Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SILVI OCTAVIANI ASMI

NIM : 170331863505
MATKUL : LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
DOSEN : Dr. MUNZIL ARIEF, S.Pd, M.Si

PENDIDIKAN ABAD 21

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21


dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkembang begitu cepat
memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain
maupun belajar.
Sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana
kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered learning) menjadi pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning). Hal ini sesuai
dengan tuntutan dunia masa depan dimana peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir
dan belajar. Kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan memecahkan masalah
(problem solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan berkomunikasi.
Berdasarkan “21stCentury Partnership Learning Framework”, terdapat beberapa
kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh SDM abad 21, yaitu:
1. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-
Solving Skills) : mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam
konteks pemecahan masalah
2. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills)
: mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak
3. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-
Solving Skills) : mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam
konteks pemecahan masalah
4. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills)
: mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak
5. Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation Skills) : mampu
mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan
yang inovatif
6. Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and ommunications Technology
Literacy): mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari
7. Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) : mampu menjalani aktivitas
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi
8. Kemampuan informasi dan literasi media (Information and Media Literacy Skills) :
mampu memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan
beragam gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam
pihak.

Generasi IT
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikutip dalamadalah sebagian dari
ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi (Rusman, dkk.2011). Tercakup dengan defenisi tersebut semua perangkat
keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun komunikasi.
UNESCO menyatakan bahwa semua negara maju dan berkembang, perlu mendapatkan akses
TIK dan menyediakan fasilitas pendidikan yang terbaik, sehingga diperoleh generasi muda
yang siap berperan penuh dalam masyarakat modern mampu berperan dalam negara
pengetahuan.
Perkembangan Teknologi Komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network)
yang dapat memberi kemungkinan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber belajar
secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang
untuk memperolah informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik mereka
masing-masing. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya
fasilitas internet dan web dengan sistem e-learning sehingga memungkinkan peserta didik
untuk mengakses informasi secara fleksibel tanpa terbatas waktu dan tempat.
Dunia pendidikan di era globalisasi ini membutuhkan kapasitas dan modernisasi sistem
dan jaringan informasi dan komunikasi dengan mengembangkan dan memanfaatkan TIK.
Dengan mengembangkan dan memanfaatkan TIK dengan baik dan benar diharapkan guru
sebagai pendidik dapat menyampaikan informasi dengan tepat dan akurat kepada siswa sebagai
peserta didik. Sehingga pemahaman siswa dapat meningkat dan tugas guru menjadi lebih dalam
menyampaikan materi. Menurut Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina (2011) menyatakan
kecenderungan dunia pendidikan di indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance learning).
Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan
sebagai strategi utama.
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah jaringan
perpustakaan dan instrumen pendidikan lainya (guru, laboratorium) berubah fungsi
menjadi sumber informasi dari pada sekedar rak buku.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multimedia, dalam
pendidikan secara bertahap menggantikan televisi dan video.

MDGs (Millenium Development Goals)


MDGs merupakan singkatan dari Millenium Development Goals. MDGs dicetuskan
pada bulan september tahun 2000 oleh para pemimpin dunia di New York. Pertemuan para
pemimpin dunia tersebut dinamai dengan “Deklarasi Millennium”. Deklarasi Millennium ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan sumber daya
manusia dan pengentasan kemiskinan.
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDGs). Sebanyak delapan
butir yang telah disepakati untuk dicapai oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) agar pada tahun 2015 negara-negara tersebut mengalami peningkatan kesejahteraan di
masyarakatnya.Millennium Development Goals (MDGs) memiliki delapan tujuan yang dianggap
masalah pokok dalam pembangunan sumber daya manusia. Delapan tujuan tersebut :
(1) menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan
(2) memenuhi kebutuhan pendidikan dasar
(3)mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
(4) mengurangi angka kematian anak
(5) meningkatan kualitas kesehatan ibu
(6) memberantas HIV/AIDS, malaria, dan beragam penyakit lainnya
(7) menjamin keberlanjutan lingkungan hidup
(8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah
secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan
oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menerapkan UN sebagai salah satu bentuk
evaluasi pendidikan. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No.153/U/2003 tentang UN tahun pelajaran 2003/2004 disebutkan bahwa tujuan UN
adalah untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik melalui pemberian tes pada
siswa SLTP dan siswa SLTA. Selain itu UN bertujuan untuk mengukur mutu pendidikan dan
mempertanggungjawab-kan penyelengga-raan pendidikan di tingkat nasional, provinsi,
kabupaten, sampai tingkat sekolah.
UN berfungsi sebagai “quality control” terhadap sistem pendidikan, karena control
terhadap proses, dan in-put pendidikan sudah semakin kecil, bahkan saat sentralisasi pun
sebenarnya control pusat di bidang pendidikan tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena
rapuhnya mental jaringan birokrasi akibat berbagai faktor di luar masalah pendidikan. Fungsi
standar nasional pendidikan adalah penyusunan strategi dan rencana pengembangan sesudah
diperoleh data-data dari evaluasi belajar secara nasional seperti Ujian Nasional (UN).

National Assesment of Educational Progress (NAEP)


Penilaian Nasional Kemajuan Pendidikan ( NAEP ) adalah penilaian berkelanjutan dan
representatif terbesar dari apa yang dapat diketahui dan dilakukan siswa Amerika Serikat dalam
berbagai mata pelajaran. NAEP adalah proyek yang diberi mandatori kongres yang dikelola
oleh Pusat Statistik Pendidikan Nasional (NCES), di dalam Institut Pendidikan Ilmu
Pengetahuan (IES) dari Departemen Pendidikan AS. Hasil NAEP dirancang untuk
memberikan data tingkat kelompok tentang prestasi siswa dalam berbagai mata pelajaran, dan
dilepaskan sebagai The Nation's Report Card. Tidak ada hasil bagi siswa, kelas, atau sekolah
individual.
NAEP menggunakan prosedur sampling yang dirancang dengan cermat sehingga
memungkinkan penilaian mewakili keragaman geografis, ras, etnis, dan sosial ekonomi
sekolah dan siswa di Amerika Serikat. Data juga diberikan pada siswa penyandang cacat dan
pelajar bahasa Inggris. Karena penilaian NAEP diberikan secara seragam kepada semua siswa
yang berpartisipasi dengan menggunakan buklet tes yang sama dan prosedur yang identik di
seluruh negara, hasil NAEP berfungsi sebagai metrik umum untuk negara bagian dan memilih
distrik perkotaan yang berpartisipasi dalam penilaian.

PISA
Program untuk Penilaian Siswa Internasional ( PISA ) adalah sebuah studi di seluruh dunia
oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di negara-negara
anggota dan non-anggota dari kinerja skolastik murid sekolah 15 tahun tentang matematika,
sains, dan bacaan. Tujuannya adalah untuk menyediakan data yang sebanding dengan maksud
untuk memungkinkan negara-negara memperbaiki kebijakan dan hasil pendidikan mereka.
PISA untuk Pembangunan
Inisiatif PISA untuk Pembangunan bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi partisipasi
PISA dari negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang tertarik dan
termotivasi. Cari tahu lebih lanjut tentang negara mana yang berpartisipasi dan bagaimana hal
itu berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan untuk kualitas dan
kesetaraan hasil belajar bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Tes Berbasis PISA untuk Sekolah
Tes berbasis PISA untuk Sekolah memberikan perkiraan kinerja dan informasi tingkat sekolah
tentang lingkungan belajar dan sikap siswa yang dikumpulkan dari kuesioner siswa. Cari tahu
lebih lanjut dan bagaimana sekolah dan jaringan mereka dapat ikut serta.
Program Online PISA untuk Peningkatan Sekolah
Platform pembelajaran kolaboratif online yang membawa wawasan dari PISA kembali ke
sekolah dan komunitas sehingga mereka dapat bekerja dengan sekolah lain di seluruh dunia
tentang bagaimana membantu siswa belajar lebih baik, guru mengajar lebih baik dan sekolah
menjadi lingkungan belajar yang lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai