Anda di halaman 1dari 2

Gegap gempitanya panggung politik di Indonesia menjadi salah satu sinyal yang

kuat bahwa politik adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian bagi
masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu negara yang menganut demokrasi, kegiatan
di dalam partai politik adalah salah satu sarana bagi masyarakat untuk aktif di dalam
dunia perpolitikan. Tentu sudah kita sadari bahwa banyak fungsi yang didapat dengan
adanya partai politik ini, selain sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat,
mendiskusikan isu politik, serta memilih pemimpin itu adalah sebagian kecil dari
manfaat yang dirasa dengan adanya partai politik.
Dengan adanya sistem yang menjadikan seorang pemimpin merupakan calon
yang didukung oleh partai politik ataupun didukung oleh masyarakat non partai
(independen) semakin membuat masyarakat tertarik untuk bergabung di salah satu
partai. Pemikiran bahwa menjadi seorang calon legislatif adalah orang yang harus
aktif di sebuah organisasi adalah sebuah fakta yang tidak lagi dijadikan acuan.
Banyaknya partai politik yang secara terang-terangan mengajak masyarakat untuk
ikut andil bergabung di partainya, membuktikan bahwa siapapun bisa bergabung
dengan partainya, asal memiliki visi misi yang sama, dan ingin berjuang bersama.
Ini tentu menjadi sebuah hal yang positif dan negatif. Postifnya adalah
masyarakat menjadi bersemangat dalam ikut berpartai politik, di mana setiap partai
politik mempunyai visi misi yang ingin diperjuangkan. Masyarakat menjadi lebih
peduli dengan negaranya, karena salah satu hal yang dibangun di dalam sebuah partai
adalah rasa nasionalisme untuk menjaga keutuhan negara. Masyarakat tidak hanya
menjadi komentator saja dalam menghadapi kehidupan, namun dia aktif dalam
menyuarakan hak-hak yang memang seharusnya didapat. Dibalik sisi postifnya, ada
pula sisi negatif yaitu ini menimbulkan sebuah pemikiran bahwa partai politik akan
menjadi tidak selektif dalam memilih orang-orang yang akan didaulat menjadi
anggotanya. Ada sebagian anggapan yang penting memiliki “mahar” maka dia bisa
menjadi orang yang akan dicalonkan menjadi calon legislatif dari partai tersebut.
Padahal seperti kita ketahui bahwa seorang calon legislatif bukanlah orang
sembarangan, dia adalah seseorang yang mempunyai visi dan misi yang jelas di dalam
pekerjaannya nanti. Selain itu dia harus mempunyai kecerdasan yang mumpuni di
dalam pola berpikirnya, terlebih nantinya tugas yang menanti cukuplah berat. Sudah
banyak fakta yang membuktikan bahwa orang yang dipilih adalah orang yang salah,
misanya dia tidak mempunyai bakat dibidang tertentu, tetapi dia ditempatkan di sana.
Sehingga apa yang ingin dijalankan tidak sesuai, karena yang bersangkutan tidaklah
memiliki pemahaman yang cukup dibidang tersebut.
Lekat di ingatan kita ada partai politik yang selalu mengiklankan partainya terlalu
gencar, bahkan mars partainya oleh anak-anak diingat karena terlalu seringnya iklan
tersebut muncul, dan dianggap sebuah lagu nasional. Sebuah hal yang sungguh miris
menurut saya sebagai masyarakat umum, karena partai politik tersebut memiliki
media, sehingga dia memanfaatkan medianya untuk mengkampanyekan partainya
padahal ini belum masa untuk kampanye.
Ada pula partai politik yang mengusung anak muda, yang secara “look” lebih
fresh dan dianggap menjadi angin segar bagi geliat perpolitikan di Indonesia. Tentu
sebuah hal yang positif, karena dinilai efektif dalam menjaring pemilih usia muda
untuk mau tahu tentang politik. Selain anak muda yang diusung, juga artis-artis ikut
serta di dalamnya. Semoga bukan hanya popularitas yang ingin didapat tetapi kembali
ke cita-cita asalnya yaitu untuk berjuang demi Indonesia.
Jika kita melihat hingar bingarnya pemilihan daerah yang akan dilaksanakan
sebentar lagi, menjadi sebuah pemandangan yang kurang enak untuk dipandang.
Karena apabila kita melihat sepanjang jalan, penuh dengan spanduk yang berisikan
bakal calon pemimpin daerah, tak luput juga bendera partai politik di mana-mana.
Tanpa mengenal tempat untuk memasangnya, entah itu dipohon ataupun di tembok
warga. Tentu bukan sebuah hal yang baik karena ini mencerminkan bagaimana
kepedulian calon yang diusung oleh partai tersebut. Dengan memasangkan spanduk
atau poster pada tempat yang seharusnya, ini menjadi salah satu ciri bahwa ada
kesadaran dalam hal-hal yang kecil sekalipun, apalagi di dalam hal-hal yang besar.
Sudah cukup masyarakat melihat bahwa partai politik menjadi semacam sebuah
dinasti di mana apabila orang tuanya ikut di dalam sebuah partai, maka anak atau
saudaranya biasanya ikut andil juga di partai tersebut. Sampai ada sebuah celetukan di
lingkungan sekitar bahwa apabila sekarang orang tuanya menjadi seorang pemimpin,
pasti nanti anak atau saudaranya yang akan menjadi pemimpin menggantikan orang
tuanya tersebut. Sehingga kegiatan politik dianggap sebagai sebuah “ladang” untuk
mencari kekuasaan.
Tentu kembali lagi kepada apa yang didapat dan apa yang ingin diperjuangkan
partai politik tersebut apakah iya ingin mensejahterakan warga Indonesia atau malah
ingin mensejahterakan diri dan kelompoknya, jawabannya hanya Tuhan dan mereka
yang tahu.

Anda mungkin juga menyukai