Anda di halaman 1dari 2

PELIMPAHAN WEWENANG PENATALAKSANAAN

ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU SEBENING KASIH 1/ 2

Ditetapkan oleh

STANDAR Direktur RSU Sebening Kasih


Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indah Restiyanti
NIK. 20110300001
Pelimpahan wewenang penatalaksanaan anestesi
adalah pendegelasian dari Dokter Spesialis Anestesi
kepada Penata Anestesi yang kompeten, yang
Pengertian dikarenakan sesuatu hal menyebabkan dokter spesialis
anestesi tersebut tidak dapat hadir ditempat
pelaksanaan tindakan anestesi tersebut.
1. Memberikan kepastian tanggungjawab dan hukum
bagi setiap anggota tim penatalaksanaan anestesi.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman efektif,
Tujuan
nyaman dan memuaskan.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
penatalaksanaan anestesi bagi tim anestesi di
instalasi bedah sentral.
Kebijakan Kebijakan Direktur RSU Sebening Kasih nomor : 2015
tentang pemberlakuan implementasi SPO anestesi.
1. Pelimpahan tugas melalui tindakan anestesi dapat
diberikan kepada :
a. Perawat yang telah menyelesaikan pendidikan
Akademi Keperawatan Anestesi dan Reanimasi
(D III/ DIV ) dan mempunyai kemampuan untuk
diberi tugas limpah tersebut.
b. Perawat yang telah memiliki sertifikat mahir
anestesi dan telah bekerja di Bagian
Anestesiologi secara terus menerus selama 5
Prosedur
tahun dan mempunyai kemampuan untuk diberi
limpah tersebut.
2. Pelimpahan secara tertulis dibuat secara tertulis
dalam status atau ada format khusus dalam Kartu
anestesi.
3. Dokter Spesialis Anestesi memberikan pelimpahan
PELIMPAHAN WEWENANG PENATALAKSANAAN
ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU SEBENING KASIH
2/2

tugas secara tertulis dengan intruksi tertulis.


4. Kriteria pasien dalam tindakan anestesi dapat
dilimpahkan kepada perawat :
a. Status fisik ASA I – II dengan penyakit penyerta
yang minimal.
b. Tindakan operasi tidak menimbulkan rasa sakit
yang berlebihan.
c. Tindakan operasi bukan di daerah kepala, leher
dan rongga dada.
d. Tindakan operasi darurat dengan ketentuan :
a) Tindakan penyelamatan hidup.
b) Keadaan pasien tidak memungkinkan
menunggu lebih lama, sambil menunggu
Prosedur kedatangan Dokter Spesialis Anestesi.
e. Bukan Pasien dengan Pertimbangan khusus
5. Dokter Spesialis Anestesi bertanggungjawab
terhadap tindakan medis sedangkan Perawat
Anestesi bertanggungjawab terhadap tindakan
keperawatan anestesi.
6. Penatalaksanaan Anestesi dilakukan oleh tim yang
terdiri dari Dokter Spesialis Anestesi dan Penata
Anestesi yang terdidik dan terlatih.
7. Jika Dokter Spesialis Anestesi berada di kamar
operasi, pelimpahan wewenang dan instruksi dapat
dimintakan secara tertulis.
8. Jika Dokter Spesialis Anestesi tidak berada di kamar
operasi tetapi masih dapat dijangkau, pelimpahan
wewenang dan instruksi dapat dimintakan secara
lisan kemudian dapat dikonfirmasikan secara tertulis
dan di paraf kemudian.
Unit Terkait 1. IBS
2. ANESTESI

Anda mungkin juga menyukai