Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/309357636

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster


SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM
MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN ME....

Conference Paper · February 2016

CITATIONS READS

0 1,596

2 authors:

Ahmad Fauzi Duran Corebima Aloysius


University of Muhammadiyah Malang State University of Malang
26 PUBLICATIONS 10 CITATIONS 99 PUBLICATIONS 63 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tarsius View project

Genetics Education View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Fauzi on 22 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM


MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL

Ahmad Fauzi1, Aloysius Duran Corebima2


1
Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang
2
Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang
fauzizou91@gmail.com

ABSTRAK
Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yang dijabarkan oleh Gregor Johan Mendel dan dipelajari
dalam materi pewarisan sifat. Laporan terdahulu melaporkan bahwa pewarisan Mendel merupakan salah
satu materi yang cukup sulit dipelajari oleh peserta didik. Kegiatan praktikum yang bertujuan untuk
memperlihatkan keberadaan hukum Mendel di dunia nyata dapat digunakan sebagai alternatif cara agar
materi pola pewarisan sifat menjadi lebih mudah dipelajari oleh peserta didik. Drosophila melanogaster
merupakan organisme model yang dapat digunakan sebagai media dalam mempelajari pola pewarisan
sifat bagi para siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa melalui persilangan berbagai
strain D. melanogaster, pola pewarisan Mendel dapat teramati. Prosedur persilangan, data hasil
penelitian, serta teknik analisis yang dilakukan dapat digunakan sebagai dasar dalam memanfaatkan D.
melanogaster dalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, persilangan strain N x e, N x bse, dan
testcross N x bcl secara berturut-turut digunakan untuk memperlihatkan pola pewarisan Mendel I, Mendel
II, dan menunjukkan pemisahan dan pilihan bebas tidak terjadi pada tingkat gen, melainkan kromosom.
Hasil anakan F2 pada persilangan N x e memenuhi rasio 3:1, hasil anakan F2 pada persilangan N x bse
memenuhi rasio 9:3:3:1, sedangkan hasil testcross N x bcl memperlihatkan peristiwa pilihan bebas terjadi
pada tingkat kromosom.
Kata kunci: Drosophila melanogaster, hukum Mendel I, hukum Mendel II, pewarisan sifat

PENDAHULUAN Malang. Sampel siswa tersebut menyatakan bahwa


Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas genetika dan pewarisan sifat merupakan materi yang
merupakan hukum yang dirumuskan oleh G. J. Mendel cukup sulit. Bahkan 70% sampel mengatakan bahwa
pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis besar, materi genetika dan pewarisan sifat merupakan materi
hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait tersulit di dalam mata pelajaran biologi. Hasil wawancara
keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap tersebut sesuai dengan laporan Cimer (2011) yang
karakter akan memisah pada waktu pembentukan gamet. melaporkan bahwa hukum pewarisan Mendel merupakan
Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa salah satu materi berkategori sulit dipelajari oleh peserta
faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter yang didik.
berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain (Klug, Genetika berkembang melalui penelitian yang
dkk., 2012; Snustad dan Simmons, 2012; Corebima, dilakukan oleh para ilmuwan. Persilangan dilakukan para
2013). Istilah faktor yang dijelaskan oleh Mendel tersebut peneliti terdahulu sebagai usaha untuk mengungkap
dikemudian hari dikenal dengan istilah gen. berbagai pola pewarisan sifat. Dari fakta tersebut, dapat
Hukum pewarisan Mendel merupakan salah satu dikatakan bahwa persilangan merupakan ciri kegiatan
materi yang dipelajari peserta didik, baik di tingkat inkuiri dari berbagai ilmuwan yang turut
sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Pada mengembangkan konsep genetika yang dipelajari di
tingkatan SMA, kajian terkait Hukum Mendel dipelajari bangku sekolah saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut,
peserta didik saat duduk di bangku kelas XII, tepatnya satu solusi yang mungkin dapat digunakan untuk
saat memasuki KD 3.9 dan 4.10. Pada tingkatan mengatasi permasalahan kesulitan siswa dalam
perguruan tinggi, kajian terkait Hukum Mendel dipelajari memahami materi pewarisan sifat adalah dengan
mahasiswa jurusan biologi ketika mereka menempuh memfasilitasi siswa untuk melakukan hal yang sama
perkuliahan Genetika. dengan apa yang telah dilakukan oleh para peneliti
Sebagian siswa SMA merasa bahwa materi tersebut. Pembelajaran seperti ini merupakan
pewarisan sifat merupakan materi yang cukup sulit. Hal pembelajaran yang menurut Srisawasdi (2012) sangat
tersebut terungkap dari wawancara yang telah dilakukan tepat diterapkan dalam pembelajaran sains.
terhadap siswa-siswa SMAN kelas XII di Kabupaten

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 372


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

Drosophila melanogasster adalah satu P2. Anakan dari P2 (F2) dicatat untuk dianalisis lebih
organisme model yang sering digunakan dalam lanjut.
mempelajari berbagai konsep biologi. Organisme ini 4) Persilangan dihibrid
telah digunakan sebagai organisme model selama Persilangan strain N x bse (P1) digunakan untuk
berabad-abad untuk mempelajari berbagai aspek dalam mendemonstrasikan keberadaan hukum Mendel II.
proses biologi, termasuk genetika dan pewarisan sifat, Anakan dari persilangan tersebut (F1) digunakan sebagai
perkembangan embrio, perilaku, dan penuaan (Jennings, P2. Anakan dari P2 (F2) dicatat untuk dianalisis lebih
2011). Beberapa laporan penelitian, semisal Fauzi, dkk. lanjut.
(2015) dan Fauzi dan Corebima (2015) juga memilih D.
melanogaster sebagai organisme model dalam
penelitiannya karena beberapa keuntungan teknis,
semisal tidak membutuhkan biaya yang cukup besar
dalam membudidayakannya serta memiliki siklus hidup
yang sangat pendek. Dari keuntungan teknis tersebut, D.
melanogaster juga dapat dicalonkan sebagai organisme
model dalam mempelajari hukum pewarisan Mendel di
bangku-bangku sekolah.
Penelitian yang bertujuan untuk
A B
mendemonstrasikan bahwa D. melanogaster dapat
menunjukkan keberadaan pola pewarisan Mendel perlu
dilakukan. Penelitian ini perlu dilakukan sebagai usaha
untuk lebih mempopulerkan kembali keberadaan D.
melanogaster yang berpotensi dapat membantu siswa
mempelajari pola pewarisan sifat. Pada penelitian ini,
persilangan monohibrid dan dihibrid digunakan untuk
mendemonstrasikan hukum Mendel I dan II. Testcross
dihibrid yang melibatkan dua lokus yang terletak pada
satu kromosom juga dilakukan untuk memperlihatkan
bahwa pilihan bebas sebenarnya terjadi pada tingkat C D
kromosom, bukan gen.
Gambar 1. A. D. melanogaster strain N; B. strain e; C.
strain bcl; D. botol kultur
METODE PENELITIAN
1) Penyiapan organisme dan kondisi lingkungan 5) Testcross
D. melanogaster strain Normal (N), ebony (e), black Persilangan strain N x bcl (P1) digunakan untuk
sepia (bse), dan black clot eyes (bcl) dari Laboratorium mendemonstrasikan bahwa pilihan bebas terjadi pada
Genetika FMIPA UM digunkana dalam penelitian ini tingkat kromosom. Anakan betina dari persilangan
(Gambar 1.a). Lalat dikultur di dalam botol gelas tersebut (F1) disilangkan dengan jantan bcl. Persilangan
berbentuk silinder bervolume 200 ml, dengan diameter 7 tersebut berstatus sebagai P2. Anakan dari P2 (F2) dicatat
cm dan tinggi 9 cm. Botol tersebut diisi medium standard untuk dianalisis lebih lanjut.
sebanyak 30 ml (Gambar 1.b). Kultur lalat tersebut 6) Analisis data
disimpan di ruang penelitian dengan kisaran temperatur Data yang dianalisis adalah data F2 dari setiap
lingkungan alami, yaitu 25-30 oC. persilangan. Chi-square dipilih sebagai uji statistik dalam
2) Komposisi medium analisis data. Rasio yang digunakan sebagai dasar dalam
Medium terdiri dari ± 2500 ml air, 700 g pisang (varietas uji Chi-square berasal dari hasil rekonstruksi
Raja Mala), 200 g tape singkong, dan 100 g gula merah. persilanganyang dilakukan dengan acuan hukum Mendel
Campuran tersebut di masak selama 45 menit. Medium I dan II.
tersebut cukup digunakan untuk mengisi 35 gelas kultur.
3) Persilangan monohibrid HASIL DAN PEMBAHASAN
Persilangan strain N x e (P1) digunakan untuk
1) Persilangan monohibrid
mendemonstrasikan keberadaan hukum Mendel I.
Hasil rekonstruksi persilangan monohibrid antara strain
Anakan dari persilangan tersebut (F1) digunakan sebagai
N dan e tertera pada Gambar 2. Berdasarkan rekonstruksi
persilangan tersebut, dapat diketahui bahwa rasio fenotip

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 373


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

F2 yang diharapkan adalah 3 (N) : 1 (e). Rasio tersebut square. Hasil uji chi-square persilangan N x e tersebut
digunakan sebadai dasar frekuensi harapan pada uji chi- tertera pada Tabel 1.

Gambar 2. Rekonstruksi kromosom persilangan D. melanogaster strain N x e

Tabel 1. Analisis data persilangan D. melanogaster strain N x e


Fenotip
Persilangan f0 fh fo-fh (fo-fh)2 Chi tabel
F2
Nxe N 434 421,5 12,5 156,25 0,370699881
e 128 140,5 -12,5 156,25 1,112099644
Total 562 562 1,482799526 3,841459

Tabel 2. Analisis data persilangan D. melanogaster strain N x bse


Jenis
Persilangan f0 fh fo-fh (fo-fh)2 Chi tabel
Kelamin
N x bse N 223 208,6875 14,3125 204,8476563 0,98160003
b 69 69,5625 -0,5625 0,31640625 0,004548518
se 57 69,5625 -12,5625 157,8164063 2,268699461
bse 22 23,1875 -1,1875 1,41015625 0,060815364
Total 371 371 3,315663372 7,815

Tabel 3. Analisis data persilangan D. melanogaster strain N x bcl


Jenis
Persilangan f0 fh fo-fh (fo-fh)2 Chi tabel
Kelamin
N x bcl N 354 222,25 131,75 17358,0625 78,10151856
b 126 222,25 -96,25 9264,0625 41,68307087
cl 162 222,25 -60,25 3630,0625 16,3332396
bcl 247 222,25 24,75 612,5625 2,756186727
Total 889 889 138,8740157 7,814728

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 374


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

Gambar 3. Rekonstruksi kromosom persilangan D. melanogaster strain N x bse

Gambar 4. Rekonstruksi kromosom persilangan D. melanogaster strain N x bcl

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 375


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

Berdasarkan hasil uji chi-square, dapat diketahui bahwa menemukan bahwa ciri-ciri induk muncul kembali pada
nilai chi hitung (1,483) < chi tabel (3,84). Dengan turunan tanaman ercis yang tumbuh dari biji heterozigot.
demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang Dari hasil tersebut, Mendel menyimpulkan bahwa kedua
berbunyi rasio anakan F2 berupa 3 (N) : 1 (e) diterima. faktor untuk tiap ciri tidak bergabung dalam cara apapun.
2) Persilangan dihibrid Kedua faktor tersebut tetap berdiri sendiri selama
Hasil rekonstruksi persilangan dihibrid antara hidupnya individu dan memisah pada waktu
strain N dan bse tertera pada Gambar 3. Berdasarkan pembentukan gamet-gamet. Dalam hubungan ini, separuh
rekonstruksi kromosom tersebut, dapat diketahui bahwa gamet membawahi satu faktor, sedangkan separuhnya
rasio fenotip F2 yang diharapkan adalah 9 (N) : 3 (b) : 3 yang lain membawahi faktor lainnya. Penjelasan tersebut
(se) : 1 (bse). Rasio tersebut digunakan sebadai dasar dikenal dengan hukum pemisahan Mendel (Corebima,
frekuensi harapan pada uji chi-square. Hasil uji chi- 2013).
square persilangan N x bse tersebut tertera pada Tabel 2. Berkaitan dengan demonstrasi persilangan pada
Berdasarkan hasil uji chi-square, dapat diketahui bahwa penelitian ini, faktor yang dimaksud adalah faktor e+ dan
nilai chi hitung (3,32) < chi tabel (7,62). Dengan faktor e. Pada saat gametogenesis, tepatnya pada individu
demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang heterozigot (Parental 2), individu tersebut dapat
berbunyi rasio anakan F2 berupa 9 (N) : 3 (b) : 3 (se) : 1 menghasilkan dua macam gamet, yaitu gamet yang
(bse) diterima. membawa faktor e+ dan gamet yang membawa faktor e.
3) Testcross Akibatnya, ketika fertilisasi berlangsung, akan terbentuk
Hasil rekonstruksi testcross N x bcl tertera pada tiga genotip pada anakan, yaitu 25% e+/e+, 50% e+/e, dan
Gambar 4. Berdasarkan rekonstruksi persilangan tersebut, 25% e/e. Sebaran genotip semacam itu akan
dapat diketahui bahwa rasio fenotip F2 yang diharapkan menghasilkan fenotip anakan N dan e yang memiliki
adalah 1 (N) : 1 (b) : 1 (cl) : 1 (bcl). Rasio tersebut perbandingan 3:1.
digunakan sebadai dasar frekuensi harapan pada uji chi- Selanjutnya, hukum pilihan bebas
square. Hasil uji chi-square persilangan N x e tersebut didemonstrasikan melalui persilangan antara strain N
tertera pada Tabel 3. dengan bse. bse merupakan double mutant yang
Berdasarkan hasil uji chi-square, dapat diketahui mengalami mutasi di lokus b dan se. Kedua lokus
bahwa nilai chi hitung (138,87) > chi tabel (7,82). tersebut terletak pada kromosom yang berbeda, yaitu
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis lokus b pada kromosom II dan lokus e pada kromosom
yang berbunyi rasio anakan F2 berupa 1 (N) : 1 (b) : 1 III. Persilangan tersebut akan menghasilkan individu
(cl) : 1 (bcl) ditolak. heterozigot bergenotip b+/b se+/se. Sesuai dengan
Pada penelitian ini, D. melanogaster digunakan pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan,
sebagai organisme model untuk mendemonstrasikan persilangan sesama F1 tersebut akan menghasilkan
hukum pemisahan dan pilihan bebas Mendel. Persilangan anakan berupa strain N, b, se, dan bse yang memenuhi
pertama adalah persilangan antara strain N dengan e. perbandingan 9:3:3:1.
Persilangan tersebut digunakan untuk Kemunculan empat strain F2 dengan rasio 9:3:3:1
mendemonstrasikan hukum pemisahan Mendel. pada penelitian ini disebabkan terjadinya hukum pilihan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa bebas saat gametogenesis. Hukum pilihan bebas itu
hasil anakan F2 dari persilangan antara strain N dengan e sendiri menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
memenuhi rasio hukum Mendel I. Rasio yang dimaksud menentukan karakter-karakter berbeda diwarisakan
adalah berupa 3:1 pada data F2. secara bebas satu sama lain (Corebima, 2013). Artinya,
Pada persilangan N x e, parental kedua yang selama gametogenesis, suatu gamet berpeluang
merupakan F1, baik parental jantan maupun betina membawa satu dari empat macam kombinasi karakter,
bersifat heterozigot. Genotip keduanya adalah e+/e. yaitu b+se+, b+se, bse+, ataupun bse. Akibatnya, karena
Faktor e+ sebenarnya menghasilkan warna tubuh kuning terbentuk empat macam gamet pada masing-masing
kecoklatan, sedangkan e menghasilkan warna tubuh parental dan b+ dominan terhadap b, begitu pula se+
hitam. Namun, karena e+ bersifat dominan terhadap e, dominan terhadap se, maka rasio F2 yang terbentuk
maka seluruh F1 berfenotip tubuh berwarna kuning adalah 9 (N) : 3 (b) : 3 (se) : 1 (bse)
kecoklatan. Setelah dilakukan persilangan sesama F1, Setelah mendemonstrasikan hukum pemisahan
anakan berwarna tubuh hitam muncul kembali. Hal dan pilihan bebas, dilakukan testcross antara strain N x
tersebut membuktikan bahwa genotip e/e terbentuk bcl. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pilihan
kembali pada F2. bebas yang terbukti pada persilangan sebelumnya tetap
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian berlaku bila kedua faktor terletak pada kromosom yang
yang dilakukan oleh Mendel pada tanaman ercis. Mendel sama. Kedua faktor yang dimaksud pada persilangan

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 376


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

antara N dan bcl adalah faktor penentu warna tubuh dan SIMPULAN
warna mata yang keduanya terletak pada kromosom 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
Berdasarkan pengumpulan dan analisis data hasil dapat diketahui bahwa D. melanogaster merupakan
persilangan, terlihat bahwa rasio anakan F2 hasil organisme model yang mampu mendemonstraikan
testcross tidak memenuhi 1 (N) : 1 (b) : 1 (cl) : 1 (bcl). hukum pemisahan dan pilihan bebas Mendel beserta
Bila diringkas, anakan yang bertipe sama dengan pautan kromosom.
parental/tipe parental (N dan bcl) memiliki proporsi
jumlah yang lebih besar dari anakan nonparental (b dan DAFTAR PUSTAKA
cl). Proporsi keduanya secara berturut-turut, yaitu 67,6% Cimer A, 2011. What Makes Biology Learning Difficult
dan 32,39%, bukanlah 50% dan 50% yang seharusnya and Effective: Stundens' Views. Educational
Research and Reviews, 7(3): 61-71.
terjadi bila gen b dan cl melakukan pilihan bebas.
Kemunculan anakan tipe non parental yang tidak Corebima AD, 2013. Genetika Mendel. Surabaya:
mencapai 50% mengindikasikan bahwa gen b terpaut Airlangga University Press.
dengan gen cl atau dapat dikatakan keduanya berada pada
kromosom yang sama. Corebima (2013) menjelaskan Fauzi A dan Corebima AD, 2015. The Effect of EMF
bahwa semua faktor/gen yang terletak pada satu Radiation Emitted by Mobile Phone to Insect
kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama Population using Drosophila melanogaster as a
Model Organism. Makalah. Disampaikan pada The
lain selama pembelajaran reduksi pada meiosis
6th International Conference on Global Resource
(gametogenesis). Akibatnya sebagian besar gamet yang Conservation (ICGRC), Malang 30 November
dihasilkan adalah gamet b+cl+ dan bcl. 2015.
Sesuai dengan data yang telah terkumpul dan
analisis data yang telah dilakukan, terbukti bahwa Fauzi A, Corebima AD, dan Zubaidah S, 2015. Efek
melalui persilangan berbagai strain D. melanogaster, Radiasi Telepon Genggam GSM terhadap Waktu
hukum pemisahan dan pilihan bebas serta pautan Eklosi Drosophila melanogaster. Makalah.
Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional
kromosom dapat didemonstrasikan. Ketiganya dapat
Pendidikan Biologi ke-2, Malang 17 Oktober 2015.
didemonstrasikan setelah persilangan dan pengumpulan
data dilakukan hingga generasi kedua. Sesuai dengan Jennings, BH, 2011. Drosophila – a versatile model in
penelitian yang telah dilakukan, waktu yang dibutuhkan biology & medicine. Materials Today, 14(3), 190-
untuk mendapatkan data hingga generasi 2 hanyalah 40 195.
hingga 50 hari.
Klug WS, Cummings MR, Spencer CA, dan Palladino,
Penelitian ini merupakan langkah awal usaha
MA, 2012. Concepts of Genetics, Tenth Edition.
peneliti untuk lebih mempopulerkan D. melanogaster San Francisco: Pearson Education, Inc.
sebagai organisme model yang tidak hanya digunakan di
dunia penelitian, melainkan juga dalam dunia pendidikan. Snustad DP dan Simmons MJ. 2012, Principles of
Penelitian-penelitian sejenis akan dilakukan dan Genetics, Sixth Edition. New Jersey: John Wiley &
penelitian pengembangan berbagai perangkat dan bahan Sons, Inc.
ajar yang mendukung penggunaan D. melanogaster di
Srisawasdi N, 2012. Introducing Students to Authentic
dunia pendidikan akan dilakukan pada penelitian
Inquiry Investigation Using an Artificial Olfactory
selanjutnya. Melalui langkah tersebut, diharapkan System. pp 93-106 in Tan and Kim (eds). Issues and
pemanfaatan D. melanogaster sebagai organisme model Challenges in Science Education Research.
dalam pembelajaran semakin luas. Dordrecht: Springer.

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 377

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai