Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA

POKOK BAHASAN :

Pendahuluan
Kaidah Bahasa Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fasilkom Informatika 01 900008 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.

Abstract Kompetensi
Bahasa adalah sistem lambang Mahasiswa dapat memahami
bunyi ujaran yang digunakan untuk perbedaan bahasa Indonesia yang
berkomunikasi oleh masyarakat baik dan bahasa Indonesia yang
benar.
pemakainya.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
1.1 Standar Kompetensi

Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa mampu

menjelaskan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menulis dengan

ejaan yang disempurnakan.

1.2 Kompetensi Dasar

1) Mahasiswa mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang baik.

2) Mahasiswa mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang benar.

1.3 Indikator

1) Mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang baik.

2) Mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang benar.

1.4 Kaidah Bahasa Indonesia

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang

berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.

Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi

dan adaptasi.

Bangsa Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia yang berkududukan

sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa

Indonesia digunakan sebagai lambang identitas nasional, lambang kebanggaan

nasional, alat pemersatu bangsa dan alat komunikasi antarsuku bangsa. Sedangkan

sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
kenegaraan, bahasa administrasi negara, bahasa pengantar di lembaga pendidikan

dan sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

Keberhasilan bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadikan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tak terlepas dari perjuangan

pemuda generasi tahun 20-an melalui ikrar Sumpah Pemuda.

Ikrar Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang melibatkan kepentingan

kehidupan nasional dan generasi muda. Sumpah Pemuda juga menyatakan

kebulatan tekad sosial, budaya dan politik yamg menjiwai perjuangan generasi

Indonesia pada masa sekarang. Karena itu, Sumpah Pemuda merupakan tonggak

sejarah yang amat penting, baik pada masa itu dan lebih-lebih bagi pertumbuhan

bangsa Indonesia di masa sekarang dan mendatang. Sumpah Pemuda merupakan

jaringan pernyataan kebulatan tekad yang dijalin oleh tiga unsur yang berkaitan erat

dan memiliki hubungan timbal balik. Tiga unsur tersebut adalah bertanah air satu

tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa

persatuan bahasa Indonesia. Amran Halim berpendapat bahwa penghayatan dan

penerapan isi dan semangat ketiga unsur itulah yang dimaksud dengan pembinaan

bahasa Indonesia.1 Dengan kata lain, pembinaan bahasa Indonesia adalah proses

sosial budaya dan kebahasaan yang bertujuan menempatkan bahasa Indonesia

pada kedudukannya yang terhormat dalam kemasyarakatan bangsa Indonesia.

Masalah pembinaan bahasa Indonesia adalah masalah yang menyangkut

pemeliharaan bahasa Indonesia. Sedangkan salah satu wujud pembinaan bahasa

Indonesia adalah terselenggaranya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan

1
http;// /kaidah bahasa/Kaidah Dasar Bahasa Indonesia – wendisaja, diakses tanggal 24 Feb 2018
2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
benar oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, masalah pemakaian bahasa

Indonesia yang baik dan benar adalah masalah nasional Indonesia.

Peranan bahasa yang utama ialah sebagai penyampaian maksud dan

pengungkapan perasaan seseorang kepada oang lain. Ditinjau dari sudut ini, maka

dapat dikatakan bahwa benarlah sudah bahasa seseorang bila dia sudah mampu

mengemban amanat tersebut.2 Namun mengingat bahwa situasi kebahasaan itu

bermacam-macam, maka tidak selamanya bahasa yang benar itu baik, atau

sebaliknya bahasa yang baik itu benar.

Berpegang dalam batasan tadi, maka ada dua syarat utama yang harus dipenuhi

oleh setiap pemakai bahasa Indonesia agar bahasa yang dipakainya itu baik dan

benar. Kedua syarat yang dimaksud yaitu :

Pertama, meahami baik situasi kebahasaan yang dihadapinya, dan

Kedua, memahami benar kaidah bahasa Indonesia.

1.5 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

1.5.1 Bahasa Indonesia yang Baik

Ada dua hal yang harus dijelaskan secara terpisah, yakni bahasa Indonesia yang

baik dan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa

Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembicara.3 Dalam setiap

komunikasi bahasa selalu melibatkan dua buah pihak yang lazim disebut

komunikator dan komunikan. Situasi dan kondisi pembicaraan antara komunikator

dan komunikan inilah yang menyebabkan apakah bahasa yang digunakan baik atau

tidak baik. Ada berbagai varian situasi yang menuntut norma kebahasaan yang

2
http://kaidahbahasa/KAIDAH-DASAR-BAHASA-INDONESIA://, diakses tanggal 24 Feb 2018
3
Sri Satata dkk, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2012.
Hal 37.
2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
berbeda. Ada situasi yang sedang duka cita, situasi darurat, situasi khusuk, situasi

santai, situasi kekeluargaan yang akrab dan situasi lainnya. Hampir semua situasi

menuntut penggunaan bahasa yang sesuai dengan konteks sosialnya, Bahasa

Indonesia yang baik adalah bahasa cocok dengan situasi pemakaiannya. Ada dua

situasi pemakaian bahasa, yaitu situasi resmi dan tidak resmi. Situasi resmi adalah

situasi kebahasaan yang berkaitan dengan masalah kedinasan, keilmuan, berbicara

di depan umum dan berbicara dengan orang dihormati misalnya mengajar, surat-

menyurat, membuat laporan, karya ilmiah, berbicara dengan atasan dan guru. Pada

situasi seperti ini selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk

menyampaikan gagasan atau informasi. Karena itu, perlu menggunakan bahasa

baku. Sedangkan situasi tidak resmi adalah pemakaian bahasa dalam pergaulan

sehari-hari dengan masalah pokok keseharian. Obrolan di warung, tawar-menawar

di pasar adalah contoh situasi kebahasaan tidak resmi. Pada situasi seperti ini,

bahasa hanyalah merupakan alat komunikasi. Asal lawan bicara memahami maksud

pembicaraan memadailah bahasa tersebut. Penyimpangan kaidah bukanlah hal

yang tercela benar, asal pelanggaran tidak mengubah makna dari bahasa

Indonesia. Bahkan penyisipan bahasa asing atau daerah bukanlah suatu hal yang

tidak mustahil.

1.5.2 Bahasa Indonesia yang Benar

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya

selalu menaati kaidah bahasa Indonesia (baku). Ciri kebahasaan ragam baku antara

lain kebakuan ejaan, peristilahan, kosakata, tata bahasa dan lafal. Ragam baku

bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia yang tata cara dan tertib penulisannya

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan serta tertib dalam

pembentukan istilahnya yang berpedoman kepada pedoman umum pembentukan

istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku harus menggunakan kata-kata baku seperti

bagaimana, mengapa, memberi bukannya gimana, kenapa, kasih dan sebagainya.

Selain itu, bahasa baku harus taat asas pada kaidah ketatabahasaan yaitu

konsisten menggunakan hukum diterangkan menerangkan pada pembentukan kata

serta menggunakan subjek predikat dalam pembentukan kalimat. Pada bahasa

lisan, ragam baku bahasa Indonesia adalah ragam bahasa yang relatif bebas dari

atau sesedikit mungkin diwarnai oleh lafal bahasa daerah atau dialek setempat. Hal

yang sama diungkapakan Sri Satata dkk bahwa Bahasa Indonesia yang benar

adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah ketatabahasaan yang

berlaku.4 Lima kaidah ketatabahasaan :

1) Morfologi : tata bentuk

2) Fonologi : tata bunyi

3) Sintaksis ; tata kalimat

4) Semantik : tata makna

5) EYD : tata tulis

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan

bahasa Indonesia yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Sesuai dengan asumsi ini, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi

pemakai bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-nya baik dan benar.

Syarat tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan

4
Ibid., hal 38
2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang

menggunakan bahasa baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak

baku dalam situasi tidak resmi adalah orang yang mampu menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar karena sesuai dengan fungsi dan situasinya. Agar

bisa memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka perlu adanya sikap

positif para pemakai bahasa Indonesia. Menurut Garvin dan Mathiot, sikap ini

setidaknya mengandung tiga ciri pokok yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa

dan kesadaran akan adanya norma bahasa.

 Kesetiaan adalah sikap yang mendorong masyarakat untuk

mempertahankan kemandirian bahasanya.

 Kebanggaan bahasa adalah sikap yang mendorong orang atau sekelompok

menjadikan bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompoknya

sekaligus membedakan dengan yang lain.

 Sedangkan kesadaran adanya norma adalah sikap yang mendorong

penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun dan layak. Kesadaran

demikian merupakan faktor yang menentukan dalam perilaku tutur. Sikap

tidak ada gairah untuk mempertahankan kemandirian bahasanya,

mengalihkan kebanggaan kepada bahasa lain yang bukan miliknya dan

sikap tidak memelihara cermat bahasa dan santun bahasanya harus

dicegah karena akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan bahasa

Indonesia. Karena itu, sebagai wujud penghargaan dan perhormatan

terhadap pahlawan bangsa yang telah mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda,

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
marilah kita tumbuh kembangkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.6 Ejaan

Pada tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch A. van Ophyusen dengan bantuan

Engku Nawawi dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, menetapkan aturan ejaan

bahasa Melayu dengan huruf Latin. Berbagai Kongres diadakan untuk melakukan

penyempurnaan, seperti Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo pada tahun

1938 yang menyarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan. 5

Usaha pembakuan bahasa Indonesia tersebut ternyata belum menunjukkan hasil

yang sempurna. Dalam pemakaian bahasa Indonesia, masih sering ditemukan kata-

kata yang dieja atau diucapkan dengan tidak tepat. Umumnya kesalahan itu

berpangkal pada kesalahan ejaan sehingga terjadi kesalahan pada pengucapan

pula. Selain itu, pembacaan kata-kata yang sudah betul ejaannya terkadang masih

dibaca dengan lafal yang salah. Padahal dalam situasi resmi seharusnya kesalahan

seperti itu tidak terjadi.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya salah eja atau salah ucap yaitu

karena pengaruh bahasa daerah. Seperti kata-kata nomor dan besok yang biasanya

dieja atau diucapkan nomer dan besuk oleh masyarakat yang bahsa pertamanya

(mother tongue) bahsa Jawa. Kadang pada ejaan sudah benar tetapi dalam

pengucapannya masih salah, misalnya kata-kata fakultas dan jalan yang oleh orang

Bugis-Makassar diucapkan pakultas dan jalang. Faktor lain yang menyebabkan

5
Pengembangan Bahasa Indonesia, PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
(Jakarta; Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ;2000)hal.5

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
kesalahan pengucapan yaitu adanya bunyi yang berbeda tetapi dalam ejaan tidak

dibedakan. Seperti kata ‘peka’ yang dilafalkan dengan ‘pepet’, padahal seharunya

dilafalkan seperti kata ‘teras’ (serambi). Kesalahan ucapan juga sering kali

disebabkan penggunaan ejaan bahasa daerah Jawa seperti huruf a yang harus

dibaca seperti o dalam bahasa Indonesia. Misalnya, nama ‘Poerwadarminta’ yang

seharusnya dibaca Purwodarminta. Salah eja juga terjadi pada penulisan kata-kata

yang berasal dari bahasa asing seperti sistim, kongkrit, dan kwitansi, yang ejaan

sebenarnya ialah sistem, konkret, dan kuitansi.

Selain itu dalam penulisan ilmiah selain harus menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar, juga harus dapat menggunakan bahasa tersebut sebagai

sarana komunikasi ilmu. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar

dalam tulis-menulis, harus pula ditunjang oleh penerapan peraturan ejaan yang

berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan. Agar gagasan

atau pesan yang terdapat pada karya tulis kita mudah dipahami oleh pembaca.

1.7 Kaidah Bahasa Indonesia Baik dan Benar

Sebelum sampai pada pembahasan Bahasa Indonesia yang benar dan baik,

terlebih dahulu kita perlu tahu bagaimana standar resmi pembakuan Bahasa

Indonesia. Jika bahasa sudah memiliki baku atau standar yang sudah disepakati

dan diresmikan oleh negara atau pemerintah, barulah dapat dibedakan antara

pemakaian bahasa yang benar dan tidak. Seperti yang ditulis di buku Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku

itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Bahasa sebagai salah satu

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti

oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal

ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah sama. Masing-

masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda. Orang yang mahir

menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun

jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat

dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang

disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya

tidak selalu perlu bergam baku (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Sehingga jika

kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga

sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal

ini mengacu kepada bahasa baku.

Contohnya ;

Jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja,

Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!”

Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku,

“Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar, yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya

dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang

sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran”

1.8 Kesimpulan

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa

Indonesia yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Berdasarkan asumsi ini, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi pemakai

bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-nya baik dan benar. Syarat

tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan memahami

benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan bahasa

baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak

resmi adalah orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar karena sesuai dengan fungsi dan situasinya. Agar bisa memakai bahasa

Indonesia secara baik dan benar, maka perlu adanya sikap positif para pemakai

bahasa Indonesia.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Winci. 2013. Bahasa Indonesia. Banda Aceh: CV. P&G Kilat Jaya

Pamungkas. 1972. PEDOMAN UMUM EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ~EYD~,

Surabaya: Giri Surya

Satata, Sri dkk. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Jakarta : Mitra Wacana Media

Kaidah-bahasa-indonesia.blogspot.com/

http://ekowidianto.blogspot.com/2010/12/kaidah-bahasa-indonesia-jati-diri.html

http://juwie.wordpress.com/2009/03/24/kaidah-dan-penerapan-ejaan-bahasa-

indonesia-yang-disempurnakan-eyd/

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Sudrajat, S.Pd. M.Pd.. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai