Anda di halaman 1dari 22

PENELITIAN PENGEMBANGAN

(RESEARCH DEVELOPMENT )

MODEL PLOMP

Oleh

N a f i ’ H a d i T (17070785008)
Azizah Qurrotul U (17070785018)
Atika Khaulah P (17070785020)
Adnan. S (17070785032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2017
A. PENGERTIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN

Menurut Gay (dalam Navel, 2013) penelitian pengembangan adalah suatu usaha
untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan
untuk menguji teori. Sedangkan Borg & Gall (dalam Navel, 2013) mendefinisikan
penelitian pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle,
which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will
be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing
stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field -test data
indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai R & D, yang terdiri atas mempelajari temuan penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan
pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai data uji
lapangan menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Menurut Sugiyono (2011:407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Lebih jauh Sujadi (dalam Navel, 2013) mengemukakan penelitian dan
pengembangan atau research and development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen, dan lain-lain.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi
di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).Penelitian
Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian
yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian
dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan
temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara
sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria
keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.
Lebih jauh lagi, Seels dan Richey (dalam Setyosari, 2010:195) menyatakan bentuk
paling sederhana penelitian pengembangan ini dapat berupa: (1) kajian tentang proses dan
dampak rancangan pengembangan dan upaya-upaya pengembangan tertentu dan khusus,
atau berupa (2) suatu situasi dimana seseorang melakukan atau melaksanakan rancangan,
pengembangan pembelajaran, atau kegiatan-kegiatan evaluasi dan mengkaji proses pada
saat yang sama, atau berupa (3) kajian tentang rancangan, pengembangan, dan proses
evaluasi pembelajaran baik yang melibatkan proses evaluasi pebelajaran baik yang
melibatkan komponen proses secara menyeluruh atau tertentu saja.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan
antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan
dalam pembelajaran.

B. METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)


Menurut Santyasa (2009:3) dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada
beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.
1. Metode deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2)
kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna
lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan
penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana -
prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
2. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu
produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji
coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan
temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
3. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan.
Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok
eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau rand om.
Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan
tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
C. KARAKTERISTIK PENELITIAN PENGEMBANGAN
Borg dan Gall (dalam Salam, 2012) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian
dan pengembangan, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian
terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually
Artinya, dilakukannya uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana
produk tersebut nantinya digunakan.
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan
dalam tahap-tahap uji lapangan.
Dari empat ciri utama R&D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R&D
adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan
dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi.
Menurut Tim Puslitjaknov (2008:8) metode penelitian pengembangan memuat 3
komponen utama yaitu :
1. Model pengembangan,
2. Prosedur pengembangan, dan
3. Uji coba produk.
Deskripsi dari masing- masing komponen adalah sebagai berikut :
1. Model pengembangan
Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang
akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model
konseptual, dan model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan
komponen-komponen produk,m enganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan
hubungan antar komponen yang akan dikembangkan.
2. Prosedur penelitian pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh
oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan
berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan
produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat
komponen pada setiap tahapan pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi
komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan
hubungan antar komponen dalam sistem.
3. Uji Coba Model atau Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji
coba model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat
layak digunakan atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana
produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran
(instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Ujicoba
dilakukan 3 kali: (1) Uji ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil
sebagai pengguna produk; (3) Uji lapangan (field testing).Dengan uji coba kualitas
model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
D. PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PLOMP
“Educational design research is perceived as the systematic study of designing,
developing, and evaluatingeducational interventions (such as programs, teaching-
learnig strategies and materials, products and systems) as solutions for complex
problems in educational practice, which also aims at advancing our knowledge about
the characteristics of these interventions and the processes of designing and developing
them.”(Plomp & Nieveen, 2010:9)
Model penelitian pendidikan merupakan studi sistematik dalam merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi material pendidikan seperti program, materi, dan
strategi belajar mengajar, produk, dan sistem sebagai solusi suatu masalah yang juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai karakteristik material tersebut dan
proses untuk merancang dan mengembangkannya.
1. Fase-fase dalam penelitian pengembangan model Plomp
Model Plomp (2010) tersebut terdiri atas fase investigasi awal (prelimenary
investigation), fase prototype ( Prototyping phase), fase evaluasi (assessment
phase).

Uraian penjelasan kegiatan yang terkandung dalam setiap fase disajikan


sebagai berikut
a. Fase investigasi awal (prelimenary investigation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghimpun informasi
permasalahan pembelajaran, merumuskan pentingnya mengembangkan model,
mengidentifikasi dan mengkaji teori-teori yang melandasi model pembelajaran
yang relevan, teori tentang model pembelajaran dan pengembangannya.
Pada tahap ini juga dilakukan analisis terhadap (1) kondisi siswa yang meliputi
kemampuan dan kemauan belajar, (2) analisis kurikulum yaitu analisis materi
(mengidentifikasi, merinci, dan menyusun konsep secara sistematis untuk
pengorganisasian materi pelajaran ), dan merumuskan kompetensi dasar dan
kriteria kinerja.
b. Fase prototype ( Prototyping phase)
Tahapan ini sebagai lanjutan kegiatan pada tahap perancangan . pada tahap ini dihasilkan
prototype 1 (awal ) sebagai realisasi hasil perancangan model. Tahap ini merupakan tahap
desain iteratif yang terdiri dari iterasi-iterasi atau disebut juga pengulangan atau
revisi. Setiap iterasi tersebut menjadi suatu siklus kecil dalam penelitian dengan
evaluasi formatif sebagai kegiatan penelitian yang paling penting yang bertujuan
untuk meningkatkan dan menyempurnakan suatu material. Tahap ini merupakan
penyusunan bentuk dasar desain pertama yang disebut prototype 1, yang meliputi
desain aplikasi dan desain instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian.
Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan validasi instrumen-instrumen untuk menguji
layak atau tidaknya instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek-
aspek yang ditetapkan ditinjau dari kejelasan tujua pengukuran yang dirumuskan,
kesesuaian butir-butir pertanyaan untuk setiap aspek, penggunaan Bahasa, dan
kejelasan petunjuk penggunaan instrumen.
c. Fase evaluasi (evaluation phase)
Pada tahap ini dilakukan evaluasi (semi) sumatif untuk menyimpulkan apakah
suatu solusi atau material memenuhi spesifiksi yang telah ditentukan. Hasil tahap
evaluasi merupakan proses dan analisis informasi untuk menilai solusi dan
selanjutnya dilakukan revisi sampai prototype yang dihasilkan dapat digunakan
dalam penelitian. Uji coba dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana
kepraktisan dan keefektifan model dalam pelaksaaan pembelajaran di kelas. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada waktu uji coba adalah (1) melakukan uji coba lapangan,
(2) melakukan analisis terhadap data hasil uji coba, (3) melakukan revisi berdasarkan
hasil analisis dan uji coba. Hasil dari tahap ini berupa prototype final yang memenuhi
kriteria valid, praktis, dan efektif.
2. Kualitas Hasil Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan, hasil pengembangan dapat berupa prototipe
model atau perangkat pembelajaran. Untuk memperoleh hasil pengembangan yang
berkualitas diperlukan penilaian. Untuk menentukan kualitas hasil pengembangan
model dan perangkat pembelajaran umumnya diperlukan tiga kriteria: kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan. Ketiga kriteria ini mengacu pada kriteria kualitas hasil
penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Plomp & Nieveen (2010), “a number of
generic criteria for high quality interventions, namely validity, practicality, and
effectiveness”. Berdasarkan pernyataan Nieveen tersebut, suatu media belajar dikatakan
berkualitas baik jika memenuhi tiga kriteria, atara lain: valid, praktis, dan efektif.
Berikut disajikan indikator untuk menentukan kualitas penelitian pengembangan
model pembelajaran (juga perangkat pembelajaran) yang meliputi tiga aspek:
validitas, kepraktisan, dan keefektifan sebagai berikut.
a. Kevalidan
Plomp & Nieveen (2010:26) mengemukakan,
“These criteria as follows (paraphrased by author): The intervention should address
a need, and its components should be based on state-of the-art knowledge (content
validity, also called relevance) and all components should be consistently linked to
each other (construct validity, also called consistency). If the intervention meets these
requiremets, it is considered to be valid.”

Menurut Plomp & Nieveen (2010), suatu komponen dari hasil pengembangan
harus berdasar pada pencapaian tertinggi dari suatu pengetahuan (validitas isi) dan
semua komponen harus secara konsisten terkait satu sama lain (validitas konstruk).
Jika suatu hasil pengembangan memenuhi validitas isi dan konstruk, maka dapat
dikatakan bahwa hasil pengembangan tersebut valid.
Menurut Nieveen (1999) aspek validitas dapat dilihat dari: (1) apakah
model y a n g dikembangkan berdasar pada rasional teoritik yang kuat; dan (2)
apakah berbagai komponen dari model terkait secara konsisten antara yang satu
dengan lainnya. Aspek kepraktisan dilihat dari segi pengguna: (1) apakah para
ahli dan praktisi menyatakan model yang dikembangkan dapat diterapkan; dan
(2) secara nyata dilapangan, model yang dikembangkan dapat diterapkan dengan
kriteria baik. Model pembelajaran yang dikembangkan dikatakan valid jika model
berdasarkan teori yang memadai (validitas isi) dan semua komponen model
pembelajaran satu dengan lain berhubungan secara konsisten (validitas konstruk).
Indikator yang digunakan untuk menyatakan bawah model
pembelajaran yang dikembangkan adalah valid, dapat digunakan indikator sebagai
berikut:
1) Validitas isi. Validitas isi menunjukkan bahwa model yang dikembangkan didasarkan
pada kurikulum atau model pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada rasional
teoretik yang kuat. Teori yang melandasi model pembelajaran diuraikan dan dibahas
secara mendalam; sebagai conto h dalam suatu penelitian pengembangan model
pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme memerlukan teori-teori
pembelajaran misalnya: teori konstruktivisme, psikologi kognitif, teori penalaran
matematika: induktif- deduktif, dan teori pengembangan model pembelajaran.
2) Validitas konstruk. Validitas konstruk menunjukkan konsistensi internal antar
komponen-komponen model. Misalnya untuk pengembangan model pembelajaran,
komponen-komponen model yang dikembangkan adalah:(1) sintaks;(2) sistem sosial;
(3) prinsip reaksi; (4) sistem pendukung; dan (5) dampak langsung dan dampak
tidak langsung. Pada validasi konstruk ini dilakukan serangkaian kegiatan penelitian
untuk memeriksa apakah komponen model yang satu tidak bertentangan dengan
komponen lainnya; sintaks model mengarah pada tercapainya tujuan pengembangan
model; dan prinsip sosial, prinsip reaksi, serta sistem mendukung keterlaksanaan
sintaks yang dikembangkan.

b. Kepraktisan
Plomp & Nieveen (2010:26) menyatakan,
“A second characteristic of high-quality interventions is that teacher (or more
general, representatives of the target group of users) consider the intervention to
be usable and that it is easy for them to use the intervention in a way that is
largely compatible with the developers’ intentions. … If these conditions are met,
we call these interventions practical.”
Berdasarkan pernyataan tersebut, suatu hasil pengembangan dikatakan praktis
jika pembelajar mempertimbangkan bahwa hasil pengembangan mudah untuk
digunakan dan secara umum sesuai dengan keinginan pengembang. Penentuan
kepraktisan suatu hasil pengembangan dilakukan oleh ahli (validator).
Nieven (2010) mengukur tingkat kepraktisan dilihat dari apakah guru (dan pakar-
pakar lainnya) mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru
dan siswa. Dalam penelitian pengembangan model yang dikembangkan dikatakan
praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara teoretis model dapat
diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaan model tersebut termasuk kategori
baik. Istilah “baik” ini masih memerlukan diukur dengan indikator-indikator yang
diperlukan untuk menentukan tingkat “kepraktisan” dari keterlaksanaan model.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, indikator untuk menyatakan bahwa
keterlaksanaan model pembelajaran ini dikatakan baik adalah dengan melihat apakah
komponen-komponen model dapat dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas,
apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran. Fokus pengamatan pada komponen
sintaks apakah dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh guru, komponen prinsip sosial
dan prinsip reaksi yang ditetapkan apakah terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas, dan komponen system pendukung apakah mendukung kelancaran
berlangsungnya pembelajaran. Meskipun fokus pada pengamatan pada keterlaksanaan
model, peneliti juga bisa mengamati hal-hal khusus yang menjadi perhatian dalam
penelitian, misalnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kreatif,
dan lainnya.
Berkaitan dengan kepraktisan ditinjau dari apakah guru dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas. Peneliti (dibantu pengamat) mengamati aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Misalnya dengan melihat kegiatan guru dalam:
mempersiapkan siswa untuk belajar; memeriksa hasil pekerjaan siswa; meminta
siswa melakukan sesuatu, misalnya memahami tujuan; memeriksa pengetahuan
prasyarat; memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati kasus-kasus
khusus; memberi kesempatan kepada siswa untuk menuliskan pengertian dengan
bahasa siswa sendiri; memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan
temannya; melakukan diskusi kelas untuk menarik kesimpulan (menyepakati),
misalnya menulis definisi atau generalisasi; memberi kesempatan kepada siswa
dalam memecahkan masalah; berkeliling mengontrol kerja siswa; memberi
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan; memberi kesempatan kepada
siswa untuk menerima atau menulis soal untuk dikerjakan di rumah; dan
mengakhiri pembelajaran.
c. Keefektifan
Kriteria ketiga mengenai media pembelajaran yang berkualitas baik adalah
efektif. Menurut Plomp & Nieveen (2010:26), “effectiveness is considered to be a third
characteristic of high quality materials, meaning that learners appreciate the lessons
and that the developers’ intentions materials, consistency exists between the intended
and experiental curriculum and the intended and attained curriculum”.
Dalam kerja Nieveen (2010) berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran,
dapat disinyalir bahwa Nieveen mengukur tingkat keefektifan dilihat dari tingkat
penghargaan siswa dalam mempelajari program dan keinginan siswa untuk terus
menggunakan program tersebut. Dalam penelitian pengembangan di bidang
pembelajaran, indikator untuk menyatakan bahwa keterlaksanaan model dikatakan
efektif misalnya dapat dilihat dari komponen-komponen: (1) pengelola
pembelajaran oleh guru; (2) aktivitas siswa; dan (3) respond an minat siswa dalam
pembelajaran; (4) perangkat pembelajaran
Komponen-komponen ini dapat berbeda antara penelitian yang satu dengan
lainnya bergantung pada pendefinisian (penegasan istilah) yang disebut efektif dalam
penelitian tersebut. Untuk masing-masing komponen tersebut juga harus jelas
definisinya, misalnya hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bilangan-bilangan yang diperoleh melalui penskoran dengan menggunakan instrumen
penilaian, misalnya soal kuis, pekerjaan rumah, tes untuk mengukur kreatifitas, dan tes
hasil belajar di akhir pembelajaran. Berkaitan dengan instrumen tes, misalnya tes
hasil belajar pada akhir pembelajaran, sebelum digunakan diperlukan uji coba
untuk mengetahui validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas tes.
Instrumen tes yang baik, yakni yang valid, reliabel, daya beda tinggi, dan tingkat
kesukarannya sedang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

Komponen-komponen ini dapat berbeda antara penelitian yang satu dengan


lainnya bergantung pada pendefinisian (penegasan istilah) yang disebut efektif dalam
penelitian tersebut. Untuk masing-masing komponen tersebut juga harus jelas definisinya,
misalnya hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bilangan-bilangan
yang diperoleh melalui penskoran dengan menggunakan instrumen penilaian, misalnya soal
kuis, pekerjaan rumah, tes untuk mengukur kreatifitas, dan tes hasil belajar di akhir
pembelajaran. Berkaitan dengan instrumen tes, misalnya tes hasil belajar pada akhir

14
pembelajaran, sebelum digunakan diperlukan uji coba untuk mengetahui validitas, daya
beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas tes. Instrumen tes yang baik, yakni yang valid,
reliabel, daya beda tinggi, dan tingkat kesukarannya sedang dapat digunakan untuk
mengambil data penelitian.
4. Instrumen dan Teknik pengumpulan data
Untuk mengukur kevalidan , kepraktisan, dan keefektifan model maka disusun dan
dikembangkan instrument penelitian. Instrument yang dapat dipergunakan adalah (1)
lembar validasi; (2) lembar observasi; (3) kuesioner respon siswa dan guru terhadap
komponen dan kegiatan pembelajaran; (4) tes hasil belajar.
a. lembar validasi
beberapa lembar validasi yang digunakan antara lain : (a) lembar validasi buku model;
(b) lembar validasi rencana pembelajaran (c) lembar validasi buku guru; (d) lembar
validasi buku siswa; (e) lembar validasi lembar kegiatan siswa; (f) lembar validasi tes
hasil belajar.
Teknik pengumpulan data hasil validasi model, perangkat dan instrument model
dilakukan dengan cara memberikan instrument penelitian, modelyang
dikembangkandan lembar validasi para ahli dan praktisi. Selanjutnya para validator
memberikan penilaian berdasarkan pertanyaan dan pernyataan untuk masing-masing
aspek penilaian yang tersedia.
b. Instrumen untuk mengukur persepsi pakar/ahli terhadap keterlaksanaan dan
keefektifan model
Instrumen untuk mengukur persepsi ahli terhadap keterlaksanaan model meliputi 3
komponen model yaitu (1)sintaks, (2)sistem social, dan (3) prinsip reaksi. Ahli diminta
untuk memberikan penilaiannya berdasarkan persepsi dan pengalamannya tentang
mungkin tidaknya model dilakukan dalam pembelajaran. Penilaian terdiri dari 5 (lima)
derajat skala penilaian yaitu, sangat tidak memungkinkan (nilai 1); tidak memungkinan
(nilai 2); cukup memungkinkan (nilai 3); memungkinkan (nilai 4) dan sangat
memungkinkan (nilai 5)
Instrumen untuk mengukur persepsi ahli terhadap keefektifan model meliputi
4 komponen model yaitu (1) hasil belajar, (2) aktifitas siswa dan guru, (3) kemampuan
guru mengelola pembelajaran, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran. Ahli
diminta untuk memberikan penilaiannya berdasarkan persepsi dan pengalamannya

15
tinggi rendahnya model dalam mencapai 4 target tersebut. Penilaian terdiri dari 5
(lima) derajat skala penilaian yaitu sangat rendah (nilai 1); rendah (nilai2); cukup (nilai
3); tinggi (nilai 4) dan sangat tinggi (nilai 5).
c. Lembar observasi yang meliputi lembar observasi keterlaksanaan model dan lembar
observasi aktifitas siswa dan guru.
d. Angket respon siswa dan guru
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau komentar
siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran yang meliputi materi
pembelajaran, lembar kegiatan sisw, buku siswa, cara belajar dan cara guru mengajar.
Di samping itu, instrument ini ingin diketahui juga tentang minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran
e. Tes Hasil Belajar
Instrument ini digunaan untuk mengukur kompetensi siswa yaitu penguasaan isi dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah kejuruan. THB yang
diberikan mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika,
serta aplikasi pemecahan masalah sederhana sesuai konteks sebagai ukuran
performance siswa. Ada 4 komponen yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
dan menganalisis hasil belajar, yaitu penskoran, sensitivitas, reliabilitas, dan validitas.

A. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan aspek valid, praktis, dan
efektif. Teknik analisis data dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1. Analisis kevalidan model oleh ahli, tes kemampuan pengguna, dan angket respon
pengguna.
1. Melakukan rekapitulasi data yaitu dengan cara memasukkan data ke dalam
tabel yang kemudian dianalisi lebih lajut. Kolom tabel meliputi
a. Aspek (Ai)
b. Kriteria (Ki)
c. Hasil penilaian validator (Vji)
2. Mencari skor rata-rata tiap kriteria dari validator. Rumus yang digunakan yaitu:
∑𝑛𝑗=1 𝑉𝑗𝑖
𝐾𝑖 =
𝑛
dengan

16
𝐾𝑖 = Rata-rata kriteria ke –i
𝑉𝑗𝑖 = Skor hasil penilaian validator ke-j untuk kriteria ke-i
𝑛 = Banyaknya validator
3. Mencari rata-rata tiap aspek. Rumus yang digunakan yaitu:
∑𝑛𝑗=1 𝐾𝑗𝑖
𝐴𝑖 =
𝑛
dengan
𝐴𝑖 = Rata-rata kriteria ke –i
𝐾𝑗𝑖 = rata-rata untuk aspek ke-i dan kriteria ke-j
𝑛 = Banyaknya kriteria dalam aspek ke-i
4. Mencari rata-rata total validitas semua aspek dengan rumus
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
𝑉𝑎 =
𝑛
Dengan,
𝑉𝑎 = Rata-rata validitas
𝐴𝑖 = Skor rata-rata aspek ke-i
𝑛 = Banyaknya aspek
5. Menentukan kualitas validitas dengan mencocokkan rata-rata validitas pada
tabel berikut.
Tabel 3. 2 Kriteria kualitas validitas mode
Interval Kriteria Kualitas Validitas
3,25 ≤ RV ≤ 4 Sangat Valid

2,5 ≤ RV < 3,25 Valid

1,75 ≤ RV < 2,5 Kurang Valid

1 ≤ RV < 1,75 Tidak Valid

17
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN R&D
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Instrumen Penelitian
4. Analisis Data
5. Perencanaan Desain Produk
6. Validasi Desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji Produk yang telah
dirancang.
2. Populasi dan Sampel.
3. Teknik Pengumpulan Data.
4. Instrumen Penelitian
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk (gambar dan penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
D. Hasil Pengujian Tahap ke-II
E. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
F. Pengujian Tahap ke-III (bila perlu)
G. Penyempurnaan Produk (gambar terakhir dan penjelasannya)
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENDEKATAN RESEARCH AND
DEVELOPMENT
1. Kelebihan Pendekatan Research and Development
a. Pada pendekatan R & D, produk/model dihasilkan melalui serangkaian uji coba
di lapangan dan divalidasi oleh ahli sehingga memiliki nilai validasi tinggi.
b. Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti.

c. Penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang


bersifat praktis.
d. Metode penelitian mencakup metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
2. Kelemahan Pendekatan Research and Development
a. Pada prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relatif panjang;
karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
b. Pendekatan R & D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now”,
Penelitian R & D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada
dasarnya penelitian R & D pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.

DAFTAR PUSTAKA
Akker, J. van den. 1999. Principles and Methods of Development Research. Dalam Plomp, T;
Nieveen, N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design
Approaches and Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic
Publisher.
Joyce, B & Weil, M. 1992.Models of Teaching. Fourth Edition. London: Allyn and Bacon.
Kaluge, H. A. 2005. Pengembangan Model Penilaian Aktivitas Belajar Matematika yang
Komprehensif dan Kontinu pada Pembelajaran Kooperatif di SMP.
Disertasi.S urabaya: PPs Unesa.
Kessel,J.1999.A Relational Approach to Curriculum Design. Dalam Plomp,T; Nieveen, N;
Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design Approaches and
Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Dalam Plomp, T; Nieveen, N;
Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design Approaches and
Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.
Plomp, Tj. 1997. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp
(eds).Educational & Training System Design: Introduction. Design of Education and
Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland.Faculty of
Educational Science and Technology, University of Twente.
Plomp, Tj & Wolde, J. van den. 1992. The General Model for Systematical Problem
Solving.From Tjeerd Plomp (Eds.). Design of Educational and Training (in
Dutch). Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational
Science and Technology, University of Twente. Enschede the Netherlands.
Reigeluth, C.M. 1999. Instructional-Design Theories and Models Volume II: A New Paradigm
of Instructional Theory. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Santyasa, I Wayan. 2009. “Metode Penelitian Pengembangan Dan Teori Pengembangan
Modul”. Makalah Disajikan dalam Pelatihan bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA,
dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten
Klungkung.
Setyosari, H. P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-pengembangan-development-
research/ (diakses tanggal 11 Maret 2018. 9:31 AM).
http://reskiwatisalam.blogspot.com/2012/12/penelitian-pengembangan.html (diakses tanggal 11
Maret 2017. 9:57 AM)

Anda mungkin juga menyukai