Hidrolika
MODUL I
1.1 Pendahuluan
Dalam merancang bangunan air, kita perlu mengetahui sifat- sifat atau
karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan untuk
membuat bangunan air yang akan sangat berguna dalam pendistribusian air
maupun pengaturan sungai.
Dalam percobaan kali ini kita akan meninjau aliran dalam ambang yang
merupakan aliran berubah tiba-tiba. Ambang yang digunakan adalah ambang
lebar.
1
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Gambar 1.1
Ambang Lebar
Dari percobaan ini dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, berupa
bentuk atau profil aliran melalui analisa model fisik dari sifat aliran yang diamati.
Dalam kondisi kenyataan di lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan
muka air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi areal
persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan mengukur debit
air yang mengalir pada saluran terbuka.
2
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Gambar 1.2
Keterangan:
1. Ambang lebar
3. Meteran
6. Penampung air
3
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Gambar 1.3
Venturimeter
Dimana:
4
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
D1 = 3,15 cm
D2 = 2,00 cm
g = 9,81 m/s2
He =Y–t (1.3)
Dimana:
- Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka
diperlukan koefisien reduksi bagi debit (Q) maka:
Q = C ∙ L ∙ He3/2 (1.5)
C = Q / (L ∙ He3/2) (1.6)
5
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Gambar 1.4
5. Untuk masing-masing keadaan data tinggi muka air pada delapan titik
pengamatan dicatat untuk mengambil profil aliran, dan untuk
menghitung debit maka dapat dicatat dari venturimeter.
6
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
9. Tinggi muka air sebelum ambang (y1) dan tinggi raksa pada
manometer dicatat.
2. He1 vs He2
7
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
akan selalu sama selama air masih dalam kondisi loncat. Artinya
bahwa tinggi muka air dihulu belum dipengaruhi oleh tinggi
muka air dihilir dan seterusnya.
Semua debit yang digunakan digambarkan dalam satu grafik.
3. He1 vs Q
4. He1 vs C
5. Q vs C
8
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Berdasarkan rumus :
Q Q
C He1
b He 3 / 2 (b C ) 2 / 3
9
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Cd 22,2630 cm1 / 2 / s
Koreksi = 38
Tabel 1.1.
10
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Tabel 1.2.
11
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
12
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Grafik 1.1
Grafik 1.2
13
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
C. Grafik He1 vs Q
Grafik 1.3
D. Grafik He1 vs C
14
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Grafik 1.4
Grafik 1.5
F. Grafik Q Vs C
15
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul I Ambang Lebar Laporan Praktikum
Hidrolika
Grafik 1.6
Q Vs C (Ambang Lebar)
16
Kelompok I
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarama
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
MODUL II
2.1 Pendahuluan
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Dimana:
Gambar 2.4
bY 2 gY0
Qr 1
Y1
Y0 Y1
Y1 Q
Cc dan Cv a
Y2 Qr
bC 0 C v 2 gY0
Qa
C 0Y g
1
Y
0
Dimana:
Gambar 2.5
Gaya dorong yang bekerja pada pintu sorong akibat tekanan hidrostatis
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Fh 0.5 g (Y0 Yg ) 2
(2.4)
h Y0 Yg
Sedangkan gaya dorong lainnya yang bekerja pada pintu sorong dapat
dihitung dengan rumus:
y 2 .Q 2 y
Fg 0.5..g.y 1 . 02 1 2 1 1
2
y b .y (2.5)
1 1
y 0
Dimana:
a. Bilangan Froude
v
Fr (2.6)
g.y
Dimana:
v = kecepatan aliran
y = tinggi aliran
b. Kedalaman di hulu (Ya) dan hilir (Yb) air loncat memiliki hubungan
sebagai berikut
Yg
Ya
1
2
2
. 1 8.Fr a 1
(2.7)
Dimana:
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
y g ya
3
Dh (2.8)
4.y a .y b
Yc Q / 2.g .b )
2 2 3
(2.9)
3
Emininum �yc (2.10)
2
4. Setelah aliran stabil, ukur dan catat Y o, Yg, Y1, Y2,Ya, Xa, Yb dan Xb
dimana:
3. Setelah aliran stabil, ukur dan catat Yo, Yg, Y1, Ya, Xa, Yb dan Xb
2. Hitung bilangan Froude pada bagian hulu air loncat (Fr a) Gunakan
rumus 2.6.
1. Co vs Yg / Yo
2. Cv vs Yg / Yo
Fg / Fh
3. vs Yg / Yo
(Yb / Ya ukur
1. vs (Yb / Ya ) teori
L / Yb vs Fr a
2.
3. Y vs E
= 171,808 . (Dh)
2
Qa
= 381,468 cm3/s
Qt =
= 761,590 cm3/s
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
e. Perhitungan Fg
Data :
g = 981 cm/s2
Y1 = 0,6 cm
Yo = 8,3 cm
Qa = 381,468 cm3/s
b = 10,3 cm
Maka dapat dihitung :
Y 2 Y
0,5. .g.Y12 0 1 .Qa
2
Y 2 b 2 .Y x1 1
Fg = 1 1 Y0
= –
= 31493,148 gr cm/s
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
f. Perhitungan Fh
Data :
Yo = 8,3 cm
Yg = 0,8 cm
g = 981 cm/s2
Maka dapat dihitung :
0,5. .g .(Y0 Yg ) 2
Fh =
= 27590,625 gr cm/s
g. Perhitungan Yg/Yo
Data :
Yg = 0,8 cm
Yo = 8,3 cm
Maka dapat Dihitung :
Yg
Yo =
= 0,096
h. Perhitungan Fg/Fh
Data :
Fg = 31493,148gr cm/s
Fh = 27590,625 gr cm/s
Maka dapat dihitung :
Fg
Fh =
= 1,141
= 7,5 – 7
= 0,5 cm
Maka dapat dihitung :
1
= 171,808 . (Dh)
2
Qa
= 381,468cm3/s
b. Perhitungan Fa
Data :
Qa = 381,468cm3/s
b = 10,3 cm
g = 981 cm
Ya =1cm
Maka dapat dihitung :
Fa =
= 1,182
Yb
Ya =
= 2,5cm
Yb 1
1 8 Fa 1
2
Ya = 2
= 0,745
e. Perhitungan ∆H
Data :
Ya = 1,0 cm
Yb = 2,5 cm
Maka dapat dihitung :
Yb Ya 3
DH = 4YbYa
= 0,338
f. Perhitungan Yc
Data :
Qa = 381,468cm3/s
b = 10,3 cm
g = 981 cm
Maka dapat dihitung :
Yc =
= 0,888
g. Perhitungan Em
Data :
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Yc = 0,888 cm
Maka dapat dihitung :
3
Yc
Em = 2
= . 0,888
= 1,331
h. Perhitungan L/Yb
Data :
L = 7,0
Yb = 2,5
Maka dapat dihitung :
L
Yb =
= 2,800
Y1 = 0,9 cm
Y0 = 6,6 cm
Maka dapat dihitung :
b.Y1 2 gY0
Qt = Y1
1
Y0
= 989,561 cm3/s
= 0,9
= 0,385
e. Perhitungan Fg
Data-data :
g = 981 cm/s2
Y1 = 0,9 cm
Y0 = 6,6 cm
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Qa = 381,468cm3/s
b = 10,3 cm
Maka dapat dihitung :
Y0 2 .Qa 2 Y
= 0,5. .g .Y1 2 1 2 x1 1
2
Fg
Y b .Y
1 1 Y0
= –
= 19652,650 g cm/s
f. Perhitungan Fh
Data-data :
Y0 = 6,6 cm
Yg = 1,0 cm
g = 981 cm/s2
Fh = 0,5.ρ.g.(Y0 – Yg)2
= 0,5.1.981.(6,6 – 1)2
=15382,080 g cm/s
g. Perhitungan Yg
Yo
Data-data :
Yg = 1 cm
Y0 = 6,6 cm
Maka dapat dihitung :
Yg
Y0 =
= 0,152
h. Perhitungan Fg
Fh
Data-data :
Fg = 19652,650g cm/s
Fh = 15382,080g cm/s
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Fg
Fh =
= 1,278
b. Perhitungan Fa
Data-data :
Qa = 381,468cm3/s
b = 10,3cm
g = 981 cm/s2
Ya = 1,4 cm
Maka dapat dihitung :
Qa
Fa = b.Y
a g .Ya
= 0,714
c. Perhitungan Yb
Ya (ukur)
Data-data :
Yb = 2,4 cm
Ya = 1,4 cm
Maka dapat dihitung :
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Yb
Ya =
=1,714
d. Perhitungan Yb
Ya (teori)
Data-data :
Fa = 0,714
Maka dapat dihitung :
Yb
Ya
=
1
2
. 1 8.( Fa ) 2 1
= 0,127
e. Perhitungan ∆H
Data-data :
Ya = 1,4 cm
Yb = 2,4 cm
Maka dapat dihitung :
(Yb Ya ) 3
∆H =
4.Yb.Ya
= 0,074
f. Perhitungan Yc
Data-data :
Qa = 381,468cm3/s
b = 10,3 cm
g = 981 cm/s2
Maka dapat dihitung :
1
Qa 2 3
Yc =
2.g .b 2
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
= 0,888
g. Perhitungan Em
Data-data :
Yc = 0,888
Maka dapat dihitung :
3
Em = Yc
2
= 0,888
= 1,331
h. Perhitungan L
Yb
Data-data :
L = 16,7 cm
Yb = 2,4 cm
Maka dapat dihitung :
L
Yb =
= 6,958
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 2.1
Cc vs Yg/Y0
Grafik 2.2
Cv vs Yg/Y0
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 2.3
Fg/Fh vs Yg/Y0
Grafik 2.4
Grafik 2.5
L/Yb vs Fra
Grafik 2.6
Yc vs Em
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 2.7
Cc vs Yg/Y0
Grafik 2.8
Cv vs Yg/Y0
Modul II Pintu Sorong dan Air Loncat Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 2.9
Fg/Fh vs Yg/Y0
Grafik 2.10
Grafik 2.11
L/Yb vs Fa
Grafik 2.12
Yc vs Em
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
MODUL III
MELALUI PIPA
3.1 Pendahuluan
Beberapa kehilangan tinggi tekan (Head Losses) dalam sistem pipa antara
lain:
Tujuan praktikum modul kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa
adalah :
1) Rangkaian / sirkuit pipa yang terdiri dari sirkuit pipa biru dan abu-
abu yang masing-masing terpisah dan mempunyai komponen pipa
yang dilengkapi piezometer.
Keterangan gambar :
sehingga
Karena m ≈ W, maka
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Dimana:
Dalam percobaan kali ini, aliran fluida tersebut tergolong aliran mantap
steady, yaitu tidak ada perubahan kecepatan terhadap waktu, atau biasa
dikatakan nilai percepatannya sama dengan nol (a = 0), sehingga
penjumlahan gaya dengan arah horizontal akan sama dengan nol.
hf
R
P1 P2 D
Gambar 3.2
= hf = ... (2)
berikut :
=hf=
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Jadi,
DP
D1 P1 P2 D2
Gambar 3.3
Gambar 3.3 Kondisi
Kondisi pada
pada saat saat ekspansi
ekspansi tiba-tiba
tiba-tiba
a. Dengan Kehilangan Tinggi Tekan (he
<> 0)
I DP
F .dt m (v 1 v 2 )
m m v
F (v 2 v 1 ) sedangkan .Q
dt dt dt
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
P1. A2 P2 . A2
Jadi =
. Q. (v2 v1 ) dengan Q A2 . v2
P1 P2 = .v2 (v2 v1 )
= =– ... (1)
DP v 2 v1 v 2
Jadi, g
DP
v1 v 2 0 ( POSITIF )
Karena
Jadi, pemisalan yang diambil dari gambar diatas, yaitu bahwa garis
tekan naik adalah BENAR.
+ + = + +
Sedangkan
+
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Maka z1 = z2
... (2)
2
A
v1 1 .v1 2
v1 A1
2
A2
he 1 dimana A 1 4 . .D 2
2g 2g A2
... (3)
+ + = + +
2 2
DP v v2
1 he
2g
2
A
v1 1 .v1 2
2
2 2
v1 D1
2
A2 1
2g 2 g D2
4 2 4
D D D
1 .v1 2 v1 2 2 1 .v1 1 .v1
2
v1
D2 D2 D2
2g
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
4 2 4
D D D
v1 1 .v1 v1 2 1 .v1 1 .v1
2 2 2
D
2 D
2 D2
2g
4 2
D D
2 1 .v1 2 2 1 .v1 2
D2 D2
2g
2 D
2
D
4
v1 1 1
D2 D2
g
DP v1 D1
2 4
2
D
1 TERBUKTI
g D2 D2
+ + = + +
=
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
= TERBUKTI
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
DP
D1 P1 P2 D2
Ac Vc
Gambar 3.4
Analisa Aliran
Perhatikan Gambar!
Analisa he
Jadi kehilangan energi akibat kontraksi (hk) pada kasus ini adalah
yang dikarenakan ekspansi tiba-tiba tersebut.
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
he
v awal v akhir
2
2g
v v2 2
hk c
2g
kontraksi melalui persamaan kontinuitas, Ac.vc =
Ac
A2.v2 dan koefisien kontraksi, C c , maka nilai hk akan
A2
2
A2
A .v2 v2
hk c
2g
2
v
2
1
2
A A 1
2g c 2
2 2
v2 1
hk 1 .......... .......... .......... .......... . (1)
2 g Cc
2 2
P1 v 1 P v
z1 z 2 2 2 hk ; z1 z 2
2g 2g
P1 P2 v 2 v 1
2 2
hk ; he dari pers.(1)
2g
v
2
2 2 1
2 v1 1 .v 2
P1 P2 Cc
2g
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
2 A2 2 2 1
2
v 2 2 .v 2 1 .v 2
2
A1 Cc
2g
P1 P2 v 2 D2 1
2 4 2
1 1 TERBUKTI
2g D1 Cc
penampang pipa
2 2
P1 v1 P v
z1 z2 2 2 ; z1 z 2
2g 2g
P1 P2 v2 v1
2 2
2 g
P P v v1
2 2
1 2 2
2 g
2 A2 2 2
v2 2 .v2
A1
2g
P1 P2 v2 D2
2 4
1 TERBUKTI
2 g D1
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
v2
h K. ,
Rumus umum kehilangan tinggi tekan pada pipa : 2 g dengan
htotal hLB h f
hT hLB h f
Dimana:
Maka
hLB hT h f
V 2
KB hT h f
2g
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
hT h f .2 g
KB
V2
1
b. Akibat Gesekan Pipa dan Perubahan Geometri Pipa di 4
Lingkaran
lingkaran.
Tikungan itu sendiri dapat kita lihat pada gambar berikut ini yang
menunjukkan bentuk tikungan pada pipa:
Gambar 3.5
Keterangan gambar:
R = jari-jari tikungan
L(diTIKUNGAN) = 1
2 R
hf TIKUNGAN LTIKUNGAN
hf LTOTAL
hf TIKUNGAN 1 . .R
2
hf L
.R
hf TIKUNGAN .hf
2L
hL hLB hf TIKUNGAN
hL hT hf hf TIKUNGAN
KL
2g
h T hf hf TIKUNGAN
V2
2g .R
KL 2 hT hf 2L .hf
V
2g .R
KL h 1
2 T .hf
V 2L
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
2. Nyalakan pompa air dan buka keran pengatur debit air pada
posisi tertentu. Buka semaksimal mungkin salah satu pipa untuk
menghitung debit air yang mengalir pada pipa dengan menggunakan
prinsip bangku hidraulik.
Data lengkap yang kami peroleh dari percobaan ini dapat dilihat lebih
lanjut pada tabel berikut ini, yang mencakup semua hal-hal yang ada di
atas :
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Tabel 3.1
Dimana:
Tabel 3.2
Pengukuran Debit
No. Waktu Berat Debit
Percobaan T W Q
(detik) (kg) (m3/s)
1 16,94 3,776 0,000223
2 11,8 2,541 0,000215
3 11,96 2,375 0,000199
4 9,5 1,785 0,000188
5 9,98 1,454 0,000146
6 11,85 1,275 0,000108
7 13,27 2,764 0,000208
8 9,7 2,231 0,000230
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
3.6.2 Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa lurus
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan Pada Pipa Lurus Sirkuit Biru
Tabel 3.4
Waktu, Berat,
H8 H9 Debit, Q HL
No t W Re fB fD-W v
(detik) (kg) (m) (m) (m3/s) (m)
1 16,94 3,776 0,360 0,350 0,000223 0,010 23276,494 0,026 0,00124 1,535
2 11,8 2,541 0,350 0,330 0,000215 0,020 22486,489 0,026 0,00265 1,483
3 11,96 2,375 0,340 0,330 0,000199 0,010 20736,308 0,026 0,00156 1,368
4 9,5 1,785 0,395 0,290 0,000188 0,105 19620,660 0,027 0,01830 1,294
5 9,98 1,454 0,300 0,290 0,000146 0,010 15213,630 0,028 0,00290 1,003
6 11,85 1,275 0,345 0,255 0,000108 0,090 11235,459 0,031 0,04783 0,741
7 13,27 2,764 0,245 0,240 0,000208 0,005 21750,343 0,026 0,00071 1,435
8 9,7 2,231 0,510 0,440 0,000230 0,070 24017,446 0,025 0,00814 1,584
HL = H3 - H4
Dimana:
HL = Head Loss
H3 = 0,475 m
H4 = 0,240 m
Re = V
Dimana:
Re = bilangan Reynolds
V = kecepatan aliran
Maka
D
Re V
v
13,6 x10 3
Re = 1,535 x
0,897 x10 6
= 23276,494
Dimana:
Re = bilangan Reynolds
Maka
fB = 0,316.Re -0.25
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
= 0,316 x 23276,494-0.25
= 0,026
L.v 2
H L f D W
2.D.g
H L .2.D.g
f DW
L.v 2
Dimana:
ν = kecepatan aliran
Maka
H L .2.D.g
f DW
L.v 2
f D-W =
= 0,02910
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-Tiba
Q Q1
V1
A1 2
.D1
4
Dimana:
Q1 = Debit
Maka
Q1
V1
2
.D1
4
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
= 1,535 m/s
HL = H8 – H7
Dimana:
HL = Head Loss
H8 = 0,360
H7 = 0,330
Maka
HL = 0,360 – 0,330
= 0,030 m
P1 P2 V2 D 2 D 4
1 1 1
2.g D2 D2
Dimana:
P1 P2
=perubahan tinggi tekan
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Maka
P1 P2 V2 D 2 D 4
1 1 1
2.g D2 D2
(P1 P2 )
0,0167 m
P1 P2 V12 D1
4
1
2.g D2
Dimana:
P1 P2
=perubahan tinggi tekan
Maka
P1 P2 V12 D1
4
1
2.g D2
(1,2887 )2
4
(P1 P2 ) 13,6 x10 3
1
2 x 9,81 26,2 x10
3
= 0,0785 m
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kostraksi Tiba-Tiba
Debit,
Waktu, Berat, H9 H10 HL
No Q V2 Cc HK <>0 HK=0
t (dtk) W (kg) (m) (m) (m)
(m3/s)
1 16,94 3,776 0,350 0,740 0,00022 0,414 -0,390 0,269 0,024 -0,112
2 11,8 2,541 0,330 0,740 0,00022 0,400 -0,410 0,269 0,022 -0,104
3 11,96 2,375 0,330 0,740 0,0002 0,369 -0,410 0,269 0,019 -0,089
4 9,5 1,785 0,290 0,740 0,00019 0,349 -0,450 0,269 0,017 -0,079
5 9,98 1,454 0,290 0,740 0,00015 0,270 -0,450 0,269 0,010 -0,047
6 11,85 1,275 0,255 0,740 0,00011 0,200 -0,485 0,269 0,006 -0,026
7 13,27 2,764 0,240 0,740 0,00021 0,387 -0,500 0,269 0,021 -0,098
8 9,7 2,231 0,440 0,745 0,00023 0,427 -0,305 0,269 0,025 -0,119
Q Q1
V2
A2 .D 2
2
4
Dimana:
V2= kecepatan aliran air (m/detik)
Q1 = debit
Maka
Q Q1
V2
A2 .D 2
2
4
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
V2 =
= 0,414 m/detik
HL = H9 – H10
Dimana:
HL = Head Loss
H9 = 0,350
H10 = 0,740
Maka
HL = 0,350 – 0,740
= 0,390 m
P1 P2 V22 D 4
1
2
1 1 1
2.g D2 CC
Maka
P1 P2 V22 D 4
1
2
1 1 1
2.g D2 CC
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
= 0,7356 m
P1 P2 V12 D1
4
1
2.g D2
Maka
P1 P2 V12 D1
4
1
2.g D2
(P1 P2 ) 0,34722 13,6 x10 3
4
1
2.9,81 26,2 x10 3
= 0,5485 m
Q Q
V
A .D 2
4
Maka
Q Q
V
A .D 2
4
V2 =
= 1,535 m/s
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Dimana:
Re = bilangan Reynolds
V = kecepatan aliran
Maka
Re = 23276,494
Re = bilangan Reynolds
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Maka
fB = 0,316.Re -0.25
= 0,316 x 23276,494-0.25
= 0,0256
HT = H1 – H2
Dimana:
H1 = 0,570 m
H1 = 0,270 m
Maka
HT = H1– H1
Lv 2
H f fB
2.g .D
H f 0,207 m
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
HLB = HT – Hf
Dimana:
Maka
HLB = HT – Hf
= 0,300 – 0,207
= 0,093 m
2g
K B H LB
v2
Dimana:
KB = konstanta kehilangan tinggi tekan untuk perubahan geometrik
pipa
HLB = kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan aliran
Maka
2g
K B H LB
v2
= 0,814 m
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
2g .r
KL H 1
2 T
H f
v 2.L
Dimana:
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan aliran
Maka
2.g .r
KL H T 1
2 H f
v 2.L
2 x9,81 .0,0127
0,300 1 x0,207
= (1,535) 2 2 x0,9343
= 0,815 m
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 3.1
Log Q vs Log Hl
Dalam grafik diatas menggunakan skala logaritma pada Q dan Hl. Hal ini
berkaitan dengan penurunan rumus sebagai berikut:
Lxv 2
hl= f 2 xgxD
2
Q
Lx
A
hl = f
2 xgxD
LxQ 2
hl = f
2xgxDxA2
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
fxL
loghl= log Q2 + log 2
2xgxDxA
fxL
loghl = 2logQ + log 2
2xgxDxA
y = log hl
x = log Q
fxL
c = log 2
2xgDxA
Garis yang dihasilkan dari data percobaan kehilangan tinggi tekan pada
aliranmelalui pipa, dengan menggunakan powermemperlihatkan bahwa
garis pertama, berwarna hijau yang merupakan garis yang menunjukkan
pipa biru sejajar dengan garis kedua, berwarna oranye yang merupakan
garis yang menunjukkan pipa abu-abu.Hal ini dikarenakan debit air Q
yang melalui pipa biru dan pipa abu-abu sama, namun kecepatan air yang
melalui kedua pipa berbeda. Perbedaan kecepatan air di dalam pipa biru
dan pipa abu-abu dikarenakan pipa abu-abu memiliki diameter yang lebih
besar dibandingkan pipa biru.
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 3.2
Grafik 3.3
Begitu juga dengan grafik 3.3, yang merupakan grafik perbandingan antara
f Blassius dengan f Darcy-Weisbach untuk pipa abu-abu.
Namun, pada grafik 3.3 terlihat bahwa garis merah kecoklatan, yang
menunjukkan f Darcy-Weisbach menurun sedangkan pada grafik 3.2
menanjak, hal ini dikarenakan perbedaan diameter antara pipa abu-abu dan
pipa biru yang mempengaruhi kecepatan air di dalam pipa tersebut.
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik 3.4
Grafik 3.5
Grafik 3.6
r/D vs KB dan KL
Dari grafik terlihat bahwa plot-plot titik hampir sama atau hampir
berimpit, dilihat dari data hasil perhitungannya pun KB lebih kecil sedikit
dari KL bahkan ada yang sama. Hal ini terjadi karena K L selain
memperhatikan besarnya perubahan geometrik pada pipa tetapi juga
memperhatikan faktor gesekan yang terjadi sepanjang belokan pada
Modul III Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa Laporan Praktikum Hidrolika