Anda di halaman 1dari 7

A.

Judul
Interpretasi Geomorfologi Daerah Aliran Sungai Limboto
B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui karakteristik morfologi DAS Limboto menggunakan Citra
Landsat ETM.
2. Mahasiswa dapat melakukan interprestasi morfologi penutup lahan pada Citra
Landsat ETM.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spidol OHP Uk. F
b. Penggaris
c. Pensil Warna
d. Pensil Mekanik
e. Penghapus
2. Bahan
a. Alkohol
b. Citra Landsat ETM
c. Kertas Transparan
d. Kertas Kalkir
e. Spidol OHP
f. Lakban Bening
D. Dasar Teori
Teknologi penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisa data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap daerah,
objek, atau gejala alam yang dikaji (Lilesand dan Kiefer, 1979). Sistem ini didasarkan
pada prinsip pemanfaatan gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan
dipancarkan objek dan diterima sensor. Alat penginderaan jauh ditempatkan pada suatu
wahana yang dioperasikan pada suatu ketinggian tertentu yang disebut platform
(Novrizal, 2004).
Landsat ETM (Enhanced Thematic Mapper) merupakan pengembangan dari
satelit landsat 4 dan 5 dengan adanya beberapa penambahan kemampuan seperti
penambahan kanal dengan pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter dan perubahan
resolusi spasial kanal 6 dari 120 meter menjadi 60 meter pada Landsat ETM/7 (LAPAN,
1999).
Danau Limboto adalah salah satu asset sumberdaya alam yang dimiliki Provinsi
Gorontalo saat ini. Danau Limboto telah berperan sebagai sumber pendapatan bagi
nelayan, pencegah banjir, sumber air pengairan dan obyek wisata. Areal danau ini
berada pada dua wilayah yaitu + 30 % wilayah Kota Gorontalo dan + 70 % di wilayah
Kabupaten Gorontalo dan menjangkau 5 kecamatan.
Danau Limboto terletak di bagian tengah Provinsi Gorontalo dan secara
astronomis, DAS Limboto terletak pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00°
30’ 2.035” – 00° 47’ 0.49” LU. DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP-DAS) Bone-Bolango yang luasnya 91.004 ha
dan termasuk salah satu DAS Prioritas dari DAS Kritis di SWP-DAS Bone Bolango.
Danau Limboto, merupakan cekungan rendah atau laguna, yang merupakan muara
sungai-sungai, diantaranya : Ritenga, Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota,
Talubongo dan sungai sungai kecil dari sisi selatan: Olilumayango, Ilopopala, Huntu,
Hutakiki, Langgilo (Biki, Rugaya. dkk, 2009).
Berdasarkan Peta Land System / Land Suitability Series Repprot 1988 Limboto
didominasi oleh punggung-punggung granit terorientasi yang terjal yang mencapai luas
25.947 ha (28,51 %) dan daratan Lakustrin seluas 10.205 ha (11,22 %), dan punggung-
punggung yang tak teratur diatas batuan vulkanik basa seluas 8.834 (9,71 %). Punggung
bukit dan punggung-punggung bukit karstik yang tidak rata seluas 8.454 (9,29 %) (
Bentuk wilayah DAS Limboto bervariasi dari datar (0−3%) sampai bergunung (> 50%).
Masing-masing bentuk wilayah mempunyai lahan datar sampai agak datar seluas
27.125 ha, lahan berombak sampai bergelombang 6.336 ha, lahan berbukit kecil sampai
berbukit 21.189 ha, dan lahan bergunung 7.551 ha (Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Gorontalo, 2009).
F. Pembahasan
Daerah Citra Landsat ETM 7+ yang digunakan adalah Citra DAS
Limboto. Geomorfologi yang terdapat pada acara 2 sebanyak 4 aspek yakni
Bentuklahan asal Struktural , Bentuklahan asal Denudasional, Bentuklahan asal Fluvial,
Bentuklahan asal Marine serta aspek yang lain yaitu Batas DAS Limboto.
Tahapan Penelitian praktikum ini terdiri dari tahap persiapan, pengambilan data,
pengolahan dan analisis data, dan penyusunan laporan praktikum.

Kajian Pustaka Alat dan Bahan


Tahap Persiapan

Tahap Pengambilan
Bentuk Lahan
Data

Tahap Pengolahan dan


Analisis Data

Tahap Penyusunan
Laporan
Laporan Praktikum Akhir

Tabel 3 Tahapan Penelitian

Pada tahap persiapan, praktikan menyediakan alat dan bahan yang akan
digunakan pada untuk menginterpretasi peta berupa Spidol OHP Uk. F, Penggaris,
Pensil Warna, Pensil Mekanik, Penghapus, Alkohol, Citra Landsat ETM, Kertas
Transparan, Kertas Kalkir, Spidol OHP dan Lakban Bening serta melakukan kajian
pustaka mengenai daerah telitian. Selanjutnya tahap pengambilan data, praktikan
melakukan pengambilan data menggunakan Peta Interpretasi Citra Landsat DAS
Limboto Provinsi Gorontalo Skala 1:190000. Selanjutnya pada tahap pengolahan dan
analisis data. Pada tahap ini, praktikan menempelkan Kertas Transparan diatas Citra
Landsat yang kemudian kedua ujung antara kertas transparan dan citra direkatkan
dengan lakban bening agar kertas transparan tidak bergeser dari citra landsat, setelah
direkatkan kemudian praktikan membuat garis tepi pada kertas transparan yang
disesuaikan dengan garis tepi yang ada pada citra. Kemudian, praktikan menuliskan
batas-batas lintang dan bujur sesuai yang ada pada citra, dituliskan antara bingkai luar
dan dalam kertas transparan. Langkah selanjutnya, praktikan mengidentifikasi obyek
pada citra dengan cara melihat atas dasar rona dan warna, tekstur, pola, situs. Praktikum
kali ini, praktikan mengidentifikasi Bentuklahan asal Struktural, Fluvial, Denudasional,
Marine, serta Batas DAS Limboto. Selanjutnya, praktikan mendelineasi objek hasil
identifikasi citra landsat untuk selanjutnya diinterpretasi di atas kertas transparan
tersebut dengan menggunakan spidol OHP. Selanjutnya, praktikan memberikan warna
dan kode huruf pada objek yang telah diidentifikasi agar pemberian warna dan kode
huruf ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian agar tidak
terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah dilakukan.
Untuk warna dan kode yang digunakan dalam hal interpretasi yakni Ungu untuk
bentuklahan asal struktural dengan kode S, bentuklahan asal fluvial diberikan kode F
dengan warna hijau, Biru dengan kode M untuk bentuklahan asal marine, dan Cokelat
dengan kode D untuk bentuklahan asal denudasional serta garis biru yang menandakan
Batas DAS Limboto. Selanjutnya, praktikan menuliskan legenda di samping kanan peta
sesuai aspek DAS yang ada sebagai informasi peta. Langkah selanjutnya, praktikan
menyalin Peta di Kertas Kalkir sesuai dengan peta. Langkah terakhir, praktikan
mewarnai aspek DAS Limboto sesuai dengan kenampakannya. Tahap akhir yakni tahap
penyusunan laporan praktikum, praktikan mengumpulkan semua data yang telah selesai
diolah untuk selanjutnya dilaporkan dalam Laporan Akhir.
Data landsat merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam pada
umumnya karena cakupannya luas dan resolusi spasial cukup baik. Keunggulan dari
citra satelit landsat.
1. Menggambarkan secara detail, citra Penginderaan jauh menggambarkan objek/
daerah secara lengkap dengan bentuk dan letak yang mirip dengan kenampakan
yangsebenarnya dimuka bumi.
2. Mengambarkan secara luas, tiap lembar citra satelit landsat mencakup yakni
34,000km
3. Menggambarkan secara 3 dimensi.
Citra landsat ETM memang dapat dipergunakan didalam pekerjaan eksplorasi
geologi baik untuk pencarian sumber daya mineral ataupunminyak dan gas.Selain itu
juga sangat banyak dipakai dalam aplikasi geologi teknik, geologi lingkungan dan
banyak hal lainnya di bidang ilmu lainnya.
Kesulitan selama interpretasi DAS Limboto, yakni kesulitan dalam
menginterpretasi secara detail dikarenakan skala peta dalam citra landsat tersebut eiliki
skala yang cukup besar. Selain itu, kesuliatan dalam interpretasi menggunakan citra
landsat tidak sesuai dengan yang ada di lapangan dikarenakan dalam menggunakan
metode penginderaan jauh khususnya Citra Landsat ETM tidak melakukan interpretasi
secara langsung (survey) di lapangan.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, dapat disimpulkan karakteristik geomorfologi
yang ada di DAS Limboto terdiri dari Bentuklahan asal Struktural, Marine, Fluvial serta
Denudasional bahwa penggunaan metode penginderaan jauh akan lebih mempermudah
dalam interprestasi serta memetakan satuan lahan khususnya satuan geomorfologi pada
peta DAS Limboto. Sehingga, praktikan dapat dengan jelas dapat membedakan satuan
penutup lahan DAS Limboto.
Daftar Pustaka
Biki, Rugaya. dkk. 2009. Profil Danau Limboto. Badan Lingkungan Hidup, Riset dan
Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. 2009. Gorontalo the
Agropolitan; Profil Pembangunan Pertanian Provinsi Gorontalo. Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, Gorontalo.
Kusmawati, Irma. 2006. Pendugaan Erosi dan Sedimentasi dengan Menggunakan
Model Geowepp (Studi Kasus DAS Limboto, Propinsi Gorontalo); Tesis.
Bandung: Institut Teknologi Bandung Program Studi Teknik Sumber Daya Air.
LAPAN. 1999. Proyek Rancang Bangun dan Rekayasa Teknologi Penginderaan Jauh
: Studi Kebijaksanaan Kelautan/Kedirgantaraan Kajian Kajian Satelit Masa
Depan Landsat 7. Bidang Pengelolaan Data. Pusat Teknologi Penginderaan
Jauh. Jakarta.
Lilesand, T. M. dan R. W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation.
John Wiley; New York; Chicoster; Brisbane; Toronto.
Novrizal, Zakhy Wahyoe. 2004. Pemanfaatan Citra Landsat ETM/7 dan Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk mengamati Proses Perubahan Pantai di
Muara Sungai Randangan, Kecamatan Marisa, Provinsi Gorontalo. Bogor.
Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai