Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Nurul Zainab

NIM : 20160301330

Tugas Ergonomi Online 1

Tugas

1. Untuk merancang tempat kerja, data-data yang digunakan sebaiknya data yang
diperoleh dari pengukuran langsung, bukan dari data statis. Mengapa demikian?

Jawaban :

Data statis berarti suatu data hasil pengukuran manusia pada posisi diam dan
linear pada permukaan tubuh yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, pakaian, factor kehamilan pada wanita. Seperti pengukuran tinggi badan saat
berdiri (Latar, 2008) Pengukuran langsung atau yang disebut antopometri dinamis
adalah Pengukuran dimensi tubuh manusia dan ciri-ciri fisik lain yang berkaitan saat
orang yang diukur sedang bergerak atau sedang melaksanakan pekerjaan yang
berkaitan. Contoh : pengukuran sudut putaran tangan, pengukuran sudut putaran kaki.

Data antropometri dapat menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang


berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikanya
atau menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus
mampu mengakomodasikan dimensi dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangan tersebut. (Nurmianto, 2003)

Menurut saya dalam merancang tempat kerja data yang digunakan sebaiknya
data dinamis, namun kita memerlukan juga antopometri statis. Dengan adanya data
pengukuran langsung saat merencanakan sebuah produk untuk dirancang dalam
pengoperasian maka akan memudahkan tingkat keberhasilan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai atau keadaan yang ergonomis.

2. Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja, jelaskan!

1
Jawaban :
Ada 2 macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja yaitu:
a. Bangku atau mesin yang tepat untuk bekerja sambil berdiri
b. Bangku atau kursi yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk

3. Bagaimana ketinggian area kerja optimum berdasarkan tinggi badan dan jenis
pekerjaan?
Jawaban:

Beberapa Rekomendasi Untuk Tinggi Bangku (Standing Work)

SUMBER DATA WANITA PRIA

 R. Farley (1985) 940 1020


 H. Dreyfuss (1967)
810-860 910-970
 E. Grandjean(1980)
(untuk kerja ringan)

 Standard Australia 850-900 900-950

(general purpose)

900 950-1000

Masalah pemilihan tinggi bangku dilatar belakangi oleh sejumlah studi penelitian. S. Konz
menyebutkan studi-studi terdahulu dan menjelaskan dalarn sebuah eksperimennya.
(“Design of work Station”, J. Industrial Engineering., July 1967, P. 413).

Sebuah operasi penggabungan yang sederhana ditunjukkan bahwa ada 3 perbedaan tinggi
bangku kerja oleh sejumlah operator. Operator-operator dalam percobaan tersebut
mempunyai panjang siku antara 965 mm sampai 1143 mm dan tinggi meja yang
disesuaikan untuk meletakkan pekerjaan dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:

2
 50 mm diatas siku.
 50 mm dibawah siku.
 150 mm dibawah siku.
Rata-rata proses produksi diukur pada setiap posisi dengan operator yang berbeda dan
dalam analisa variansi ketinggian tersebut diubah menjadi berbagai macam ketinggian
berarti. Yang paling baik adalah 50 mm dibawah siku, 50 mm diatas siku mengurangi
produksi sekitar 1% dan 150 m dibawah siku menyebabkan produksi bcrkurang 2,8%.
E.R. Tichauer menemukan adanya akibat tambahan dengan suatu perubahan hanya sekitar
75 mm dalam hal tinggi pekerjaan yang berhubungan dengan tubuh, walaupun analisa detil
dari percobaan tersebut tidak diberikan.

4. Berkaitan dengan pengaturan layout stasiun kerja, terdapat sejumlah cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki stasiun kerja, sebutkan!
Untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang normal maka
tidaklah cukup dengan mengoptimasi lay out tempat kerja. Namun lay out tersebut
seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang baik.

5. Sebutkan kriteria kursi kerja yang ideal!


Jawaban :
Kursi untuk kerja dengan posisi duduk dirancang dengan metode floor-up, yaitu
dengan berawal pada permukaan lantai, untuk menghindarkan adanya tekanan dibawah
paha. Setelah ketinggian kursi didapat kemudian barulah menentukan ketinggian meja
kerja yang sesuai dan konsisten dengan ruang yang diperlukan untuk paha dan lutut.
Kriteria kursi kerja yang ideal adalah sebagai berikut :
a. Stabilitas produk
Diharapkan suatu kursi mempunyai empat atau lima kaki untuk menghindarkan
ketidakstabilan produk. Kursi lingkar yang berkaki lima hendaklah dirancang
dengan posisi kaki kursi berada pada bagian luar proyeksi tubuh. Adapun kursi

3
dengan kaki-gelinding sebaiknya dirancang untuk permukaan yang berkarpet,
karena akan terlalu beba ( mudah ) menggelinding pada lantai vynil.
b. Kekuatan produk
Kursi kerja haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat dengan
konsentrasi perhatian pada bagian-bagian yang mudah retak ilengkapi dengan
system mur – baut ataupun keeling - pasak pada bagian sandaran tangan ( arm-
rest ) dan sandaan punggung ( back – rest ). Kursi kerja tidak boleh dirancang pada
populasi dengan persentil dan seharusnya cukup kuat untuk menahan beban pria
yang berpersentil 99.
c. Mudah dinaik-turunkan ( Adjustable )
Ketinggian kursi kerja hendaklah mudah diatur pada saat kita duduk, tanpa harus
turun dari kursi.
d. Sandaran punggung
Sandaran punggung adalah penting untuk menahan beban punggung kearah
belakang ( lumbar spine ). Hal itu haruslah dirancang agar dapat digerakkan naik –
turun maupun maju-mundur. Selain itu harus pula dapat diatur fleksibilitasnya
sehingga sesuai dengan bentuk punggung.
e. Fungsional
Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternative
perubahan postur ( posisi )
f. Bahan material
Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material yang cukup
lunak.
g. Kedalaman kursi
Kedalaman kursi ( depan-belakang) haruslah sesuai dengan dimensi panjang antara
lipat lutut ( politeal ) dan pantat ( buttock ). Wanita dengan anthropometri 5
persentil haruslah dapat menggunakan dan merasakan manfaat adanya sandaran
punggung ( back rest )
h. Lebar kursi
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 persentil populasi

4
i. Lebar sandaran punggung
Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5
persentil populasi. Jika terlalu lebar akan mempengaruhi kebebasan gerak siku.

6. Rancanglah suatu meja kerja yang ideal bagi orang Indonesia. Tentukan kemiringan
yang optimal dari meja tersebut.
Jawaban:
Masalah pemilihan tinggi meja dan kursi kerja diilatar belakangi oleh sejumlah studi
penelitian. S. konz menyebutkan studi-studi terdahulu dan menjelaskan dalam sebuah
eksperimennya. ( “ Design of work station “. J. Industrial engineering., July 1967,
P.413 ). Rata-rata proses produksi diukur pada setiap posisi dengan operator yang
berbeda dan dalam analisa variansi ketinggian tersebut diubah menjadi berbagai macam
ketinggian berarti. Yang paling baik adalan 50 mm dibwah siku, 50 mm diatas siku
mengurangi produksi sekitar 1% dan 150 mm dibawah siku menyebabkan produksi
berkurang 2,8%.
Kemiringan permukaan kerja para operator harus menegakkan lengan mereka diatas
permukaan horisontal untuk jenis permukaan kerja yang terlalu tinggi dan
menghasilkan penglihatan yang bagus. Hal ini dapat dikurangi dengan pembuatan
sandaran lengan yang terbuat dari bantalan sepanjang sisi depan bangku. Fungsinya
adalah dapat mengurangi benturan deengan sisi yang tajam dan mengurangi kerja otot
statis.
Suatu kemiringan sebesar 12° akan menghasikan peningkatan vang signifikan tanpa
adanya kekhawatiran jatuhnya obyek karena terlalu miring. Harap hati-hati bahwa hal
tersebut tidak boleh mempengaruhi ketinggian tempat kerja sehingga lengan atas tidak
harus diangkat keatas (abduksi).

5
6

Anda mungkin juga menyukai