Anda di halaman 1dari 65

Laporan Pendahuluan Antenatal

A. Pengertian

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk


memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2004).

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

B. Tujuan Antenatal Care


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. Jadwal Kunjungan Antenatal

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu


dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan
trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Saifuddin, 2005).
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan
adalah :
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang:
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 - 7 bulan.
b. Setiap dua minggu sampai umur kehamilan 8-9 bulan.
c. Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 9 bulan – persalinan.
3. Untuk ibu hamil:

Waktu
Trimester Tindakan
Kunjungan

I dan II Sebulan sekali. - Pemeriksaan laboratorium.

- Pemeriksaan ultrasonografi.

- Nasehat diet tentang menu seimbang.

- Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi kehamilan, resiko
komplikasi kehamilan.

- Rencana untuk pengobatan penyakit,


menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid
I.

III Dua minggu


- Evaluasi data laboratorium untuk melihat
sekali sampai hasil pengobatan.
ada tanda
- Diet menu seimbang.
kelahiran.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Imunisasi Tetanus Toksoid II.

- Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.

- Rencana untuk pengobatan.

- Nasehat tentang tanda-tanda inpartu,


kemana harus datang untuk melahirkan.

D. Standar Minimal Pelayanan Antenatal

Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun


dalam penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan
umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg,
selanjutnya pada trimester II dan III masing–masing bertambah 5 kg. Pada
akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9-12 kg. Bila ada kenaikan
berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti
bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar.
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih
dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut
menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-
pusat.
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila
diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu.
Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan
yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu
kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas.
Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan
diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal
dua minggu.
b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes
RI, 1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama
kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002).
Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain
itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi
berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal
(Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular
seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan
sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan
penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi
disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan
(Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.

E. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan memerlukan proses yang berkesinambungan, yaitu:
1. Konsepsi
- Bertemunya sel telur dengan sperma.
- Terjadi pada 1/3 distal tuba.
- Mengalami pembelahan; zigot – morula – blastula.
2. Nidasi
- Menempelnya blastula dalam endometrium/desidua.
- Terjadi pada hari ke-4 – 7 setelah konsepsi.
3. Plasentasi
- Tumbuhkembangnya khorion dan desidua.
- Pembentukan plasenta.
- Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.

Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Ditinjau dari usia
kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu.
Produk kehamilan terdiri dari plasenta, selaput ketuban, air ketuban, tali
pusat, dan janin.
F. Diagnosis Kehamilan
Tanda Kehamilan Tidak Tanda Kemungkinan
Pasti Hamil Tanda Kehamilan Pasti

(Probable Sign)

- Amenorea - Pembesaran rahim - Denyut jantung janin


- Mual dan muntah dan perut. - Palpasi untuk menilai
- Mastodinia/payudara - Pada pemeriksaan gerakan janin dan
tegang dijumpai : bagian janin
- Ngidam - Tanda hegar - Rontgenografi
- Sering miksi - Tanda chadwik - Ultrasonografi
- Konstipasi atau obstipasi - Tanda discasek - Fetal ECG
- Perubahan berat badan - Teraba ballottement - Tes kehamilan
- Perubahan temperatur - Reaksi pemeriksaan
basal kehamilan positif.
- Perubahan warna
kulit/pigmentasi
- Perubahan pada
payudara
- Perubahan pada pelvis
- Pembesaran perut
- Kontraksi uterus
- Balotemen
- Sinkope
- Epulis (hipertropi gusi
pada kehamilan)
- Varices
G. Perubahan Pada Kehamilan
Perubahan ini terjadi karena:
1. Perubahan fungsi endokrin maternal.
2. Pertumbuhan plasenta yang berfungsi endokrin.
3. Kebutuhan metabolisme yang meningkat karena pertumbuhan janin.

Perubahan sistemik meliputi:

1. Sistem Reproduksi
a. Rahim atau Uterus
Menjadi 1000 kali lebih besar, 30 kali lebih berat, aliran darah 60 kali
lebih cepat. Semula sebesar jempol (30 gram), mengalami hipertropi
dan hiperplasia menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan.
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama.
Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron
berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
b. Vagina
Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiru-biruan.
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon estrogen, progesteron,
dan somatomamotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil antara
lain: payudara menjadi lebih besar, areola hiperpigmentasi (hitam),
glandula mongtomery makin tampak, puting susu makin menonjol,
belum mengeluarkan ASI, baru setelah persalinan hambatan prolaktin
tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.
2. Sistem Kardiovaskuler
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro -
plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat.

Akibat dari faktor-faktor tersebut terjadi perubahan pada sirkulasi darah


ibu yaitu:

a. Volume Darah
Meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah. Serum darah bertambah 25 - 30% sedangkan sel darah
bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
b. Sel Darah
Meningkat, agar dapat mengimbangi pertumbuhan janin. Sel darah
putih meningkat mencapai 10.000/ml, LED meningkat 4 kali lipat
angka normal, protein darah; albumin dan gamma globulin menurun
pada triwulan I sedangkan fibrinogen meningkat.
Keluhan yang sering berkaitan dengan sistem kardiovaskuer antara
laian: dispnea, palpitasi, ortopnea, hipotensi ortostatik.
3. Sistem Respirasi
Terjadi hiperventilasi karena pengaruh hormon progesteron atau karena
kebutuhan metabolisme yang meningkat. Desakan pada diafragma karena
dorongan rahim yang besar menyebabkan sesak nafas sehingga kebutuhan
oksigen ibu hamil meningkat sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
4. Sistem Pencernaan
a. Rasa tidak enak di ulu hati karena perubahan posisi lambung dan
refkluks.
b. Produksi asam lambung menurun.
c. Mual muntah karena pengaruh HCG (Human Chorionic
Gonadotrophyn).
d. Haemorrhoid karena tekanan venosa.
e. Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.

Perubahan metabolisme meliputi:

a. Air, terdiri dari darah/uterus/payudara berjumlah 3 liter sedangkan


janin/plasenta/air ketuban 3,5 liter.
b. Protein, ibu 500 garam, janin dan plasenta 500 gram.
c. Karbohidrat cenderung meningkat (diabetes).
d. Lemak, kenaikan semua fraksi lemak.
e. Mineral, kebutuhan meningkat.
f. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.
5. Sistem Urinarius
Bertambahnya frekuensi miksi karena pengaruh desakan pada hamil muda
dan turunnya kepala bayi pada hamil tua.
6. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigementasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone.

H. Perubahan dan Perkembangan Janin


a. 0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih
2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal
otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda
wajah yang akan terbentuk.
b. 4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai
berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-
tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.
c. 8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah
terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga
dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan
memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim,
janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti
menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.
d. 12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan
melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi
tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai
dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh
kasar dan berwarna.
e. 16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang
disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara
ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa
membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.
f. 20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya.
Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan
mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai
mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk
tidur.
g. 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit
kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan
otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun
dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak
jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan
pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan
dirinmenghadapi hari kelahirannya.
h. 28-36 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin
bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna.
i. 38 Minggu
Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah
mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas,
menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai
menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang
biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah
amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.

I. Perubahan Terhadap Maternal


Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu :
a. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3
Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar,
kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan
berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya
dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.
b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6
Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat
tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3
jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban
menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit
punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatal-
gatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.
c. Trimester ketiga minggu ke 28-36/ bulan 7-9
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin
terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu
lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit
tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk
PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna
serviks dan segmen bawah rahim disiapkan.

J. Perubahan Psikologis Pada ibu hamil


1. Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam
tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu
akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil,
2. Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan
lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali
mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
K. Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa : data bilogis, keluhan hamil, fisiologis, patologis ( abnormal )
2. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus
yang meliputi : obstetric,pemeriksaan dalam/rectal, pemeriksaan
ultrasonografi
3. Pemeriksaan psikologis : kejiwaan dalam menghadapi kehamilan
4. Pemeriksaan laboratorium : laboratorium rutin : darah lengkap, urine
lengkap, tes kehamilan ; Laboratorium khusus : pemeriksaan TORCH,
Serologis, Fungsi hati dan Ginjal, Protein darah, Golongan darah, Faktor
RH, Air ketuban, Infeksi hepatitis B ibu/bayi, Estriol dalam urin, Infeksi
AIDS.
5. Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik pemeriksaan :
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan
untuk meraba fundus. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang
akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah
digerakkan). Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan
terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Fundus kosong
apabila posisi janin melintang pada rahim.
Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Caranya:
1. Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada
dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian punggung akan teraba jelas,
rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan dan memanjang. Bagian-
bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak
jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara
aktif maupun pasif.
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.
Caranya:
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu.
2. Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu.
4. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen
adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris
adalah bokong)
5. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin. Cobalah apakah bagian
yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak
dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas
panggul.

Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh
bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan :
Pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan ditentukan
bagian janin apa (bokong atau kepala) yang terletak di bagian bawah
perut ibu.
Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki
pintu atas panggul, apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu),
berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila
divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin)
telah banyak memasuki pintu atas panggul).

L. Menghitung HPL

Untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL) berdasar HPHT dapat


menggunakan rumus Neagele, adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal
pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan
menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa
dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9,
tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

M. Komplikasi Selama Kehamilan


Sudah banyak kasus ibu mengandung yang mengalami masalah selama
kehamilan atau memiliki risiko yang tinggi ketika melahirkan seperti kasus
eklampsia akibat hipertensi yang dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil.
Meski tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan yang
berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau risiko selama hamil dapat
membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi.
Seperti dilansir dari dari Babycenter dan Buzzle, Rabu (31/3/2010), ada beberapa
komplikasi kehamilan berisiko tinggi, antara lain:
a. Anemia
Juga disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh
memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa
oksigen ke berbagai organ tubuh.
Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat hampir
sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan. Janin
berkembang bergantung pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia
dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan
berat lahir rendah.
b. Intrauterine Growth Restriction
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana
janin lebih kecil dari yang diharapkan selama beberapa minggu pertama
kehamilan. Juga disebut sebagai pembatasan pertumbuhan janin.
Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini, beratnya kurang dari 90
persen dari semua janin dari usia kehamilan yang sama, dan ada
kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu sebelum 37 minggu.
c. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu
kehamilan dan terutama dicirikan oleh kontraksi rahim prematur,
pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi serviks.
d. Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau
kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Jika PROM terjadi sebelum
37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of
Membranes (pecahnya ketuban terlalu dini atau PPROM).
e. Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko
tinggi di mana tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes
lain yang mulai muncul selama kehamilan pada seorang wanita yang
belum pernah sebelumnya didiagnosis diabetes.
f. Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah suatu bentuk tekanan darah
tinggi selama kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita muda
dengan kehamilan pertama, kehamilan kembar, atau pada seorang wanita
yang menderita masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, hipertensi
kronis, dan lainnya.
g. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko
tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim
(pembukaan rahim).
h. Hidroamnios
Hidroamnios adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar
janin. Kondisi ini dapat mengakibatkan cacat lahir, prematur pecah
ketuban atau kantung ketuban, plasenta abruption dan tali pusar prolaps.
Diabetes, kelainan gastrointestinal, gagal jantung, kegagalan bawaan,
transfusi kembar sindrom adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi
menyebabkan Hidroamnios selama kehamilan.
i. Penyakit Rhesus
Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada
ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi. Setiap individu memiliki
tipe darah (O, A, B, atau AB) dan faktor Rh, baik positif atau negatif,
yang mendefinisikan karakteristik khusus tertentu.
j. Kehamilan Post-Term
Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu, sering kali karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan
kehamilan. Pada dasarnya, dekat akhir kehamilan, plasenta mulai
berkurang dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Selain itu, volume
cairan ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya pasokan oksigen
janin menjadi sedikit dan akan menghentikan kenaikan berat badan.
k. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang
terjadi ketika lebih dari satu telur subur dan tertanam di dalam rahim.
Riwayat keluarga kehamilan kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu
atau lebih kehamilan sebelumnya), obat-obatan yang merangsang ovulasi
tertentu, dapat berkontribusi pada kehamilan seorang wanita.
l. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar
rahim, dekat tabung tuba di mana tidak ada cukup aliran darah untuk janin
tetap hidup dan akhirnya mati. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita
yang mengalami masalah ketidaksuburan, endometriosis, penyakit
menular seksual, operasi tuba dan pembuahan intrauterine device (IUD).
m. Keguguran
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai
kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:
 Terancam (bercak dan perdarahan di trimester pertama)
 Lengkap (janin, plasenta dan jaringan lain yang disahkan dengan
pendarahan)
 Tidak lengkap (beberapa bagian dari jaringan tetap di dalam rahim)
 Lewat aborsi (janin mati tetapi tidak melewati keluar dari rahim)
 Septik (terinfeksi keguguran)
 Berulang (lebih dari tiga kali keguguran)
n. Kelahiran mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di
dalam rahim. Diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan bawaan, penyakit
Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi lahir mati.
o. Pendarahan pasca melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu komplikasi
kehamilan berisiko tinggi, di mana terjadi perdarahan yang berlebihan
setelah melahirkan. Kondisi ini lebih umum setelah bedah caesar, rahim
terus kontraksi dan mengusir plasenta. Akibatnya, kontraksi ini menekan
pembuluh darah di daerah di mana plasenta dihubungkan, intens
menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan.

N. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengkajian
a) Identitas klien: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat
b) Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, hub. dg klien, agam,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat
c) Keluhan utama
d) Riwayat menstruasi: menarche, lamanya, jarak/interval/siklus,
e) Riwayat kehamilan sekarang: HPHT, gerakan janin, tanda-tanda
bahaya atau penyulit, obat-obatan/jamu yang dikonsumsi,
kekhawatiran khusus
f) Riwayat kesehatan keluarga: keturunan kembar, penyakit menular
atau turunan
g) Riwayat kesehatan yang lalu
h) Riwayat psikososial spiritual
 Bahasa yang digunakan
 Keadaan emosional (kooperatif, bingung, hiperaktif, depresi, dll)
 Hubungan dengan keluarga
 Hubungan dengan orang lain
 Proses berpikir (terarah, bingung, ilusi, halusinasi)
 Ibadah/spiritual
 Dukungan keluarga
 Pengambilan keputusan dalam keluarga
 Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
i) Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
 TTV
 Kepala
 Leher
 Dada
 Abdomen
 Panggul
 Genitourinaria
 Vulva/vagina
 Ektremitas atas dan bawah
j) Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Radiologi
k) Dasar Pengetahuan
Pengetahuan
 Fungsi seksual
 Reproduksi
 Kehamilan dan kelahiran
- Anatomi dan fisiologi kehamilan, persalinan dan pelahiran, dan
pascapartum
- Obat-obatan dan anastesia
- Teknik pernapasan dan relaksasi
 Tumbuh kembang bayi
- Kebutuhan nutrisi
- Tahapan perkembangan
- Petunjuk perilaku
 Keterampilan menjadi orang tua
- Memandikan
- Memakaikan popok
- Memberikan makan
- Komunikasi ibu-bayi
 Keluarga berencana
Sikap dan Perasaan
 Berbagai persiapan untuk bayi baru lahir
 Tingkat minat dalam mempelajari tentang bayinya
 Strategi dan teknik disiplin
 Interaksi ibu bayi (selama pemberian makan dan perawatannya)
b. Analisa Data

Trimester I

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Didapatkan gejala hormon estrogen dan HCG meningkat Nutrisi kurang
umum kehamilan pada ↓ dari kebutuhan
trimester 1 sering mual dan Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi, sehingga ↓
nafsu makan berkurang. Motilitas usus menurun
DO: - ↓
Makanan lebih lama di dalam lambung,
terjadi morning sickness

nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan

2. DS : Didapatkan gejala Kadar hormone estrogen dan progesterone Ketidaknyamanan


umum kehamilan pada meningkat
trimester 1: tidak nyaman ↓
terjadi karena pembesaran Hiperpigmentasi, hipersaliva, pembesaran
dan terasa penuh, sering payudara
BAK, ↓
ketidaknyamanan
DO: -
3. DS: Didapatkan gejala Kadar hormone estrogen dan progesterone Resiko
umum kehamilan pada meningkat kekurangan
trimester 1: sering ingin ↓ volume cairan
berkemih, dan meras penuh, Vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
sering berkemih meningkat
DO: - ↓
Uterus membesar

kandung kemih tertekan

perasaan ingin berkemih

sering berkemih

Resiko kekurangan volume cairan
4. DS: Didapatkan gejala Aktifitas yang berlebihan Resiko cedera
umum kehamilan pada ↓
trimester 1: mengeluh lelah Resiko cedera
karena aktivitasnya
DO:-

5. DS: Tekanan uterus yang membesar terhadap usus Keletihan


Didapatkan gejala umum besar
kehamilan pada trimester 1: ↓
ibu mengeluh lemas, letih, Terjadi perubahan fisiologis dan psikologis
tidak ada tenaga dan lesu ↓
DO: Traktus otot saluran pencernaan menurun

Motilitas usus menurun

kemampuan gerak usus yang mengarah ke
perlambatan waktu pengosongan berkurang

Keletihan

6. DS: Kehamilan Perubahan peran



DO: Persiapan menjadi orang tua
Kehamilan pertama, ↓
pasangan suami istri muda Terjadi perubahan peran

7. DS: Kehamilan tidak direncanakan Mekanisme


DO: ↓ koping keluarga
Kehamilan tidak Keluarga tidak siap menerima kehamilan tidak efektif
direncanakan secara fisik, psikologis, dan ekonomi

Mekanisme koping keluarga tidak efektif

II. Trimester II

No Data Etiologi Masalah


.
1. DS : Uterus yang membesar Ketidakefektifan
- Klien merasa ↓ pola nafas
sesak napas Penekanan diafragma
DO: ↓
Kesulitan untuk bernapas
2. DS: hormon progresteron dan hormon relaxing Ketidaknyamanan
Keluhan umum yang ↓
terjadi pada peningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan
trimester 2: proses persalinan
- Klien ↓
merasakan nyeri nyeri punggung
pada ↓
persendian, Pelvis tidak stabil, bertambahnya lengkung lumbar
punggung dan dan servikotorakal
pergerakan ↓
sendi yang Nyeri pingang
berlebih
- mengeluh nyeri
pinggang Pembesaran Uterus
- sulit untuk BAB ↓
(konstipasi) Peregangan ligamentum
DO:- ↓
Nyeri pada ligamen

Pengaruh hormom progesteron



Motilitas saluran GI menurun

Usus halus dikompresi oleh uterus yang membesar

Reabsropsi air meningkat dan tinja menjadi kering

sulit BAB
3. DS :- Meningkatnya aliran darah ke daerah kulit Gangguan citra
DO : ↓ tubuh
- cloasma Lobus anterior
gravidarum ↓
- jerawat Meningkat sekresi Melanophore Stimulating
- kulit wajah Hormon
berminyak ↓
- spider nevy Perubahan pada kulit
pada leher,
dada, muka dan
tangan
- aerola
menghitam
III. Trimester III
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Adanya sesak nafas, Tekanan Uterus meningkat Ketidaknyamanan
mengeluh kram kaki, pasien ↓
Mengeluh nyeri punggung
menekan diagframa
DO: RR meningkat

ekspansi paru kurang optimal


nafas sesak

kekurangan kalsium karena


vaskularisasi menurun

Peningkatan tekanan uterus


Menekan syaraf tulang belakang


Nyeri
Nyeri punggung

2. Didapatkan gejala umum pada Gerakan janin, sering buang air Gangguan pola tidur
trimester III besar dan kecil
DS : ↓
mengeluh tidak bisa tidur
insomnia
DO :-
3 DS : takut untuk berhubungan Ketidaknyamanan (sesak napas, Perubahan pola
seksual karena merasa berbahaya kelelahan, pembesaran abdomen) seksualitas
bagi janin ↓
DO : uterus semakin besar
Khawatir akan kondisi fisik dan
janin

Penurunan hasrat seksual


Perubahan pola seksual


4 DS : mengeluh khawatir dan kurangnya pengetahuan mengenai Koping
cemas proses persalinan individu/keluarga tidak
DO: - ↓ efektif

Khawatir,cemas

Koping tidak efektif


5 DS : kurang mengetahui Informasi yang kurang Kurang pengetahuan
mengenai proses persalinan dan ↓
perawatan bayi
Kurang pengetahuan mengenai
DO:-
proses persalinan
6 DS: - Beban kerja jantung meningkat Resiko tinggi cedera
DO: tekanan darah tinggi ↓ terhadap ibu

Hipertropi otot jantung terutama


ventrikel kiri

Curah jantung meningkat


Tekanan darah meningkat


Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester I
1. Diagnosa : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual/muntah, peningkatan kebutuhan nutrisi, ditandai dengan :
DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang.
DO:
Tujuan :
Tupan : ibu menunjukan penambahan berat badan yang sesuai (minimal 1,5 pada akhir trimester pertama).
Tupen : Pada kunjungan selanjutnya, ibu sudah dapat:
1. Menjelaskan komponen diet seimbang bagi ibu hamil
2. Mengikuti diet yang dianjurkan
3. Mengkonsumsi zat besi/vitamin sesuai resep
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi 1. Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
dulu/sekarang dalam 24 jam. kehamilan.
2. Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun 2. Menurunkan kemungkinan gangguan gastric yang dapat
tidur, makan sedikit dan sering, dan menghindari bau-bau disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang
menyengat. kosong atau peningkatan sensitivitas terhadap bau
menyengat, makanan pedas atau makanan tertentu.
3. Lihat riwayat kesehatan, catat usia (khusunya kurang dari 20 3. Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
tahun, atau lebih dari 35 tahun). merupakan usia beresiko. Selain itu, remaja akan cenderung
mengalami malnutrisi/anemia dank lien lansia mungkin
cenerung obesitas/diabetes gestasional.
4. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet. 4. Untuk menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode
prenatal, laju basal metabolic meningkat 20%-25%
(khusunya pada kehamilan lanjut), sehingga resiko klien
mengalami nutrisi buruk dapat terjadi. Penambahan 800 mg
zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan
janin.
5. Berikan informasi turtulis/verbal yang tepat tentang diet 5. Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah,
prenatal dan suplemen vitamin /zat besi setiap hari . meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
6. Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan 6. Bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi
klien\ dan meminta umpan balik tentang informasi yang lanjut atau intervensi lain yang mungkin dapat diindikasikan.
telah diberikan.
7. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya 7. Dapat menu jukan motivasi untuk mengikuti anjuran
dan hal-hal yang tabu selama kehamilan. pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh ada budaya yang
melarang ibu mengkonsumsi ikan selama hamil, karena
dapat mengakibatkan bayinya berbau amis.
8. Perhatikan adanya ngidam. Kaji pilihan makanan yang 8. Beberapa bahan makanan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh
dikonsumsi. ibu hamil, seperti nenas yang dapat menyebabkan
keguguran.
9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah. 9. Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative
pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembanagn janin.
10. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa. 10. Dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial
risiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
diabetic ketoasidosis, dan hipertensi pada kehamilan.
11. Ukur pembesaran uterus. 11. Malnutrisi pada ibu berefek negatif pada pertumbuhan janin.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misal pada ahli diet) 1. Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan
nutrisi.
2. Diagnosa : Ketidaknyamanan b.d perubahan fisik dan pengaruh hormonal , ditandai oleh :
DS : klien mengatakan tidak nyaman karena payudara membesar dan terasa penuh, sering BAK,
DO: -
Tujuan :
Tupan : Pada pertemuan selanjutnya ibu sudah bisa mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat memberikan kenyamanan bagi
ibu.
Tupen: Setelah diberikan intervensi ibu dapat menyebutkan perubahan fisik yang terjadi saat kehamilan dan penyebabnya.
Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1. Catat adanya rasa tidak nyaman. 1. Memberikan informasi untuk memilih intervensi;
petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan
dan nyeri.
2. Anjurkan penggunaan bra yang menyokong . Tinjau 2. Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan
perawatan putting . payudara yang membesar, menguatkan jaringan areola.
3. Tekankan pentingnya menghindari stimulasi putting 3. Stimulasi putting berlebihan dapat memperbesar
berlebihan. kemungkinan persalinan praterm melalui pelepasan
oksitosin.
4. Instruksikan penggunaan teknik Hoffman, dengan cara: 4. Teknik Hoffman adalah teknik untuk menonjolkan puting
posisikan jempol dan telunjuk pada arah yang saling yang datar/masuk.
berhadapan. Tekanlah kedua jari ke arah areola menuju
puting sambil menarik puting keluar.
5. Kaji adanya hemoroid, perhatikan keluhan-keluhan 5. Penurunan motilitas gastrointestinal dan perubahan usus
gatal, bengkak, dan perdarahan. serta tekanan pada system pembuluh darah oleh
pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya
hemoroid.
6. Kram kaki; instruksikan untuk posisi dorsofleksi telapak 6. Meningkatkan suplai darah ke kaki. Kelebihan asupan
kaki dengan kaki diekstensikan serta mengurangi makan produk susu mengakibatkan kadar fosfor lebih besar
keju dan susu. daripada kalsium, sehingga menimbulkan
ketidakseimbangan yang mengakibatkan kram otot.
7. Leukorea : anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan 7. Meningkatkan hygiene dengan
perineal, menggunakan celana dalam dari katun. mengangkat/mengabsorpsi sekret vagina yang berlebih.
8. Tinjau ulang perubahan fisiologis yang mempengaruhi 8. Frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus yang
frekuensi berkemih. Anjurkan menghindari minuman membesar dan menekan kandung kemih. Kafein
yang mengandung kafein. mempunyai sifat diuretic yang dapat memperberat
masalah frekuensi berkemih.
9. Kaji tingkat kelelahan. 9. Mendorong klien untuk mengatur waktu istirahat.
Kolaborasi: Kolaborasi :
1. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan 1. Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium
produk susu dikurangi. dan menurunkan kram otot.

3. Diagnosa : Resiko kekurangan volume cairan b.d muntah, peningkatan kebutuhan cairan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang
DO:
Tujuan :
Tupan: Kebutuhan cairan tercukupi.
Tupen :
1. Setelah diberi intervensi, ibu dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi mual dan muntah.
2. Tanda dan gejala berkurang
Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran urine, 1. Muntah dapat mengakibatkan dehidrasi dan
dan penurunan berat badan setiap hari ketidakseimbangan elektrolit.
2. Kaji suhu, turgor kulit, membrane mukosa, dan tekanan 2. Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
darah, dan suhu. Timbang berat badan klien dan bandingkan tingkat/kebutuhan hidrasi.
dengan standar.
4.Diagnosa : Resiko tinggi cedera b.d mal nutrisi, kemajanan pada agen infeksius, kelainan genetik dan akfivitas, ditandai dengan
DS: ibu mengeluh lelah karena pekerjannya
DO:
Tujuan:
Tupan: Ibu memiliki perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin. Sehingga dapat mencegah terjadinya cedera.
Tupen: Setelah dilakukan intervensi, ibu dapat:
1. Menyebutkan penyebab dan akibat dari cedera
2. Mengatur aktivitas dan diet yang tepat pada saat kehamilan.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri:
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu. 1. Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya di tm I, saat perkembangan
sistem organ paling rentan terhadap cedera dari faktor
lingkungan/keturunan.
2. Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan 2. Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena
klien melakukan aktivitas secukupnya bukan latihan berat. latihan keras.
Misalnya berenang, bersepeda.
3. Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman 3. Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat
menggunakan kondom meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan seksual
(PHS), khususnya HIV.
4. Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat 4. Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan intra uterine
badan. Diskusikan kurva penambahan berat badan normal growthretardation (IUGR) pada janin dan bayi berat badan
untuk setiap trimester. lahir rendah.
5. Pantau Hb, dan Ht. 5. Hb essensial untuk oengangutan oksigen.
6. Tinjau ulang riwayat obstetri untuk faktor-faktor resiko 6. Mengidentifikasi faktor resiko fisik dan psikologis untuk
tinggi. Misalnya, gaya hidup kelas atas, budaya, stressor evaluasi tambahan dan atau intervensi.
emosi, penggunaan obat-obatan, potensial teratogen seperti
alkohol/nikotin.
7. Kaji terhadap kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan 7. Klien yang beresiko terhadap kelainan genetik tertentu
kelainan genetik. membutuhkan tes untuk menentukan apakah janin
berpengaruh.
8. Berikan informasi hal yang dapat mengakibatkan terjadinya 8. Membantu klien membuat pilihan tentang perilaku atau
perkembangan abnormal seperti sinar X, alkohol, nikotin, lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.
virus STORCH (sifilis, toxoplasmosis, rubela,
sitomegalovirus, herves simplex) dan HIV.
9. Tekankan perlunya mencuci tangan setelah kontak dengan 9. Toxoplasma gondii paling sering ditransmisikan melalui
binatang. feses kucing.
10. Anjurkan pemberhentian penggunaan tembakau. 10. Merokok dapat mempengaruhi sirkulasi pasenta dan
kesehatan janin.
Kolaborasi : Kolaborasi:
1. Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal 1. Memberikan informasi tentang gestasi janin dan
mengidentifikasi kehamilan miltiple.
2. Lakukan kultur vaginal. Serum harus didapatkan untuk tes 2. Tindakan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan hasil
HIV. kultur
3. Lakukan tes serologi. 3. Unttuk menentukan diagnosis
4. Evaluasi titer rubella untuk imunitas. 4. Skreening untuk kerentanan yang memungkinkan klien
mendapatkan tindakan yang tepat sehingga menurunkan
kemungkinan pemajanan pranatal.
5. Diskusikan kemungkinan pilihan tindakan seperti aborsi. 5. Aborsi terapeutik dapat dipertimbangkan bila penyakit
didiagnosa sebelum gestasi minggu ke 20.
5. Diagnosa : Keletihan b.d peningkatan metabolisme tubuh, peningkatan kebutuhan energi, ditandai dengan:
DS: klien mengeluh lemah dan lesu
DO:-
Tujuan :
Tupan: Ibu melaporkan adanya peningkatan energi
Tupen : Setelah diberi intervensi
1. Ibu mengetahui penyebab kelelahan
2. Ibu dapat memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan atau tingkat energi
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri:
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal. 1. Membantu menyususn waktu istirahat yang cukup
2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur 2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
malam. dengan pertumbuhan jaringan ibu dan janin.
3. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat besi dalam tubuh, 3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar
anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai karena penurunan jumlah pembawa oksigen.
indikasi.
6. Diagnosa : Perubahan peran b.d kehamilan
Tujuan :
- Tupan :
Ibu dan keluarga dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan peran selama kehamilan.
- Tupen : Setelah diberi intervensi :
1. Ibu mengetahui perubahan peran yang terjadi saat kehamilan
2. Ibu dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan akibat perubahan peran yang mungkin terjadi

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1. Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan, stressor 1. Mengidentifaksi kebutuhan untuk membantu perencanaan
individu dan keluarga, dan implikasi budaya dari kehamilan intervensi. Kemampuan klien/pasangan untuk beradaptasi
dan melahirkan anak positif terhadap “krisis” tergantung pada system pendukung,
keyakinan budaya. Sekalipun kehamilan direncanakan, ibu
mungkin tetap merasa belum siap terhadap kehamilankarena
masalah financial dan perubahan peran menjadi seorang ibu.
2. Patikan cara klien/pasangan mengatasi stressor pada masal 2. Memberikan informasi sesuai dengan kemampuan
lalu. klien/pasangan untuk mengatasi stress secara positif. Metode
koping yang digunakan pada masa lalu, cendeung digunakan
pada masa krisis selanjutnya.
3. Kaji situasi ekonomi dan kebutuhan financial. Buat rujukan 3. Dampak kehamilan pada keluarga tanpa sumber-sumber
sesuai kebutuhan. yang adekuat dapat menciptakan stress tambahan. Beberapa
budaya memandang pelayanan kesehatan tidak
menghasilkan apa-apa, akibatnya lebih memilih melakukan
aborsi atau tidak mengikuti perawatan prenatal.
4. Dapatkan informasi tentang persiapan atau kurangnya 4. Dapat mengalami ketakutan bahwa merencanakan terlebih
persiapan yang dibuat untuk bayi. dahulu potensial ”menentang kehendak Tuhan”.
5. Jelaskan labilnya emosi sebagai karakteristik kehamilan. 5. Membantu klien/pasangan memahami perubahan alam
perasaan. Pasangan menyadari kebutuhan untuk memberikan
dukungan pada saat ini.
6. Berikan informasi dan anjurkan mengikuti kelas antenatal. 6. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan secara
formal/informal tentang masalah, perasaan, dan dukungan
sesama.
7. Kaji perilaku maladaptive (mis: menarik diri, marah/reaksi 7. Memberikan informasi tentang kemampuan klien untuk
yang tidak tepat, perawatan diri yang kurang baik) mengatasi stress dan kebutuhan akan intervensi.
Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Rujuk pada konseling psikologis (bila perlu) 1. Bantuan selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah dapat membantu. Pada akhir trimester
pertama, klien/pasangan harus mengalami keberhasilan
dalam mencapai tugas menerima kehamilan.

7. Diagnosa : Mekanisme koping keluarga tidak efektif b.d ketidaksiapan keluarga dalam menerima kehamilan
Tujuan:
Tupan: Ibu dan keluarga dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.
Tupen: Setelah diberi intervensi ibu dan keluarga dapat menerima kehamilan
Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1. Identifikasi hubungan antar anggota keluarga, perhatikan 1. Kehamilan adalah situasi krisis terhadap klien/pasangan dan
stressor (mis; gaya komunikasi, interaksi antar anggota anggota keluarga, mengakibatkan ketidakseimbangan yang
keluarga). memerlukan adaptasi pada peran baru dan tanggung jawab.
2. Kaji hubungan klien/pasangan dengan orang tua. 2. Dapat memberikan pengertian untuk membantu pasangan
dalam menjalani peran menjadi orang tua. Orang tua baru
cenderung menggunakan orang tua mereka sendiri sebagai
model peran dan akan mengadopsi perilaku positif atau
negative orang tua.
3. Evaluasi respon saudara kandung pada kehamilan dan 3. Pada trimester pertama, saudara sekandung yang masih
perubahan yang akan terjadi dalam struktur keluarga muda mungkin tidak menyadari realitas dan konsekuensi
kehamilan jangka panjang. Anak yang lebiih besar mungkin
tidak menunjukan perasaan negative yang kelihatan, namun
secara internal mereka mulai takut akan perubahan
keamanan hubungan mereka dengan orang tua.
4. Berikan informasi tentang kehadiran ayah/saudara kandung 4. Membantu anggota keluarga untuk menyadari bahwa mereka
pada kelas antenatal dan partisipasi dalam kelahiran, sesuai adalah bagian dari kehamilan dan kelahiran.
kebutuhan.
5. Berikan daftar bahan bacaan yang tepat untuk klien 5. Informasi membantu individu untuk secara realistis
/pasangan/saudara sekandung mengenai penyesuaian bayi menganalisa perubahan-perubahan dalam struktur keluarga,
bari lahir. peran, dan perilaku.
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester II

1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola pernafasan b.d dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
- DO :
- DS : Ibu merasa sesak napas
Tujuan :
- Tupan: Klien tidak mengalami sesak napas
- Tupen:
1. Dalam waktu 1x pertemuan klien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan mandiri saat klien mengalami sesak napas
2. Dalam waktu 2x pertemuan klien mengatakan dapat mengatasi keluhan sesak napasnya
Intervensi Rasional
MANDIRI 1. Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira –
1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat,
tenaga, kelelahan). fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau 2. Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan
ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin
sinus,tuberkulosis).
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya 3. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32
masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia
pada klien dengan anemia sel sabit). dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi
dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan 4. Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang
dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering disebabkan oleh kelebihan.
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan
latihan ringan,seperti berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk 5. Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu
mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan
yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.Pengubahan posisi tegak
posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat. dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus
gravid.
2. Diagnosa : Ketidaknyaman b.d perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit, ditandai oleh:
DS:
- Ibu mengatakan sering merasakan nyeri pada persendian, punggung dan pergerakan sendi yang berlebih
- Ibu mengeluh nyeri pinggang
- Ibu mengeluh nyeri uluh hati
- Ibu merasa sulit untuk BAB (konstipasi)
DO:
Tujuan :
Tupan: Klien dapat metoleransi ketidaknyaman yang dialaminya.
Tupen:
1. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi dan mendemontrasikan tindakan perawatan diri yang tepat.
2. Dalam waktu 2x pertemuan, klien melaporkan ketidaknyaman dapat diminimalkan/ dicegah.
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feses. 1. Membantu dalam pencegahan/ penatalaksanaan konstipasi.
2. Perhatikan adanya nyeri ulu hati; tinjau ulang riwayat diet. 2. Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastrik; makanan
Jelaskan fisiologis masalah. Anjurkan klien menghindari sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi
makanan gorengan/ berlemak, makan enam kali sehari dalam fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan
porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang dingin membantu mencegah refluks gastrik.
sangat dingin.
3. Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung 3. Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan
bagian bawah. Demonstrasikan latihan (mis. Mengangkat oleh peningkatan lengkung vertebra lumbosakral dan
panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan pengencangan otot-otot punggung
lantai). Tinjau ulang yang dikenakan ibu dengan tepat (mis.
Sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman).
4. Pantau adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan 4. Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan,
kaki dan dorsofleksi telapak kaki. potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan
dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi jaringan dan
membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas
5. Anjurkan ibu hamil untuk merencanakan periode istirahat yang bagian bawah.
teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. 5. Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus
- Posisi miring kiri dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada
- Posisi terlentang, anjurkan ibu yang memiliki varises di vena kava asenden (hipotensi supine). Posisi terlentang dengan
vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya. kaki diluruskan ke atas dan disandarkan miring ke dinding dapat
menginstirahatkan tungkai dan mengurangi edema dan varises.
Anjurkan ibu yang memiliki varises di vulva untuk meletakkan
bantal di bawah pinggangnya.
6. Ajarkan ibu cara untuk bangun dari posisi miring secara perlahan 6. Menghindari ketegangan pada punggung dan meminimalkan
hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi.
7. Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang 7. Dapat mengandung bahan seperti natrium, yang merupakan
dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air.
atau penggunaan produk kalsium. Penggunaan antasida yang mengandung kalsium dapat
memperberat ketidakseimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya
kram otot.
KOLABORASI
1. Berikan antasida rendah natrium. 1. Menetralisir keasaman gastrik; penurunan kadar fosfor.
2. Berikan suplemen kalsium dan alumunium dalam bentuk jeli 2. Sebagai tambahan akibat adanya intolerans diet, selain itu juga
dengan tepat. dapat menurunkan kadar fosfor.

3. Diagnosa : Gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik, ditandai oleh:
DO :
- Hiperpigmentasi pada bagian dahi
- cloasma gravidarum
- jerawat
- kulit wajah berminyak
- spider nevy pada leher, dada, muka dan tangan
- aerola menghitam
DS :
- ibu mengatakan ia tidak secantik sebelum hamil
- ibu mengatakan menurunnya rasa percaya diri khawatir ditinggal suami karena perubahan tubuhnya
Tujuan :

- Tupan: Tidak terjadi gangguan citra tubuh


- Tupen:
1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan penerimaan/ adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri/ citra tubuh
2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan
keseluruhan

Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Perhatikan sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, 1. Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak.
dan sebagainya. Efek-efek yang tampak lainnya dari hormon-hormon prenatal
seperti, kloasma, striae, telangiektasis, eritema palmar, dan
jerawat dapat mempengaruhi bagaimana respon ibu terhadap
dirinya.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien 2. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang
terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami/menerima
perubahan. apa yang terjadi.
3. Anjurkan untuk bergaya dari pakaian saat hamil. 3. Gaya pakaian akan meningkatkan penampilan klien untuk
bekerja dan melakukan aktivitas yang menenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias (untuk 4. Belajar dan ikut terlibat dalam perawatan kulit mungkin
menyamarkan areaa yang menjadi gelap), menggunakan kaus membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang
kaki penyokong, pemeliharaan postur, dan program latihan dirinya. Aturan latihan prenatal cenderung memperpendek
sedang. persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran pervaginal
spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi
KOLABORASI oksitosin.
Rujuk pada sumber-sumber lain seperti konseling dan/atau kelas- 1. Membantu dalam memberikan dukungan pada klien selama
kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua. periode perubahan di trimester II; mengidentifikasi model-
model peran.
4.Diagnosa : Perubahan pola seksualitas b.d konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, ditandai oleh:
- DO: Terdapat leukore
- DS: Ibu memiliki hasrat tinggi untuk berhubungan seksual namun merasa khawatir untuk melakukannya
Tujuan :
- Tupan:Klien dan pasangan dapat menerima perubahan seksualitas yang terjadi karena kehamilan.
- Tupen:
1. Dalam 1x pertemuan, perawat dan klien beserta pasangan dapat mendiskusikan masalah seksual
2. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhannya dan pasangan
3. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dan pasangan mengungkapkan kepuasan bersama
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang 1. Kepuasan seksual yang optimal pada prenatal terjadi pada
normal. trimester kedua karena vasokongesti pelvis/ perineal
meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami
berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau
peningkatan hasratnya sendiri dalam berespon terhadap
perubahan bentuk pasangannya.
2. Dikusikan kemungkinan pilihan dalam kontak fisik melalui 2. Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang
berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara umum. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya
aktual. dipuaskan.
3. Diskusikan perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam 3. Membantu pasangan untuk membuat pilihan.
aktivitas seksual.

KOLABORASI
Rujuk pada perawat klinis spesialis untuk melakukan konseling Mendapatkan bantuan tambahan untuk mengatasi masalah mengenai
sesuai indikasi. pola seksualitas.

5.Diagnosa : Resiko tinggi peningkatan curah jantung terhadap dekompensasi b.d peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload dan
afterload, hipertrofi ventrikel, ditandai oleh:
DO :
- TD rendah
- Varises pada kaki
- Terdapat hemoroid pada perineum

DS :
- Ibu mengatakan sering merasa lelah
Tujuan :
- Tupan:
Tidak terjadi peningkatan curah jantung
- Tupen:
1. Tetap normotensif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular.
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan 1. Selama trimester II, hipertrofi ventrikel jantung meningkatkan
abnormal, tanda-tanda, dan gejala-gejala curah jantung untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien
ibu/janin. Normalnya, sistem kardiovaskular mengkompensasi
peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang
menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan tekanan
sistolik kira-kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira-
kira 12 mmHg. Keadaan tersebut dapat membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah 2. Klien menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung
jantung/ diabetik/ ginjal. selama trimestr kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan 3. Peningkatan TD dapat menunjukan hipertensi akibat kehamilan
sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg. (HAK)
4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur. 4. Murmur sistolik mungkin diciptakan oleh peningkatan volume,
penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio
pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan
terjadinya kerusakan.
5. Perhatikan adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, 5. Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis)
vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang sering terjadi karena statis vena akibat vasodilatasi dari aktivitas
potensial berbahaya progesteron, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan
uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko
pembentukan trombus vena. Edema wajah dan/atau ekstremitas
atas dapat menandahan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, 6. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
dan berdiri dalam waktu lama; pasang kaus kaki penyokong terjadinya edema, varises, atau trombosis vena.
sebelum bangun pada pagi hari: menggunakan pakaian yang
longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul, vulva vertikal
ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikan
telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau
berdiri selama periode lama.
7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homan’s. Bila ada 7. Tanda Homan positif dapat menunjukan tromboflebitis.
rujuk pada dokter.
8. Pantau adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menghindari 8. Perubahan cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah
perubahan posisi dengan cepat. terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.

6.Diagnosa : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai
perubahan trimester kedua yang dialami, ditandai oleh:
- DS: Klien meminta informasi mengenai kehamilan dan perubahan dirinya karena kehamilan
- DO:
Tujuan :
- Tupan:Klien mendapatkan pengetahuan yang tepat mengenai kehamilannya
- Tupen:
1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan/ mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan
2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko
3. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahaya/ mencari perawatan medis dengan tepat

Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Berikan penyuluhan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada 1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari
trimester II. klien terkait perubahan dalam dirinya dan memberikan informasi
yang bermanfaat.
2. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan 2. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam
asam folat. folat memperberat aneia yang dapat menyebabkan abrupsi
plasenta, aborsi, dan malformasi janin.
3. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk 3. Membantu dalam memilih tidakan karena kebutuhan harus
mengontrol atau mengatasi masalah medis. ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
4. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium 4. Kunjungan prenatal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk
khusus, skrining, dan pemantauan ketat sesuai indikasi. meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan
menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia dan membantu
menentukan penyebabnya. Skrining untuk DMG dapat
mendeteksi terjadinya hiperglikemia, dapat memerlukan
tindakan dengan insulin dan/atau membantu menentukan diet
sesuai indikasi.
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester III
1. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik.
Tujuan :
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
- Klien melaporkan bahwa ktidaknyamanan dapat dikontrol
- Klien dapat mencari pertolongan medis dengan tepat.
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan 1. Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji status pernapasan klien. 2. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea, khususnya pada
multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan
antara ibu dan bayi dalam kandungannya (keringanan)
sampai awitan persalinan.
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan 3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh
perubahan caa jalan. Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah, hormone (relaksin, progesterone) pada sambungan pelvis dan
latihan pelvic rock, girdle maternitas, penggunaan kompres perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
panas, sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal uterus. Intervensi multiple biasanya labih mambantu untuk
transkutan (TENS) dengan tepat. menghilangkan ketidaknyamanan.
4. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk 4. Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke kadar kalsium atau ketidakseimbangan kalsium-fosfor, atau
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering menganti karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang
posisi, dan menghindari berdiri atau duduk lama. mensuplai ekstremitas bawah.
5. Kaji adanya atau frekuensi kontraksi Braxton Hicks. Berikan 5. Kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus. multigravida pada trimester kedua maupun ketiga.
Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini
sampai trimester akhir, saat efek perlindungan progesterone
pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin
meningkat.
KOLABORASI
Berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan 1. Penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi
jeli aluminium hidroksida sesuai dengan kebutuhan. masalah. Jeli dapat menurunkan kadar fosfor, memperbaiki
ketidakseimbangan kalsium fosfor.
2. Diagnosa : Gangguan pola tidur b.d insomnia
Tujuan :
- Melaporkan perbaikan tidur atau istirahat
- Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan 1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan
dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini. pola tidur yang berbeda
2. Evaluasi tingkat kelelahan anjurkan klien untuk istirahat 1- 2. Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan
2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang khususnya pada multipara dengan anak lain atau
tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga. berkebutuhan lain.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum istirahat.
4. Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
Anjurkan tidur posisi semi fowler. abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler memungkinkan
diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi
paru dengan optimal.
KOLABORASI
1. Dapatkan sel darah merah dan kadar Hb; kesampingkan 1. Anemia dan penurunan kadar Hb atau sel darah merah
masalah-masalah organik seperti anemia mengakibatkan penurunan oksigenasi jaringan serta
mempengaruhi perasaan lelah berlebihan.
3. Diagnosa : Gangguan pola seksualitas b.d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak napas, kelelahan, pembesaran
abdomen ), salah pengertian/merasa takut
Tujuan :
- mendiskusikan masalah yag berhubungan dengan isu isu seksual pada trimester ketiga.
- mengekspresikan kepuasaan bersama dengan berhubungan seksual
Intervensi Rasional
1. Lanjutkan / mulai pengakajian seksual, cari perubahan pada 1. Penurunan minat pada aktivtas/koitus seksual sering terjadi
pola dari trimester pertama dan kedua. pada trimester ketiga karena perubahan/ketidaknyamanan
fisiologis.
2. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual 2. Kemampuan pasangan untuk
mengidentifikasikan/mengungkapkan /menerima perubahan
seksual pada trimester pertama dapat mempegaruhi hubungan
dan kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain
secara emosional.
3. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan 3. Komunikasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang masalah yang konstruktif. klien dapat merasa ketertarikan
berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual. seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan. pada perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat
sampai tidak berminat atau penolakan. selain itu, klien lebih
meperhatikan perubahan pengalaman orgasme dengan
konstraksi tunggal yang lama daripada kontraksi yang
berirama.
4. Berikan informasi tentang metode – meode alternatif untuk 4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalu masturbasi,
mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan kemesraan, membelai,dan sebagainya, bila secara bersama
keintiman/kedekatan. diinginkan/dapat diterima. klien dapat menemukan bahwa
masturbasi menciptakan orgasme yang lebih kuat daripada
koitus.
5. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi pria di 5. Kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat
atas (mis.,miring atau posisi wanita diatas ) mengakibatkan cedera janin, infeksi, dan timbulnya persalinan
dapat juga mempegaruhi hasrat seksual. belum ditemukan
bahwa koitus dapat menyebabkan cedera janin, KPD, awitan
persalinan, atau infeksi pada kebanyakan wanita.
Kolaborasi
1. Instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus 1. Instruksi khusus mungkin diperlukan bla terdapat riwayat
dalam minggu ke-6 sampai ke-8 akhir denga pemberi komplikasi atau bla komplikasi dapat diantisipasi
perawatannya. 2. Mungkin diperlukan untuk meningkatkan adaptasi positif pada
2. Rujuk pada konseling bila masalah tidak teratasi perubahan seksual

4. Diagnosa : Koping individu/keluarga tidak efektif b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan
Tujuan :
- Mendiskusikan reaksi emosi pada trimester ketiga.
- Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya melalui pendidikan atau keahlian.
- Mengidentifikasi model peran yang tepat
- Menggambarkan karakteristik kepribadian terhadap janin
Intervensi Rasional
MANDIRI 1. Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang
1. Kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi peralatan dan bahan dalam perawatan dapat menunjukkan
baru lahir kesiapan secara psikologis. Kurangnya persiapan dapat
didasarkan pada keyakinan budaya, atau dapat menandakan
masalah keuangan atau psikologis.
2. Tentukan persepsi klien atau pasangan terhadap janin sebagai 2. Persepsi ini menandakan kelengkapan tugas-tugas psikologis
kesatuan yang terpisah. dari kehamilan.
3. Tentukan bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat 3. Seseorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat
persalinan dan kelahiran mendekat. mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan
ketergantungan klien sehingga dapat menciptakan konflik.
Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan pada bayi baru lahir.
Sesorang dapat beristirahat dari kerja, hobi, atau urusan
ekstramarital bila ia tidak menyelesaikan tugas-tigas
kehamilan.
4. Perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumny, faktor- 4. Pasangan resiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak
faktor genetik, atau riwayat lahir mati, dan diskusikan makna membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan
kejadian tersebut pada klien atau pasangan. bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangan atau
cedera apabila janin tidak hidup.
5. Evaluasi sistem pendukung yang tersedia pada klien atau 5. Ketersediaan keluarga dan teman dapat membantu klien atau
pasangan. pasangan untuk mengatasi tugas-tugas yang datang karena
persalinan dan kelahiran.
5. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai persiapan untuk persalinan atau kelahiran dan perawatan bayi b.d. kurang pemajanan
atau pengalaman atau kesalahan interpretasi informasi
Tujuan :
- Mendiskusikan perubahan fisik atau psikologis berkenaan dengan persalinan atau kelahiran.
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
- Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan atau kelahiran bayi.
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Lanjutkan/mulai program belajar. 1. Menguatkan pembelajaran sebelumnya dan atau memberikan
informasi baru. Masalah paling bear bagi pasangan pada
trimester ini adalah bagaimana persiapan secara fisiologis
dan psikologis terhadap persalinan atau kelahiran dan
masalah sekitar perawatan bayi.
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal 2. Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
berkenaan dengan trimester III. kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian
aktivitas perawatan diri.
3. Berikan informasi tertulis atau verbal tentang tanda-tanda 3. Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk
awitan persalinan; bedakan antara persalinan palsu dan benar. menjamin tiba ke rumah sakit tepat waktu, dan menangani
Diskusikan kapan memberitahu dokter atau pemberi persalinan atau kelahiran.
pelayanan kesehatan serta kapan meninggalkan rumah sakit
atau rumah bersalin (RB). Diskusikan tahap-tahap persalinan
atau kelahiran.
4. Berikan informasi verbal atau tertulis tentang perawatan bayi, 4. Membantu menyiapkan pengambilan peran baru,
perkembangan, dan pemberian makan; berikan referensi yang memerlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian,
tepat. Kaji keyakinan budaya. dan suplai; membantu persiapan member makan secara
menyusui dan atau dengan menggunakan botol. Kurang
persiapan mungkin berhubungan secara cultural, ditandai
dengan keyakinan bahwa persiapan mungkin berkenaan
dengan peningkatan resiko kematian bayi karena “menentang
keinginan Tuhan”.
5. Anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak (bila 5. Menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan;
belum mengikuti) dan melakukan orientasi rumah sakit atau meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan atau
rumah bersalin (RB). kelahiran.
6. Diagnosa: Resiko tinggi cedera
Tujuan:
- Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor resiko individu yang potensial.
- Bebas dari komplikasi
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Periksa evaluasi faktor-faktor resiko yang ada sebelumnya 1. Situasi potensial resiko tinggi sering menjadi masalah dan
atau baru. (misalnya kondisi jantung, ginjal, atau kondisi memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi dan
paru; kelainan genetik). Pantau tekanan darah (TD), nadi, metabolik paling besar. Berbagai derajat masalah
dan bunyi jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat kardiovaskular (vasokontriksi, vasospasme) terjadi, pada
kehamilan (HAK) seperti edema, albuminuria, dan retensi natrium atau air secara negative mempengaruhi ginjal,
hipertensi. sirkulasi uterus, dan fungsi SSP.
2. Dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit 2. Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati, menciptakan
hubungan seksual (PHS) (misal monilia, trichomonas, ketidaknyamanan berat pada klien, dan resiko terhadap janin,
gonorea, virus herpes simpleks tipe II, Chlamydia, pruritus, baik transmisi melalui plasenta atau pada saat kelahiran.
dan lesi/kutil yang dapat dilihat). Bila ada, rujuk pada
tindakan yang tepat.
3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran sesaria dan 3. Mencegah infeksi neonates selama proses kelahiran.
jadwalkan prosedur, bila dalam 4 hari kelahiran dan kultur
vagina positif terhadap virus herpes simpleks.
4. Dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. Pastikan 4. Mendeteksi anemia dengan hipoksemia atau anoreksia
bahwa klien mentaati masukan zat besi dan vitamin prenatal potensial pada klien dan janin.
setiap hari. Periksa masalah genetik (misal sel sabit,
talasemia) bila tidak dilakukan sebelumnya.
5. Berikan pengawasan ketat dan terus menerus terhadap klien 5. Wanita diabetik paling cenderung terhadap masalah trimester
diabetik. Pada gestasi minggu ke 28, dapatkan hasil tes ketiga yang berhubungan dengan abrupsi plasenta, infeksi
toleransi glukosa. saluran kemih (ISK), lahir mati, penuaan plasenta, dan
ketoasidosis.
6. Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan; 6. Riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa
tinjau ulang riwayat KPD atau persalinan preterm. pada kehamilan berikutnya.
7. Tentukan penggunaan alkohol atau obat-obatan lain. 7. Penggunaan atau penyalahgunaan zat membuat klien
beresiko terhadap persalinan premature dan janin sulit
dilahirkan.
KOLABORASI
Kaji terhadap perdarahan vagina, adanya area ekimosis, dan Adanya kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume
tanda-tanda koagulasi intravascular diseminata; rujuk pada cairan dan penurunan kapasitas pembawa oksigen menimbulkan
tindakan yang tepat. ancaman pada organ-organ ibu, sirkulasi plasenta, dan sistem
janin.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Manuaba,Chandranita,dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri


–Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Fraser, Diana, dkk. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung .1984.Obstetri Patologi.


Bandung: Elstar Offset

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Cetakan Ke III. Jakarta.

Pusdiknekes. 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi


Dosen Diploma III Kebidanan. Buku 2 Asuhan Antenatal.

Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika

Widyastuti, S. Adaptasi Psikososial Pada Masa Kehamilan.


scribd.com/doc/37479306/Adaptasi-Psikososial-Pada-Masa-Kehamilan
elearning.mithus.ac.id/.../downlot.php?...378189Teori.

Anda mungkin juga menyukai