MAKALAH
SOSIOLOGI PEDESAAN
Disusun oleh :
NIM : 155080500111016
Kelas : T01
No. Absen : 42
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat
dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1. PENDAHULUAN
Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok
perubahan sosial. Bahkan, beberapa waktu terakhir ini, berbagai tulisan, baik di
membahas tentang protes dan gugatan yang terkait dengan ketidakadilan dan
peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktivitas laki-laki dan
Dari penyiapan pakaian pun kita sudah dibedakan sejak kita masih bayi. Juga
dalam hal mainan, anak laki-laki misalnya: dia akan diberi mainan mobil-mobilan,
pada penampilan fisik, aksesoris, dan aktivitas. Dalam pilihan warna dan motif
baju juga ada semacam diskriminasi. Warna pink dan motif bunga-bunga
misalnya hanya “halal” dipakai oleh remaja putri. Aspek behavioral lebih banyak
menjadi sorotan diskriminasi. Seorang laki-laki lazimnya harus mahir dalam olah
1
raga, keterampilan teknik, elektronika, dan sebagainya. Sebaliknya perempuan
harus bisa memasak, menjahit, dan mengetik misalnya. Bahkan dalam olahraga
gender?
2
2. PEMBAHASAN
perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan
dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak
kecil. Pembedaan ini sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur
adukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati
(gender). Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan
kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada
yang dinamis dan tepat serta cocok dengan kenyataan yang ada dalam
masyarakat.
gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan
gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-
akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana
permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.
dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan
(konstruksi) sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu
kesepakatan antar manusia yang tidak bersifat kodrati. Oleh karenanya gender
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu waktu ke waktu
3
berikutnya. Gender tidak bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan
pada manusia satu ke manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat.
fungsi, hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai
sosial, budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat
perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari
setempat.
and opportunities associated with being female and male. The social
changes over time.” (gender merujuk pada atribut ekonomi, sosial, politik
sepanjang jaman).
sebagai suatu set hubungan yang nyata di institusi sosial dan dihasilkan
and women‟s lives “individually over the life course and structurally in the
4
aktor dan struktur dengan variasi yang sangat besar antara kehidupan
lainnya).
examines the ideological and the material levels of analysis” Teori gender
dalam hal alat reproduksi antara laki-laki dan perempuan memang membawa
kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan dan berlaku sepanjang
kontrol dan menikmati manfaat dari sumberdaya dan informasi. Akhirnya tuntutan
5
peran, tugas, kedudukan dan kewajiban yang pantas dilakukan oleh laki-laki atau
perempuan dan yang tidak pantas dilakukan oleh laki-laki atau perempuan
pantas dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan, misalnya tabu bagi
dan tabu bagi seorang perempuan untuk sering keluar rumah untuk bekerja.
ke atap rumah atau memanjat pohon kelapa, sedangkan laki-laki sebagian besar
Tabel berikut ini menyajikan perbedaan konsep gender dan jenis kelamin dan
perbedaan konsep kodrati dan bukan kodrati. Tabel 3.1. Perbedaan konsep jenis
6
(spermatozoid). jawab masalah rumahtangga.
Peran reproduksi tidak dapat berubah; Peran sosial dapat berubah: Peran istri
sekali menjadi perempuan dan sebagai ibu rumahtangga dapat
mempunyai rahim, maka selamanya berubah menjadi pekerja/ pencari
akan menjadi perempuan; sebaliknya nafkah, disamping masih menjadi istri
sekali menjadi laki-laki, mempunyai juga.
penis, maka selamanya menjadi laki-
laki.
Konsep gender menjadi persoalan yang menimbulkan pro dan kontra baik
terancam dan terusik pada saat mendengar kata ‟gender‟. Berdasarkan diskusi
khususnya di Timur.
laki. Hal ini dikarenakan kaum perempuan merasa dirampas haknya oleh
sudah menjamin seluruh warga negara untuk mempunyai hak yang sama
7
4. Adanya mind-set yang sangat kaku dan konservatif di sebagian
masyarakat, yaitu mind set tentang pembagian peran antara laki-laki dan
feminism modern di Barat dimulai pada Tahun 1960-an yaitu pada saat timbulnya
Skolnick: Some feminists denounced the family as a trap that turned women into
sangat tidak setuju dengan budaya patriarkhi. Budaya patriarki yang berawal dari
masyarakat. Laki-laki yang sangat diberi hak istimewa oleh budaya patriarki
menjadi sentral dari kekuasaan di tingkat keluarga. Hal inilah yang menjadikan
8
properti, akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan akhirnya kurang
sistem patriarki atau struktur vertikal adalah tujuan utama dari semua gerakan
akan pernah dicapai kalau sistem patriarkat ini masih terus berlaku. Oleh karena
itu, ciri khas dari gerakan feminisme adalah ingin menghilangkan institusi
1999).
Eropa dan Benua Amerika. Publikasi John Stuart Mill dari Amerika
dalam hak suara di parlemen. Era Tahun 1960 merupakan era dengan
mulai ditandainya generasi “baby boom” (yaitu generasi yang lahir setelah
perang dunia ke-2) menginjak masa remaja akhir dan mulai masuk masa
9
dewasa awal. Pada masa inilah, masa bagi perempuan mendapatkan hak
1. Pengertian
yang setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara
permits women and men equal enjoyment of human rights, socially valued
pembangunan).
for historical and social disadvantages that prevent women and men from
eventually gain gender equality. Equity is the means; equality is the result.
(Keadilan gender merupakan suatu proses untuk menjadi fair baik pada
10
maupun sosial yang mencegah perempuan dan laki-laki dari berlakunya
perempuan.
11
2.5 Teori Gender atau Aliran Feminisme
Secara garis besar, aliran aliran feminisme terbagi dalam 2 (dua) kluster
yaitu kluster yang merubah nature (kodrati) perempuan, dan yang melestarikan
kesenjangan atau disparitas gender melalui penyediaan data dan fakta serta
informasi tentang gender yaitu data yang terpilah antara laki-laki dan perempuan
dalam aspek akses, peran, kontrol dan manfaat. Dengan demikian analisis
gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang
fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor
tersedianya data terpilah berdasarkan jenis kelamin. Data terpilah adalah nilai
dari variabel variabel yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan
berdasarkan topik bahasan/hal-hal yang menjadi perhatian. Data terdiri atas data
12
kuantitatif (nilai variabel yang terukur, biasanya berupa numerik) dan data
kualitatif (nilai variabel yang tidak terukur dan sering disebut atribut, biasanya
berupa informasi).
Di lain pihak alat analisis sosial yang telah ada seperti analisis kelas,
analisis diskursus (discourse analysis) dan analisis kebudayaan yang selama ini
adanya relasi kekuasaan yang didasarkan pada relasi gender dan sangat
yang dapat digunakan untuk meneropong realitas relasi sosial lelaki dan
Analisis gender merupakan alat dan tehnik yang tepat untuk mengetahui
apakah ada permasalahan gender atau tidak dengan cara mengetahui disparitas
gambaran secara garis besar atau bahkan secara detil keadaan secara
13
obyektif dan sesuai dengan kebenaran yang ada serta dapat dimengerti
permasalahannya.
Peran gender dibentuk oleh budaya yang dimulai dari keluarga, dengan
keluarga. Dengan demikian persepsi terhadap suatu peran dimulai dari proses
sebagai aktor yang berperan sebagai figur ekspresif, yaitu berfungsi sebagai
keluarga. Hal ini sesuai dengan pustaka dari Megawangi, perempuan berperan
sebagai figur ekspresif dan laki-laki sebagai figur instrumental. Jenis kelamin
14
dengan contoh laki-laki, yaitu persepsi terhadap peran gender dalam pekerjaan
gender yang dapat diubah atau ditukarkan. Meskipun sebagian peran dalam
perspektif gender persepsi terhadap peran gender dalam pekerjaan publik dan
sosial, dan sebaliknya. Terakhir, ada indikasi bahwa status sosial ekonomi ayah
pekerjaan publik dan sosial adalah cenderung lebih baik dilakukan oleh laki-laki
umumnya.
15
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dengan, contoh laki-laki, yaitu persepsi terhadap peran gender dalam pekerjaan
domestik dan dalam pekerjaan publik dan sosial. Hasil uji korelasi menunjukkan
peran gender dalam pekerjaan publik dan sosial, dan sebaliknya. Terakhir, ada
indikasi bahwa status sosial ekonomi ayah yang semakin tinggi akan
cenderung lebih baik dilakukan oleh laki-laki sebagai main breadwinner sesuai
3.2 Saran
dan strata yang berbeda. Perlu adanya intervensi untuk memperbaiki persepsi
terhadap peran gender yang masih bias gender. Khusus untuk mengubah mind
16
DAFTAR PUSTAKA
Nauly, M. 2002. ”Konflik Peran Gender Pada Pria: Teori dan Pendekatan
Empirik” dalam Jurnal Psikologi, 1-14.
17