Anda di halaman 1dari 5

Pendugaan Bijih Besi Dengan Geolistrik Resistivity -2D dan Geomagnet di Daerah Sebayur, Desa

Maroktuah, Kec. Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau 183
PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D
DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC. SINGKEP BARAT
KABUPATEN LINGGA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU

1)
Tedy Agung Cahyadi 2)Anton Sudiyanto
1)2)
Staf Pengajar, Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,UPN ”Veteran” Yogyakarta
tedyagungc@upnyk.ac.id, anton_sudiyanto@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dalam rangka penelitian tentang potensi bijih besi yang terdapat di daerah Sebayur, Desa Maroktuah, Kecamatan Singkep
Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau ingin diketahui ketebalan dan penyebaran dari bijih besi yang terdapat di daerah
tersebut. Untuk itu akan dicari lapisan di bawah permukaan tanah yang mempunyai resistivitas yang sama dengan singkapan bijih
besi, maka dipilih metode untuk pendugaan bijih besi tersebut dengan memperkirakan kedalaman lapisan termasuk sifat-sifat
kemagnetan batuan sehubungan dengan batuan tersebut. Salah satu pilihannya adalah metode Geolistrik (resistivity mapping).untuk
mendeteksi bentuk endapan secara 2 dimensi (2-D) dan metode geomagnet untuk mendeteksi batu yang mengandung bijih besi
yang ditunjukkan dengan adanya anomaly geomagnet positif (U) dan negatif (S). Kolaborasi metode geofisika ini sangat efektif,
untuk mengetahui gambaran keadaan permukaan bawah tanah.

Kata Kunci : bijih besi, resistivity mapping, anomali geomagnet

LATAR BELAKANG
Penemuan bijih besi yang berupa prospeksi bahan tambang terutama logam.
boulder/bongkah yang besar oleh penduduk yang Kepekaan magnet yang dimiliki batuan merupakan
berada di sekitar Desa Maroktua, memberikan usulan karakteristik batuan yang menggambarkan jumlah dari
kepada perusahaan swasta untuk menindaklanjuti materi batuan yang dapat dirubah menjadi magnet.
penyelidikaan tersebut untuk mengetahui penyebaran
bijih besi dan lokasi – lokasi mana saja yang sangat
berpotensi untuk ditambang. Menurut informasi dari
masyarakat di Kepulauan Singkep banyak sekali
terdapat bijih besi dalam bentuk bongkah / boulder.
Untuk mendeteksi adanya persebaran petensi
persebaran bijih besi tersebut dilakukan kegiatan
prospeksi yaitu dengan metode geolistrik resistivity
dan geomagnet.
Geolistrik merupakan metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik dalam bumi dan
bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Pada Gambar 2. Alat Geomagnet – Magnetometer
metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan Adapun salah satu alasan mengapa menggunakan
ke dalam bumi melalui elektroda arus, kemudian metode geolistrik khususnya Resistivity 2D ini karena
beda potensial yang timbul diukur melalui dua buah yang dicari adalah ketebalan dan penyebaran bijih besi
elektroda potensial. sehingga perlu dicari variasi tahanan jenis baik secara
Dari pengukuran geolistrik ini akan vertikal maupun horizontal. Maka dari itu diperlukan
dihasilkan gambar 2D yang menggambarkan kondisi metode Resistivity Dua Dimensi dengan konfigurasi yang
permukaan bawah tanah. dipilih untuk bentuk endapan primer ataupun sekunder
yang berasal dari intrusi magma yaitu Wenner-
Schlumberger. Dalam hal ini digunakan program
RES2DINV. Sedangkan geomagnet untuk mendukung
bahwa bahan galian yang dimaksud tersebut adalah
bersifat logam.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan nilai resistivity, gambaran bawah permukaan
dan didukung dengan data geomagnet yang diperkirakan
Gambar 1. Alat Geolistrik Naniura – NRD22 sebagai bongkahan bijih besi pada daerah pengukuran,
serta memperkirakan lokasi sumber benda penyebab
Metode geomagnet sendiri merupakan metode timbulnya anomali magnetik yang diduga prospek bijih
geofisika yang biasa digunakan untuk besi.

2010-SN ReTII 5
184 Seminar Nasional ReTII 5 - 2010
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian diawali dengan
pengumpulan data lapangan (data primer) yang
mencakup data pengukuran geolistrik resistivity
Wenner-Schlumberger dan geomagnet, data
singkapan batuan, data topografi. Langkah
selanjutnya adalah studi literatur (data sekunder) yang
mencakup peta geologi, penelitian terdahulu. Data
yang sudah ada dilakukan pengolahan dan analisis
dengan menggunakan RES2DINV, Surfer 8,0,
Autocad 2005 dan Magpic.

HASIL PENELITIAN
Lokasi kegiatan penelitian terletak di daerah
Sebayur, Desa Maroktuah, Kecamatan Singkep Barat, Gambar 4. Singkapan Bijih Besi
Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau. Secara Luasan yang dilakukan pengukuran geolistrik
astronomi terletak S 00 32’09”, E 104018’0” dan S dan geomagnet pada lokasi penelitian adalah 200 ha.
0031’0”, E 104017’0”, secara administratif lokasi Dari luasan tersebut dilakukan pengukuran pada
penelitian berbatasan sebelah utara adalah Desa Kuala daerah yang paling banyak dijumpai singkapan –
Cukas, sebelah timur adalah Desa Santel, sebelah singkapan biji besi. Di lapangan umumnya batuan
selatan adalah Desa Santel, dan sebelah barat Laut ketika diuji dengan menggunakan magnet tidak
lepas. Kesampaian daerah yaitu dari Yogyakarta - menempel, karena jenis mineral bijih besi sendiri
Jakarta dengan pesawat selama + 1 jam perjalanan, terdiri dari magnetit, hematit, limonit, ilmenit. Jumlah
dilanjutkan dari Jakarta – Tanjung Pinang dengan lintasan pengukuran geolistrik sebanyak 25 line, yang
pesawat selama + 1,5 jam perjalanan, dilanjutkan dianggap sudah mewakili keseluruhan daerah
dengan menggunakan tranportasi laut (Super Jet) penelitian. Hasil analisis data diintepretasikan
menuju ke Pelabuhan Jago, Pulau Singkep selama + 4 berdasarkan studi terdahulu, yaitu menggunakan
jam. Kemudian dilanjutkan ke lokasi daerah referensi Telford 1976.
penelitian lokasi.
Tabel 1. Harga Tahanan Jenis Batuan

Lokasi

Gambar 3. Lokasi Penelitian Berdasarkan harga atau nilai resistivity tersebut


kemudian digambarkan dalam bentuk kontur
Lokasi Dusun Sebayur, merupakan lokasi resistivity tetapi penampilannya dalam bentuk warna.
penelitian berupa perbukitan yang terletak di dekat Masing-masing warna belum tentu harga resistivity-
pantai. Secara umum daerah ini memiliki kesamaan nya sama, maka harus dilihat di bawah model ada
dengan daerah Tanjung Baru, namun kondisi batu keterangan warna dan jangkauan (range) resistivity.
besi yang berada di lokasi kedua, singkapan yang Dari kedua puluh lima (lihat Gambar 3) lintasan (line)
muncul cukup banyak. Batuan yang terdapat di tersebut telah ditafsirkan ada 4 tingkatan jenis batuan
daerah tersebut terdiri dari bijih besi, skis, philit, / litologi, yaitu :
batulempung, granit. Bijih besi yang berada di lokasi a) Top Soil yang didominasi lempung dan boulder
umumnya bercampur dengan lempung dan skeis, tidak terdeteksi karena pengukuran dimulai dari
kondisi fisiknya umumnya berlubang (poroust). kedalaman 10 m.
Singkapan yang muncul cukup besar, seperti yang b) Bijih besi yang berupa boulder dengan nilai
terlihat pada gambar di bawah ini. resistivity di atas 1000 Ohm-m, ditandai dengan
warna coklat sampai merah.
c) Batulempung, memiliki nilai Resistivity dibawah
100 Ohm-m,ditandai dengan warna biru sampai
hijau muda kuning.

2010-SN ReTII 5
ISSN 1907 - 5995
Pendugaan Bijih Besi Dengan Geolistrik Resistivity -2D dan Geomagnet di Daerah Sebayur, Desa
Maroktuah, Kec. Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau 185
d) Batupasir memiliki nilai Resistivity antara 100
sampai 1000 Ohm-m,ditandai dengan warna  Lintasan 7
kuning sampai orange.
KP1 KP2

UTARA
B21

9946400 B20
300
ST4
ST5
280

23
B19 020 ST6
260
ST7 40ST10 240
ST8
ST960
ST11
ST12
80 220
ST13
100 200

24
120 B23
Lintasan Geolistrik
3
140 180 B22
160 160
140 0 300
280

2 25
B18 180 120 20
260

9946200
200
100 40 240
220 sgkp 8 38040060220
240 80
300
320 340 360 420 220
260 300 60 240260280
200440
80 460
ST49 200
280 ST18280
40
260 220 180100 480500 520
ST50 180
ST51
300 240 200 ST38 540
160560
300
20 220 180 sgkpST37
9160 ST19 580
160 200
180160140 280 10 0 120
ST36
sgkp ST35 ST20 140 600
0140 12010080 260 140
ST34 ST4520140
ST21
sgkp 6 60 240
ST17 ST33 120

22
120 40
ST16
ST15
20 0 ST32
sgkpST44
120 40
11ST22
220
ST14 160
80100 200
ST31
60
180 80100 100 B24

19
40 60 180 100 120
20 ST30
160 200 140
ST46ST48 B15 ST29
140 80 160
80120
1
B17 ST47 0 10080 180
220
60 40 24060 200
60 20 0 260 220 300

9946000 B16 40
20 20
40
280
300
240 280
260 260
280
300
-60
-405
21
20 320 240 -20

15
0 340
0 -20 360380 220 0
400 200
sgkp 14
420
sgkp 13

4
ST24
440460480
ST27 20 300
ST26
sgkp
ST25
ST23 180 45 50052040
B14 sgkp 12 B13 sgkp 34 ST28 540
ST42 280
160 560 260
ST43 60 580
600 sgkp 41
140 80 240
220
B12
120 100 0 B25
100 200 sgkp 40

18 ST41
80
60
120
140
sgkp 15
17
180
sgkp
20 37
160
20 0

9945800
ST40
40 sgkp 24 4040
140sgkp 36
sgkp 35 ST3920 sgkp160 7 sgkp 16 80 60 120 sgkp 39
120100 60 B29
0240 180180160140
200
260 220
ST52 200 100
300280 80 80
220
sgkp 33 240 0 100 60
20 120
B11 sgkp 32 40 40 300 B30
140 B28
20
60 160 280

16
0 ST2
sgkpB10
31 80 260 300 300
180 280 ST1
280
260

Singkapan Bijih Besi


100 240 260 240
sgkp 30 120 200 220
240 200

6 140 220 220 220180


200

9945600 160240 160200


260 180
sgkp 38
140 180160
120 140 10
14
180 160
280
200 100 120
80 100
sgkp 300
17 220 140 60 80
60 B31

13
sgkp320
25 240 40 40
120 20
sgkp 2829
sgkp 100 20
18 260
sgkp340 0
300
sgkp 26 80 0
360 19 280
sgkp 60 B26 B27 280
300
380 300 280
B9 40 260 260
400 sgkp 27320 sgkp 20 20 240
sgkp 42 340120sgkp 21 240 220
0 2040 60 80 360 140 160180200220 220 200

12
100 SY1
0 180

9945400
240260280300 160
320 200

7 9
B8 340 140
ST53 360 180
380 120
sgkp B32
B7 400 22 160 100
B6 sgkp 43 420440460140 80
480500520 ST3
60
120 540560 40
58020 620
600 640660680

8
100 700720740
0 760780
840860880900
800820
80
B5
60
40
20
11
9945200
B1
0 B2
B4

KP4 B3 KP3

416000 416200 416400 416600 416800 417000 417200 417400 417600 417800
Gambar 7. Penampang Anomali Geomagnet dan
Gambar 5. Peta Lintasan Geolistrik dan Singkapan Penampang RES2DINV Lintasan 4
Bijih Besi
Dari gambar 7 diatas didapatkan panjang
Berikut ini adalah 2 data lintasan yang lintasan 300 m (titik 0 di dekat tanjung) didaerah ini
dianggap potensial dan telah dipadukan dengan hasil banyak ditemukan boulder – boulder yang
geomagnet : mengandung bijih besi dan dari penampang resistivity
 Lintasan 3 ditandai dengan warna merah dengan nilai  > 1000
Ohm.m, yaitu pada mulai jarak 100 m - 250 m.
Sedangkan dari penampang geomagnet dari titik-titik
tersebut di tunjukkan dengan adanya anomaly
geomagnet yang membentuk kutub positif dan
negative.

Interpretasi data hasil pengukuran geomagnetik,


selain bertujuan untuk melokalisir adanya bijih besi
juga untuk mendeteksi apakah daerah pengukuran
tersebut mengandung bijih besi atau tidak, jika ya
berarti akan timbul anomali positif di utara dan
anomali negatif di selatan. Tetapi jika tidak, maka
kontur anomali magnetik tidak terjadi kontras
susceptibility magnetik. Dari keseluruhan rangkaian
pengukuran geomagnet yang diukur dilokasi lintasan
geolistrik dapat membantu melokalisir atau
menyempitkan dimana lokasi persebaran bijih besi.
Sehingga memudahkan dalam kegiatan penyelidikan
selanjutnya, yaitu tes pit atau pemboran. Kegiatan
pemboran dan tes pit tersebut sangatlah penting
Gambar 6. Penampang Anomali Geomagnet dan dilakukan apabila lokasi tersebut mau ditingkatkan
Penampang RES2DINV Lintasan 3 menjadi lokasi rencana penambangan, karena sifat
dari pengukuran geofisika adalah pendugaan yang
sifatnya bisa ada atau tidak. Penelitian Geomagnet
dilakukan dengan mencakup luasan daerah
Dari gambar 6 diatas didapatkan panjang pengukuran 2000 meter x 1000 meter = 2000.000 m2
lintasan 300 m ( titik 0 di dekat tanjung ) di daerah ini (200 Ha) dengan spasi grid 20 meter pada lokasi
banyak ditemukan boulder – boulder yang Sebayur. Peta persebaran anomali geomagnet di
mengandung bijih besi dan dari penampang resistivity daerah Sebayur dapat dilihat pada gambar 8.
ditandai dengan warna merah dengan nilai  > 1000
Ohm.m, yaitu pada mulai jarak 100 m -200 m.
Sedangkan dari penampang geomagnet dari titik-titik
tersebut di tunjukkan dengan adanya anomaly
geomagnet yang membentuk kutub positif dan
negative.
2010-SN ReTII 5
186 Seminar Nasional ReTII 5 - 2010
KP1 KP2
adalah  > 1000 Ohm.meter. Besarnya nilai
9946400 B20
300
ST4
ST5
B21

resistivitas tiap line berbeda-beda tetapi dapat


ditarik kesimpulan bahwa yang berwarna merah
280
020 ST6
260
B19
ST7
ST840ST10 240
ST960
ST11
ST12
80 220
ST13
100
200 B23
120
140 180 B22
160 160

adalah bijih besi yang massif dan untuk daerah


140 0 300
180 120 20 280
B18 260

9946200
200
100 40 240
220 sgkp 8 38040060220
360
80
240 300 320 340 420 220
260 30060 260280
240
200440
80 460
ST49 200
280 ST18
280
40
260 220 180 480500 180
520540
ST50ST51
300 240 200 300 ST38100 160560

Sebayur ini karena didukung dengan anomaly


20 220 180 sgkpST37
9 160 ST19 580
0140
sgkp 120
6
200
160 180160140 280
12010080 260
60
ST17240
ST36
sgkpST35
140
ST34
ST33 ST45
120
10 0 ST20
20140
ST21
140
120
600
550
40
ST16
ST15
20 0 ST32
sgkpST44
120 40
11ST22
100 220
ST14 160
60
80 200
ST31 180 80100 100 B24

ST46ST48
0
20
40
60
B15
180 100
ST30
160
ST29
140120
200
120
140
80 160 500
B17 ST47 80 10080 220 180
60 40 24060 200

geomagnet yang tinggi maka diperkirakan bijih


60 20 220 300

9946000 240 280


450
0 260
40 -60
B16 40 280 260 260 -40
20 300 280
20 320 300
240 -20
0 340
0 220 0
-20 360380400
420
ST24
200
sgkp
440
S
sgkp 14
13
460 480500 20
ST27
T26 40 300
400
sgkp
ST25
ST23 18045
sgkp 12 B13 ST28520

besi magnetite.
B14 sgkp 34 ST42 540 280
160 560 260
ST43 60 580600 sgkp 41
350
Daerah Pantai
140 80 240
220
B12
120 100 0 B25
100 200 sgkp 40
ST41
80 120 180
sgkp
sgkp 15 20 37
60
140
160
20 0 300
9945800
ST40
40 sgkp 724 4040
140sgkp 36

b) Adanya warna merah pada penampang geolistrik


sgkp 35 ST3920 sgkp sgkp 16 80 60 120 sgkp 39
160 120100 60 B29
0 220200 180180160140
100
300280260240ST52200
220
80
100
80 250
sgkp 33 240 0 60
20 120
B11 sgkp 32 40 40 300 B30
140
20 B28
200

tersebut bila nilai  > 1000 Ohm-m. tetapi tidak


60 160 280
0
80 ST2
sgkpB10
31 260 300 ST1300
280
180 280 260
100 240 260 240
sgkp 30 120
140 220
200
220 240
220180
220
200 150
200 160200
9945600 160 240
260
180
180
sgkp 38
140 180160
120 140
100
Indikasi persebaran bijih besi
didukung dengan anomaly geomagnet yang tinggi,
160

Indikasi persebaran bijih besi


280
200 100 120
80 100
sgkp 300
17 220 140 60 80
60 B31
sgkp 320
25 240 40 40
sgkp 2829
sgkp 18 260
sgkp340
sgkp 26 280
120
100
80
0
300
20 20
0
50
sgkp
360 19 60 B26 B27 300
280
380 300 280
0
batuan ini mengindikasikan bukan bijih besi,
B9 40 260 260
400 sgkp 27320 sgkp 20 20 240
sgkp 42 340120sgkp 21 240 220
0 2040 60 80 360 140 160180200220 220 200
100 SY1
0 180

9945400
240260280300 160
B8
320
340
ST53 360
380
200
180 120
140
-50
sgkp B32
B7 400 22 160 100
B6

kemungkinan batuan lainnya seperti halnya granit.


sgkp 43 420
440460140 80
480 500520
120 540560
580
40
ST3
60 -100
100 20 6006206406 60680
0 7 00720740
7 60780
840860880900
B5
80
8008 20
-150
60

c) Dari kontrol singkapan di tebing bahwa batuan


40
20

9945200
B1
0
B4 B2

KP4 B3 KP3

416000 416200 416400 416600 416800 417000 417200 417400 417600 417800 dengan indikasi warna merah adalah boulder,
KETERANGAN PETA LINTASAN GEOLISTRIK DAN GEOMAGNET
DAERAH SEBAYUR, DESA MAROTUAH, PULAU SINGKEP, RIAU
warna kuning sampai kecoklatan bisa disamakan
CONTUR ANOMALI
0 500 1000 1500 2000
dengan tanah yang bercampur dengan gravel yang
TITIK LINTASAN
mengandung bijih besi atau dikatakan zone
Gambar 8. Penampang Anomali Geomagnet Daerah limonit. Sedangkan warna hijau sampai biru
Sebayur, Pulau Singkep diperkirakan adalah tanah kuning atau lempung
seperti yang tampak dari permukaan.
d) Pada beberapa line di bagian Barat banyak yang
menunjukkan warna merah yang diduga sebagai
bijih besi magnetite dan puncaknya di diujung
tanjung dan di line-3 yang diperkirakn adanya
intrusi yang membawa bijih besi magnetite,
demikian juga di titik awal line-7 di puncak
banyak terdapat singkapan yang merupakan bijih
besi juga
.
SARAN
a) Penelitian yang telah dilaksanakan ini bersifat
Gambar 9. Penampang 3D Topografi Daerah Sebayur pendugaan tentang kemungkinan adanya bijih
besi di bawah permukaan tanah, maka untuk
Pada gambar 8 tersebut diatas dengan grid 20 menindaklanjuti hasil penelitian ini perlu untuk
m memakai interval kontur 50 gamma. Di lokasi dilakukan kegiatan test pit atau pemboran uji
penelitian dijumpai banyak boulder yang tersingkap (Gambar 10) pada line-line geolistrik yang
di permukaan tanah, sehingga indikasi nilai anomali digambarkan adanya warna merah, nilai  > 1000
sangat direspon oleh alat Magnetometer. Hal ini Ohm.m, dan anomaly geomagnet diatas 500 .
ditunjukkan oleh nilai gama yang berubah – ubah
cukup signifikan. Anomaly positif pada gambar 5
ditandai dengan kontur kuning, sedangkan anomaly
negatif ditandai dengan kontur warna biru. Adanya
anomaly posistif ini di lapangan menunjukkan adanya
boulder-boulder. Namun yang perlu diperhatikan
warna kuning yang berada di sebelah utara tersebut
merupakan daerah pantai yang kondisinya tidak bisa
ditindak lanjuti, karena keterbatasan peralatan.
Anomali tersebut berada di bawah dasar laut,
sehingga fokus pencarian bijih besi berada di daratan
saja yang terdapat banyak singkapan bijih besi yang Lokasi Titik Bor
mendukung keakuratan data.

KESIMPULAN
Gambar 10. Rekomendasi Titik Bor di Lokasi
Pengukuran potensi bijih besi di daerah
Persebaran Bijih Besi
Tanjung Baru dengan Geolistrik-Resistivity 2D dan
Geomagnet menghasilkan 25 line, dengan luasan +
b) Penyelidikan geomagnet bersifat kualitatif yang
200 ha dan panjang lintasan + 300 m, yaitu:
bertujuan untuk menunjang geolistrik dalam
a) Penampang Geolistrik line 1-25, panjang lintasan
menggambarkan suatu body yang diduga
+ 300 m ditemukan singkapan bijih besi
mengandung bijih besi.
dipermukaan (line-3, 4 dan 7) dan dari hasil nilai
tahanan jenis pada n =1 atau kedalaman 10 m
2010-SN ReTII 5
ISSN 1907 - 5995
Pendugaan Bijih Besi Dengan Geolistrik Resistivity -2D dan Geomagnet di Daerah Sebayur, Desa
Maroktuah, Kec. Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau 187
DAFTAR PUSTAKA

Golden Software Inc., 2002, Perangkat Lunak Sistem


Pemetaan Permukaan Surfer 8,0, Colorado,
www.goldensoftware.com.
Cooper, G.R.J, 2003, Perangkat Lunak Magnetik Dua
Dimensi, University of Witwatersrand,
Johanesburg 2050 South Africa,
www.wits.ac.za/science/geophisics/gc.htm
Winda, 2009, Penelitian bijih besi dengan metode
geomagnet di Dusun Nalo Baru, Kabupaten
Merangin, Propinsi Jambi
Winda, Eddy Winarno, Tedy, 2010, Buku Panduan
Praktukum Geofisika Tambang UPN
“Veteran” Yogyakarta, Awan Poetih.
Grand, F.S and West F.G. 1965, Intepretation Theory
in Applied Geophyssics, Univercity Toronto.
Telford, W.M. 1976, Applied Geopisics, Cambridge
Univercity Press, P.121
Abdul Aruf, 2009, Teknik Eksplorasi, Yogyakarta,
UPN Press

2010-SN ReTII 5

Anda mungkin juga menyukai