.12. Biaya marginal
Rumus bunga berbunga 3.1. Faktor bunga (Long run dan short run)
merupakan peralatan bantu bersusun 3.13. Mencari bunga
(tools) bagi manajemen 3.2. Faktor diskun uang yang disimpan
untuk membuat keputusan. 3.3. Faktor tabungan 3.14. Mencari bunga bila
Rumus bunga-berbunga 3.4. Faktor angsuran diketahui hutang,
menjelaskan berubahnya tabungan angsuran dan periode
uang sebagai fungsi waktu 3.5. Faktor berhutang 3.15.Biaya pemulihan
sebagai akibat disimpan di 3.6. Faktor angsuran modal yang konstan
bank maupun sebagai akibat hutang 3.16. Simbul fungsional
dimanfaatkan dalam proyek. 3.7. Mencari periode N 3.17. Diskusi lebih lanjut
Manajemen harus 3.8. Mencari periode 3.18. Model-model
memutuskan bunga atau suatu angsuran evaluasi ekonomi teknik
proyek yang mana yang 3.9. Mencari nilai masa
paling menguntungkan. kini arus kas
Rumus bunga berbunga 3.10. Rasio manfaat
merupakan bagian dari cost biaya, ROI
accounting (akontansi 3.11. Laju pemulangan
biaya). internal (IRR)
Tujuan:
Setelah mempelajari bab ini Anda akan mampu
membuat pilihan proyek yang paling menguntungkan
berdasarkan rumus bunga-berbunga.

Untuk mempelajari rumus bunga-berbunga diperlukan notasi dengan penjelasan sebagai


berikut:

P = Nilai sekarang (present worth).

A Nilai tahunan yang konstan, angsuran, angsuran hutang dengan


= bunganya yang konstan tiap tahun

An Nilai tahunan yang tidak konstan.


=
F = Nilai masa datang (future worth).

i = Bunga, pertahun, dapat pula perbulan atau per periode yang lain.

N Jumlah periode (tahun, bulan atau satuan waktu yang lain), 1 sampai
= dengan N, kecuali pada rumus IRR, N adalah 0 sampai N.

n Periode ke n (periode bisa tahun, bulan) suatu jumlah periode N.


=
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 2

3.1. FAKTOR BUNGA BERSUSUN (COMPOUND AMOUNT FACTOR SINGLE PAYMEN).

Misal A mempunyai tabungan Rp.100 ribu, berapa besar tabungan tersebut 8 tahun lagi bila
bunga ialah 15 % ?

JAWABAN :

Tabungan akan menjadi 100  1  0.15 8  3095,9 ribu Rp.

Rumus F  P  (1 i)N dan faktor (1 i)N disebut rumus compound amount factor, single
payment atau faktor bunga bersusun.

3.2. FAKTOR DISKUN (PRESENT WORTH FACTOR SINGLE PAYMENT).

Misal A 8 tahun lagi ingin memiliki uang sebesar Rp.100 ribu. dengan bunga 15 % setahun
berapa dia harus tabung sekarang ?

JAWABAN:
100
Dia harus tabung sekarang  32,69 ribuRp
1  0.15 8
1 1
Rumus, P  F N , faktor , disebut rumus Present worth factor, singgle payment
(1 i) (1 i)N
(discount factor) atau faktor diskun.

3.3. FAKTOR TABUNGAN (COMPOUND AMOUNT FACTOR, UNIFORM SERIES).

Bila untuk masing-masing akhir periode tersedia angsuran A untuk setiap N periode, dan bunga
adalah i, nilai yang akan datang F menjadi:

F  A  [(1 i)(N1)  (1 i)(N 2)  ..........


.. (1 i)1  1]
Persamaan 1
Sebelah kanan dan kiri dikalikan (1+i) didapat:

(1 i) F  A  [(1 i)N  (1 i)N 1  ..........


.. (1 i)2  (1 i)]

(pers.2) dikurangi (pers.1) menjadi

(1+i)*F - F =

A*[(1+i)N + (1+i)(N-1) + ............ + (1+i)2 + (1+i) - (1 + i)(N- 1) + (1+i) (N-2)


+ ......... + (1+i)1 + 1]
Persamaan 2
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 3

(1+i )N - 1
i*F = A * [(1 + i)N - 1], atau, F =A 
i

Catatan: yang dimaksud dengan N periode adalah mulai 1 sampai dengan N (jadi bukan mulai 0
(1+i )N - 1
sampai dengan N). Faktor disebut compund factor uniform series atau faktor
i
tabungan

CONTOH: Misal A tiap tahun menabung Rp.7 juta dengan bunga 15 %, berapa besar
tabungannya 8 tahun lagi ?

JAWABAN :

8 tahun lagi tabungannya menjadi

F  A
 1  i  N  1  7   1  0,15 8  1  96,1 jutaRp
i 0,15

3.4. FAKTOR ANGSURAN TABUNGAN (SINKING FUND FACTOR, UNIFORM SERIES).

Misal A 8 tahun lagi ingin memiliki uang sebesar Rp.100 juta, dengan bunga 15 % setahun
berapa dia harus menabung tiap tahun mulai sekarang ?
JAWABAN :
i
Gunakan rumus seksion 3.3. dibalik A F
1  i  N  1

0.15
Tiap tahun dia harus menabung 100   Rp7,285 juta
 1  0,15 8  1

i
Faktor disebut rumus sinking fund factor, uniform series atau faktor angsuran
1  i  N 1
tabungan.

3.5. FAKTOR BERHUTANG (PRESENT WORTH FACTOR, UNIFORM SERIES).

Misal A tiap tahun dapat mengangsur Rp.7 juta selama 8 tahun. Berapa dia bisa meminjam
uang sekarang?

JAWABAN :
1
Rumus seksion 3.3. dikalikan
1  i  N

N
(1 + i ) - 1)
Rumus jadi P = A
N
i  (1 + i )

 1  0,15 8  1
A sekarang bisa pinjam 7  Rp 31,41 juta
0,15   1  0,15
8
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 4

1  i N  1
Faktor disebut present worth factor, uniform series atau faktor berhutang.
i  1  i
N

3.6. FAKTOR ANGSURAN HUTANG (CAPITAL RECOVERY FACTOR, UNIFORM SERIES).

Misal A meminjam uang Rp.100 juta dengan bunga 15 %, diangsur tiap tahun selama 8 tahun.
Berapa besar angsurannya?

JAWABAN :


0,15  1  0,15
8

Besar angsuran 100   Rp22,29 juta

1  0,15
8
1
i 1  i N
Rumus : A  P
1  i N  1

i  1  i N
Faktor  1  i  N  1 biasa disebut capital recovery factor, uniform series disingkat CRF atau faktor
AW (annual worth factor) faktor angsuran hutang.

SOAL:

Tuan A ingin membeli mobil dengan mengangsur. Harga mobil Rp.34 juta. Down payment
Rp.10 juta. Sisanya diangsur setiap bulan selama 3 tahun dengan bunga 15 % setahun.

a) Hitung angsuran bulanan dengan n=3.


b) Hitung angsuran bulanan dengan n=36.

JAWABAN :
a) Sisa yang harus diangsur 34-10 juta = 24 juta
0,15  1  0,15 3
Angsuran tahunan 24   Rp10,51juta
(1  0,15)3  1
10,51
Angsuran bulanan  0,8759 juta
12
b Sisa yang harus diangsur 34-10 = 24 juta
)
36
0,15  0 ,15 
 1  
 
Angsuran bulanan 0,8319 juta
12 12
24  36 
 0,15 
1   1
 12 

Walaupun hasilnya berbeda, kedua cara tersebut sama benarnya! Terserah kesepakatan antara
kreditor dan debitor rumus yang mana yang akan dipakai!

SOAL:
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 5

1. Tuan A ingin membeli mobil dengan mengangsur. Harga mobil Rp.45 juta. Down payment
Rp.10 juta. Sisanya diangsur setiap bulan selama 3 tahun, bunga 18%.
a) Hitung angsuran bulanan dengan n = 3.
b) Hitung angsuran bulanan dengan n = 36.

2. Tuan A ingin membeli mobil dengan mengangsur. Harga mobil Rp.45 juta. Down payment
Rp.10 juta. Sisanya diangsur setiap bulan selama 4 tahun dengan bunga 15 %.
a) Hitung angsuran bulanan dengan n=4
b) Hitung angsuran bulanan dengan n=48

3.7. MENCARI PERIODE N:

Menentukan jumlah periode dari satu kali investasi bila bunga, nilai masa depan dan investasi
tersebut diketahui.
Rumus yang digunakan :
F
ln
N= P
ln(1 + i)

N = jumlah periode, F = future worth, P = present worth, i = bunga

CONTOH :

Uang sebesar Rp.10.000,- diinginkan untuk menjadi dua kali lipat, berapa tahun harus ditabung
bila bunga tiap tahun 10%?

JAWABAN :

Dimasukkan dalam rumus didapat 7,27 tahun.

3.8. MENCARI PERIODE SUATU ANGSURAN (PAY BACK PERIOD):

Sebuah taksi dibeli dengan harga Rp.18 juta. Penghasilan bersih (penghasilan kotor setelah
dikurangi biaya bensin, sopir, gaji pemilik dan biaya pemeliharaan lainnya) adalah Rp.5,5 juta
tiap tahun. Berapa tahun pengoperasian taksi yang dapat kembali modal (pay back period).
Hitung dengan bunga 15%

Ada beberapa cara untuk menjawab pertanyaan ini:

Pertama: cara sederhana, pay back period N = 18/5,5 = 3,27 tahun.


Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 6

Kedua:
dengan membuat tabel bunga 15% dihitung sebelum dipotong angsuran.

Tahun
ke 0 1 2 3 4 5
Sisa 18,00 20,70 17,48 13,78 9,52 4,62
Angsur
an 5.50 5.50 5.50 5.50 4.62
Sisa 18,00 15,20 11,98 8,28 4,02 0,00

Lunas dalam waktu 5 tahun dan angsuran terakhir 4,62 jutaRp.

3.9. MENCARI NILAI MASA KINI ARUS KAS:

Mencari nilai masa kini dari suatu arus kas masa depan.

n k
Vn
NPV = 
n  0 (1  i)
n

Vn = arus kas neto pada tahun ke n

3.10. RASIO MANFAAT BIAYA dan ROI:

nN

PM o
M
n 0
n (1 + i )
-1

Rasio Manfaat/Biaya: RMB = = n=N


1
PB o
B
n=0
n (1 + i )
-1

RMB= Rasio manfaat beaya


PMo =  Arus kas masuk gros present worth (manfaat)
PBo =  Arus kas keluar gros present worth (biaya)

(PMo - PBo)
ROI(return on investment): ROI = =RMB- 1
PBo
Yang dimaksud dengan B(=biaya) adalah pengeluaran kotor dan yang dimaksud dengan
M(=manfaat) adalah penerimaan kotor.

Kadang-kadang rasio B/M tidak dihitung untuk seluruh proyek, dalam hal yang demikian agar
diperitungkan nilai sisanya sebagai manfaat pada tahun terakhir.

3.11. LAJU PEMULANGAN INTERNAL (INTERNAL RATE OF RETURN= IRR):


Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 7

Adalah mencari bunga i dari suatu arus kas berdasarkan rumus :

n N
1
R
n 0
n
(1 i)n
0

i untuk rumus diatas disebut IRR

Rn = arus kas neto pada tahun n.

Cara mendapatkan i adalah dengan iterasi, dan agar cepat hanya dapat dikerjakan dengan
komputer. Dalam perangkat lunak Excel ada rumus iterasi ini

CONTOH:

Tahun Arus kas seperti tabel disamping, hitung IRR menggunakan Excel jawaban
ke Arus kas didapat 35%
0 -5000
1 4000
2 0
3 3000
4 2000
5 1000

3.12. BIAYA MARGINAL:

Analisa biaya marginal digunakan untuk mendapatkan tambahan biaya produksi yang konstan
untuk tambahan satu unit barang yang konstan untuk suatu jangka tertentu, rumus yang
digunakan:

n k
1
 (biaya produksi)
n 1
n 
(1  i ) n

n k
1
 (jumlah unit yang dijual)
n 1
n U
(1  i ) n

k = periode (jangka tahun) dalam mana diinginkan harga U konstan.

Satuan untuk U misalkan untuk sepatu Rp/pasang, untuk listrik Rp/kWh atau Rp/kVA/bulan.

Bila BIAYA PRODUKSI hanya biaya operasi analisa disebut short run marginal cost bila juga
ada biaya investasi disebut long run marginal cost.

Opini: Dengan digunakannya business plan dalam bentuk time series dan untuk meningkatkan
daya saing analisa penentuan tambahan biaya produksi yang konstan sudah tidak begitu
menarik perhatian lagi, karena harga jual yang disesuaikan dengan inflasi lebih rasional.
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 8

3.13. MENCARI BUNGA UANG YANG DISIMPAN:

Rumus yang digunakan

1
F ( )
i  ( ) N 1
P

i = bunga
F = nilai masa depan
P = nilai masa kini
n = periode

CONTOH:

Sdr. membeli saham sebesar Rp.10,000,- dengan janji 5 tahun kemudian akan dibayar kembali
dengan nilai Rp.18,000,-. Berapa bunga saham tersebut apabila bunga dianggap bulanan?

JAWABAN:

Dimasukkan dalam rumus dengan N = 12 * 5, didapat bunga tahunan (hasil rumus kalikan 12
lagi) 11,8 %
3.14. MENCARI BUNGA APABILA DIKETAHUI HUTANG, ANGSURAN DAN PERIODE:

Menghitung bunga apabila diketahui besar hutang (P = present worth), pembayaran tahunan
(A) dan periode (N), rumus yang dipakai:
(1+i )N - 1)
P =A 
i  (1+i )N

Hitungan bisa menggunakan coba-coba atau rumus dalam perangkat lunak Excel.

Contoh:
Tahu Arus Hutang 5000Rp, diangsur tiap tahun 2000Rp selama lima tahun, hitung berapa
n ke kas bunganya. Soal ini dapat dihitung dengan IRR dengan menyusun arus kas
0 -5000 seperti tabel disamping. Didapat hasil 32.66%
1 2000
2 2000
3 2000
4 2000
5 2000
6 2000

3.15. BIAYA PEMULIHAN MODAL YANG KONSTAN (C.R. = CONSTANT CAPITAL RECOVERY
COST, AW= ANNUAL WORTH).

Apabila biaya modal dikeluarkan hanya satu kali yakni pada tahun ke nol, angsuran biaya
pemulihan modal (C.R. = constant capital recovery cost) yang konstan dapat dihitung dengan
rumus :

Dengan simbul fungsional De Garmo ditulis A = P*(A/P,i,N)


Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 9

N
i  (1 + i )
A = P N
(1 + i ) - 1

Apabila diperkirakan pada akhir masa pemanfaatan modal masih laku dijual dengan harga S
(salvage worth), maka biaya pemulihan modal yang kostan dihitung dengan rumus :

S i  (1 + i ) N
A = (P - n
)
(1 + i ) (1 + i ) N - 1

Dengan simbul fungsional De Garmo ditulis A= P×(A/P,I,N) - S×(A/F,I,N)


Apabila dalam masa pemanfaatan terdapat tambahan modal, biaya pemulihan modal yang
konstan tak dapat dihitung secara langsung, harus dihitung NPV nya dulu.

3.16. SIMBUL FUNGSIONAL

Rumus Faktor Simbul fungsional


(1) (2) untuk faktor kol.
(2) menurut
DeGarmo
(3)
F  P 1  i  N 1  i  N (F/P,i,N)
1 1
P F
1  i  N
1  i  N (P/F,i,N)

(1+i )N - 1) (1+i )N - 1)
P =A  (P/A,i,N)
i  (1+i )N i  (1+i )N
i i
A F
1  i   11  i  (A/F,i,N)
N N
1
i  1  i  Ni  1  i  N
A  P (A/P,i,N)
1  i  N 11  i  N  1
FA
1  i  N 1 1  i  N 1 (F/A,i,N)
i i
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 10

Coba jelaskan maksud rumus dibawah ini:


S2 S1 i  (1 + i )N
A = (P   ) 
(1  i) n 2 (1 + i )n1 (1 + i )N - 1
CONTOH SOAL No.2, SOAL TUNE UP:

Sebuah taksi karena sudah tua jadi boros, bensin 1 : 9. Dengan tune up pemakaian bensin
jadi :

tahun pertama 1 : 10,5

tahun kedua 1 : 10,0

tahun ketiga 1 : 9,5

tahun keempat 1 : 9

Tiap hari taksi jalan 300 km, tiap tahun jalan 250 hari. Harga bensin Rp. 2400 tiap liter. Biaya
tune up Rp.500 ribu. Dengan nilai OCC 15%. Buatlah evaluasi apakah proyek ini layak? Mana
yang paling menguntungkan tune up tiap tahun, tiap dua tahun atau tiap tiga tahun?! Hitung
dengan a) IRR dan b) Annual worth!

Pengeluaran tahun ke 0: 500 000


1 1 
Gain tahun pertama 300  250  385      458333
 9 10,5 
Arus kas:
Tahun
ke
0 -
500000
1 458333

 IRR tiap tahun tune up –8%

1 1 
Gain tahun kedua 300  250  385      320833
 9 10 

Tahun
ke
0 -
500000
1 458333
2 320833

 IRR tiap dua tahun tune up 38%


1 1 
Gain tahun ketiga 300  250  385      168860
 9 9,5 

Tahun
ke
0 -500000
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 11

1 458333
2 320833
3 168860

 IRR tiap tiga tahun tune up 49,63%

Ternyata tune up tiap tahun masih merugi, yang paling menguntungkan tune up tiap tiga
tahun!!!

3.17. DISKUSI LEBIH LANJUT.

Membandingkan dua proyek pada faktor diskun yang berbeda.

Perhatikan kurva NPV sebagai fungsi i dan perhatikan pula kurva AN sebagai fungsi i

Untuk proyek dengan umur yang sama sumbu y ialah


nN
1
NPV   R  1  i 
n 0
n n
atau

nN
1
Pw   R  1  i 
n 0
n n

Untuk proyek dengan umur yang berbeda


n  N
AN   R n 
1 
 i 
1  i  N
 n 0 1  i  n  1  i  N  1
Untuk i < ip proyek B yang menguntungkan, bila i >
ip proyek A yang menguntungkan.
Gambar 1
Kesimpulan:
IRR hanya dapat digunakan untuk menghitung i
yang impas dan membandingkan dengan bunga
deposito apakah proyek tersebut
menguntungkan.

NPV sebagai fungsi i digunakan untuk


membandingkan dua proyek yang sama
umurnya, bila i < dari titik potong i p proyek B yang
menguntungkan, sebaliknya bila i > i p proyek A
yang menguntungkan.
Gambar 2
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 12

Untuk membandingkan 2 proyek yang berbeda umurnya harus dibuat kurva CRP atau AN
sebagai fungsi i , cara analisa sama dengan NPV sebagai fungsi dari i .

3.18. MODEL-MODEEL EVALUASI EKONOMI TEKNIK.

3.18.1. Evaluasi proyek dengan umur yang berbeda

Tahun Proye Proye Proyek A berumur 7 tahun, proyek B berumur 5 tahun arus kas
ke kA kB seperti disamping ini. Evaluasi kedua proyek tersebut dengan
0 -500 -500 membuat grafik AW (annual worth) sebagai fungsi bunga i!
1 300 150
Dengan rumus
2 250 200
nN 1  i  1  i 
n

3 200 250 A W   R n  
4 150 300  n 0 1  i  n  1  i  n  1
5 100 350
6 100 Sebagai fungsi dar i dan kita dapatkan tabel seperti dibawah ini.
7 200
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 13

Bunga AWA AWB Tabel kita jadikan kurva seperti dibawah ini
5% 104 130
10% 93 109
15% 81 87
20% 67 65
25% 52 42
30% 36 19
35% 20 -4
40% 2 -28
45% -16 -52

Kurva AW proyek sebagai fungsi bunga i

1.18.2. Contoh evaluasi taksi


Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 14

Sebuah mobil yang digunakan sebagai taksi dibeli dengan harga Rp.16 juta. Statistik yang
didapat dapat digunakan sebagai perkiraan:
0. Harga jual pada tiap akhir tahun diperkirakan sesuai baris kedua tabel dibawah ini.
1. Biaya pemeliharaan diperkirakan sesuai baris ketiga.
2. Dan penerimaan gros pada tiap akhir tahun diperkirakan sesuai baris keempat. Hitung pada
tahun keberapa harus diadakan penggantian agar didapat keuntungan terbesar
(Diperkirakan artinya diramalkan= forecasted berdasarkan).

Tahun ke 0 1 2 3
JAWABAN :
Nilai beli/jual 160 120 90 70
Pemeliharaan 5 10 15
Juta Rp
Penerimaan Juta 75 75 60
Rp Untuk tiap tahun harus dibuat net
present worth dengan asumsi mobil dijual pada akhir tahun pertama, kedua dan sterusnya.
Tabel dibawah ini disusun dengan net real worth untuk masing-masing tahun.
Yang bukan tahun terakhir:
Net real worth = Penerimaan gros - Pemeliharaan.
Yang tahun terakhir = Penerimaan gross - Pemeliharaan + Nilai (perkiraan bila dijual)
Pada kolom NPV dengan i = 15% dibuat NPVnya.
i  (1 i)N
Pada kolom CAV (Constant Annual Worth) dimasukkan, A  (NPV) dengan i yang
(1 i)N  1
sama.

1. Buat rumus untuk nilai Aw ganti taksi tiap tahun, tiap dua tahun dan
tiap tiga tahun. Pada tahun terakhir taksi dijual.
2. Buat table Aw(i) dari 9%, 12% sampai 30%, buat kurvanya

Rumus Aw:

1
 75  5  120 (1  i)
A1i 160  i
 (1  i)  1
(1  0.09)  1
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 15

2
 75  5 75  10  90 (1  i)
A2i 160   i 
(1  i) 2  2
 ( 1  i)  (1  0.09)  1

3
 75  5 75  10 60  15  70 (1  i)
A3i 160    i 
1 i 2 3  3
 ( 1  i) ( 1  i)  (1  i)  1

i A1 A2 A3
15.60 18.85
9% 0 19.715 6
10.80 15.06
12% 0 15.427 0
11.22
15% 6.000 11.116 7
18% 1.200 6.796 7.357
-
21% 3.600 2.463 3.453
-
24% 8.400 -1.882 0.484
-
13.20
27% 0 -6.240 -4.452
-
18.00
30% 0 -10.609 -8.451
- -
22.80 12.47
33% 0 -14.989 9
- -
27.60 16.53
36% 0 -19.380 4
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 16

Soal No.1

Sebuah mobil yang digunakan sebagai taksi dibeli dengan harga Rp.16 juta. Harga jual pada
tiap akhir tahun diperkirakan sesuai baris kedua tabel dibawah ini. Biaya pemeliharaan
diperkirakan sesuai baris ketiga. Penerimaan gros diperkirakan sesuai baris keempat. Hitung
pada akhir tahun keberapa harus diadakan penggantian agar didapat keuntungan terbesar?

Tabel 3-3
Tahun ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai jual [juta Rp] 1 12 9 7 5. 4. 3.7 3 2. 2.2
6 5 5 5 5 5
Pemeliharaan [juta Rp] 0. 1 1. 2 2. 3 4 2. 3
5 5 5 5
Penerimaan gross [juta 7. 6. 6. 6 5. 5.7 5. 4. 4.2
Rp] 5 6 3 7 7 2

Soal No.2

Sebuah mobil yang digunakan untuk taksi dibeli dengan harga Rp.16 juta. Harga jual pada akhir
tiap tahun sesuai baris kedua tabel dibawah ini. Biaya pemeliharaan sesuai baris ketiga.
Penghasilan gros sesuai baris ke empat. Hitung pada akhir tahun keberapa harus diadakan
penggantian agar didapat keuntungan terbesar ?
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 17

Tabel 3-4
Tahun ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai jual juta Rp 1 12 9 7 5. 4. 3.7 2 2. 2.2
6 5 5 5 5 5
Pemeliharaan juta Rp 0. 1 1. 2 2. 2.5 2. 2. 2.5
5 5 5 5 5
Penerimaan gros juta 7. 7. 6 6 4 4 4 3 2
Rp. 5 5

Sebuah taksi karena sudah tua jadi boros, bensin 1 : 9. Dengan tune up
pemakaian bensin jadi :
tahun pertama 1 : 10,5
tahun kedua 1 : 10,5
tahun ketiga 1 : 9,5
tahun keempat 1 : 9

Tiap hari taksi jalan 300 km, tiap tahun jalan 320 hari. Harga bensin Rp.
1500 tiap liter. Biaya tune up Rp.1900000.
Buat model annual worth (Aw) untuk tune up tiap tahun, tiap 2 tahun dan
tiap 3 tahun untuk bermacam-macam bunga i.
Buat table dan kurvanya tune up tiap tahun, tiap dua tahun dan tiap 3
tahun

Rumus yang digunakan

1
  1 1  1  (1  i)
 1900000
TuneUp1i  300 320 1500      i 
  9 10.5 (1  i)  1
(1  i)  1
2
  1 1  1 1 1  1  (1  i)
 1900000 300 320 1500 
TuneUp2i        i 
9 10.5 ( 1  i) 9 10.5 2 2
     (1  i)  (1  i)  1

3
  1 1  1 1 1  1 1 1  1  (1  i)
 300 320 1500  
 1900000
TuneUp3i          i 
9 10.5 ( 1  i) 9 10.5 2 9 9.5 3 3
     (1  i)   (1  i)  (1  i)  1
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 18

Tabel:

Tiapth Tiap2th Tiap3th


n n n
Bung TuneUp TuneUp TuneUp
ai 1i 2i 3i
32870 129300 114700
3% 0 0 0
27170 124900 112100
6% 0 0 0
21470 120600 109500
9% 0 0 0
15770 115100 106700
12% 0 0 0
10070 111700 103800
15% 0 0 0
107200 100800
18% 43710 0 0
102700
21% -13290 0 976700
24% -70290 981500 944600
-
12730
27% 0 935700 911600
-
18430
30% 0 889600 877700
33% - 843300 843000
24130
Ir. Sambodho Sumani – “Ekonomi dan Manajemen Teknik”, STT-YPLN,Naskah Januari 2008, hal.3 - 19

0
-
29830
36% 0 796600 807400
-
35530
39% 0 749700 771100

Anda mungkin juga menyukai