Anda di halaman 1dari 8

A.

Judul
Interpretasi Bentuk Lahan DAS Limboto
B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui karakteristik Citra Landsat ETM
2. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi Citra Landsat ETM
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spidol OHP Uk. F
b. Penggaris
c. Pensil Warna
d. Pensil Mekanik
e. Penghapus
2. Bahan
a. Alkohol
b. Citra Landsat ETM
c. Kertas Transparan
d. Kertas Kalkir
e. Spidol OHP
f. Lakban Bening
D. Dasar Teori
Teknologi penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisa data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap daerah,
objek, atau gejala alam yang dikaji (Lilesand dan Kiefer, 1979). Sistem ini didasarkan
pada prinsip pemanfaatan gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan
dipancarkan objek dan diterima sensor. Alat penginderaan jauh ditempatkan pada suatu
wahana yang dioperasikan pada suatu ketinggian tertentu yang disebut platform
(Novrizal, 2004).
Di dalam Teknik penafsiran citra penginderaan jauh diciptakan agar penafsir
dapat melakukan pekerjaan penafsiran citra secara mudah dengan mendapatkan hasil
penafsiran pada tingkat keakuratan dan kelengkapan yang baik. Menurut (Sutanto,
teknik penafsiran citra penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan komponen
penafsiran yang meliputi 4 bagian yaitu sebagai berikut:
1. Data acuan
Data acuan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan kecermatan seorang
penafsir, data ini bisa berupa laporan penelitian, monografi daerah, peta, dan yang
terpenting disini data diatas dapat meningkatkan local knowledge pemahaman
mengenai lokasi penelitian.
2. Kunci interpretasi citra
Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah
diinterpretasikan sereta diyakini kebenarannya. Dan diberi keterangan seperlunya.
Keterangan ini meliputi jenis objek yang digambarkannya, unsur interpretasinya, dan
keterangan tentang citra yang menyanmgkut jenis, skala, saat perekaman dan lokasi
daerahnya,
3. Metode pengkajian
Penafsiran citra lebih mudah apabila dimulai dari pengkajian dengan pertimbangn
umum ke pertimbangan khusus / lebih spsifik dengan metode konvergensi bukti.
4. Penerapan konsep multispektral
Konsep ini menganjurkan untuk menggunakan beberapa alternative penggunaan
beberapa band secara bersamaan. Kegunaannya adalah untuk memudahkan interpretasi
dengan mempertimbangkan kelebihan masing masing penerapan komposit band
tersebut.

Landsat ETM (Enhanced Thematic Mapper) merupakan pengembangan dari


satelit landsat 4 dan 5 dengan adanya beberapa penambahan kemampuan seperti
penambahan kanal dengan pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter dan perubahan
resolusi spasial kanal 6 dari 120 meter menjadi 60 meter pada Landsat ETM/7 (LAPAN,
1999).
Danau Limboto adalah salah satu asset sumberdaya alam yang dimiliki Provinsi
Gorontalo saat ini. Danau Limboto telah berperan sebagai sumber pendapatan bagi
nelayan, pencegah banjir, sumber air pengairan dan obyek wisata. Areal danau ini
berada pada dua wilayah yaitu + 30 % wilayah Kota Gorontalo dan + 70 % di wilayah
Kabupaten Gorontalo dan menjangkau 5 kecamatan.
Danau Limboto terletak di bagian tengah Provinsi Gorontalo dan secara
astronomis, DAS Limboto terletak pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00°
30’ 2.035” – 00° 47’ 0.49” LU. DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP-DAS) Bone-Bolango yang luasnya 91.004 ha
dan termasuk salah satu DAS Prioritas dari DAS Kritis di SWP-DAS Bone Bolango.
Danau Limboto, merupakan cekungan rendah atau laguna, yang merupakan muara
sungai-sungai, diantaranya : Ritenga, Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota,
Talubongo dan sungai sungai kecil dari sisi selatan: Olilumayango, Ilopopala, Huntu,
Hutakiki, Langgilo (Biki, Rugaya. dkk, 2009).
F. Pembahasan
Daerah Citra Landsat ETM 7+ yang digunakan adalah Citra DAS Limboto.
Penutup Lahan yang terdapat pada acara 1 sebanyak 4 aspek yakni Pemukiman, Lahan
Terbuka, Laut, Danau serta aspek yang lain seperti Batas DAS Limboto.
Tahapan Penelitian praktikum ini terdiri dari tahap persiapan, pengambilan
data, pengolahan dan analisis data, dan penyusunan laporan praktikum.

Kajian Pustaka Alat dan Bahan


Tahap Persiapan

Tahap Pengambilan
Bentuk Lahan
Data

Tahap Pengolahan dan


Analisis Data

Tahap Penyusunan
Laporan
Laporan Praktikum Akhir

Tabel 3 Tahapan Penelitian

Pada tahap persiapan, praktikan menyediakan alat dan bahan yang akan
digunakan pada untuk menginterpretasi peta berupa Spidol OHP Uk. F, Penggaris,
Pensil Warna, Pensil Mekanik, Penghapus, Alkohol, Citra Landsat ETM, Kertas
Transparan, Kertas Kalkir, Spidol OHP dan Lakban Bening serta melakukan kajian
pustaka mengenai daerah telitian. Selanjutnya tahap pengambilan data, praktikan
melakukan pengambilan data menggunakan Peta Interpretasi Citra Landsat DAS
Limboto Provinsi Gorontalo Skala 1:190000. Selanjutnya pada tahap pengolahan dan
analisis data. Pada tahap ini, praktikan menempelkan Kertas Transparan diatas Citra
Landsat yang kemudian kedua ujung antara kertas transparan dan citra direkatkan
dengan lakban bening agar kertas transparan tidak bergeser dari citra landsat, setelah
direkatkan kemudian praktikan membuat garis tepi pada kertas transparan yang
disesuaikan dengan garis tepi yang ada pada citra. Kemudian, praktikan menuliskan
batas-batas lintang dan bujur sesuai yang ada pada citra, dituliskan antara bingkai luar
dan dalam kertas transparan. Langkah selanjutnya, praktikan mengidentifikasi obyek
pada citra dengan cara melihat atas dasar rona dan warna, tekstur, pola, situs. Praktikum
kali ini, praktikan mengidentifikasi Pemukiman, Lahan Terbuka, Laut, Danau, serta
Batas DAS Limboto. Selanjutnya, praktikan mendelineasi objek hasil identifikasi citra
landsat untuk selanjutnya diinterpretasi di atas kertas transparan tersebut dengan
menggunakan spidol OHP. Selanjutnya, praktikan memberikan warna dan kode huruf
pada objek yang telah diidentifikasi agar pemberian warna dan kode huruf ini untuk
memudahkan dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan
dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah dilakukan. Untuk warna dan
kode yang digunakan dalam hal interpretasi yakni merah untuk pemukiman dengan
kode P, danau diberikan kode D dengan warna , Hijau Tua dengan kode V untuk
vegetasi, Hijau Muda dengan kode LT untuk lahan terbuka dan kode L dengan warna
untuk laut, serta garis biru yang menandakan Batas DAS Limboto. Selanjutnya,
praktikan menuliskan legenda di samping kanan peta sesuai aspek DAS yang ada
sebagai informasi peta. Langkah selanjutnya, praktikan menyalin Peta di Kertas Kalkir
sesuai dengan peta. Langkah terakhir, praktikan mewarnai aspek DAS Limboto sesuai
dengan kenampakannya. Tahap akhir yakni tahap penyusunan laporan praktikum,
praktikan mengumpulkan semua data yang telah selesai diolah untuk selanjutnya
dilaporkan dalam Laporan Akhir.
Data landsat merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam pada
umumnya karena cakupannya luas dan resolusi spasial cukup baik. Keunggulan dari
citra satelit landsat.
1. Menggambarkan secara detail, citra Penginderaan jauh menggambarkan objek/
daerah secara lengkap dengan bentuk dan letak yang mirip dengan kenampakan
yangsebenarnya dimuka bumi.
2. Mengambarkan secara luas, tiap lembar citra satelit landsat mencakup yakni
34,000km
3. Menggambarkan secara 3 dimensi.
Citra landsat ETM memang dapat dipergunakan didalam pekerjaan eksplorasi
geologi baik untuk pencarian sumber daya mineral ataupunminyak dan gas.Selain itu
juga sangat banyak dipakai dalam aplikasi geologi teknik, geologi lingkungan dan
banyak hal lainnya di bidang ilmu lainnya.
Kesulitan selama interpretasi DAS Limboto, yakni kesulitan dalam
menginterpretasi secara detail dikarenakan skala peta dalam citra landsat tersebut eiliki
skala yang cukup besar. Selain itu, kesuliatan dalam interpretasi menggunakan citra
landsat tidak sesuai dengan yang ada di lapangan dikarenakan dalam menggunakan
metode penginderaan jauh khususnya Citra Landsat ETM tidak melakukan interpretasi
secara langsung (survey) di lapangan.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
penginderaan jauh akan lebih mempermudah dalam interprestasi serta memetakan
satuan lahan khususnya satuan penutup lahan pada peta DAS Limboto. Sehingga,
praktikan dapat dengan jelas dapat membedakan satuan penutup lahan DAS Limboto.
Daftar Pustaka
Biki, Rugaya. dkk. 2009. Profil Danau Limboto. Badan Lingkungan Hidup, Riset dan
Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo
LAPAN. 1999. Proyek Rancang Bangun dan Rekayasa Teknologi Penginderaan Jauh
: Studi Kebijaksanaan Kelautan/Kedirgantaraan Kajian Kajian Satelit Masa
Depan Landsat 7. Bidang Pengelolaan Data. Pusat Teknologi Penginderaan
Jauh. Jakarta.
Lilesand, T. M. dan R. W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation.
John Wiley; New York; Chicoster; Brisbane; Toronto.
Novrizal, Zakhy Wahyoe. 2004. Pemanfaatan Citra Landsat ETM/7 dan Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk mengamati Proses Perubahan Pantai di
Muara Sungai Randangan, Kecamatan Marisa, Provinsi Gorontalo. Bogor.
Institut Pertanian Bogor.
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh, Jilid 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai