Dosen:
Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kekurangan-kekurangnya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam tata cara penyampaian kepada dosen dan teman -
teman,itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Team penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 24
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .............................................................................................................................. 10
Gambar 2 .............................................................................................................................. 12
Gambar 3 .............................................................................................................................. 13
Gambar 4 .............................................................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sampah dan apa saja jenisnya?
2. Apa dampak yang ditimbulkn oleh sampah?
3. Bagaimana cara menanggulangi sampah?
4. Bagaimana sistem
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai (Radyastuti,
W. Prof.Ir. 1996) dan menurut Basriyanta, MT, sampah merupakan barang yang
dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya,
tetapi masih bisa dimanfaatkan kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Sampah adalah material sisa yang tidak digunakan lagi,atau suatu bahan
yang terbuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
a. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses
daur ulang alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai
3
menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
b.Sampah manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor(sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dansanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
c. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
1. Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi
dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai: Sampah padat
adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan
sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik,
seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan
rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan
kebun dan sebagainya.
4
Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu
Sampah Organik
Sampah organk adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang mudah
terurai secara alamiah/biologis,seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah
rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain
ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari bahan- bahan yang sulit
terurai secra biologis.Proses terurainya membutuhkan waktu yang lama dan
butuh penanganan lebih lanjut di tempat khusus.Contohnya plastik,kaleng dan
Styrofoam.
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan
tambang, hasil olahan baan hayati dan sebagainya. Sampah anorganik
dibedakan menjadi :
5
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama
gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi.
6
2.3 Dampak dari Sampah
7
menggunakan bahan bakar solar, padahal kendaraan yang berbahan bakar solar
asapnya berwarna hitam, namun ini tidak terlalu berbahaya bagi pernapasan,
hanya warna asapnya yang sangat mengganggu proses penglihatan.
Yang tidak kalah berbahaya lagi adalah asap rokok. Seperti yang
diberitakan di health.india setelah melakukan percobaan selama 5 minggu,
asap rokok itu jauh lebih berbahaya 16 kali lipat ketimbang asap yang
ditimbulkan oleh kendaraan. Hal ini disebabkan karena asap yang ditimbulkan
rokok dapat menimbulkan partikel-partikel halus yang berlipat-lipat terus
jumlahnya yang nantinya akan mengendap di dalam paru-paru.
c) Pencemaran Tanah
Salah satu jenis sampah yang paling besar pengaruhnya dalam
pencemaran tanah adalah sampah plastik, hal ini disebabkan karena sampah
plastik membutuhkan minimal waktu 20 tahun untuk terurai, bahkan sejenis
botol plastik dan bahan-bahan plastik lainnya yang lebih tebal membutuhkan
waktu 100 tahun bahkan lebih. Bayangkan saja jika 1 orang saja membuang 1
sampah plastik per harinya, maka bisa dipastikan ada 250 jutaan sampah
plastik yang di hasilkan negara Indonesia. Dan sampah itu baru bisa
menghilang setelah 100 tahun, namun belum sampai 100 tahun, keesokan
harinya sudah ada 250 juta sampah lagi, dan itu terus bertambah setiap harinya.
Jadi sudah tidak bisa dibayangkan, seberapa banyak sampah yang telah
mengotori bumi ini.
2.4 Pengelolaan Sampah
a. Konsep-konsep Pengelolaan Sampah
8
Pembentukan wadah pengawasan independen, Pembentukan perda
pengelolaan sampah.
b.Mekanisme Pengelolaan Sampah
Mekanisme pengelolaan persampahan dapat dilakukan dengan
mengikuti Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan SK SNI T-13-
1990-F yang meliputi:
Pewadahan sampah, yaitu cara penampungan sampah sementara
disumbernya baik secara individual (penampungan disumber sampah)
maupun komunal (penampungan sampah secara bersama-sama di suatu
tempat).
Pengumpulan sampah, yaitu proses penampungan sampah dengan cara
pengumpulan sampah dari masing-masing sumber sampah untuk
diangkut ke TPS atau langsung ke TPA tanpa melalui proses
pemindahan.
Pemindahan sampah, yaitu tahap pemindahan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke TPA.
Pengangkutan sampah, yaitu tahap membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke TPA.
Pengelolaan sampah, yaitu suatu upaya untuk mengurangi volume
sampah atau merubah bentuk sampah menjadi yang bermanfaat.
Pembuangan akhir, yaitu tempat untuk mengkarantina (menyingkirkan)
sampah kota sehingga aman.
c.Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
daur ulang atau pembuangan dari material sampah.
Pengelolaan sampah bergantung terhadap banyak hal seperti tipe sampah
dan lahan yang digunakan untuk mengolah sampah
Tujuan dari pengelolaan sampah adalah untuk mengubah sampah
menjadi material yang bersifat ekonomis dan mengolah sampah agar
tidak membahayakan lingkungan hidup.
d.Sistem Pembuangan Sampah Padat
1. Open Dumps
9
2. Sanitary Landfill
3. Incineration (pembakaran sampah-sampah yang dapat terbakar dengan
menggunakan temperatur yang sangat tinggi : mendekati 1000 derajat
celcius)
4. On-site disposal
5. Pig feeding
6. Composting
7. Resource Recovery Systems
8. Traditional Rag-packing
9. Selective waste collection systems
10. Resource recovery plant (magnetic separator)
Open Dumping
Open Dumping (tipe pembuangan terbuka), merupakan penggunaan
tempat terendah atau terbuka sebagai tempat pembuangan sampah tanap ditutup
dan biasanya sekali-kali dibakar ditempat. Meskipun cara ini relative mudah dan
ekonomis, namun memiliki kelemahan, yaitu:
-Pencemaran sumber air minum penduduk sekitarnya oleh lindi
-Lalat, tikus, serangga pengganggu mudah berkembang biak
-Lokasi daerah pembuangan harus jauh dari kota
Gambar 1: Open Dumping
10
Sanitary Landfill
Sanitary Landfill (lahan urug penyehatan/LUP) adalah dimana sampah
diisikan ke dalam area tertentu, dipadatkan dan ditutup dengan tanah setiap
harinya sedemikian rupa sehingga tidak terlalu menimbulkan dampak negative.
Berikut adalah dampak yang diakibatkan oleh sistem Open Dumping:
11
o Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme
penyebar penyakit.
Gambar 2:Sanitary Landfill
Controlled Landfill
Controlled landfill adalah TPA sampah yang dalam pemilihan lokasi
maupun pengoperasiannya sudah mulai memperhatikan Syarat Teknis (SK-
SNI) mengenai TPA sampah. Untuk bisa melaksanakan metode ini, diperlukan
penyediaan beberapa fasilitas, di antaranya:
o Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan.
o Saluran pengumpul air lindi (leachate) dan instalasi pengolahannya.
o Pos pengendalian operasional.
o Fasilitas pengendalian gas metan
o Alat berat
Sistem controlled landfill merupakan peningkatan dari open dumping.
Sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang sebelumnya telah
dipersiapkan secara teratur, dibuat barisan dan lapisan setiap harinya dan
dalam kurun waktu tertentu timbunan sampah tersebut diratakan
dipadatakan oleh alat berat seperti Buldozer maupun Track Loader dan
setelah rata dan padat timbunan sampah lalu ditutup oleh tanah, pada
12
controlled landfill timbunan sampah tidak ditutup setiap hari, biasanya lima
hari sekali atau seminggu sekali. Secara umum controlled landfill akan lebih
baik bila dibandingkan dengan open dumping dan sudah mulai dipakai di
berbagai kota di Indonesia.
Gambar 3:Control Landfill
13
2.5 Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Didunia
14
Fokus Pemkot Malang Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat.
Merubah pola
pikir & perilaku
masyarakat secara
bertahap &
berkelanjutan
Sampa Sampah
h anorgani
organi k
k
15
kegiatan pengurangan sampah dengen 3R pada memanfaatkan sampah
maupun mendaur ulang sampah harus dilakukan pemilahan sampah.
16
TPA. Biasanya pengelola kota cenderung kurang memberikan perhatian
yang serius pada TPA tersebut, sehingga muncullah kasus TPA Bantar
Gebang di Bekasi, TPA Keputih di Surabaya, TPA Leuwigajah di Cimahi-
Bandung, dan TPA-TPA lain yang terungkap di mass media. Aktivitas
utama pemusnahan sampah di TPA adalah dengan landfilling. Beragam
tingkat teknologi landfilling, diantaranya yang paling sering disebut adalah
sanitary landfill. Dapat dipastikan bahwa yang digunakan di Indonesia
adalah bukan landfilling yang baik, karena hampir seluruh TPA di kota-kota
di Indonesia hanya menerapkan apa yang dikenal sebagai open-dumping,
yang sebetulnya tidak layak disebut sebagai sebuah bentuk teknologi
penanganan sampah.Minimasi Sampah yang Diangkut ke TPAReduce-
Reuse–Recycling (3-R) merupakan konsep yang digunakan dalam RUU
sampah yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia.
17
sampah kota, dan merupakan bagian dari sistem pengelolaan yang perlu
diterapkan di sebuah kota. Upaya penggalakan daur-ulang sampah perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan sampah di Indonesia, guna mengurangi
jumlah sampah yang harus diangkut di sebuah TPA. Upaya-upaya ini
sebetulnya telah dikenal, khususnya di kota-kota besar di Indonesia yang
melibatkan sektor informal. Secara teoritis banyaknya sampah yang dapat
didaur-ulang dengan cara ini, termasuk yang ada di TPA, paling banyak
adalah 10 %. Namun pemantauan yang ada di Jakarta dan Bandung ternyata
besaran ini tidak sampai mencapai 5 % komposisi sampah di Indonesia yang
sebagian besar adalah sisa-sisa makanan, khususnya sampah dapur, maka
sampah jenis ini akan cepat membusuk, atau terdegradasi oleh
mikroorganisme yang berlimpah di alam ini. Cara inilah yang sebetulnya
dikembangkan oleh manusia dalam bentuk pengomposan dan biogasifikasi.
Di Indonesia, dengan kondisi kelembaban dan temperatur udara yang relatif
tinggi, maka kecepatan mikroorganisme dalam ‘memakan’ sampah yang
bersifat hayati ini akan lebih cepat pula. Pengomposan merupakan salah satu
teknik pengolahan limbah organik yang mudah membusuk. Teknik ini
sudah dikenal sejak lama di khususnya di daerah pedesaan.
18
Pengomposan aerob ditandai dengan temperatur tinggi, relatif tidak
menimbulkan bau dan lebih cepat dibanding anaerob. Guna mempercepat
proses, dikenal pula pengomposan cepat (accelerated composting) yang
banyak diterapkan di negara industri dalam bentuk highly mechanized
composting, yaitu dengan cara mempercepat pembuatan kompos setengah
matang, misalnya dengan suplai udara, kelembaban, pengaturan temperatur,
dsb.
19
pengangkutan sampah, pemrosesan sampah, dan pembuangan akhir- yang
bertujuan mereduksi sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh sampah pada
kesehatan masyarakat, lingkungan, ataupun yang dapat merusak
keindahan.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa MSWM di Jepang sangat
jelas menggabungkan waste reduction, reuse dan recycling sebagai satu-
kesatuan yang tak terpisahkan dari tahap-tahap pengelolaan sampah
keseluruhan (Japan Institute of Infra-Structure 1982: 1). Oleh karena itu, dapat
dilihat bahwa gerakan 3R dalam pengelolaan sampah di Jepang merupakan
sesuatu yang telah dipatenkan dan terus dikembangkan demi mewujudkan
struktur manajemen sampah yang maksimal dalam mengatasi persoalan sampah
yang ada.
b. Swedia
20
Swedia berhasil menekan angka itu menjadi hanya satu persen. Swedia,
negara terbesar ke-56 di dunia, dikenal memiliki manajemen sampah yang baik.
Mayoritas sampah rumah tangga di negara Skandinavia itu bisa didaur ulang.
Satu-satunya dampak negatif dari kebijakan ini adalah Swedia kini kekurangan
sampah untuk dijadikan bahan bakar pembangkit energinya.
Swedia kini mengimpor 800 ribu ton sampah per tahun dari negara-
negara tetangganya di Eropa. Mayoritas sampah ini berasal dari Norwegia.
Sampah-sampah ini sekaligus untuk memenuhi program Waste-to-Energy
(WTE-Sampah menjadi energi) di Swedia. Dengan tujuan utama mengubah
sampah menjadi energi panas dan listrik.
21
Catarina Ostlund, Penasihat Senior untuk Swedish Environmental
Protection Agency, mengatakan kebijakan ini bisa meningkatkan nilai
sampah di masa depan. “Mungkin Anda bisa menjual sampah karena ada
krisis sumber daya di dunia,” ujar Ostlund.
Selain menghasilkan energi panas dan listrik dari sampah, abu dari
hasil pembakaran sampah juga dijadikan bahan pembuatan baja di Swedia.
Sementara rata-rata sampah yang dihasilkan Kota Jakarta sekitar 6.500 –
7.500 ton setiap harinya. Untuk sampah di Bantargebang, pemerintah
menghabiskan 330 miliar rupiah lebih setahun untuk pengolahan sampah.
Belum termasuk 4,5 miliar rupiah untuk jasa penimbangan dan satu miliar
rupiah lebih untuk pengawasan.
22
Budaya membuang sampah sembarangan penduduk Jakarta juga
mengakibatkan banjir. Banjir di Jakarta mengakibatkan kerugian sekitar 1,5
– 3 triliun rupiah per hari setiap kali banjir. Setelah menghabiskan uang
triliunan rupiah selama ini, nyatanya masalah persampahan di Jakarta belum
bisa ditangani dengan baik. Seperti kasus longsoran sampah di beberapa
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sampai menelan korban jiwa.
Berapa banyak uang yang bisa dihemat dan bisa dialihkan untuk
keperluan lain selain harus habis untuk mengurusi sampah, yang sebenarnya
bisa dikendalikan, jika masyarakat memiliki kesadaran tinggi akan
pentingnya pengelolaan sampah.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya. Secara umum
dapat dibedakan menjadi 2 yakni sampah organic dan sampah nonorganik. Dan
yang paling bermasalah bagi kehidupan manusia adalah sampah nonorganik karena
sampah ini sangat sukar terurai menjadi tanah, sehingga dapat menyebabkan
penumpukan sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli tentang tata cara
pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke sungai, selokan, ke kebun, dan
ada juga yang membuangnya begitu saja di pinggir jalan. Selain secara estetika hal
ini sangatlah buruk, pembuangan sampah seperti itu juga dapat mengakibatkan
pencemaran dan juga banjir.
Untuk mencegah dampak yang besar yang ditimbulkan sampah maka perlu
dilakukan pengelolaan sistem persamapahan. Pengelolaan sistem persampahan di
TPAsendiri memakakai berbagai jenis system pembuangan seperti open dumping,
sanitary landfill, controlled landfill dan lain-lain. Penerapannya sendiri
dikembalikan kepada Negara masing-masing atau kebijakan dari pemerintahnya
sendiri.
Oleh karena peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang yang membuang
sampah sembarangan lagi. Dan yang paling penting adalah kita membuang sampah
pada tempatnya itu haruslah berdasarkan kesadaran dan kedisiplinan dari diri kita
masing-masing, karena dengan begitu tanpa disadari kita akan membuang sampah
dengan benar pada tempatnya meskipun di daerah tempat kita tinggal tidak ada
sangsi tegas mengenai itu.
Jika kita mau membuang sampah pada tempatnya setiap saat, maka setiap saat
juga lingkungan kita akan terlihat bersih dan asri.
24
3.2 Saran
1.Sebaiknya pemerintah menyediakan TPS di setiap desa, terutama di dekat
sungai agar para warga disana membuang sampahnya di TPS bukan di sungai
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/112207696/MAKALAH-PENGOLAHANSAMPAH
diakses pada tanggal 15 November 2017, pukul 18.39 WIB.
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/karya-ilmiah-pengolahan-sampah-di.html
diakses pada tanggal 15 November 2017, pukul 19.09 WIB.
http://www.unescap.org/sites/default/files/Session%204_3_2_Malang.pdf diakses
pada 16 November 2017, pukul 17.15 WIB.
http://www.koran-jakarta.com/swedia--negeri-pengelola-limbah-yang-
kekurangan-sampah-/ diakses pada tanggal 16 November 2017, pukul 20.30 WIB.
http://www.ndbcnews.com.ph/news/cotabato-city-to-revive-solid-waste-
management-program diakses pada tanggal 17 November 2017, pukul 18.30 WIB.
26