BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
2.1.1 Pengertian dan Gambaran Klinis
yang dikenal sebagai Bronko pneumonia dan biasanya mengenai paru bagian
(Qaulyiah, 2010).
akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20% (Qaulyiah, 2010).
Pneumonia pada Balita, yaitu kelompok umur 2 bulan - <5 tahun dan
3%, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5% (Depkes
RI, 2007).
didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan
masyarakat, sanitasi fisik rumah, panti perawatan, ataupun rumah sakit. Selain
yaitu bakteri, virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh
temukan pada dua per tiga dari hasil isolasi (73,9 % aspirat paru dan 69,1%
memperlihatkan hasil usap tenggorok pada anak usia <2 tahun ditemukan
RI, 2005).
Pneumonia menular adalah jamur dan parasit, seperti yang di lansir di News
Medical yakni:
1. Virus
paru-paru ketika tetesan udara yang dihirup melalui mulut dan hidung. Setelah
di paru-paru, virus menyerang sel-sel yang melapisi saluran udara dan alveoli.
Hal ini sering menyebabkan kematian sel, baik ketika virus langsung
membunuh sel.
5
fungsi tubuh. Virus juga dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi
paru-paru.
merupakan penyebab Pneumonia langka, kecuali pada bayi baru lahir. Orang
2. Bakteri
tetapi juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah bila ada infeksi di
bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup di bagian saluran pernapasan atas,
seperti hidung, mulut dan sinus, dan dapat dengan mudah terhirup ke dalam
alveoli. Setelah masuk, bakteri bisa menyerang ruang antara sel dan alveoli
melalui pori-pori. Invasi ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengirim
neutrofil, sejenis sel darah putih defensif, ke paru-paru. Melanda neutrofil dan
menggigil, dan umum kelelahan pada Pneumonia bakteri dan jamur. Neutrofil,
bakteri, dan cairan dari pembuluh darah sekitarnya mengisi alveoli dan
dalam aliran darah, menyebabkan penyakit serius atau bahkan fatal seperti
syokseptik, dengan tekanan darah rendah dan kerusakan beberapa bagian tubuh
termasuk otak, ginjal, dan jantung. Bakteri juga dapat melakukan perjalanan ke
parah, sehingga gejala atypical, dan merespon terhadap antibiotik yang berbeda
umum Pneumonia pada semua kelompok umur kecuali bayi baru lahir.
ini sering hidup dalam perut atau usus dan bisa masuk paru-paru jika dihirup
pneumophila.
3. Jamur
jamur adalah mirip dengan Pneumonia bakteri. Pneumonia jamur yang paling
4. Parasit
memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan. Setelah masuk, mereka
menyebabkan gangguan transportasi oksigen. Salah satu jenis sel darah putih,
8
eosinofil itu, merespon dengan penuh semangat untuk infeksi parasit. Eosinofil
Ascariasis.
5. Idiopathic
Medical, 2010)
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari
bayi sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien paska operasi, orang-orang
Pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat
paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh
9
peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari
lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus
paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi
tanda penyerta lain yaitu tarikan dinding dada bagian bawah kedalama
(chest indrawing),
umur. Umur 2 Bulan - < 1 Tahun irama napas sama dengan 50 kali
sukar bernapas tidak ada tanda penyerta lain yakni tidak ada napas
cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
napas cepat > 60 kali atau lebih/menit atau ada tarikan kuat dinding
dada bagian bawah kedalam serta dibarengi dengan batuk dan atau
sukar bernapas.
ditandai dengan batuk dan atau sukar bernapas serta tidak ada napas
cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
(Depkes: 2009)
dan berbagai publikasi ilmiah, dilaporkan berbagai faktor risiko baik yang
tinggal dan masih banyak lagi yang lainnya (Dinkes RI, 2005).
yakni kondisi jenis lantai, kondisi dinding rumah, luas ventilasi rumah, tingkat
kepadatan hunian, tingkat kelembaban, penggunaan jenis bahan bakar kayu dan
terkait, menjelaskan bahwa ada hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian
pneumonia pada balita oleh karena itu kondisi fisik rumah harus memenuhi
2.2 Rumah
2.2.1 Pengertian rumah
atau lebih pada penghuni bangunan dengan gejala ( seperti sakit kepala, mual-
mual, hidung tersumbat, iritasi hidung dan gejala kelelahan berlebihan) dan
jika gejala ini tetap berlangsung lebih dari dua minggu kecuali jika penghuni
meninggalkan bangunan untuk dua pekan gejala akan tidak nampak lagi (Daud,
2011).
rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.
12
sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
penyakit, hal ini akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum terpenuhi.
Menurut angka statistik kematian dan kesakitan paling tinggi terjadi pada
orang-orang yang menempati rumah yang tidak memenuhi syarat dan terletak
minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah,
sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak dan
luas ruangan, serta fasilitas lain agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau
(Daud, 2005).
13
masyarakatnya dan kondisi alam. Syarat-syarat rumah sehat yang tidak kalah
penting yaitu cahaya, luas bangunan, dan fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat.
Maka dari itu penulis menarik suatu titik masalah yakni apabila
infeksi saaaluran pernapasan akut seperti Pneumonia. Maka dari itu kriteria
a. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat.
kamar mandi.
kriteria yaitu:
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang
tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat
mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini
dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak
sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan
rumah sehat yang akan memberi kenyaman bagi penghuninya dan berdampak
bagi kesehatannya. Kondisi fisik rumah sehat yang di maksud yakni meliputi
a. Ventilasi
dalam dan mengeluarkan udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara
Ventilasi terdiri dari dua macam yakni ventilasi alamiah dan buatan.
Fungsi dari ventilasi yang pertama menjaga agar udara dalam rumah tetap
segar, dan fungsi ventilasi yang kedua adalah untuk membebaskan udara
penyebab Pneumonia dan fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan
1) Ventilasi alamiah
2) Ventilasi buatan
alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan
mesin penghisap udara. Syarat ventilasi yang baik adalah sebagai berikut
(Oktaviani, 2009)
a. Luas lubang ventilasi tetap minimal lima persen dari luas lantai ruangan,
minimal lima persen dari luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% dari
b. Udara yang masuk harus bersih, tidak dicemari asap dari sampah atau
ventilasi berhadapan antar dua dinding. Aliran udara ini jangan sampai
lain-lain.
ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah ≥10% dari luas lantai rumah
dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah kurang dari
b. Pencahayaan alami
bakteri patogen di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di
antara 60–120 lux dan buruk jika kurang dari 60 lux atau lebih dari 120 lux.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jendela, perlu diusahakan agar
sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, dan tidak terhalang
diusahakan agar sinar matahari lebih lama menyinari lantai (bukan menyinari
c. Kelembaban
yang tidak lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi
18
kelembaban udara tinggi memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang
(Notoatmodjo, 2007).
40 % - 70 %, buruk jika kurang dari 40% atau lebih dari 70% (Depkes, 1994).
d. Kepadatan Penghuni
kamar atau ruangan dengan penghuni dalam rumah dari luas lantai. Ruangan
rumah yang rasio ruangan atau kamar ≥ 9m2/orang dan yang tidak memenuhi
seluruh sistemnya,
5) kurangnya udara segar yang masuk karena gangguan ventilasi udara dan
f. Lantai
pernapasan akut karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media
yang baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab infeksi saluran
pernapasan akut. Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering
dan tidak lembab. Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan, jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi ubin atau
keramik yang mudah dibersihkan (Oktaviani, 2009). Syarat yang penting untuk
lantai yakni tidak berebu pada musim kemarau dan tidak basah pada saat
g. Dinding
seperti ISPA, karena angin malam yang langsung masuk ke dalam rumah. Jenis
h. Atap
masuknya debu dalam rumah. Atap sebaiknya diberi plafon atau langit-langit,
agar debu tidak langsung masuk ke dalam rumah. Atap juga berfungsi sebagai
kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yaitu dengan melubangi genteng,
1. Ventilasi Bakteri
2. Kelembaban (Stertococcus
Rumah
3. Pencahayaan pneumoniae) di
alami Lingkungan rumah
4. Kepadatan
Sanitasi/ penghuni Kejadian
Bakteri
kondisi 5. Pencemar (Stertococcus Pneumonia
Fisik dalam rumah pneumoniae) masuk pada Balita
Rumah 6. Pencahayaan Kedalam Tubuh
7. Dinding
8. Lantai
9. Atap
- Perilaku
- Tingkat
Pengetahuan
- Daya Tahan
subjek
21
Pneumonia.
tubuh penghuni rumah dipengaruhi beberapa faktor antara lain, perilaku penghuni,
lingkungan dan kondisi daya tahan tubuh penghuni rumah terutama balita..
Ventilasi
Kelembaban
Kejadian Pneumonia
pada balita
Kepadatan Hunian
Pencemar dalam
Rumah
Keterangan :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
dalam penelitian ini, digunakan dua variabel yaitu, variabel independen meliputi,
22
Gorontalo.