Anda di halaman 1dari 2

4 Tradisi Unik Nelayan Yang Sarat Makna

“Nenek moyangku seorang pelaut Gemar mengarung luas samudra”

Penggalan lagu anak-anak yang akrab di telinga Inspirator ini memanglah tepat jika dihubungkan
dengan sejarah Indonesia sebagai negeri kepulauan, di mana sebagian masyarakatnya berprofesi
sebagai pelaut/nelayan.

Sejarah inilah yang kemudian melahirkan beberapa adat yang turun-temurun atau biasa kita
kenal tradisi di masyarakat pesisir. Berikut 4 tradisi unik nelayan Indonesia yang sarat makna.

1. Ngajaring

Ngajaring merupakan bentuk kegiatan bersama dengan menarik jaring reret yang telah disebar
dengan menggunakan perahu dan kemudian menariknya ke bibir pantai. Besar kecilnya jumlah
tangkapan langsung dijual dan kemudian hasilnya dibagi rata bagi semua mereka yang ikut
menarik jaring reret.

Tradisi ini memiliki makna gotong royong di antara para nelayan. Selain itu, ngajaring reret juga
bisa menjadi daya tarik para wisatawan yang datang ke Pangandaran untuk merasakan langsung
sensasi menarik jaring reret dan melihat semangat gotong royong para nelayan.

2. Sedekah Laut

Upacara Sedekah Laut merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat
pesisir Pulau Jawa, baik pesisir selatan ataupun pesisir utara. Sedekah laut digelar setahun sekali
sebagai wujud rasa syukur para nelayan serta doa dan harapan mereka dalam mencari
penghidupan dari hasil laut.

Kegiatan ini bertujuan untuk mewarisi kebudayaan turun-temurun dari nenek moyang dan
memohon perlindungan agar terhindar dari marabahaya selama melaut.

3. Nadran
Sebuah tradisi tahunan yang rutin dilaksanakan oleh nelayan Indramayu setiap dua minggu
setelah lebaran Idul Fitri. Kata Nadran berasal dari kata nadzar – nadzaran – nadran yang berarti
kaul atau syukuran.

Tradisi Nadran sendiri mula-mula diawali dengan diadakannya pagelaran tari-tarian dan hiburan
rakyat tradisional seperti reog, jaipong, genjring, tari kerbau dan lain-lain. Syukuran nelayan
Indramayu perihal diadakannya tradisi ini sendiri adalah atas rezeki melimpah yang telah
diberikan Tuhan kepada mereka baik berupa keselamatan ketika berlayar di laut maupun hasil
ikan yang melimpah sepanjang tahun yang lalu.

4. Sorong Ka Sèrèng

Sebagai wilayah bagian tengah Pulau Madura, Kabupaten Sumenep memiliki batas wilayah
pantai yang terletak di bagian utara yaitu pesisir Laut Jawa dan wilayah selatan, Selat Madura.
Dari kehidupan pesisir itulah muncul tradisi masyarakat pesisir Sampang, salah satunya dikenal
tradisi Sorong Kasereng – “sorong ka sèrèng “ (dorong ke pesisir, ind).

Kesenian ini diekspresikan dalam bentuk tari, umumnya dimainkan oleh anak-anak nelayan yaitu
menggambarkan saat air laut pasang, mereka ikut membantu para orang tua yang turun dari laut
untuk membantu hasil tangkapan ikan dari perahu. Tarian ini menunjukkan kegembiraan karena
hasil tangkapan orang tua mereka melimpah atas rejeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

Anda mungkin juga menyukai