Anda di halaman 1dari 5

FINESTA Vol. 2, No.

1, (2014) 71-75 71

Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam


Pemilihan Jenis Investasi Keluarga
Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: Indrawan_hendy@hotmail.co.uk
Abstrak— Meningkatnya jumlah tenaga kerja wanita di penempatan tenaga kerja pria, dari total pencari kerja wanita
Surabaya, berdampak kepada meningkatnya kesejahteraan 62,3% yang mendapat pekerjaan sedangkan 28,5% dari total
keluarga wanita bekerja, sehingga keluarga wanita tersebut pencari tenaga kerja pria yang mendapat pekerjaan. Semakin
dapat memiliki dana lebih untuk dialokasikan ke dalam banyak tenaga kerja wanita yang terserap dapat
investasi, hal ini tidak lepas dari meningkatnya pendidikan
diidentifikasikan semakin banyaknya lapangan pekerjaan
wanita dan diikuti tingkat pendapatan yang baik juga. Selain
itu pengambilan keputusan keluarga tidak hanya menjadi yang tersedia untuk wanita.
wewenang suami tetapi istri juga mempunyai peran dalam Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita perlu di imbangi
pengambilan keputusan keluarga. Melalui penelitian ini ingin dengan kualitas pendidikan tenaga kerja tersebut. Hal ini
diketahui apakah ada hubungan antara faktor demografi juga ditunjukan dengan perkembangan jumlah wanita
wanita bekerja di Surabaya seperti usia, pendidikan, dan bekerja juga berbanding lurus dengan tingkat pendidikan
pendapatan terhadap pemilihan jenis investasi keluarga. wanita sebab tuntutan kualitas pekerja wanita menjadi salah
Wanita bekerja yang dijadikan sampel berjumlah 31 satu syarat yang perlu dipertimbangkan. Banyak perusahaan
responden dengan kriteria memiliki usia minimal 21 tahun, mulai menerapkan syarat minimum pendidikan S1 dalam
melakukan investasi, dan sudah berkeluarga. Teknik analisa
rekruitmen tenaga kerjanya ini terlihat dari penyerapan
data yang digunakan adalah analisa crosstabulation dan chi-
square. Berdasarkan hasil penelitian, ada 1 variabel yang tenaga kerja lulusan S1 universitas yang lebih banyak
mempunyai hubungan dengan pemilihan jenis investasi diserap dibandingkan dengan lulusan SMA. Menurut survei
keluarga, yaitu usia. Sedangkan variabel pendidikan dan angkatan kerja nasional tingkat pengangguran lulusan
pendapatan tidak memiliki hubungan dengan pemilihan jenis universitas pada tahun 2011 hanya 492.243 lebih rendah
investasi keluarga. dibandingkan dengan tingkat pengangguran lulusan SMA
yang mencapai 1.032.317 (Provinsi Jawa Timur Dalam
Kata Kunci— Wanita Bekerja, Investasi Keluarga, Variabel Angka, 2010). Menurut data Badan Pusat Statistik Jawa
Demografi Timur jumlah wanita yang menyelesaikan jenjang
pendidikan S1 meningkat menjadi 5,55% di tahun 2011 dari
Abstract — The increasing of the number of female workers in
Surabaya impact the increasing of the women working family’s kondisi tahun 2010 yaitu 5,36%.
welfare, so her family have more funds to be allocated to the Semakin banyak tenaga kerja wanita juga turut
investment. This is not out of the rising female education and mendukung peningkatan pendapatan keluarga, karena
income levels are well attended too. Besides the family decision- pendapatan keluarga yang dulunya hanya berasal dari suami
making authority not only on the husband but the wife also has a sekarang terbantu dengan pendapatan dari istri. Wanita yang
role in family decision. Through this research we want to know bekerja akan memberikan kontribusi kepada peningkatan
whether there is a relationship between demographic factors such pendapatan keluarga, sehingga hal ini dapat mendorong
as ages, education, and income of women working in Surabaya keluarga untuk melakukan investasi (Mincer, 1974).
in the selection of the family’s investment types. Number of
Menurut Utaminingsih (2010) ada lima bentuk
respondents sample in this research is 31. Criteria of the sample
are minimum 21 years old, family investment decision maker, pengambilan keputusan dalam keluarga, yaitu keputusan
and married women. This research used crosstabulation and yang semata-mata dibuat oleh suami. Kedua, keputusan
chisquare to analyze datas. Based on the result, the one variable yang semata-mata dibuat oleh istri. Ketiga, keputusan dibuat
have a relationship with the family investment decisions women oleh istri dan suami tetapi dikuasai oleh istri. Keempat,
working in Surabaya is age . While education and income keputusan dibuat oleh istri g3dan suami tetapi dikuasai oleh
variables of the women had not relation with the selection of the suami. Kelima, keputusan yang dibuat oleh istri dan suami.
type of family investments. Menurut Scanzoni (1979) dan Utaminingsih (2010) salah
satu pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu keputusan
Keywords—Working women, Family Investment,
untuk berinvestasi. Menurut Scanzony (1979) terdapat 2
Demographic Variables
pandangan dalam pengambilan keputusan investasi keluarga
1. PENDAHULUAN yaitu pandangan traditional dan pandangan modern. Dalam
Fenomena peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi di pandangan tradisional suami lebih memiliki pengaruh dalam
kota Surabaya. Hal ini ditunjukan oleh data dinas tenaga pengambilan keputusan, tetapi berbeda dengan pandangan
kerja provinsi (Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2010) modern yang menjelaskan bahwa istri dan suami memiliki
yang mencatat pada tahun 2010 jumlah pencari kerja di pengaruh yang sama besar dalam pengambilan jenis
Surabaya adalah 306.019 untuk pria dan 183.511 untuk investasi.
wanita. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan Menurut Lewellen, Lease, dan Schlarbaum (1977)
pencari kerja pria sebesar 160.971 menjadi 466.990 dan variabel demografi dapat mempengaruhi pemilihan jenis
peningkatan pencari kerja wanita sebesar 147.967 menjadi investasi keluarga di wilayah NewYork pada Desember
331.478. Dari jumlah pencari kerja tersebut penempatan tahun 1970. Variabel demografi tersebut seperti usia,
tenaga kerja wanita lebih besar dibandingkan dengan pendidikan, dan pendapatan. Di dalam penelitian tersebut
Lewellen, Lease dan Schlarbaum melihat hubungan antara
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 72

demografi terhadap pola investasi di instrumen saham keputusan dalam berinvestasi dan keputusan dalam
dengan responden pria dan wanita. Dalam penelitian pendanaan.
tersebut usia wanita dibagi menjadi 4 kategori yaitu dibawah
45 tahun, 45-54 tahun, 55-64 tahun, dan di atas 65 tahun. 2. TEORI PENUNJANG
Semakin tua usia wanita tersebut maka semakin kurang Investasi adalah suatu tindakan membeli asset saat ini untuk
peduli terhadap hasil investasi di saham. Selain itu usia memperoleh keuntungan di masa mendatang (Bodie, Kane
merupakan variabel dominan demografi dalam pengambilan dan Marcus, 2003). Dalam berinvestasi investor tidak dapat
jenis investasi. Variabel pendidikan di dalam penelitian memprediksi dengan pasti tingkat keuntungan yang akan
tersebut adalah pengetahuan responden dalam diperolehnya di masa depan, semakin tinggi risiko investasi
instrumensaham, jika responden mengerti cara menganalisa seseorang maka semakin tinggi juga peluang mendapatkan
saham secara fundamental maupun technical maka return yang tinggi juga. Hal ini menjadi dasar dalam ilmu
responden tersebut lebih sering berinvestasi saham. Variabel investasi high risk high return.
selanjutnya adalah pendapatan, dalam penelitian tersebut Menurut Tandelilin (2010), ada beberapa alasan
pendapatan keluarga terbagi menjadi 4 kategori yaitu family seseorang melakukan investasi, yaitu mendapatkan
income di bawah $15.000, $15.000-24.000, $25.000- kehidupan yang lebih layak di masa datang berdasarkan
$49.999 dan diatas $50.000 pertahun. Semakin tinggi hasil return yang dihadapkan. Mengurangi tekanan inflasi,
pendapatan keluarga bekerja maka akan semakin sering juga karena dengan melakukan investasi jumlah uang yang
melakukan investasi di saham. beredar dipindahkan ke instrument-instrument investasi.
Penelitian tentang faktor demografi terhadap Dorongan untuk menghemat pajak, karena dengan
pengambilan jenis investasi keluarga juga pernah dilakukan berinvestasi jumlah pendapatan kita yang dikenakan pajak
oleh Lutfi (2009). Penelitian tersebut dilakukan di kota semakin sedikit.
Surabaya Menurut penelitian dari Lutfi (2009) yang Terdapat dua jenis investasi yaitu real asset dan finansial
dilakukan di Kota Surabaya tersebut variabel demografi asset (Bodie, Kane dan Marcus, 2003). Real asset adalah
meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan asset yang dapat dirasakan dan disentuh secara fisik,
keluarga dengan responden pria dan wanita. Investor wanita contohnya pembelian emas, tanah, bangunan, dan mesin.
di Surabaya secara umum cenderung masih konservatif Finansial asset adalah asset yang tidak dapat dirasakan dan
dikarenakan responden dalam penelitian tersebut lebih disentuh secara fisik, contohnya pembelian obligasi dan
banyak memilih instrumen deposito daripada pilihan saham pembelian saham suatu perusahaan.
dan aset riil. Sebanyak 64% responden wanita memilih Investasi di sektor ini dilakukan pada aktiva yang bisa
investasi di instrumen deposito, 20% memiliki investasi di terlihat (tangible asset) dan dapat diukur secara jelas,
saham dan 16% yang memilih investasi di aset riil. Usia misalnya investasi dengan membeli tanah, emas dan
dalam penelitian tersebut membagi menjadi 3 kategori bangunan. Selain itu pembangunan pabrik, pembukaan
dibawah 25 tahun, 25-40 tahun dan diatas 40 tahun. lahan serta pertambangan juga termasuk dapat
Semakin tua usia responden maka pilihan investasinya juga dikategorikan dalam investasi di real asset.
akan mengarah kepada instrumen investasi yang berisiko Menurut Senduk (2004) adalah hak untuk memiliki
rendah. Di dalam penelitian tersebut 66,7% responden yang sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada
berusia di bawah 25 tahun memilih investasi di saham dan di.dalamnya sehingga menjadi sebuah asset. Keuntungan
33,3% memiliki investasi di aset riil. Hal ini berbanding dalam berinvestasi di bidang properti dapat memperoleh
terbalik dengan responden yang berusia di atas 40 tahun, income dengan cara menyewakan properti atau menjual
sebanyak 60% dari total responden memilih berinvestasi di properti yang dimiliki dengan harga yang lebih tinggi
deposito dan hanya 12,5% yang memilih investasi di saham. dibandingkan saat membeli. Dalam penelitian ini properti
Variabel selanjutnya adalah pendidikan, pendidikan juga terdiri atas tanah dan bangunan.
berpengaruh dalam pemilihan investasi seseorang, semakin Menurut Senduk (2004) emas adalah komoditi berharga
tinggi jenjang pendidikan formal individu maka akan yang dapat diterima di belahan dunia mana pun. Menurut
semakin tinggi juga toleransi terhadap resiko dalam Kusnandar (2010) investasi emas terbagi menjadi 3 macam,
berinvestasi. Pendidikan formal dalam penelitian tersebut investasi emas dalam bentuk perhiasaan, dalam bentuk koin
dibagi mulai dari SLTA, SMA, Diploma, S1, dan S2. Begitu dan dalam bentuk emas batangan, selain itu kenaikan harga
juga dengan variabel pendapatan, semakin tinggi pendapatan emas selama tahun 2000-2010 mencapai 400%, sehingga
seseorang maka akan semakin tinggi juga toleransi resiko emas banyak dijadikan pilihan investasi.
yang dimiliki. Dalam penelitian tersebut responden wanita Menurut Tandelilin (2010), yang termasuk dalam
dan pria dengan pendapatan di atas 30 juta rupiah per bulan finansial asset adalah deposito, obligasi dan saham. Bagi
memilih saham sebagai instrument investasinya. Berbanding investor yang memiliki pengetahuan investasi dan memiliki
terbalik dengan responden dengan tingkat pendapatan di keberanian dalam menanggung resiko, aktivitas investasi
bawah 10 juta rupiah yang cenderung memilih deposito mereka juga bisa mencakup investasi pada finansial asset
sebagai pilihan. lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option, dan
Menurut Green dan Cunningham (1970) istri yang futures.
memiliki kontribusi dalam pendapatan keluarga memiliki Menurut Siamat (2004), deposito merupakan instrument
pengaruh dalam pengambilan jenis investasi keluarga karena keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank dan dinyatakan
istri memiliki peran dalam pembiayaan keuangan keluarga. dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
Menurut Scanzoni (1977), istri yang memiliki kontribusi tertentu. Kelebihan dari deposito adalah suku bunga yang
dalam pendapatan rumah tangga, memiliki pengaruh yang lebih tinggi dari tabungan. Kekurangan dari deposito adalah
lebih besar dibandingkan dengan istri yang tidak memiliki tidak selikuid otabungan dikarenakan tidak dapat diambil
kontribusi dalam pendapatan rumah tangga. Menurut Fong sewaktu-waktu dan jika memang ingin di ambil maka akan
dan Kon (2004) keputusan finansial sendiri juga terdiri dari dikenakan penalti.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 73

Menurut (Bodie, Kane dan Marcus, 2003) obligasi


adalah penerbitan surat hutang yang dilakukan oleh pihak Variabel
penerbit dengan memberikan interest atau yang biasa Demografi
disebutkupon. Jadi obligasi adalah instrument hutang yang
1. Usia Pemilihan Jenis
berisi janji pihak penerbit untuk membayarkan sejumlah Investasi Keluarga
dana kepada pemilik obligasi padasss saat jatuh tempo dan 2. Pendidikan
membayar bunga sesuai dengan periode pembayaran
kuponnya. 3. Pendapatan
Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2003) saham
merupakan bukti presentase kepemilikan seseorang di dalam
suatu perusahaan, yang periode kepemilikannya bisa dalam Gambar 1. Kerangka Berpikir
jangka waktu pendek maupun panjang. Jika investor
memiliki saham mayoritas di suatu perusahaan maka Hipotesa Penelitian:
investor bisa memperoleh hak memilihdalam mempengaruhi 1. Terdapat hubungan antara variabel umur wanita bekerja
pengambilan keputusan perusahaan. Saham di kategorikan di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi keluarga.
ke dalam 2 jenis, yaitu common stock dan preferred stock. 2. Terdapat hubungan antaravariabel pendidikan wanita
Perbedaan kedua jenis saham di atas adalah preferred stock bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi
mendapatkan pembagian income setiap tahunnya, berbeda keluarga.
dengan pemegang commonstock yang tidak mendapatkan 3. Terdapat hubungan antara variabel pendapatan wanita
kepastian dalam pembagian income setiap tahunnya. bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi
Lewellen, Lease dan Schlarboum (1977), menyatakan keluarga.
bahwa dalam berinvestasi seorang investor akan dipengaruhi
oleh variabel usia, pendidikan dan pendapatan. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini range usia yang digunakan adalah Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
21-34 tahun, 35- 44 tahun, 45 - 54 tahun, dan di atas 54 deskriptif berusaha menjelaskan berbagai karakteristik data,
tahun. Range ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data
oleh Lewellen, Lease dan Scharbaun (1977). Menurut bervariasi dan sebagainya (Santoso, 2003). Penelitian
penelitian Lewellen, Lease dan Scharbaun (1977) bahwa ada deskriptif juga merupakan penelitian yang mengumpulkan
hubungan antara pemilihan jenis investasi seseorang dengan data untuk menguji pertanyaan penelitian atau hipotesis
usia. Semakin tua usia investor maka investor cenderung yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang.
memilih investasi rendah resiko. Sampel dari penelitian ini adalah Wanita bekerja yang sudah
Menurut Zhong dan Xiao (1995) terdapat hubungan berkeluarga. Keluarga wanita tersebut pernah melakukan
signifikan antara usia dan pengambilan keputusan dalam investasi emas, properti, deposito, saham, dan
investasi keluaraga. Evans (2004) menyatakan bahwa obligasi.Keputusan jenis investasi keluarga ditentukan oleh
investor dengan usia dibawah 30 tahun memiliki toleransi istri, wanita berusia minimal 21 tahun
risiko lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang Wanita dengan tingkat pendidikan minimal S1. Pengujian
berusia di atas 30 tahun. Yoo (1994) semakin tua usia dalam penelitian ini menggunakan uji crosstabulation dan
seseorang maka lebih senang berinvestasi di obligasi yang uji chi-square. Dasar pengambilan keputusan: jika p-value
dikeluarkan oleh pemerintah, penelitian tersebut <alpha (0,05)(lebih kecil dari alpha), maka tolak H0, jika p-
mengelompok usia berdasarkan range usia dari usia 25 - 34 value >alpha (0,05) (lebih besar dari alpha), maka terima
tahun, 35 - 44 tahun, dan 45 - 54 tahun. Semakin tua usia H0.
mereka maka pilihan investasi mereka adalah investasi yang
beresiko rendah. 4. ANALISA DANPEMBAHASAN
Menurut Lewellen, Lease & Schlarbaum (1977), individu Pada penelitian ini karakteristik responden wanita yang
dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih tertarik dengan digunakan usia, pendidikan formal terakhir, dan pendapatan
investasi pasar modal, dikarenakan mereka memiliki tingkat tiap bulan. Karakteristik tersebut disajikan pada tabel-tabel
pengertian risiko yang lebih tinggi. Bhandari dan Deaves di bawah ini:
Table 1. Usia
(2005), seorang individu dengan pendidikan yang tinggi
akan memiliki toleransi risiko yang tinggi juga. Teori ini Usia Jumlah Presentase
Koresponden
sama de ngan teori dari Lewellen, Lease & Schlarbaum
21-34 tahun 10 32,3
(1977) yaitu tingkat pendidikan dalam investasi memiliki
35-44 tahun 9 29
hubungan dengan tingkat toleransi risiko, semakin rendah
45-54 tahun 6 19,4
pendidikan maka semakin rendah juga dengan toleransi
di atas 54 6 19,4
risiko yang di miliki.
Total 31 100
Menurut Lutfi (2009) individu yang memiliki pendapatan
di atas 30 juta perbulan cenderung memilih investasi saham.
Berdasarkan dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa
Berbeda dengan responden dengan pendapatan 10 juta
responden yang berusia 21–34 tahun berjumlah 10 orang
perbulan lebih banyak yang berinvestasi di deposito dan
(32,3%), responden yang berusia 35–44 tahun berjumlah 9
emas.
orang (29%), responden yang berusia 45–54 tahun
Penelitian ini menggunakan range pendapatan yang sama
berjumlah 6 orang (19,4%), dan terakhir responden yang
dengan range pendapatan dalam penelitian Lutfi (2009)
berusia diatas 54 tahun berjumlah 6 orang (19,4%).
yaitu di bawah 10 juta, 10 juta – 20 juta, 21 juta – 30 juta,
dan di atas 30 juta rupiah.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 74

Tabel 2. Pendidikan
Pendidikan Jumlah Koresponden Presentase Dari hasil crosstab pada tabel 5 dapat dilihat bahwa
S1 19 61,3 bedasarkan pendidikan, responden dengan tingkat
S2 7 22,6 pendidikan S1, paling banyak berinvestasi pada emas
S3 5 16,1 sebanyak 7 orang. Pada responden dengan tingkat
Total 31 100 pendidikan S2 paling banyak berinvestasi pada emas, yaitu 5
orang sedangkan responden dengan tingkat pendidikan S3
Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat paling banyak berinvestasi di properti, Sehingga dapat
pendidikan terakhir S1 berjumlah 19 orang (61,3%), disimpulkan semakin tinggi pendidikan formal seorang
responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S2 wanita belum tentu memiliki tingkat toleransi risiko yang
berjumlah 7 orang (25%), dan responden yang memiliki tinggi juga.
tingkat pendidikan terakhir S3 berjumlah 5 orang (16,1%).
Tabel 6. Pendapatan Terhadap pemilihan jenis Investasi
Tabel 3. Pendapatan
Pendapatan/bulan Jumlah Koresponden Presentase
di bawah 10 juta Rupiah 12 38,7
10juta-20 juta Rupiah 5 16,1
21juta-30 juta Rupiah 11 35,5
di atas 30 juta Rupiah 3 9,7
Total 31 100

Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan


perbulan di bawah 10 juta rupiahberjumlah 12 orang
(38,7%), responden yang memiliki pendapatan perbulan 10 Hasil crosstab di atas dapat dilihat bahwa responden
juta sampai dengan 20 juta rupiahberjumlah 5 orang yang memiliki pendapatan perbulan di baw ah 10 juta
(16,1%), responden yang memiliki pendapatan perbulan 21 Rupiah yang telah berinvestasi di Emas adalah 7 orang.
juta sampai dengan 30 juta rupiah berjumlah 11 orang Responden yang memiliki pendapatan perbulan 10 juta–20
(35,5%), dan responden yang memiliki pendapatan perbulan juta Rupiah yang telah berinvestasi di properti berjumlah 2
di atas 30 juta rupiah berjumlah 3 orang (9,7%), orang, di emas 2 orang ,dan 1 orang yang berinvestasi di
obligasi. Responden yang memiliki pendapatan perbulan 21
Analisa Crosstab juta–30 juta Rupiah paling banyak berinvestasi di emas
berjumlah 5 orang. Dan terakhir responden yang memiliki
Tabel 4. Usia TerhadapJenis Investasi pendapatan perbulan lebih dari 30 juta Rupiah paling
banyak berinvetasi di propertim deposito dan saham.

Analisa uji Chi-Square


Pada bagian ini akan ditunjukkan penggunaan
hipotesis uji Chi-Square dengan melihat nilai
signifikansinya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima
dan sebaliknya. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS
20 untuk masing-masing variabel, maka diperoleh data
Dari hasil crosstab di atas dapat dilihat bahwa bedasarkan sebagai berikut:
usia, responden yang berusia 21–34 tahun yang telah
berinvestasi di emas berjumlah delapan orang, yang Tabel 7 Tabel Chi-Square Demografi dan Pemilihan Jenis Invetasi
berinvestasi di properti berjumlah dua orang. Responden Variabel Demografi Chi-Square <0,05
yang berusia 35-44 tahun yang memiliki investasi emas Usia*Investasi 0.000 H0 Ditolak
berjumlah tiga orang, yang berinvestasi di properti adalah Pendidikan * Investasi 0.560 H0 Diterima
enam orang, tidak ada responden yang berinvestasi di Pendapatan*Investasi 0.499 H0 Diterima
saham. Responden yang berusia 45–54 tahun yang telah
berinvestasi di emas adalah dua orang, yang berinvestasi di Dari hasil uji chi-square di atas dapat disimpulkan
properti adalah satu orang, yang telah berinvestasi di saham bahwa variabel usia memiliki hubungan dalam pemilihan
berjumlah tiga orang, dan tidak ada yang berinvestasi di jenis investasi keluarga. Variabel pendidikan dan
obligasi dan deposito. Responden yang berusia di atas 54 pendapatan memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05
tahun yang ingin invetasi di emas berjumlah satu orang, sehingga dapat disimpulkan tidak memiliki hubungan
yang telah berinvestasi di saham berjumlah dua orang, yang dengan pemilihan jenis investasi keluarga.
telah berinvestasi di obligasi berjumlah dua orang, dan yang
telah berinvestasi di deposito berjumlah satu orang. Hipotesis
H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor
Tabel 5. Pendidikan Terhadap Terhadap Jenis Investasi demografi (usia,pendidikan, dan pendapatan) wanita
bekerja dalampemilihan jenis investasi keluarga wanita
bekerja di Surabaya
H1: Terdapat hubungan signifikan antara faktor demografi
(usia,pendidikan, dan pendapatan) wanita bekerja
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 75

dalampemilihan jenis investasi keluarga wanita bekerja di Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian
Surabaya Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kieso,E.D, Weygandt, J.J, dan Warfield. 2011. Financial
Accounting , Volume 1 , IFRS Edition, 2nd Edition
Berdasarkan pengolahan data kuisioner yang telah
dibagikan kepada 31 orang responden untuk mengetahui Kusnandar, R. 2010. Cara Cerdas Berkebun Emas”. Jakarta:
hubungan faktor demografi wanita bekerja di Surabaya Transmedia
dalam pemilihan jenis investasi keluarga, maka dapat
disimpulkan bahwa : Lewellen, Wilbur, Ronald C Lease and Gary G. Schlarbaum. 1977.
1. . Terdapat hubungan signifikan antara variabel usia “Pattern of Investment Strategy and Behavior among Individual
terhadap jenis investasi keluarga wanita bekerja di Investors”. TheJournal of Business : 296 – 332
Surabaya
2. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel Lutfi, 2009, “the relationship between demographic factors and
Investment decision in Surabaya”
tingkat pendidikan terhadap jenis investasi keluarga
wanita bekerja di Surabaya McInish,T. H., Ramaswani, S.N.& Srivastava, R.K. 1993. Do more
3. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel risk-averse investor have lower net worth an income
pendapatan terhadap jenis investasi keluarga wanita
bekerja di Surabaya Riley, W., and K.V. Chow. 1992. “Asset Allocation and Individual
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti Risk Aversion”. Finansial Analysts Journal, Vol. 48, No. 6 : 32 –
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya: Peneliti 37
selanjutnya dapat menggunakan variabel selain variabel
demografi seperti psikologi investor dan risk behavior.Dapat Riley (1992) “Individual Asset Allocation and Indicators Of
Perceived Client Risk Tolerance”
menggunakan variabel lain seperti tingkat pengetahuan
investor terhadapat instrument investasi. Memasukan Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi berbagai masalah statistic
pertanyaan tambahan mengenai sumber dana yang di dengan SPSS
gunakan untuk berinvestasi.Dapat menyertakan faktor
demografi suami dalam penelitian Scanzoni, K. 1977. “changing sex roles and directions in family
decision making”, Journal of consumer Research, Vol. 3,
DAFTAR PUSTAKA December, pp. 185
Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2010), perkembangan ekonomi
Kota Surabaya. http://jatim.bps.go.id/e-pub/2012/jtda2012/. 1 Schooley, D. K. & Worden,D.D. 1996. Risk difference in home
Desember 2013 ownership and home equity among preretirement-aged households.

Badana Pusat Statistik Jawa Timur, Jawa Timur Dalam Angka, Sekaran, Uma, 2006. ”Research Methods For Business” Buku 1,
2010 Edisi ke-4, Salemba Empat. Jakarta.

Barber, B., & Odean, T. (2001). “Boys Will Be Boys : Gender,


Overconvidence, and Common Stock Investment”. The Quarterly Senduk, Safir. 2004. Mencari Pendapatan Tambahan. Jakarta: PT.
Journalof Economics. Elex Media Komputindo

Bhandari, G. and Deaves, R. 2005. “The Demographics of Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan ( Edisi ke
Overconfidence”. The Journal of Behavioral Finance. Vol. 7 empat ed.). Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi Indonesia
No.1:5 – 11
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa
Bodie, Z., A. Kane and A.J. Marcus. 2003. Investment sixth Depdiknas.
edition.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian administrasi (11th ed).
Cooper, D. R., Emory, William, C. 1996. Metode penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Erlangga.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi.
Dwi Yusuf Bakhtiar. 2008. “Hubungan Antara Karakteristik Yogyakarta: Kanisius
Demografi, Perilaku Pemodal, Jenis Investasi, dan Besarnya Dana
yang Diinvestasikan”. Skripsi Sarjana. STIE Perbanas Surabaya Utaminingsih, Alifiulahtin. 2010. Sosiologi Keluarga.
Malang:FISIP UB
Evans, Jeffrey. 2004. “Wealthy Investor Attitudes, Expectations,
and Behaviors toward Risk and Returns”, Journal of Wealth Yoo, Peter S., 1994, “Age Distributons and Returns of Finansial
Management Assets”, Federal Reserve Bank of St. Louis working paper 94-002B

Fong.W.M dan Koh.B, 2003. Personal financial planning, Zhong, L. dan Xiao, J. 1995, Determinants of family bond and
Singapore: Prentice Hall stock holding. Financial Counseling and Planning

Green, R.T. dan Cunningham, I.C.M. 1970. “Employment Status,


Feminim Role Perception and Family Purchasing Decision”.
Journal of Business Reseacrh

Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra


Pelajar

Anda mungkin juga menyukai