1, (2014) 71-75 71
demografi terhadap pola investasi di instrumen saham keputusan dalam berinvestasi dan keputusan dalam
dengan responden pria dan wanita. Dalam penelitian pendanaan.
tersebut usia wanita dibagi menjadi 4 kategori yaitu dibawah
45 tahun, 45-54 tahun, 55-64 tahun, dan di atas 65 tahun. 2. TEORI PENUNJANG
Semakin tua usia wanita tersebut maka semakin kurang Investasi adalah suatu tindakan membeli asset saat ini untuk
peduli terhadap hasil investasi di saham. Selain itu usia memperoleh keuntungan di masa mendatang (Bodie, Kane
merupakan variabel dominan demografi dalam pengambilan dan Marcus, 2003). Dalam berinvestasi investor tidak dapat
jenis investasi. Variabel pendidikan di dalam penelitian memprediksi dengan pasti tingkat keuntungan yang akan
tersebut adalah pengetahuan responden dalam diperolehnya di masa depan, semakin tinggi risiko investasi
instrumensaham, jika responden mengerti cara menganalisa seseorang maka semakin tinggi juga peluang mendapatkan
saham secara fundamental maupun technical maka return yang tinggi juga. Hal ini menjadi dasar dalam ilmu
responden tersebut lebih sering berinvestasi saham. Variabel investasi high risk high return.
selanjutnya adalah pendapatan, dalam penelitian tersebut Menurut Tandelilin (2010), ada beberapa alasan
pendapatan keluarga terbagi menjadi 4 kategori yaitu family seseorang melakukan investasi, yaitu mendapatkan
income di bawah $15.000, $15.000-24.000, $25.000- kehidupan yang lebih layak di masa datang berdasarkan
$49.999 dan diatas $50.000 pertahun. Semakin tinggi hasil return yang dihadapkan. Mengurangi tekanan inflasi,
pendapatan keluarga bekerja maka akan semakin sering juga karena dengan melakukan investasi jumlah uang yang
melakukan investasi di saham. beredar dipindahkan ke instrument-instrument investasi.
Penelitian tentang faktor demografi terhadap Dorongan untuk menghemat pajak, karena dengan
pengambilan jenis investasi keluarga juga pernah dilakukan berinvestasi jumlah pendapatan kita yang dikenakan pajak
oleh Lutfi (2009). Penelitian tersebut dilakukan di kota semakin sedikit.
Surabaya Menurut penelitian dari Lutfi (2009) yang Terdapat dua jenis investasi yaitu real asset dan finansial
dilakukan di Kota Surabaya tersebut variabel demografi asset (Bodie, Kane dan Marcus, 2003). Real asset adalah
meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan asset yang dapat dirasakan dan disentuh secara fisik,
keluarga dengan responden pria dan wanita. Investor wanita contohnya pembelian emas, tanah, bangunan, dan mesin.
di Surabaya secara umum cenderung masih konservatif Finansial asset adalah asset yang tidak dapat dirasakan dan
dikarenakan responden dalam penelitian tersebut lebih disentuh secara fisik, contohnya pembelian obligasi dan
banyak memilih instrumen deposito daripada pilihan saham pembelian saham suatu perusahaan.
dan aset riil. Sebanyak 64% responden wanita memilih Investasi di sektor ini dilakukan pada aktiva yang bisa
investasi di instrumen deposito, 20% memiliki investasi di terlihat (tangible asset) dan dapat diukur secara jelas,
saham dan 16% yang memilih investasi di aset riil. Usia misalnya investasi dengan membeli tanah, emas dan
dalam penelitian tersebut membagi menjadi 3 kategori bangunan. Selain itu pembangunan pabrik, pembukaan
dibawah 25 tahun, 25-40 tahun dan diatas 40 tahun. lahan serta pertambangan juga termasuk dapat
Semakin tua usia responden maka pilihan investasinya juga dikategorikan dalam investasi di real asset.
akan mengarah kepada instrumen investasi yang berisiko Menurut Senduk (2004) adalah hak untuk memiliki
rendah. Di dalam penelitian tersebut 66,7% responden yang sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada
berusia di bawah 25 tahun memilih investasi di saham dan di.dalamnya sehingga menjadi sebuah asset. Keuntungan
33,3% memiliki investasi di aset riil. Hal ini berbanding dalam berinvestasi di bidang properti dapat memperoleh
terbalik dengan responden yang berusia di atas 40 tahun, income dengan cara menyewakan properti atau menjual
sebanyak 60% dari total responden memilih berinvestasi di properti yang dimiliki dengan harga yang lebih tinggi
deposito dan hanya 12,5% yang memilih investasi di saham. dibandingkan saat membeli. Dalam penelitian ini properti
Variabel selanjutnya adalah pendidikan, pendidikan juga terdiri atas tanah dan bangunan.
berpengaruh dalam pemilihan investasi seseorang, semakin Menurut Senduk (2004) emas adalah komoditi berharga
tinggi jenjang pendidikan formal individu maka akan yang dapat diterima di belahan dunia mana pun. Menurut
semakin tinggi juga toleransi terhadap resiko dalam Kusnandar (2010) investasi emas terbagi menjadi 3 macam,
berinvestasi. Pendidikan formal dalam penelitian tersebut investasi emas dalam bentuk perhiasaan, dalam bentuk koin
dibagi mulai dari SLTA, SMA, Diploma, S1, dan S2. Begitu dan dalam bentuk emas batangan, selain itu kenaikan harga
juga dengan variabel pendapatan, semakin tinggi pendapatan emas selama tahun 2000-2010 mencapai 400%, sehingga
seseorang maka akan semakin tinggi juga toleransi resiko emas banyak dijadikan pilihan investasi.
yang dimiliki. Dalam penelitian tersebut responden wanita Menurut Tandelilin (2010), yang termasuk dalam
dan pria dengan pendapatan di atas 30 juta rupiah per bulan finansial asset adalah deposito, obligasi dan saham. Bagi
memilih saham sebagai instrument investasinya. Berbanding investor yang memiliki pengetahuan investasi dan memiliki
terbalik dengan responden dengan tingkat pendapatan di keberanian dalam menanggung resiko, aktivitas investasi
bawah 10 juta rupiah yang cenderung memilih deposito mereka juga bisa mencakup investasi pada finansial asset
sebagai pilihan. lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option, dan
Menurut Green dan Cunningham (1970) istri yang futures.
memiliki kontribusi dalam pendapatan keluarga memiliki Menurut Siamat (2004), deposito merupakan instrument
pengaruh dalam pengambilan jenis investasi keluarga karena keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank dan dinyatakan
istri memiliki peran dalam pembiayaan keuangan keluarga. dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
Menurut Scanzoni (1977), istri yang memiliki kontribusi tertentu. Kelebihan dari deposito adalah suku bunga yang
dalam pendapatan rumah tangga, memiliki pengaruh yang lebih tinggi dari tabungan. Kekurangan dari deposito adalah
lebih besar dibandingkan dengan istri yang tidak memiliki tidak selikuid otabungan dikarenakan tidak dapat diambil
kontribusi dalam pendapatan rumah tangga. Menurut Fong sewaktu-waktu dan jika memang ingin di ambil maka akan
dan Kon (2004) keputusan finansial sendiri juga terdiri dari dikenakan penalti.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 73
Tabel 2. Pendidikan
Pendidikan Jumlah Koresponden Presentase Dari hasil crosstab pada tabel 5 dapat dilihat bahwa
S1 19 61,3 bedasarkan pendidikan, responden dengan tingkat
S2 7 22,6 pendidikan S1, paling banyak berinvestasi pada emas
S3 5 16,1 sebanyak 7 orang. Pada responden dengan tingkat
Total 31 100 pendidikan S2 paling banyak berinvestasi pada emas, yaitu 5
orang sedangkan responden dengan tingkat pendidikan S3
Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat paling banyak berinvestasi di properti, Sehingga dapat
pendidikan terakhir S1 berjumlah 19 orang (61,3%), disimpulkan semakin tinggi pendidikan formal seorang
responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S2 wanita belum tentu memiliki tingkat toleransi risiko yang
berjumlah 7 orang (25%), dan responden yang memiliki tinggi juga.
tingkat pendidikan terakhir S3 berjumlah 5 orang (16,1%).
Tabel 6. Pendapatan Terhadap pemilihan jenis Investasi
Tabel 3. Pendapatan
Pendapatan/bulan Jumlah Koresponden Presentase
di bawah 10 juta Rupiah 12 38,7
10juta-20 juta Rupiah 5 16,1
21juta-30 juta Rupiah 11 35,5
di atas 30 juta Rupiah 3 9,7
Total 31 100
dalampemilihan jenis investasi keluarga wanita bekerja di Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian
Surabaya Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kieso,E.D, Weygandt, J.J, dan Warfield. 2011. Financial
Accounting , Volume 1 , IFRS Edition, 2nd Edition
Berdasarkan pengolahan data kuisioner yang telah
dibagikan kepada 31 orang responden untuk mengetahui Kusnandar, R. 2010. Cara Cerdas Berkebun Emas”. Jakarta:
hubungan faktor demografi wanita bekerja di Surabaya Transmedia
dalam pemilihan jenis investasi keluarga, maka dapat
disimpulkan bahwa : Lewellen, Wilbur, Ronald C Lease and Gary G. Schlarbaum. 1977.
1. . Terdapat hubungan signifikan antara variabel usia “Pattern of Investment Strategy and Behavior among Individual
terhadap jenis investasi keluarga wanita bekerja di Investors”. TheJournal of Business : 296 – 332
Surabaya
2. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel Lutfi, 2009, “the relationship between demographic factors and
Investment decision in Surabaya”
tingkat pendidikan terhadap jenis investasi keluarga
wanita bekerja di Surabaya McInish,T. H., Ramaswani, S.N.& Srivastava, R.K. 1993. Do more
3. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel risk-averse investor have lower net worth an income
pendapatan terhadap jenis investasi keluarga wanita
bekerja di Surabaya Riley, W., and K.V. Chow. 1992. “Asset Allocation and Individual
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti Risk Aversion”. Finansial Analysts Journal, Vol. 48, No. 6 : 32 –
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya: Peneliti 37
selanjutnya dapat menggunakan variabel selain variabel
demografi seperti psikologi investor dan risk behavior.Dapat Riley (1992) “Individual Asset Allocation and Indicators Of
Perceived Client Risk Tolerance”
menggunakan variabel lain seperti tingkat pengetahuan
investor terhadapat instrument investasi. Memasukan Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi berbagai masalah statistic
pertanyaan tambahan mengenai sumber dana yang di dengan SPSS
gunakan untuk berinvestasi.Dapat menyertakan faktor
demografi suami dalam penelitian Scanzoni, K. 1977. “changing sex roles and directions in family
decision making”, Journal of consumer Research, Vol. 3,
DAFTAR PUSTAKA December, pp. 185
Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2010), perkembangan ekonomi
Kota Surabaya. http://jatim.bps.go.id/e-pub/2012/jtda2012/. 1 Schooley, D. K. & Worden,D.D. 1996. Risk difference in home
Desember 2013 ownership and home equity among preretirement-aged households.
Badana Pusat Statistik Jawa Timur, Jawa Timur Dalam Angka, Sekaran, Uma, 2006. ”Research Methods For Business” Buku 1,
2010 Edisi ke-4, Salemba Empat. Jakarta.
Bhandari, G. and Deaves, R. 2005. “The Demographics of Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan ( Edisi ke
Overconfidence”. The Journal of Behavioral Finance. Vol. 7 empat ed.). Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi Indonesia
No.1:5 – 11
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa
Bodie, Z., A. Kane and A.J. Marcus. 2003. Investment sixth Depdiknas.
edition.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian administrasi (11th ed).
Cooper, D. R., Emory, William, C. 1996. Metode penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Erlangga.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi.
Dwi Yusuf Bakhtiar. 2008. “Hubungan Antara Karakteristik Yogyakarta: Kanisius
Demografi, Perilaku Pemodal, Jenis Investasi, dan Besarnya Dana
yang Diinvestasikan”. Skripsi Sarjana. STIE Perbanas Surabaya Utaminingsih, Alifiulahtin. 2010. Sosiologi Keluarga.
Malang:FISIP UB
Evans, Jeffrey. 2004. “Wealthy Investor Attitudes, Expectations,
and Behaviors toward Risk and Returns”, Journal of Wealth Yoo, Peter S., 1994, “Age Distributons and Returns of Finansial
Management Assets”, Federal Reserve Bank of St. Louis working paper 94-002B
Fong.W.M dan Koh.B, 2003. Personal financial planning, Zhong, L. dan Xiao, J. 1995, Determinants of family bond and
Singapore: Prentice Hall stock holding. Financial Counseling and Planning