Metode Plomp
Metode Plomp
(RESEARCH DEVELOPMENT )
MODEL PLOMP
Oleh
N a f i ’ H a d i T (17070785008)
Azizah Qurrotul U (17070785018)
Atika Khaulah P (17070785020)
Adnan. S (17070785032)
Menurut Gay (dalam Navel, 2013) penelitian pengembangan adalah suatu usaha
untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan
untuk menguji teori. Sedangkan Borg & Gall (dalam Navel, 2013) mendefinisikan
penelitian pengembangan sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle,
which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will
be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing
stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field -test data
indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai R & D, yang terdiri atas mempelajari temuan penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan
pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai data uji
lapangan menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Menurut Sugiyono (2011:407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Lebih jauh Sujadi (dalam Navel, 2013) mengemukakan penelitian dan
pengembangan atau research and development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen, dan lain-lain.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi
di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).Penelitian
Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian
yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian
dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan
temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara
sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria
keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.
Lebih jauh lagi, Seels dan Richey (dalam Setyosari, 2010:195) menyatakan bentuk
paling sederhana penelitian pengembangan ini dapat berupa: (1) kajian tentang proses dan
dampak rancangan pengembangan dan upaya-upaya pengembangan tertentu dan khusus,
atau berupa (2) suatu situasi dimana seseorang melakukan atau melaksanakan rancangan,
pengembangan pembelajaran, atau kegiatan-kegiatan evaluasi dan mengkaji proses pada
saat yang sama, atau berupa (3) kajian tentang rancangan, pengembangan, dan proses
evaluasi pembelajaran baik yang melibatkan proses evaluasi pebelajaran baik yang
melibatkan komponen proses secara menyeluruh atau tertentu saja.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan
antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan
dalam pembelajaran.
Menurut Plomp & Nieveen (2010), suatu komponen dari hasil pengembangan
harus berdasar pada pencapaian tertinggi dari suatu pengetahuan (validitas isi) dan
semua komponen harus secara konsisten terkait satu sama lain (validitas konstruk).
Jika suatu hasil pengembangan memenuhi validitas isi dan konstruk, maka dapat
dikatakan bahwa hasil pengembangan tersebut valid.
Menurut Nieveen (1999) aspek validitas dapat dilihat dari: (1) apakah
model y a n g dikembangkan berdasar pada rasional teoritik yang kuat; dan (2)
apakah berbagai komponen dari model terkait secara konsisten antara yang satu
dengan lainnya. Aspek kepraktisan dilihat dari segi pengguna: (1) apakah para
ahli dan praktisi menyatakan model yang dikembangkan dapat diterapkan; dan
(2) secara nyata dilapangan, model yang dikembangkan dapat diterapkan dengan
kriteria baik. Model pembelajaran yang dikembangkan dikatakan valid jika model
berdasarkan teori yang memadai (validitas isi) dan semua komponen model
pembelajaran satu dengan lain berhubungan secara konsisten (validitas konstruk).
Indikator yang digunakan untuk menyatakan bawah model
pembelajaran yang dikembangkan adalah valid, dapat digunakan indikator sebagai
berikut:
1) Validitas isi. Validitas isi menunjukkan bahwa model yang dikembangkan didasarkan
pada kurikulum atau model pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada rasional
teoretik yang kuat. Teori yang melandasi model pembelajaran diuraikan dan dibahas
secara mendalam; sebagai conto h dalam suatu penelitian pengembangan model
pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme memerlukan teori-teori
pembelajaran misalnya: teori konstruktivisme, psikologi kognitif, teori penalaran
matematika: induktif- deduktif, dan teori pengembangan model pembelajaran.
2) Validitas konstruk. Validitas konstruk menunjukkan konsistensi internal antar
komponen-komponen model. Misalnya untuk pengembangan model pembelajaran,
komponen-komponen model yang dikembangkan adalah:(1) sintaks;(2) sistem sosial;
(3) prinsip reaksi; (4) sistem pendukung; dan (5) dampak langsung dan dampak
tidak langsung. Pada validasi konstruk ini dilakukan serangkaian kegiatan penelitian
untuk memeriksa apakah komponen model yang satu tidak bertentangan dengan
komponen lainnya; sintaks model mengarah pada tercapainya tujuan pengembangan
model; dan prinsip sosial, prinsip reaksi, serta sistem mendukung keterlaksanaan
sintaks yang dikembangkan.
b. Kepraktisan
Plomp & Nieveen (2010:26) menyatakan,
“A second characteristic of high-quality interventions is that teacher (or more
general, representatives of the target group of users) consider the intervention to
be usable and that it is easy for them to use the intervention in a way that is
largely compatible with the developers’ intentions. … If these conditions are met,
we call these interventions practical.”
Berdasarkan pernyataan tersebut, suatu hasil pengembangan dikatakan praktis
jika pembelajar mempertimbangkan bahwa hasil pengembangan mudah untuk
digunakan dan secara umum sesuai dengan keinginan pengembang. Penentuan
kepraktisan suatu hasil pengembangan dilakukan oleh ahli (validator).
Nieven (2010) mengukur tingkat kepraktisan dilihat dari apakah guru (dan pakar-
pakar lainnya) mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru
dan siswa. Dalam penelitian pengembangan model yang dikembangkan dikatakan
praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara teoretis model dapat
diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaan model tersebut termasuk kategori
baik. Istilah “baik” ini masih memerlukan diukur dengan indikator-indikator yang
diperlukan untuk menentukan tingkat “kepraktisan” dari keterlaksanaan model.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, indikator untuk menyatakan bahwa
keterlaksanaan model pembelajaran ini dikatakan baik adalah dengan melihat apakah
komponen-komponen model dapat dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas,
apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran. Fokus pengamatan pada komponen
sintaks apakah dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh guru, komponen prinsip sosial
dan prinsip reaksi yang ditetapkan apakah terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas, dan komponen system pendukung apakah mendukung kelancaran
berlangsungnya pembelajaran. Meskipun fokus pada pengamatan pada keterlaksanaan
model, peneliti juga bisa mengamati hal-hal khusus yang menjadi perhatian dalam
penelitian, misalnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kreatif,
dan lainnya.
Berkaitan dengan kepraktisan ditinjau dari apakah guru dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas. Peneliti (dibantu pengamat) mengamati aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Misalnya dengan melihat kegiatan guru dalam:
mempersiapkan siswa untuk belajar; memeriksa hasil pekerjaan siswa; meminta
siswa melakukan sesuatu, misalnya memahami tujuan; memeriksa pengetahuan
prasyarat; memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati kasus-kasus
khusus; memberi kesempatan kepada siswa untuk menuliskan pengertian dengan
bahasa siswa sendiri; memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan
temannya; melakukan diskusi kelas untuk menarik kesimpulan (menyepakati),
misalnya menulis definisi atau generalisasi; memberi kesempatan kepada siswa
dalam memecahkan masalah; berkeliling mengontrol kerja siswa; memberi
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan; memberi kesempatan kepada
siswa untuk menerima atau menulis soal untuk dikerjakan di rumah; dan
mengakhiri pembelajaran.
c. Keefektifan
Kriteria ketiga mengenai media pembelajaran yang berkualitas baik adalah
efektif. Menurut Plomp & Nieveen (2010:26), “effectiveness is considered to be a third
characteristic of high quality materials, meaning that learners appreciate the lessons
and that the developers’ intentions materials, consistency exists between the intended
and experiental curriculum and the intended and attained curriculum”.
Dalam kerja Nieveen (2010) berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran,
dapat disinyalir bahwa Nieveen mengukur tingkat keefektifan dilihat dari tingkat
penghargaan siswa dalam mempelajari program dan keinginan siswa untuk terus
menggunakan program tersebut. Dalam penelitian pengembangan di bidang
pembelajaran, indikator untuk menyatakan bahwa keterlaksanaan model dikatakan
efektif misalnya dapat dilihat dari komponen-komponen: (1) pengelola
pembelajaran oleh guru; (2) aktivitas siswa; dan (3) respond an minat siswa dalam
pembelajaran; (4) perangkat pembelajaran
Komponen-komponen ini dapat berbeda antara penelitian yang satu dengan
lainnya bergantung pada pendefinisian (penegasan istilah) yang disebut efektif dalam
penelitian tersebut. Untuk masing-masing komponen tersebut juga harus jelas
definisinya, misalnya hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bilangan-bilangan yang diperoleh melalui penskoran dengan menggunakan instrumen
penilaian, misalnya soal kuis, pekerjaan rumah, tes untuk mengukur kreatifitas, dan tes
hasil belajar di akhir pembelajaran. Berkaitan dengan instrumen tes, misalnya tes
hasil belajar pada akhir pembelajaran, sebelum digunakan diperlukan uji coba
untuk mengetahui validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas tes.
Instrumen tes yang baik, yakni yang valid, reliabel, daya beda tinggi, dan tingkat
kesukarannya sedang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.
14
pembelajaran, sebelum digunakan diperlukan uji coba untuk mengetahui validitas, daya
beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas tes. Instrumen tes yang baik, yakni yang valid,
reliabel, daya beda tinggi, dan tingkat kesukarannya sedang dapat digunakan untuk
mengambil data penelitian.
4. Instrumen dan Teknik pengumpulan data
Untuk mengukur kevalidan , kepraktisan, dan keefektifan model maka disusun dan
dikembangkan instrument penelitian. Instrument yang dapat dipergunakan adalah (1)
lembar validasi; (2) lembar observasi; (3) kuesioner respon siswa dan guru terhadap
komponen dan kegiatan pembelajaran; (4) tes hasil belajar.
a. lembar validasi
beberapa lembar validasi yang digunakan antara lain : (a) lembar validasi buku model;
(b) lembar validasi rencana pembelajaran (c) lembar validasi buku guru; (d) lembar
validasi buku siswa; (e) lembar validasi lembar kegiatan siswa; (f) lembar validasi tes
hasil belajar.
Teknik pengumpulan data hasil validasi model, perangkat dan instrument model
dilakukan dengan cara memberikan instrument penelitian, modelyang
dikembangkandan lembar validasi para ahli dan praktisi. Selanjutnya para validator
memberikan penilaian berdasarkan pertanyaan dan pernyataan untuk masing-masing
aspek penilaian yang tersedia.
b. Instrumen untuk mengukur persepsi pakar/ahli terhadap keterlaksanaan dan
keefektifan model
Instrumen untuk mengukur persepsi ahli terhadap keterlaksanaan model meliputi 3
komponen model yaitu (1)sintaks, (2)sistem social, dan (3) prinsip reaksi. Ahli diminta
untuk memberikan penilaiannya berdasarkan persepsi dan pengalamannya tentang
mungkin tidaknya model dilakukan dalam pembelajaran. Penilaian terdiri dari 5 (lima)
derajat skala penilaian yaitu, sangat tidak memungkinkan (nilai 1); tidak memungkinan
(nilai 2); cukup memungkinkan (nilai 3); memungkinkan (nilai 4) dan sangat
memungkinkan (nilai 5)
Instrumen untuk mengukur persepsi ahli terhadap keefektifan model meliputi
4 komponen model yaitu (1) hasil belajar, (2) aktifitas siswa dan guru, (3) kemampuan
guru mengelola pembelajaran, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran. Ahli
diminta untuk memberikan penilaiannya berdasarkan persepsi dan pengalamannya
15
tinggi rendahnya model dalam mencapai 4 target tersebut. Penilaian terdiri dari 5
(lima) derajat skala penilaian yaitu sangat rendah (nilai 1); rendah (nilai2); cukup (nilai
3); tinggi (nilai 4) dan sangat tinggi (nilai 5).
c. Lembar observasi yang meliputi lembar observasi keterlaksanaan model dan lembar
observasi aktifitas siswa dan guru.
d. Angket respon siswa dan guru
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau komentar
siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran yang meliputi materi
pembelajaran, lembar kegiatan sisw, buku siswa, cara belajar dan cara guru mengajar.
Di samping itu, instrument ini ingin diketahui juga tentang minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran
e. Tes Hasil Belajar
Instrument ini digunaan untuk mengukur kompetensi siswa yaitu penguasaan isi dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah kejuruan. THB yang
diberikan mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika,
serta aplikasi pemecahan masalah sederhana sesuai konteks sebagai ukuran
performance siswa. Ada 4 komponen yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
dan menganalisis hasil belajar, yaitu penskoran, sensitivitas, reliabilitas, dan validitas.
16
𝐾𝑖 = Rata-rata kriteria ke –i
𝑉𝑗𝑖 = Skor hasil penilaian validator ke-j untuk kriteria ke-i
𝑛 = Banyaknya validator
3. Mencari rata-rata tiap aspek. Rumus yang digunakan yaitu:
∑𝑛𝑗=1 𝐾𝑗𝑖
𝐴𝑖 =
𝑛
dengan
𝐴𝑖 = Rata-rata kriteria ke –i
𝐾𝑗𝑖 = rata-rata untuk aspek ke-i dan kriteria ke-j
𝑛 = Banyaknya kriteria dalam aspek ke-i
4. Mencari rata-rata total validitas semua aspek dengan rumus
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
𝑉𝑎 =
𝑛
Dengan,
𝑉𝑎 = Rata-rata validitas
𝐴𝑖 = Skor rata-rata aspek ke-i
𝑛 = Banyaknya aspek
5. Menentukan kualitas validitas dengan mencocokkan rata-rata validitas pada
tabel berikut.
Tabel 3. 2 Kriteria kualitas validitas mode
Interval Kriteria Kualitas Validitas
3,25 ≤ RV ≤ 4 Sangat Valid
17
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN R&D
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Instrumen Penelitian
4. Analisis Data
5. Perencanaan Desain Produk
6. Validasi Desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji Produk yang telah
dirancang.
2. Populasi dan Sampel.
3. Teknik Pengumpulan Data.
4. Instrumen Penelitian
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk (gambar dan penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
D. Hasil Pengujian Tahap ke-II
E. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
F. Pengujian Tahap ke-III (bila perlu)
G. Penyempurnaan Produk (gambar terakhir dan penjelasannya)
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENDEKATAN RESEARCH AND
DEVELOPMENT
1. Kelebihan Pendekatan Research and Development
a. Pada pendekatan R & D, produk/model dihasilkan melalui serangkaian uji coba
di lapangan dan divalidasi oleh ahli sehingga memiliki nilai validasi tinggi.
b. Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti.
DAFTAR PUSTAKA
Akker, J. van den. 1999. Principles and Methods of Development Research. Dalam Plomp, T;
Nieveen, N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design
Approaches and Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic
Publisher.
Joyce, B & Weil, M. 1992.Models of Teaching. Fourth Edition. London: Allyn and Bacon.
Kaluge, H. A. 2005. Pengembangan Model Penilaian Aktivitas Belajar Matematika yang
Komprehensif dan Kontinu pada Pembelajaran Kooperatif di SMP.
Disertasi.S urabaya: PPs Unesa.
Kessel,J.1999.A Relational Approach to Curriculum Design. Dalam Plomp,T; Nieveen, N;
Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design Approaches and
Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Dalam Plomp, T; Nieveen, N;
Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design Approaches and
Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.
Plomp, Tj. 1997. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp
(eds).Educational & Training System Design: Introduction. Design of Education and
Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland.Faculty of
Educational Science and Technology, University of Twente.
Plomp, Tj & Wolde, J. van den. 1992. The General Model for Systematical Problem
Solving.From Tjeerd Plomp (Eds.). Design of Educational and Training (in
Dutch). Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational
Science and Technology, University of Twente. Enschede the Netherlands.
Reigeluth, C.M. 1999. Instructional-Design Theories and Models Volume II: A New Paradigm
of Instructional Theory. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Santyasa, I Wayan. 2009. “Metode Penelitian Pengembangan Dan Teori Pengembangan
Modul”. Makalah Disajikan dalam Pelatihan bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA,
dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten
Klungkung.
Setyosari, H. P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-pengembangan-development-
research/ (diakses tanggal 11 Maret 2018. 9:31 AM).
http://reskiwatisalam.blogspot.com/2012/12/penelitian-pengembangan.html (diakses tanggal 11
Maret 2017. 9:57 AM)