Tugas 2
Tugas 2
Tugas 2
NIM : D1101151028
*Sumber : http://www.academia.edu
Gambar 2.5.
Gas Detektor
2. Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut tingkat bahayanya
terhadap fisik dan kemampuan ledakannya. Berikut ini klasifikasi debu berdasarkan
tingkat bahayanya, yaitu :
Debu fibrogenik
Merupakan debu yang berbahaya terhadap pernafasan, seperti silika (kuarsa dan
chert), silikat (asbestos, talk, mika dan silimanit), meal fumes (asap logam),
bijih timah, bijih besi, karborondum dan batubara (anthrasit, bitumineous).
Debu karsiogenik
Contohnya kelompok radon, asbestos dan arsenik.
Debu beracun
Merupakan debu yang mengandung racun yang berbahaya terhadap organ dan
jaringan tubuh, seperti bijih berilium, arsenik, timah hitam, uranium, radium,
thorium, khromium, vanadium, air raksa, kadmium, antimoni, selenium,
mangan, tungsten, nikel dan perak (khususnya oksida dan karbonat).
Debu radioaktif
Merupakan debu yang berbahaya karena radiasi sinar alpha dan sinar beta,
seperti bijih uranium, radium dan thorium.
Debu yang dapat meledak (terbakar di udara)
Contohnya debu logam (magnesium, alumunium, seng, timah dan besi),
batubara (bituminous dan lignit), bijih sulfida dan debu organic.
Debu pengganggu
Contohnya gypsum, gamping dan kaoilin.
3. Penanggulangan Debu Tambang
Untuk mengurangi konsentrasi debu dan mencegah timbulnya debu secara berlebihan
pada kegiatan penambangan, perlu dilakukan langkah-langkah pengendalian debu
diantaranya :
c) Melakukan operasi penambangan yang baik dan benar serta mencegah terbentuknya
debu secara berlebihan.
Kecepatan udara yang efektif untuk pengendalian kualitas udara di setiap permuka
kerja minimum 0.25 – 0.5 m/detik. Kecepatan udara yang terlalu tinggi dapat menaikkan
debu yang telah mengendap, oleh sebab itu kecepatan udara maksimum di tempat kerja
antara 1.52 – 2 m / detik yang disesuaikan dengan kondisi setempat.