Anda di halaman 1dari 4

3/29/2018 Jeffrey Sachs ( 2008 ) sebuah konsepsi Ladder of Development – rachmatparawangsa

rachmatparawangsa

Ilmu Pengetahuan adalah Mesin Pembangunan

25 Januari 201825 Januari 2018 oleh rachmatparawangsa

Jeffrey Sachs ( 2008 ) sebuah konsepsi Ladder


of Development

Kegunaan dari perspektif pertumbuhan yang bersifat linear dari suatu masyarakat

Jeffrey Sachs ( 2008 ) menyampaikan sebuah konsepsi Ladder of Development dalam bukunya yang
berjudul “ Common Wealth sebuah kerangka pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi kemiskinan.

https://rachmatparawangsa.wordpress.com/2018/01/25/jeffrey-sachs-2008-sebuah-konsepsi-ladder-of-development/ 1/4
3/29/2018 Jeffrey Sachs ( 2008 ) sebuah konsepsi Ladder of Development – rachmatparawangsa

Ketika kita berbicara tentang pertumbuhan pasti ada tahap dan setiap tahap tentunya ada indikator
indikator pencapaian. Artinya dalam beberapa indikator pada suatu tahap walaupun salah satu telah
terpenuhi dan melanjutkan indikator pada tahap yang lebih tinggi tetapi ada indikator yang tidak
terpenuhi pada tahap sekarang maka itu belum dikatakan berpindah ketahap selanjutnya. Hal ini
juga berlaku pada konsep Ladder of Development. Pada konsep ini berbicara tentang pertumbuhan
ekonomi dan terbagi menjadi tiga sektor tantangan di sektor publik, swatsa, dan geografis. Hal ini
berguna untuk melacak perkembanan pembangunan ekonomi melalui empat tahap dasar. Melacak
disini maksudnya yaitu sebagai frame work sebagai langkah langkah dalam mereduksi kemiskinan
melalui kegiatan pengembangan ekonomi. Konsep ini memberi tahu akan pentingnya peran
kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan geograpis dalam pengembangan ekonomi.

Pertama kita tinjau terlebih dahulu tahap tahap tersebut beserta indikatornya dan melihat dengan
jelas perkembangannya sehingga pencappaian pada suatu tahap dapat terlihat dan dapat beralih
ketahap selanjutnya. Tahap tahapan itu adalah subsistence, commercial economy, emerging-market.

Pada tahap subsistence ditandai dengan rendahnya produktivitas pertnaian, kurangnya layanan untuk
orang miskin dan infrastruktur publik dan kecilnya ekspor. Pendapatan hanya untuk kebutuhan dasar
dan tidak ada tabungan pribadi. Investasi publik hanya berasal dari pengumpulan pajak. Akses yang
terbats baik untuk air minum dan sanitasi. Tetapi ketika adanya green revolusion yang meningkatkan
hasil pertnian, akses penghasilan lain seperti sumber daya minyak, bantuan luar negeri, dan
pariwisata yang menyebabkan adanya tabungan dan investasi yang cukup, sehingga pemerintah
membangun segala intrastruktur yang berdampak pada peningkatan pelayanan baik kesehatan,
pendidikan, dan bidang lainnya. Pada Sektor swasta berubah menjadi berorientasi ekspor, ekspor
pertanian atau manufacturing hasil olahan pertanian, Operasi Perkaitan Padat kaarya (pakaian,
sepatu, dan barang lainnya). Serta adanyanya impor berupa mesin, pengetahuan teknis, perbaikan
proses. Hasilnya ekonomi tumbuh dan menjadi comercial economy.

Pada tahapan comercial ekonomi pedesaan dan perkotaan menabung dan berinvestasi, pendapatan
ekspor meningkat, tingkat pertumbuhan penduduk mulai menurun karena sudah mengadopsi
metode untuk penekan laju kelahiran, peningkatan standar pendidikan dan kesehatan, serta
banyaknya keluarga mencari pencapaian pendidikan yang lebih tinggi. Melek huruf juga menigkat.

Pertumbuhan yang baik dalam ekspor dan tabungan domestik, ekonomi komersial menjadi emerging
market economy ditandai dengan cakupan hampir lengkap dari dasar infrastruktur (jalan, listrik,
telekomunikasi, pelabuhan ) pendidikan dasar (keaksaraan universal dan pendidikan dasar), layanan
kesehatan dasar, air minum yang aman, dan sanitasi. Ekonomi sekarang adalah eksportir baik
manufaktur dan jasa. ekspor manufaktur termasuk produk industrial (komponen mobil, produk
semikonduktor, peralatan konsumen), layanan berbasis informasi (operasi proses bisnis, soft ware,
konsultasi bisnis), dan mungkin jasa konstruksi juga. Kemudian dilanjutkan dengan adanya investor
asing yang membawa modal, teknologi, dan hubungan dengan sistem produksi dan distribusi global.
Pada saat telah menjadi pasar menengah teknologi tidak lagi didatangkan dari luar melainkan
merekalah yang akan mengekpor teknologi. Universitas menyumbang para ilmuan yang menjadi tim
riset global dan disektor swasta perusahaan mendirikan usaha penelitian.

Tahap akhir dan yang paling puncak adalah transisi penuh pada kegiatan inovatif berbasis ilmu
pengetahuan, ditandai dengan perluasan pendidikan, pembiyaan studi ilmiah, penelitian sektor
swasta. Masyarakat berbasis informasi seperti internet. Serta ekspor teknologi masih tetap dilakukan.
Pada hal selanjutnya, Pemerintah harus memberi perhatian tinggi terhadap konektivitas internet,

https://rachmatparawangsa.wordpress.com/2018/01/25/jeffrey-sachs-2008-sebuah-konsepsi-ladder-of-development/ 2/4
3/29/2018 Jeffrey Sachs ( 2008 ) sebuah konsepsi Ladder of Development – rachmatparawangsa

pengepakan, dan transportasi (antarmuka laut dan darat). Pemerintah juga harus berinvestasi dalam
kapasitas ilmiah dan pendidikan pada semua tahap pembangunan dan sistem hukum yang sempurna
untuk menegakkan kontrak dan hak milik.

Ketika kita mengannggap bahwa tahap paling dasar menggambarkan suatu lokasi atau masyarakat
dengan sistem yang paling miskin dan tahap yang paling atas merupakan yang paling kaya. Kita
dapat melihat perbedaan perbedaan tantangan pada setiap tahap baik pada sektor public, private, dan
geograpis. Jelas bahwa tahapan ini mejadi guide atau petunjuk bagi suatu masyarakat atau seorang
pekerja dalam pengembangan masyarakat atau konsultan pengembangan masyarakat mengubah
suatu masyarakat dari miskin menjadi kaya, dari hanya sekedar untuk bertahan hidup hingga
memperhatikan kualitas hidup, dari yang bersifat konvensional hingga pada penggunaan teknologi,
dari pendapatan kecil hingga pendapatan besar rata- rata perkapitanya. Tahapan ini bersifat linear
jadi harus semuanya dilalui tetapi terkadang bahwa suatu masyarakat seolah tidak melalui satu
tahapan tapi langsung melompat, hal yang sebenarnya terjadi yaitu masyarakat tersebut melewati
tahapan itu dalam waktu yang relatif singkat jadi seolah tidak melalui. Penggambaran diatas sangat
jelas terlihat adanya masa transisi ketika pada tahap tertentu masyarakat akan berpindah ketahapan
yang lebih tinggi.

Penggambaran diatas juga memperlihatkan bahwa tanggung jawab krusial dari setiap sektor baik dari
sektor publik, swasta,dan geograpis. Ketika kita menjadikan sebagai sebuah frame work tentunya
suatu masyarakat akan menghadapi tantangan yang berbeda tentunya berdasarkan geografi,
demografi, dan historinya.

Memanfaatkan skema tersebut dalam membuat assessment / profiling untuk proposal kegiatan
pengembangan ekonomi. Ketika kita ketahui bahwa pentingnya assesment yang sangat menentukan
suatu intervensi. Pengentasan Kemiskinan dengan model pemberdayaan masyarakat contohnya
asessment dilakukan guna mengetahui social capital yang ada pada masyarakat tersebut.

Sebelumnya telah kita bahas tentang kegunaan tahapan diatas yang bersifat linear, selanjutnya jika
kita akan menggunakannya dalam assesment yaitu sebagai frame work dalam menentukan hal apa
saja yang ada di dalam masyarakat tersebut. Di sektor publiknnya ada apa?, di sektor Swasta seperti
apa? Dan bagaimana dengan kondisi geogeafisnya. Ketika kita telah mencocokkan hal yang ada di
masyarakat dengan frame work yang kita gunakan maka kita akan dapat melihat posisi dari
msyarakat tersebut dan dapat melihat tantangan tangan dari setiap indikator pada tahapannya yang
belum terpenuhi. Sebagai mana fungsinya yaitu untuk mendiagnosa pembangunan suatu
masyarakat.

Ketika telah melihat posisinya tentunya dalam membuat perencanaan program akan sangat
membantu. Contohnya ketika kita mendapatkan masyarakat yang indikatornya berada pada tahap
subsistence yang masyarakatnya hanya bisa mendapatkan hasil hanya untuk kebutuhan pokok maka
dapat di proyeksikan agar dapat naik ketapa selanjutnya dengan melihat apakah secara geograpis
mereka punya peluang untuk meningkatka produktivitas mereka atau memberi edukasi sehingga
dapat menigkat produktivitas yang diharapkan dapat memberi tabungan dan investasi yang berlebih
jika bisa adanya komoditi dan produk yang dapat di ekspor. Hasilnya tentunya harus tidak luput dari
perbaikan infrastruktur pendidikan dan kesehatan dan tansportasi sehingga ada pergerakan
(mobikitas) keadaan yang lebih baik. Selain itu kondisi geografis juga dapat memiliki nilai pariwisata
dan jika terdapat sumber daya alam berlebih merupakan suatu peluang. Jadi kegunaannya yaitu
menentukan masyarakat berada di posisi mana? Mau dibawa kemana? Dan apa saja yang harus
dipenuhi untuk dapat berangkat ketempat tujuan tersebut. Secara ringkas indikator indikator
tersebut, Pertama pembagian menjadi tiga dimensi yaitu pedesaan sebagai sektor pertanian,
https://rachmatparawangsa.wordpress.com/2018/01/25/jeffrey-sachs-2008-sebuah-konsepsi-ladder-of-development/ 3/4
3/29/2018 Jeffrey Sachs ( 2008 ) sebuah konsepsi Ladder of Development – rachmatparawangsa

perkotaan sebagai manufaktur dan Jasa, dan Infrastruktur. Kedua publik infrastruktur (jalan,
pelabuhan dan pelabuhan udara, listrik, telekomunikasi, dan konektivitas broadband, yang semuanya
dibutuhkan oleh sektor swasta untuk berkembang), Ketiga penyediaan lingkungan bisnis yang sehat.
Keempat Asuransi Sosial, Kelima promosi dan penyebaran ilmu pengetahuan modern dan teknologi.
Keenam adalah pengelolaan yang tepat dari lingkungan alam. Hal yang perlu diperhatikan juga yaitu
kebijakan yang ada dimasyarakat. Sebagai contoh kebujakan kebijakan itu bisa menjadi dasar dalam
melakukan pengembangan ekonomi. Jadi kembali saya ulang funsi utamanya untuk melihat
darimana suatu masyarakat dan akan dibawa kemana serta syarat apa saja yang harus dipenuhi dan
diperhatikan.

#pembangunan #sach #poverty #ladder of developpment

Iklan

Report this ad

Report this ad
Posted in Kemiskinan dan Pembangunan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

https://rachmatparawangsa.wordpress.com/2018/01/25/jeffrey-sachs-2008-sebuah-konsepsi-ladder-of-development/ 4/4

Anda mungkin juga menyukai