Alumunium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna
abu-abu. Alumunium melebur pada 6590C. Ion-ion alumunium Al3+ ) membentuk
garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna.
1.
Larutan amonium: endapan putih seperti gelatin yaitu alumunium
hidroksida Al(OH)3, yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3 ↓ + 3NH4+
2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih alumunium hidroksida.
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3 ↓
3. Larutan amonium sulfida: endapan putih dari alumunium hidroksida:
2Al3+ + 3S2- + 6H2O → 2Al(OH)3 ↓ + 3H2S ↑
4. Larutan natrium asetat: tak diperoleh endapan dalam larutan netral, dingin,
tetapi dengan mendidihkan reagensia berlebihan, terbentuk endapan dari
alumunium asetat basa Al(OH)2CH3COO:
Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O → Al(OH)2CH3COO ↓ + 2CH3COOH
5. Larutan natrium fosfat: endapan putih alumunium fosfat:
Al3+ + HPO42- AlPO4 ↓ + H+
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa
dengan berarti. Ia melebur pada 17650C. Logam ini larut dalam asam klorida
encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium(II):
Cr + 2H+ → Cr 2+ + H2
Cr + 2HCl → Cr2+ + 2Cl- + H2 ↑
Reaksi ion-ion kromium(III) untuk mempelajari reaksi-reaksi ini:
Reaksi-reaksi ion besi (III) Pakailah larutan 0,5M dari besi(III) klorida
FeCl3.6H2O. Larutan harus berwarna kuning jernih. Jika larutan berubah menjadi
coklat, karena hidrolisis, harus ditambahkan beberapa tetes asam klorida.
E. KOBALT, Co (Ar:58,93)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja dan bersifat sedikit
magnetis yang melebur pada 1490 º C. Logam ini mudah melarut dalam asam-
asam mineral encer : Co + 2H+ → Co2+ + H2 ↑
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat
ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455o C, dan bersifat sedikit
magnetis. Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan
nikel dengan membentuk hidrogen.
Ni + 2H+ → Ni2+ + H2 ↑
Zink adalah logam yang putih-kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat
pada 110-1500C. Zink melebur pada 4100C dan mendidih pada 9060C.
1. Larutan natrium hidroksida: endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink
hidroksida: Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2 ↑
2. Larutan amonia: endapan putih zink hidroksida.
3. Larutan amonium sulfida: endapan putih zink sulfida, ZnS, dari larutan
netral atau basa. Zn2+ + S2- → ZnS ↓
4. Hidrogen sulfida: pengendapan parsial zink sulfida dalam laruan netral.
5. Zn2+ + H2S ZnS ↓ + 2H+
6. Larutan dinatrium hidrogen fosfat: endapan putih zink fosfat:
3Zn2+ + 2HPO42- Zn3(PO4)2 ↓ + 2H+
7. Larutan kalium heksasianoferat(II): endapan putih dengan komposisi yang
berbeda-beda. 3Zn2+ + 2K+ + 2[Fe(CN) 6]2 → K2Zn3[Fe(CN)6]2
8. Reagensia asam kuinaldat (asam kuinolina-α-karboksilat, C9H6N.CO2H)
meghasilkan endapan putih kompleks zink Zn(C10H6NO2)2.H2O.
9. Uji amonium tetratiosianatomerkurat(II)-tembaga sulfat : membentuk
endapan yang berwarna lembayung.
10. Uji kalium heksasianoferat(III)-p-fenetidiana: perubahan warna dan
pembentukan kalium heksasianoferat(III).
11. Uji hijau Rinmann : berwarna hijau Rinmaan (kobalt zinkat)
12. Uji ditizon Ditizon (difenil tiokarbazon) membentuk kompleks-kompleks
dengan sejumlah ion logam, yang dapat diekstraksi dengan karbon
tetraklorida.
13. Uji-uji kering (uji pipa-tiup): menghasilkan kerak oksida warna
kuning(panas) dan warna putih(dingin).