PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu
hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan
teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia
semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab
suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat
rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah
satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat
dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita
hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat
memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling
banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi
ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak,
sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya
saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah
dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih
terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi
dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang
tengkorak tidak mampu lagi melebar.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan ini adalah untuk mengetahui
berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang
berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta dapat melakukan asuhan
pada kasus hidrosefalus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengrtian dari Hidrosefalus
b. Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari Hhidrosefalus
c. Mengetahui Tanda dan Gejala Hidrosefalus
2. ETIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIS
Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol,
lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang
karakteristik oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior –
posterior diatas proporsi ukuran wajah dan badan bayi. Puncak orbital
tertekan ke bawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan
penonjolan putih mata yang tidak biasanya. Tampak adanya dsitensi vena
superfisialis dan kulit kepala menjadi tipis serta rapuh.Uji radiologis :
terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisah –
pisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran
pada sistim ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler
dengan penebalan jaringan dan adanya massa pada ruangan Occuptional.
Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada
tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan
menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan
kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
a. Bayi :
1) Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
g. MRI Kepala
MRI kepala dapat menunjukkan gambaran anatomi kepala secara
mendetail dan bermanfaat untuk mengidentifikasi tempat obstruksi
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live
sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan
Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan
jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
a. Eksternal
8. KOMPLIKASI
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004):
a. Peningkatan TIK
b. Pembesaran kepala
c. kerusakan otak
d. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
e. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit
menurun
f. Kerusakan jaringan saraf
g. Proses aliran darah terganggu
I. IDENTITAS
A. Data Pasien
Nama : An. A
Tempat Tanggal Lahir : Palangkaraya, 8 Desember 2016
Umur : 4 bulan 9 hari
No. Rekam Medis : 1-34-xx-xx
Diagnosis Medis :Hidrosefalus, PJB, Susp. Massa
mediastinum dengan pneumonia
A. Genogram
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................................................
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum anak : lemah, sianosis (+) pada ekstremitas atas dan
bawah, sesak napas (+)
Minuman :
Sebelum sakit ASI saja. Setelah sakit diberikan air putih 10cc untuk
membilas PASI pada selang
+ + +
P : tidak teraba ada massa, otot perut tidak tegang
+ + +
Rentang gerak :
Tidak ada pergerakan badan, tagan mengepal
Skala kekuatan otot :
Tidak ada pergerakan arena anak dalam pengaruh obat
Bentuk tulang belakang : Normal
GINJAL
Ureum - 10-50 mg/dl
Kreatinin - 0.7-1.4 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 136,0 135-146 mmol/l
Kalium 4,5 3.4-5.4 mmol/l
Chlorida 1,1* 95-100 mmol/l
Keterangan:
Foto Thorax:
Keterangan:
Total Skor Intepretasi
16 – 23 Pasien dengan risiko rendah
13 – 15 Pasien dengan risiko sedang
10 – 12 Paasien dengan risiko tinggi
≤9 Pasien dengan risiko sangat tinggi
- IE : 1:2 spontan
7 FR Resiko
- klien didiagnosa hidrosefalus ketidakefektifan
- Ada dilatasi ventrikal cerebral I,II dan perfusi jaringan
3 cerebral
- Kepala klien membesar 45cm
8 FR-
- Ibu klien mengatakan anaknya sedikit
membuka mata sebelah kiri terus Risiko mata kering
menerus saat tidur
- Terpasang ventiilasi mekanis tipe MV-
SIMV
Ansietas
1 17-04-2017 Teratasi (17-04-2017)
Diare
2 17-04-2017 Teratasi (17-04-2017)
Nyeri Akut
3 17-04-2107 Teratasi (17-04-2017)
.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
4 18-04-2017 Belum Teratasi
Gangguan Ventilasi Spontan
5 18-04-2017 Belum Teratasi
6 Resiko Infeksi
17-04-2107 Belum Teratasi
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas Buatan Manajemen Jalan Nafas Buatan
ventilasi keperawatan selama 1x60 1. Selalu mencuci tangan 1. Mencegah terjadinya penyebaran kuman
menit, diharapkan kebutuhan 2. Lakukan universal precaution kepada pasien atau perawat
spontan oksigen pasien terpenuhi 3. Inspeksi kulit dan mukosa mulut
b.d dengan kriteria hasil: 2. Mencegah terjadinya penyebaran kuman
4. Jika diperlukan, lakukan pemeriksaan
NOC: rontgen dada dan keamanan bagi perawat
Status pernafasan: ventilasi 5. Posisikan selang ventilator diatas kepala 3. Agar mengetahui apakah terjadi
1. Frekuensi nafas pasien dengan menggunakan flexibel catheher
dalam rentang normal kerusakan integritas kulit di kulit
mounth
2. Irama pernafasan pasien 6. Monitor suara ronkhi dan crackles di jalan maupun mukosa mulut akibat tirah
normal nafas baring dan penggunaan ET
3. Kedalam inspirasi 7. Jika diperlukan lakukan perlindungan untuk
normal 4. Pemeriksaan rontgen dilakukan untuk
mencegah dekanulasi spontan (mis: beri
4. Volume tidal dalam plester, memasang pengekangan tangan) memonitor posisi ETT apakah tepat atau
batas normal 8. Pertahankan tekhnik steril ketika melakukan tidak
penyedotan/sunction 5. Agar jalan oksigen tidak terhambat
Bantuan ventilasi 6. Untuk mengetahui apakah ada secret
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
pada saluran nafas pasien untuk
2. Posisikan klien
3. Monitor status pernafasan dan status kepatenan jalan nafasP
oksigenasi 7. Untuk mencegah dekanulasi spontan
Bantuan ventilasi
1. Untuk memaksimalkan pemberian
oksigen ke paru-paru
2. Memposisikan klien untuk mengurangi
dyspnea
3. Untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi sehingga dapat menilai
keberhasilan intervensi