PENDAHULUAN
dicegah, dan dapat ditangani, yang memiliki karakteristik gejala pernafasan yang
dan atau alveolus yang biasanya disebabkan oleh pajanan gas atau partikel
PPOK ke dalam empat besar penyakit tidak menular yang memiliki angka
2012, yang sama dengan 6% dari semua kematian global tahun ini. Lebih dari
90% kematian PPOK terjadi pada negara yang berpenghasilan rendah menengah.
atau perokok pasif). Penyakit ini sekarang mempengaruhi pria dan wanita hampir
peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia. Menurut prediksi WHO, PPOK
yang saat ini merupakan penyebab kematian ke-4 diseluruh dunia diperkirakan
1
2
pada tahun 2030 akan menjadi penyebab kematian ke-3 di seluruh dunia (WHO,
2012). Dan data prevalensi lain dari PPOK yang ada sangat bervariasi berdasarkan
metode survei, kriteria diagnostik, serta pendekatan analisis yang dilakukan pada
meningkat dengan bertambahnya usia dan lebih tinggi pada laki-laki (4,2%)
ciri-ciri adanya keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK
parenkim paru dengan pelebaran ruang-ruang udara, dan bronkitis kronis dengan
ciri-ciri adanya sumbatan saluran kecil udara dan batuk produktif selama lebih
dari tiga bulan yang berlangsung selama lebih dari dua tahun berturut-turut
(Saputra Lyndon, 2011). Serta mencakup Asma bronkial yaitu peradangan kronis
jalan napas yang ditandai dengan reaksi meningkat dari trakhea dan bronkhus
pertengahan), dan adanya riwayat pajanan, baik berupa asap rokok, polusi udara,
dan infeksi. Gejala yang paling sering terjadi pada pasien PPOK adalah sesak
3
nafas, dan gejala yang lain berupa batuk berdahak, mengi, dan penurunan
untuk bernafas, rasa berat saat bernafas. Batuk bisa muncul secara hilang timbul,
dan biasanya batuk kronis adalah gejala awal perkembangan PPOK. Gejala ini
juga biasanya merupakan gejala klinis yang pertama kali disadari oleh pasien.
Batuk kronis pada PPOK bisa juga muncul tanpa adanya dahak (COPD Health
Center, 2010).
Kejadian serangan berulang pada penderita PPOK juga dapat muncul kembali
dimana hal tersebut merupakan derajat keseringan kambuhnya gejala ppok yang
diukur dari berbagai macam gejala seperti batuk berdahak, sesak nafas (dyspnea),
mengi, dan penurunan aktivitas yang berupa seberapa sering gejala ini kambuh
dalam hitungan minggu, bulan dan tahn (ST George’s Respiratory Questionnaire).
Kejadian serangan berulang pada penderita PPOK paling besar disebabkan oleh
aktivitas fisik berlebihan dimana penderita masih sering bekerja berat, infeksi
saluran nafas, faktor allergen, polusi serta adanya paparan asap rokok, dan faktor
Kepanjen Malang).
Kejadian serangan berulang yang dapat diketahui dari timbulnya gejala-gejala
pada pasien PPOK jika dibiarkan, atau tidak dilakukan penatalaksanaan yang
dapat memperburuk kondisi dari gejalanya seperti batuk berdahak secara terus
menerus, produksi sputum meningkat dan terjadi perubahan warna sputum, sesak
nafas bertambah, maka termasuk dalam gejala PPOK eksaserbasi akut yang
4
dengan pemberian edukasi sebagai salah satu upaya preventif dan promotif,
pemberian obat-obatan, terapi oksigen, ventilasi mekanik, dan nutrisi yang dapat
terdapat juga penatalaksanaan rehabilitasi medis / fisik yang sudah terbukti dari
dapat menunjukkan perbaikan sesak napas, kapasiti latihan, kualiti hidup dan
exercise : pursed lip breathing dan diaphragma breathing (PDPI, Revisi 2011).
diafragma, fungsi ventilasi alveoli untuk pertukaran gas tanpa meningkatkan kerja
oleh pasien secara spontan, pursed-lips breathing mengaktifkan otot perut selama
ekspirasi yang dapat memperbaiki pertukaran gas dan dapat dilihat dengan
napas, meningkatkan volume tidal dan mengurangi sesak nafas. Sedangkan pada
sirkulasi. Pada penderita PPOK latihan ini ditujukan untuk memperbaiki fungsi
rileks.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pursed lip breathing dan
yang mana perbaikan kualitas hidup dapat dilihat dari frekuensi serangan yang
kronik (PPOK)”.
PPOK.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gejala-gejala yang timbul sebagai tanda terjadinya
Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Sekaligus sebagai bahan masukan atau sumber
Kronik (PPOK).
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Penelitian ini sebagai bahan masukan dan kontribusi dalam bidang keilmuan
yaitu breathing exercise : pursed lip breathing dan diaphragma breathing pada
penderita PPOK secara maksimal serta informasi ilmiah sekaligus sebagai acuan
penelitian selanjutnya.