ABSTRACT
Cement is one of mortar components with significant influence to mortar quality and production
cost. It is necessary to use alternative material as cement substitution material to reduce production
cost without reducing the mortar quality. One of materials used as cement substitution is pozzolan.
One type of pozzolan is Trass which is available in Kulon Progo Regency but has not been utilized
optimally. The objective of this research is to obtain the mix ratio of lime-trass used as cement
substitution in mortar production.
This research used sand from Boyong, lime from Gunung Kidul, and trass from Samigaluh Kulon
Progo. The chemical composition consised of active silica and trass petrography was used as
secondary data. The primary data was the experiment result carried out in Construction Material
Laboratory of Gadjah Mada University. The first step of experiment was to identify the mortar
material characteristics. Then a paste mix in 4 ratios variation of mix lime-trasss (1:4, 2:3, 3:2, and
4:1) was made. Lime – trass mix ratio that produced the highest compression strength mortar
(through compression test after 7 days) was used as cement substitution. Mortar mix ratio of cement
(and cement substitution) and sand was 1 : 4. The Variations of cement : lime-trass were 1:0,1:4,
2:3, 3:2, 4:1, and 0:1.
Result of the research showed that paste mix ratio of lime and trass of 2: 3 had the highest
compression strength, which was used in the mortar mixes design. Results of mortar compression
strength testing showed that the lower the compression strength, the larger the amount of the cement
substitution. The mix of lime and trass taken from Pagerharjo can be used as cement substitution
material for producing mortar type S to type O or concrete brick quality I to quality IV. Mix of lime
and trass taken from Purwoharjo can be used as cement substitution material for producing mortar
type N to type O or concrete brick quality I to quality III. Mortar tensile strength testing showed that
the lower the tensile strength, the larger the cement substitution amount was. On the other hand, the
larger the mortar permeability, the larger cement substitution amount was. Cement substitution can
reduce the cement amount in mortar production but increase mortar production cost because trass
production cost was more expensive than cement price.
Keywords: lime, trass, cement, paste, mortel.
kandungan SiO2 sebesar 72,85% berat serta tras dari dalam clay, merupakan salah satu komponen bahan
Muriah dengan kandungan SiO2 sebesar 50,13% yang diperlukan dalam pembuatan semen portland.
berat (van Bemmelen 1970). Tras dari desa Alumina aktif dapat bereaksi dengan air
Kedundang kecamatan Temon Kulon Progo, dari membentuk gel yang agak kuat. Semen portlnd
hasil pengukuran SiO2 aktif didapatkan bahwa SiO2 yang memiliki kadar alumina tinggi akan memiliki
aktif tras dari Kedundang adalah sebesar 29,94% kekuatan awal yang tinggi tetapi panas hidrasi yang
berat (Sumardi, 2002, vide Widiasmoro, dihasilkan juga tingi(Amri,2005).
2002). Menurut SNI 03-6882-2002, berdasarkan kuat
Kuat tekan mortar sangat dipengaruhi oleh tekannya mortar pasangan dibedakan menjadi
perbandingan pasir terhadap semen. Kenaikan rasio beberapa tipe sebagai berikut:
pasir terhadap semen mengakibatkan penurunan a. Mortar tipe M, adalah mortar yang mempu-
kuat tekan mortar (Shidiqi, 2005 dan nyai kuat tekan minimum 17,2 MPa.
Yulianingsih,vide Tjokrodimulyo,2007) seperti b. Mortar tipe S, adalah mortar yang mempunyai
yang terlihat pada tabel 1. kuat tekan minimum 12,4 MPa.
Penambahan tras sebagai bahan penyusun c. Mortar tipe N, adalah mortar yang mempunyai
mortar telah mempengaruhi kuat tekan, kuat tarik kuat tekan minimum 5,25 MPa.
dan serapan mortar. Semakin banyak tras dalam
campuran mortar mengakibatkan penurunan kuat d. Mortar tipe O, adalah mortar yang mempunyai
tekan dan kuat tarik, sedangkan serapan air menjadi kuat tekan minimum 2,45 MPa.
semakin besar (Wibowo, 2007). Bata beton atau sering disebut sebagai batako
dapat diklasifikasikan menurut pemakaiannya (SNI
03-6881.1-2002) sebagai berikut:
LANDASAN TEORI
a. bata beton pejal mutu I, adalah bata beton pejal
Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang yang digunakan untuk konstruksi yang
sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silika (SiO2) memikul beban dan bisa digunakan untuk
dan atau Alumina (Al2O3) yang reaktif konstruksi yang tidak terlindung. Kuat tekan
(Tjokrodimuljo, 2007). Bahan pozolan pada semen minimumnya adalah sebesar 10 MPa.
portland dapat mengikat Ca(OH)2 sisa hidrasi
b. bata beton pejal mutu II, adalah bata beton pejal
semen yang akan membentuk komponen
yang digunakan untuk konstruksi yang
CaO.2SiO2.3H2O atau tobermorite yang sama
memikul beban tetapi digunakan untuk
dengan hasil hidrasi semen. Proses kimia tersebut
konstruksi yang terlindung. Kuat tekan
secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut
minimumnya adalah sebesar 7 MPa.
(Tjokrodimuljo, 2007):
Tabel 1. Kebutuhan bahan per meter kubik dan kuat tekan mortar
Perbandingan Penelitian Shidiqi Penelitian Yulianing sih
volume Kebutuhan bahan (kg) Kuat tekan Kebutuhan bahan (kg) Kuat tekan
Semen : pasir Semen Pasir Mpa Semen Pasir Mpa
1:4 315 1577 14,88 341,76 1.848,24 18
1:5 256 1602 8,38 275,77 1.864,23 10
1:6 213 1600 6,72 230,47 1.869,53 8
1:7 180 1583 4,78 194,48 1.840,52 5
Forum Teknik Sipil No. XIX/1-Januari 2009 1067
c. bata beton pejal mutu III, adalah bata beton dilakukan di Jurusan Geologi, serta komposisi
pejal yang digunakan untuk konstruksi yang unsur kimia utama dan kandungan silika aktif pada
tidak memikul beban tetapi konstruksi tersebut tras yang didapatkan dari pengujian yang dilakukan
tidak boleh diplester. Kuat tekan minimumnya di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
adalah sebesar 4 MPa Universitas Gadjah Mada.
d. bata beton pejal mutu IV, adalah bata beton
pejal yang hanya digunakan untuk konstruksi B. Bahan dan alat penelitian
yang tidak memikul beban, dinding penyekat,
dan lain-lain yang terlindung dari cuaca luar. Bahan yang digunakan pada penelitian ini
Kuat tekan minimumnya adalah sebesar 2,5 adalah pasir alami yang berasal dari sungai Boyong,
MPa air bersih dari Laboratorium Bahan Bangunan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Tras yang digunakan harus memenuhi syarat
Gadjah Mada, tras yang berasal dari desa
fisik seperti pada tabel 2.
Pagerharjo dan Purwoharjo, kecamatan Samigaluh
Tabel 2. Syarat-syarat fisik bahan pozolan kabupaten Kulon Progo propinsi Daerah Istimewa
(SNI 06-6867-2002) Yogyakarta, dan kapur padam dari Kabupaten
Gunung Kidul. Peralatan yang digunakan pada
Fraksi yang larut dalam air, max, % 10,0% penelitian ini adalah ayakan, alat tumbuk, mesin
Kehalusan, jumlah yang tertahan bila getar ayakan (sieve shaker), timbangan, gelas ukur,
diayak basah dengan: kerucut Konic, jangka Sorong, oven, piknometer,
ayakan no.30 (600-μ), max,% 2,0 meja sebar, cetok, talam, cetakan benda uji, alat
ayakan no.200 (75-μ), max,% 30,0 pemadat, Universal Testing Machine, dan bak air
Kekuatan kapur-pozolan, kuat tekan
minimum, MPa
C. Pelaksanaan penelitian
umur 7 hari, (54 ± 2)ºC 4,1
umur 28 hari (23 ± 2)ºC 4,1 Penelitian dilakukan dengan tahapan seperti
pada Gambar 1.
METODA PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Umum
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan dan A. Pemeriksaan air
analisa data primer maupun data sekunder. Data
primer berasal dari penelitian di Laborato- rium Air yang akan digunakan memenuhi syarat
Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil yang berupa: sebagai bahan campuran pasta dan mortar karena
1. Karakteristik bahan campuran pasta dan mortar dari hasil pemeriksaan air terlihat jernih dan tidak
( pasir, kapur, tras dan air) berwarna, tidak terlihat mengandung lumpur,
minyak dan benda terapung.
2. Kuat tekan pada pasta (campuran tras dan kapur)
pada berbagai variasi campuran yang telah
direncanakan. B. Pemeriksaan semen
3. Kuat tekan, kuat tarik dan nilai serapan air pada Hasil pemeriksaan terhadap semen yang
mortar dengan campuran pasir, semen dan atau digunakan (semen Serbaguna Holcim) didapatkan
bahan subtitusinya (tras dan kapur) pada bahwa kemasan dalam keadaan tertutup rapat, dan
berbagai variasi campuran yang telah direnca- butir-butir partikel semen tidak ada yang
nakan. menggumpal.
Data sekunder berupa komposisi mineral dan
petrografi tras didapatkan dari pengujian yang
1068 Ari Dwi H., Iman S., Widiasmoro, Pemanfaatan Tras Dari Samigaluh Kulon Progo …
120
Berat butir yang lolos ayakan (%)
100
80
60
40
20
0
0 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 10
Lubang ayakan (mm)
Tabel 8 Hasil pengujian tekan pasta dengan H. Rencana adukan (mix design) mortar
perawatan pada suhu ruangan
Berdasarkan hasil uji kuat tekan terbesar pada
Perbandingan volume Kuat tekan rata-rata (MPa) pasta dengan bahan kapur dan dua macam tras,
kapur : tras Pasta 05C Pasta 03B yaitu campuran dengan perbandingan kapur : tras
1 :4 0,3422 0,6868 = 2:3, maka dibuat mix design (Tabel 10 dan Tabel
2:3 0,4177 0,8579 11)
3 :2 0,3297 0,5133
4 :1 0,3201 0,2655
I. Hasil pengujian tekan mortar
Tabel 9. Hasil kuat tekan pasta dengan Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada
perawatan pada suhu ± 54ºC benda uji umur 28 hari dapat dilihat pada Tabel 12
Perbandingan volume Kuat tekan rata-rata (MPa) dan Tabel 13.
kapur : tras Pasta 05C Pasta 03B
1 :4 0,573 1,2471
J. Hasil pengujian kuat tarik mortar
2:3 2,245 3,6662
3 :2 2,094 5,1453 Kuat tarik mortar semakinkecil seiring dengan
4 :1 0,751 1,2576 penambahan bahan subtitusi semen seperti terlihat
pada Tabel 14.
Hal ini karena pasta dengan perawatan pada
suhu ± 54ºC dilakukan dengan oven sehingga
terjadi penguapan air yang cukup cepat dan K. Hasil pengujian serapan air
mengakibatkan retak-retak. Untuk itu sebagai
Nilai serapan air semakin bertambah seiring
acuan mix design mortar adalah hasil uji kuat tekan bertambahnya jumlah bahan kapur dan tras (Tabel
benda uji yang mendapat perawatan pada suhu 15 dan Gambar 3).
ruangan, yaitu pada perbandingan campuran 2
kapur : 3 tras.
Tabel 12. Hasil pengujian tekan mortar 05C dan potensi penggunaannya
Perbandingan volume Kuat tekan rata-rata Potensi pengunaan
s:k:t:p MPa mortar pasangan bata beton pejal
1 : 0 : 0 : 4 16,2800 M mutu I
0,8 : 0,08 : 0,12 : 4 15,0837 S mutu I
0,6 : 0,16 : 0, 24 : 4 8,8538 N mutu II
0,4 : 0,24 : 0, 36 : 4 4,3771 O mutu III
0,2 : 0,32 : 0, 48 : 4 3,8532 O mutu IV
0 : 0,4 : 0, 6 : 4 0,6618 - -
Tabel 13. Hasil kuat tekan mortar 03B dan potensi penggunaanya
Perbandingan volume Kuat tekan rata-rata Potensi pengunaan
s:k:t:p MPa mortar pasangan bata beton pejal
1 : 0 : 0 : 4 16,2800 M mutu I
0,8 : 0,08 : 0,12 : 4 12,2830 N mutu I
0,6 : 0,16 : 0, 24 : 4 7,6262 N mutu II
0,4 : 0,24 : 0, 36 : 4 4,0107 O mutu III
0,2 : 0,32 : 0, 48 : 4 1,1809 - -
0 : 0,4 : 0, 6 : 4 0,7106 - -
18
16
14
12
S erapan air (% ) 10
8
6
4
2
0
Rasio semen:kapur:tras:pasir
Gambar 3. Hubungan antara serapan air mortar dan rasio semen-:(tras+ kapur)
L. Hasil pemeriksaan berat jenis mortar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Shidiqi (2005) dan Yulianingsih (vide
Hasil pemeriksaan berat jenis merupakan rata-
Tjokrodimulyo,2005) terlihat bahwa pada kuat
rata dari ketiga mortar pada masing-masing variasi
tekan yang sama, kebutuhan semen pada penelitian
campuran dan diukur pada benda uji umur 28 hari
ini dapat dikurangi (Tabel 18 dan Gambar 4).
dapat dilihat pada Tabel 16.
Pengurangan jumlah semen yang dipakai
(akibat pemakaian bahan subtitusi) ternyata tidak
M. Kebutuhan Bahan dalam Satu Meter Kubik mengurangi harga bahan penyusun mortar (Tabel
Mortar 19 dan Gambar 5) karena harga produksi tras jauh
Kebutuhan bahan campuran mortar tiap meter lebih mahal daripada harga semen.
kubik dapat dilihat pada Tabel 17. Apabila
20
18
Mortar 05C
16 Mortar 03B
14
Kuat tekan (MPa)
12
10
0
0 100 200 300 400
Kebutuhan semen per meter kubik mortar (kg)
Gambar 4. Perbandingan kebutuhan semen per kubik dengan kuat tekan mortar
Forum Teknik Sipil No. XIX/1-Januari 2009 1075
Tabel 18. Perbandingan kebutuhan pasir dan semen per meter kubik mortar
Perbandingan volume Kebutuhan bahan kuat tekan
Peneliti Semen: pasir f.a.s bj pasir (kg) semen (kg) Mpa
1 : 0 : 0 : 4 0,78 2,124 1580 306 16,28
Hariyanto,2008
(Mortar 5C)
1.600.000,00
1.400.000,00
Mortar (Shidiqi)
1.200.000,00
H a rg a m o rta r (R p )
1.000.000,00
800.000,00
600.000,00
400.000,00
200.000,00
0,00
0 100 200 300 400
Kebutuhan semen per meter kubik mortar (kg)
Gambar 5. Perbandingan kebutuhan semen per meter kubik mortar dengan harga
Tabel 19 Perbandingan harga bahan susun tiap meter kubik mortar kapur- tras (Hariyanto,2008)
1076
dengan mortar semen (Shidiqi,2005 dan Yulianingsih,2005)
0,8 : 0,08 : 0,12 : 4 1.765,76 273,17 14,18 40,39 87.405,27 341.460,98 3485,595 254.090,81 686.442,66
0,6 : 0,16 : 0, 24 : 4 1.731,06 200,85 27,81 79,18 85.687,40 251.062,42 6834,178 498.193,80 841.777,80
0,4 : 0,24 : 0, 36 : 4 1.705,81 131,95 41,10 117,04 84.437,46 164.933,40 10101,730 736.389,77 995.862,35
Ari Dwi H., Iman S., Widiasmoro, Pemanfaatan Tras Dari Samigaluh Kulon Progo …
0,2 : 0,32 : 0, 48 : 4 1.715,49 66,35 55,12 156,94 84.916,92 82.934,97 13545,453 987.428,26 1.168.825,60
0 : 0,4 : 0, 6 : 4 1.722,71 0,00 69,19 197,00 85.274,21 0,00 17003,058 1.239.478,62 1.341.755,88
1 : 0 : 0 : 4 1.779,74 344,16 0,00 0,00 88.096,97 430.204,01 0,00 0,00 518.300,98
Hariyanto, 2008
(Mortar 03B)
0,8 : 0,08 : 0,12 : 4 1.768,14 273,54 14,20 33,02 87.522,94 341.920,66 3490,29 207.759,31 640.693,20
0,6 : 0,16 : 0, 24 : 4 1.739,80 201,86 27,95 64,98 86.120,22 252.330,58 6868,70 408.859,19 754.178,69
0,4 : 0,24 : 0, 36 : 4 1.690,14 130,74 40,73 94,69 83.662,13 163.418,95 10008,97 595.783,97 852.874,02
0,2 : 0,32 : 0, 48 : 4 1.719,59 66,51 55,25 128,46 85.119,57 83.132,89 13577,78 808.217,09 990.047,34
0 : 0,4 : 0, 6 : 4 1.786,53 0,00 71,75 166,82 88.433,13 0,00 17632,92 1.049.599,45 1.155.665,50
1: 0 : 0 : 4 1.577 315 49.281,25 315.000,00 364.281,25
Shidiqi,
Anonim, 2007, Dinas Perindagkoptamb, Kabu- SNI 06-6887-2002, Spesifikasi Abu Terbang dan
paten Kulon Progo, Data Potensi Galian Pozolan Lainnya untuk Digunakan Dengan
Kabupaten Kulon Progo. Kapur, Balitbang Departemen Pekerjaan
Riyanto dan Harsodo, 1990, Bahan Galian Umum, Jakarta.
Industri, Tras, Departemen Pertam-bangan SNI 15-7064-2004, Semen Portland Komposit,
dan Energi, Pusat Pengembangan Teknologi Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Mineral,Bandung. Tjokrodimuljo K., 2007, Teknologi Beton, Biro
Shidiqi, 2005, Pengaruh Semen dan Pasir Penerbit Teknik Sipil Universitas Gadjah
terhadap Sifat-sifat Mortar dengan Pasir Mada, Yogyakarta.
Agak Kasar, Tugas Akhir, Universitas van Bemmelen R.W., M.,1970, Geology of
Gadjah Mada. Indonesia Vol. II Economic Geology, The
SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangun- Hague Manismus Nijhoff, Den Haag.
an Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Wibowo, 2007, Pengaruh Penambahan Tras
Logam), Balitbang Departemen Permukiman Muria Terhadap Kuat Tekan,Kuat Tarik dan
dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Serapan Air Pada Mortar, Tugas Akhir,
SNI 03-6882-2002, Spesifikasi Mortar untuk Universitas Negeri Semarang, tidak dipubli-
Pekerjaan Pasangan, Balitbang Departemen kasikan.
Pekerjaan Umum, Jakarta.