Anda di halaman 1dari 4

Minggu, 06 Oktober 2013

makalah oksigenasi

MAKALAH OKSIGENASI Di susun oleh: Yustriani Vivi novita sari PRODI D3 KEBIDANAN
POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO 2013 1. PENGERTIAN OKSIGENASI Oksigenasi
adalah memberikan aliran gas oksigen (o2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. 2. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI 1.
Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru-
paru 3. Untuk menurunkan kerja jantung 3. INDIKASI Pada peningkatan PCO2 dengan gejala
dan tanda hipoksia Keadaan lain : gagal nafas akut, syok, keracunan CO2 4. ANATOMI
SISTEM PERNAPASAN A. Saluran Nafas Atas 1. Hidung • Terdiri atas bagian eksternal dan
internal • Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago •
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan
dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum • Rongga hidung dilapisi
dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa
hidung • Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara
terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia • Hidung berfungsi
sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru • Hidung juga berfungsi sebagai
penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-
paru • Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori
terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia 2.
Faring • Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung
dan rongga mulut ke laring • Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral
(orofaring), dan laring (laringofaring) • Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif 3. Laring • Laring atau organ suara merupakan struktur epitel
kartilago yang menghubungkan faring dan trakea • Laring sering disebut sebagai kotak suara dan
terdiri atas : - Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan - Glotis : ostium antara pita suara dalam laring - Kartilago tiroid : kartilago terbesar
pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple) - Kartilago krikoid :
satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid) -
Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid - Pita suara :
ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat
pada lumen laring) • Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi •
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batu 4. Trakea • Disebut juga batang tenggorok • Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus
yang disebut karina B. Saluran Nafas Bawah 1. Bronkus • Terbagi menjadi bronkus kanan dan
kiri • Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) • Bronkus
lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental • Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf 2.
Bronkiolus • Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus • Bronkiolus mengadung
kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk
melapisi bagian dalam jalan napas 3. Bronkiolus Terminalis • Bronkiolus membentuk
percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia) 4.
Bronkiolus respiratori • Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori •
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan
jalan udara pertukaran gas 5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar • Bronkiolus respiratori
kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar • Dan kemudian menjadi
alveoli 6. Alveoli • Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 • Terdapat sekitar 300 juta yang
jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2 • Terdiri atas 3 tipe : - Sel-sel alveolar
tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli - Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel
yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) - Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag
yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan 7. PARU •
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut • Terletak dalam rongga dada atau toraks •
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh
darah besar • Setiap paru mempunyai apeks dan basis • Paru kanan lebih besar dan terbagi
menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris • Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus •
Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya 8.
PLEURA • Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis • Terbagi
mejadi 2 : - Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada - Pleura viseralis yaitu yang
menyelubingi setiap paru-paru • Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan,
juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru • Tekanan dalam rongga pleura lebih
rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru 5. FISIOLOGI SISTEM
PERNAPASAN Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi). Proses
bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari
alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada
perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : a. Tekanan udara atmosfir b. Jalan nafas yang
bersih c. Pengembangan paru yang adekuat 2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan
karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari
darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler
yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-
gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses
difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi c. Jumlah darah d. Keadaan/jumlah kapiler darah e. Afinitas f. Waktu
adanya udara di alveoli 3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan
tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari
jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin
di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 %
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
transportasi : a. Curah jantung (cardiac Output / CO) b. Jumlah sel darah merah c. Hematokrit
darah d. Latihan (exercise) 6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah : 1. Tahap Perkembangan Saat lahir terjadi
perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi
udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada
waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi
terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada
lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. 2. Lingkungan Ketinggian,
panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan
yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan
tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan
meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer,
akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. 3. Gaya Hidup Aktifitas dan latihan fisik
meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen
dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi
predisposisi penyakit paru. 4. Status Kesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan
pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman
oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai
efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan
karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik
analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. 6. Perubahan/gangguan pada
fungsi pernapasan Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu : a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru b. Difusi oksigen
dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru c. Transpor oksigen dan transpor dioksida
melalui darah ke dan dari sel jaringan. Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola
napas dan obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan
oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan
ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat
merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah
hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume,
sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah. Sianosis dapat ditandai dengan
warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan
kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.
Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi
kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat. 7.
Perubahan pola nafas Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak).
Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut
jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk
dan berdiri seperti pada penderita asma. 8. Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas lengkap
atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah.
Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi
karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing)
bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di
bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-
paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang
kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai
dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi). 7. MACAM- MACAM ALAT
OKSIGEN Nasal kateter – nasal prong (24 - 40%) Masker sederhana (simple mask : 40 –
60%) Masker sederhana dengan resevoir rebreathing (40 - 80%) Masker sederhana dengan
resevoir non-rebreathing (40 - 90%) Bag valve mask ( -100%) 8. PENATALAKSANAAN
Cara kerja : 1. Beritahu pasien tindakan yang akan di lakukan 2. Siapkan alat secara ekonomis 3.
Cuci tangan dengan sabun air mengalir keringkan dengan handuk 4. Atur posisi pasien tidur
setengah duduk 5. Isi gas himidifler dengan water for irigation setinggi batas yang tertera 6.
Hubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen 7. Mengecek fungsi floe meter
dan humidifier dengan memutar mengatur konsentrasi 02 dan amati ada tidak nya sentral oksigen
8. Hubungkan cateter nasal, kanul nasal/sungkup muka dengan flow meter 9. Alirkan oksigen
sesuai kebutuhan Jenis alat aliran(1/mm) konsentrasi (%) Kateter nasal 1-6 24-44 Kanul nasal 1-
6 24-44 Sungkup muka sederhana 5-8 40-60 Sunkup muka non rebreathing 8-12 60-100 10. cek
aliran kateter nasal/kanul nasal dengan menggunakan pungguring tangan untuk mengetahui ada
tidak nya aliran oksigen sedangkan untuk sungkup cek dengan cara menutup sungkup dengan
kedua tangan dan amati aliran oksigen ke dalam kantong. 11. olesi ujung kateter nasal dengan
vaselin/jelly sebelum di pakai ke pasien 12. pasang alat kateter nasal/kanul nasal/sungkup muka
sederhana/sungkup muka non rebreathing pada klien 13. bereskan alat 14. rapikan pasien 15.
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir keringkan dengan handuk bersih 16. lakukan
dekumentasi tindakan yang akan di lakukan DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz.(2006).”Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi konsep dan proses keperawatan”.
Salemba Medika :Jakarta Kusmiyati,yuni.(2007) .”keterampilan dasar praktik klinik
kebidanan”.fitramaya : yogyakarta
Diposting oleh yustrie tria di 19.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai