Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke dalam jaringan
di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan
menyebar ke segala arah di seluruh permukaan tubuh. Bila pada kulit yang berlawanan
dengan sisi jantung elektroda, maka potensial listrik yang ditemtempatkan elktroda , maka
potensial listrik yang dicetuskan oleh arus itu akan dapat direkam: rekaman ini dikenal
sebagai electogram, Elektro-kardiogram normal yang didapatkan dari dua denyut jantung
dilukiskan dalam Gambar 11-1.
Elektrokardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P. sebuah kompleks QRS, dan
sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah,
yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, tetapi keadaan tidak selalu ditemukan.
Gelombang P itu disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu atrium
berdepolarisasi sebelum berkontraksi. Kompleks QRS disebabkan oleh potensial listrik yang
dibangkitkan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yaitu sewaktu
gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh karena itu, baik gelombang P
maupun komponen-komponen kompleks QRS disebut sebagai gelombang depolarisasi.
Gelombang T itu disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel
pulih dari keadaan depolarisasi.
proses depolarisasi dan repolarisasi yang terjadi pada sebuah serat otot. Selama
berlangsungnya proses depolarisasi, potensial negatif normal yang terdapat di dalam serat
akan hilang dan potensial membran menjadi terbalik; yakni, di sisi dalam potensial akan
menjadi sedikit positif dan di sisi luar akan menjadi sedikit negative. proses depolarisasi telah
menyebar ke seluruh serat otot, dan rekaman di sebelah kanan sudah kembali ke garis dasar
nol lagi karena kedua elektroda sekarang terletak pada daerah yang sama-sama bermuatan
negatif. Gelombang yang telah mengakhiri penjalarannya disebut gelombang depolarisasi,
karena gelombang ini timbul dari penyebaran depolarisasi ke seluruh panjang serat otot.
serat otot tersebut telah seluruhnya mengalami repolarisasi, dan kedua elektroda
sekarang berada dalam daerah yang bermuatan positif, sehingga tidak ada potensial listrik
yang dapat direkam di antara kedua elektroda ini. Jadi, pada rekaman yang di sebelah kanan,
sekali lagi potensial kembali menjadi nol. Gelombang negatif yang telah mengakhiri
penjalaran disebut gelombang repolarisasi sebab gelombang ini berasal dari penyebaran
proses repolarisasi sepanjang serat otot itu
Potensial aksi monofasik yang terdapat pada otot ventrikel dalam keadaan normal
berlangsung antara 0,25 sampai 0,35 detik. Bagian puncak sebuah rekaman potensial aksi
monofasik yang berasal dari sebuah mikroelektroda yang disisipkan ke bagian dalam serat
otot tunggal dari ventrikel. Bagian potensial aksi yang melengkung ke atas disebabkan oleh
depolarisasi, dan kembalinya potensial aksi ke garis dasar disebabkan oleh repolarisasi
Potensial tersebut akan terekam hanya bila sebagian otot dalam keadaan polarisasi dan
sebagian lagi terdepolarisasi sehingga aliran tersebut mengalir dalam satu bagian ventrikel
menuju ke bagian ventrikel yang lain dan oleh karena itu juga akan mengalir ke permukaan
tubuh untuk menimbulkan gambaran elektrokardiogram. Hubungan Antara Kontraksi Atrium
dan Kontraksi Ventrikel Terhadap Gelombang-Gelombang dalam Elektrokardiogram
Sebelum kontraksi otot dapat terjadi, proses depolarisasi harus menyebar ke seluruh otot
untuk mengawali proses kimiawi dari kontraksi. Biasanya, otot ventrikel mulai berepolarisasi
kira-kira 0,20 detik sesudah permulaan gelombang depolarisasi, namun pada kebanyakan otot
lainnya proses repolarisasi tidak berlangsung sampai 0,35 detik sesudah depolarisasi.
INTERvAL Q-T.
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai
akhir gelombang T. Interval ini disebut sebagai interval Q-T dan biasanya kira-kira
0,35 detik.
Merekam Potensial Listrik dari Massa sinsisium otot Jantung yang mengalami Depolarisasi
Sebagian
suatu massa pusat otot jantung yang telah terangsang pada titik bagian luar sel nya. itu
bermuatan positif dan dalam bermuatan ne negatif. Karena alasan yang telah dijelaskan
sewaktu membahas potensial membran, begitu suatu daerah sinsisium jantung terdepolarisasi.
Muatan negatif akan bocor dari serat otot yang mengalami depolarisasi, sehingga daerah
permukaan ini bermuatan elektronegatif. dengan tanda-tanda permukaan yang masih tetap
dalam keadaan polarisasi normal ditunjukkankan dengan tanda positif. Oleh karena itu, bila
ada alat pengukur yang terminal depolarisasi dan ujung pada daerah yang mengalami masih
terepolarisasi seperti yang dilukiskan di bagian kanan gambar tersebut, maka rekaman yang
didapat akan positif.
menunjukkan massa otot ventrikel yang terletak di dalam dada. Bahkan paru-paru,
walaupun terisi penuh dengan udara, dapat menghantarkan arus listrik yang cukup besar, dan
cairan yang terdapat dalam jaringan lain di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan
aliran listrik dengan mudah. Oleh karena itu, sebenarnya jantung terendam dalam media yang
konduktif. Bila satu bagian ventrikel menjadi lebih elektronegatif dibandingkan bagian
lainnya, aliran listrik akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang
terpolarisasi melalui jalur melingkar yang besar.
Bila semua garis aliran listrik dirata-ratakan menurut perhitungan aljabar Galur
elips), maka kita akan menjumpai bahwa arus listrik rata-rata yang bermuatan negatif
mengalir ke basis jantung dan arus listrik rata-rata yang bermuatan positif akan mengalir
bagian apeks.
Jadi, pada jantung yang normal, selama hamper seluruh siklus depolarisasi, arus
mengalir terutama dari negatif ke positif, terutama dari arah basis menuju ke apeks, kecuali
pada bagian paling akhir dari proses depolarisasi.
SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAFIK
hubungan listrik antara anggota badan dengan alat elektrokardiograf yang dipakai
untuk merekam elektrokardiogram dari apa yang disebut sebagai sadapan anggota badan
bipolar standar. Istilah "bipolar" berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal
dari dua elektroda yang diletakkan pada tubuh, dalam hal ini pada anggota badan. Jadi,
sebuah "sadapan" bukan merupakan sebuah kabel tunggal yang dihubungkan dari tubuh,
tetapi merupakan gabungan dari dua kabel dan elektrodanya untuk membentuk sebuah sirkuit
yang menyeluruh dengan elektrokardiograf. Pada masing-masing contoh di bawah ini,
SADAPAN I.
Sewaktu merekam sadapan anggota badan I, ujung negatif elektrokardiograf
dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif pada lengan kiri, oleh karena itu, kalau
titik di dada yang menghubungkan lengan kanan dengan dada bersifat elekttronegatif,
dibanding dengan titik yang menghubungkan lengan kiri, maka rekaman
elektrokardiografnya positif, yakni, di atas garis tegangan nol pada elektrokardiogram.
Sedangkan lawannya adalah rekaman elektrokardiograf di bawah garis tadi
an dengan cairan.
Einthoven menyata-
Hukum Einthoven. Hukum
kan bahwa bila setiap saat dapat dihitung besarnya
potensial listrik yang terdapat pada tiap dua dari keti-
ga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial
berbeda).
lengan kiri 0,3 milivolt lebih positif, dan kaki kiri 1,0