Tugas 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SITI FEBRIANTI WULANDARI

NIM : D1101151028

TUGAS : VENTILASI TAMBANG (RESUME)

1. Alat pendeteksi gas tambang


 Burung Kenari
Survey membuktikan, dari hasil percobaan laboratorium terhadap hewan
mamalia. Dibandingkan dengan Kelinci, Ayam, Anjing, Kucing, Tikus, Burung
Pipit dan Merpati, ternyata Kenari termasuk hewan peliharaan yang sensitif
terhadap gas.
Karbon monoksida, gas metan atau karbondioksida yang sering muncul dari
dalam terowongan Tamban Batubara dapat membunuh Burung Kenari dengan
cepat daripada manusia. Tanda-tanda gas beracun ‘bocor’ terlihat dari burung
kenari yang biasanya asyik bernyanyi menemani pekerja tambang bekerja,
kemudian tiba-tiba perilakunya berubah drastis seperti macet bunyi bahkan
grabakan dalam sangkar. Bila kandungan gas beracun sudah menyebar di atas
ambang batas terkadang ditemukan kenari sudah mati lemas dalam sangkarnya.
Burung Kenari yang bertindak sebagai sistem peringatan dini tersebut jika telah
mati maka semua pekerja tambang harus segera secepatnya melarikan diri
keluar dari lokasi tambang untuk mencari udara segar.
Praktek pemanfaatna burung kenari sebagai alat detektor gas beracun di
Amerika dan Inggris kini telah dihentikan di akhir abad 20. Tetapi konsep
‘Canary In A Coal Mine’, atau indikasi yang menunjukkan tingkat keamanan
peringatan dini datangnya bahaya yang dilakukan pekerja tambang.
Namun di tahun 1995 saat terjadinya serangan teroris Gas Beracun oleh
anggota Aum Shinrikyo pada jalur kereta bawah tanah di Jepang. Burung
Kenari kembali lagi dipekerjakan untuk mendeteksi adanya gas beracun di
dalam terowongan tersebut.
 Gas Detektor
Gas detector adalah sebuah alat yang bekerja dengan cara mendeteksi
berbagai gas yang ada di sekitarnya. Umumnya, alat ini digunakan di tempat
yang rawan terjadi kebocoran gas, misalnya di pabrik, lokasi pertambangan, dan
kilang minyak.
Beberapa macam alat deteksi gas-gas tambang yang biasa digunakan antara lain :

a. Gas detector CO2


Bagian-bagian alat :
1) Tabung penghisap
2) Katub pembaca ukuran
3) Tombol cahaya
4) Tombol penyetel
5) Tabung filter gas yang berisi CaCl2
6) Pipa pengambilan conto
b. Gas detector CH4
Digunakan untuk mendeteksi gas metan konsentrasi maksimum sampai 10%
sehingga apabila kadar metannya melebihi 10% parameter tidak akan menunjukkan
angka apapun.
Bagian-bagian alat :
1) Tabung penghisap
2) Katub pembaca ukuran
3) Tombol cahaya dan tombol penyetel
4) Tabung filter yang berisi sodalime dan CaCl2
5) Pipa pengambil sampel gas
c. Gas detektor digital type CO2 dan O2
Digunakan untuk mendeteksi gas CO2 dan O2 yang terdiri dari 2 perangkat
untuk masing-masing detektor dalam kondisi lingkungan hampa metan.
1) Detektor O2
Cara kerja :
Oksigen detektor terdiri dari sensor, display parameter, tombol. Untuk
mengaktifkan kerja detektor tekan tombol disamping alat. Jika ada gas O2 maka
sensor akan menangkap. Persentase O2 dapat dilihat pada display parameter.
2) Detektor CO2
Cara kerja:
Selang dimasukkan langsung ke CaCl2. Selang diarahkan keatas. CO2 akan
masuk ke CaCl2. Persentase CO2 dapat dilihat pada parameter
d. Gas detektor kitagawa
Dapat digunakan untuk mendeteksi gas CO2,H2, propilen, asetilen dengan
tingkat persentase yang berbeda.
Bagian-bagian alat :
1) Tabung gelas filter yang berisi material pendeteksi
2) Tabung suntikan penghisap gas
3) Katub penghisap pengatur volume gas
e. Gas detektor model alarm
Digunakan untuk mendeteksi gas metan.
f. Handheld gas detektor
Digunakan untuk mengukur konsentrasi gas CO2. H2 dan O2 dengan
komponen sebagi berikut :
1) Sensor H2S, CO2, dan O2
2) Tombol power
3) Tombol display
4) Tombol pengatur ke nilai standar O2 di udara bebas

*Sumber : http://www.academia.edu

Gambar 2.5.

Gas Detektor

2. Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut tingkat bahayanya
terhadap fisik dan kemampuan ledakannya. Berikut ini klasifikasi debu berdasarkan
tingkat bahayanya, yaitu :
 Debu fibrogenik
Merupakan debu yang berbahaya terhadap pernafasan, seperti silika (kuarsa dan
chert), silikat (asbestos, talk, mika dan silimanit), meal fumes (asap logam),
bijih timah, bijih besi, karborondum dan batubara (anthrasit, bitumineous).
 Debu karsiogenik
Contohnya kelompok radon, asbestos dan arsenik.
 Debu beracun
Merupakan debu yang mengandung racun yang berbahaya terhadap organ dan
jaringan tubuh, seperti bijih berilium, arsenik, timah hitam, uranium, radium,
thorium, khromium, vanadium, air raksa, kadmium, antimoni, selenium,
mangan, tungsten, nikel dan perak (khususnya oksida dan karbonat).
 Debu radioaktif
Merupakan debu yang berbahaya karena radiasi sinar alpha dan sinar beta,
seperti bijih uranium, radium dan thorium.
 Debu yang dapat meledak (terbakar di udara)
Contohnya debu logam (magnesium, alumunium, seng, timah dan besi),
batubara (bituminous dan lignit), bijih sulfida dan debu organic.
 Debu pengganggu
Contohnya gypsum, gamping dan kaoilin.
3. Penanggulangan Debu Tambang

Untuk mengurangi konsentrasi debu dan mencegah timbulnya debu secara berlebihan
pada kegiatan penambangan, perlu dilakukan langkah-langkah pengendalian debu
diantaranya :

a) Melakukan pengukuran kadar debu.

b) Menggunakan penyemprot air (water sprayer) pada saat penggalian.

c) Melakukan operasi penambangan yang baik dan benar serta mencegah terbentuknya
debu secara berlebihan.

d) Mengurangi debu dengan membersihkan debu yang mengendap dan membersihkan


udara dari debu dengan alat pengumpul debu (dust colector).

e) Pengenceran (dilution) dengan memasukkan udara segar secukupnya ke tempat-tempat


sumber debu menggunakan kipas angin bantu.

Kecepatan udara yang efektif untuk pengendalian kualitas udara di setiap permuka
kerja minimum 0.25 – 0.5 m/detik. Kecepatan udara yang terlalu tinggi dapat menaikkan
debu yang telah mengendap, oleh sebab itu kecepatan udara maksimum di tempat kerja
antara 1.52 – 2 m / detik yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Anda mungkin juga menyukai