Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik bergantung dari lingkungan yang aman.
Praktisi atau petugas yang memantau terjadinya penularan infeksi membantu
melindungi pasien dan petugas kesehatan dari penyakit. Perlindungan tidak
hanya ditujukan kepada pasien, pencegahan penularan infeksi terhadap
petugas kesehatan juga perlu menjadi perhatian. Namun hal tersebut masih
belum menjadi prioritas dan perhatian.
Menurut catatan World Health Organization (WHO) tahun 2004
terdapat kasus infeksi nosokomial didunia berupa Hepatitis B sebanyak
66.000 kasus dan Hepatitis C sebanyak 16.000 kasus dan penularan Human
Immuno Deficiency Virus (HIV) sebanyak 1000 kasus. Selain itu, telah
diperkirakan terjadi penularan Hepatitis B (39%), Hepatitis C (40%) dan HIV
(5%) pada tenaga kesehatan seluruh dunia (Maja, 2009).
Berdasarkan data Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas
Airlangga Surabaya, pada tahun 2012 lalu ITD menemukan ada tiga dokter
yang tertular HIV. Penularan terjadi karena menangani pasien yang terinfeksi
HIV.
Penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hakim Tarigan dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menemukan pada
tahun 2003 lalu terdapat 7000 tenaga kesehatan yang terinfeksi Hepatitis-B.
Dan sekitar 4.900 diantara tenaga kesehatan yang terinfeksi tersebut
disebabkan oleh kecelakaan tertusuk jarum suntik. Sedangkan sisanya tertular
penderita lain.
Tenaga kesehatan berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat
mengancam keselamatannya dalam bekerja. Berdasarkan kegiatan yang
dilakukan dalam melayani pasien, maka dokter, dokter gigi, perawat, dan
bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berisiko terinfeksi penyakit.
Kemudian dinilai dari frekuensi dan intensitas kontak dengan pasien, perawat

1
memiliki potensi paling besar untuk mengalami infeksi penyakit dari pada
tenaga kesehatan lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi adalah
kemampuan kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan,
daya. Sedangkan infeksi adalah proses invasiv oleh mikroorganisme dan
berpoliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Potensi infeksi pada perawat merupakan kejadian peningkatan
kemungkinan untuk terjadinya keadaan sakit yaitu masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh perawat dengan beragam cara penularan infeksi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran mengenai potensi infeksi pada
perawat Instalasi Gawat Darurat RS Islam Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah potensi infeksi pada perawat IGD
RS Islam Banjarmasin
b. Mampu menentukan alternatif pemecahan masalah
c. Mampu menentukan prioritas pemecahan masalah
C. Manfaat
1. Instansi magang
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk mengatasi
permasalah potensi infeksi pada perawat Instalasi Gawat Darurat RS
Islam Banjarmasin.
2. Mahasiswa
a. Memperluas pengetahuan mengenai penyakit infeksi yang mungkin
dialami perawat IGD RS Islam Banjarmasin
b. Memperdalam kemampuan analisis masalah
c. Meningkatkan kemampuan dalam merumuskan pemecahan masalah

Anda mungkin juga menyukai